# Arisan Bodong Keluarga Bab 84 ( Sidang Perceraian Kedua ) Hari ini adalah jadwal sidang kedua untuk perceraian Novia dan Diki. Seperti sidang sebelumnya Diki mengambil cuti untuk mengikuti sidang tersebut. Dia masih berusaha mempertahankan rumah tangganya, walau dia sudah menjatuhkan talak tempo hari pada Novia. Diki sengaja bangun terlambat karena dia berangkat ke pengadilan agama sekitar jam 9 pagi. " Ki kamu gak kerja hari ini, kok belum siap siap? " tanya Bu Murni. " Gak Mah hari ini kan sidang keduaku. Aku mau datang lagi kesana, aku tetap tidak mau berpisah dengan Novia " " Halaaahh Ki kamu tuh udah tahu si Novia gak mau, gak punya harga diri banget sih kamu. Kamu juga kenapa gak bilang dari kemarin kalau mau sidang hari ini? " " Mah gak boleh gitu, harusnya Amah dukung Diki, bukannya nyuruh nyuruh cerai " Pak Imam baru datang dari kamar ikut menimpali obrolan mereka. " Ngobrol sama Ayah percuma, Novia kan mantu kesayangan Ayah Gak ada cacatnya bagus saja semuanya
# Arisan bodong Keluarga Bab 85 ( Cari Perkara ) Tiba di halaman parkir pengadilan agama Diki dan pasukannya langsung turun. " Kita disini dulu ya Ki jangan langsung masuk " pinta Bu Murni. " Ngapain Mah bukannya lebih bagus kalau kita langsung masuk saja, disini kan panas " " Ada yang lagi kita tungguin " tambah Bu Murni singkat. " Emang apaan sih daritadi kalian aneh banget bikin malas. Lagian ya kalian itu cuma ganggu saja " Karena kesal Diki berniat langsung pergi dia ingin segera masuk ke dalam. Namun baru beberapa langkah Bu Murni langsung menariknya. " Itu orang yang kita tunggu sudah datang " ucap Bu Murni menahan Diki. " Wah dia sendirian bagus lah kita bisa bikin dia kena mental " ucap Ayu. Diki yang melihat Novia berjalan sendirian langsung firasatnya tak enak apalagi mendengar ucapan Ayu. " Maksud kamu apa Yu Novia sendiri? dasar mental pengecut aku rasa kamu yang tak bernyali " Ayu langsung tersentak mendengar ucapan Diki, dari ucapan Ayu memang terlihat
# Arisan Bodong Keluarga Bab 86 ( Keributan Di Tempat Parkir ) Novia terus berjalan menuju ke tempat Adrian menunggu, sebelum jaraknya dekat Novia sengaja melihat ke arah Nuri, dia masih penasaran dengan reaksi kedua orang itu saat bertemu tadi. Nuri terlihat sedang memandang Adrian walau terlihat curi curi. Sedangkan Adrian seperti tidak peduli dia sibuk dengan ponselnya. Setelah dekat Novia sekilas melihat ponsel Adrian yang ternyata sedang main game " Kayak anak kecil saja main game anteng banget " Adrian kaget tiba tiba mendengar suara Novia sudah ada disampingnya " Hehee sekali kali saja, kamu udah beres? kemana pengacara kamu? " " Sudah, tadi aku sudah pamit buat pulang duluan. Mungkin dia juga lagi ngurus kliennya yang lain sekarang " " Oh ya sudah kita pulang sekarang atau mau kemana dulu? " tanya Adrian. " Kita pulang saja aku gak enak sama mereka, ntar mereka mikir yang enggak enggak. Aku cuma gak mau masalah karena mau gimana pun aku masih istri Mas Diki " paparnya
# Arisan Bodong Keluarga Bab 87 ( Masih Di Lapang Parkir ) " Hahhh gono gini? " Novia dibuat heran dengan perkataan calon mertuanya itu. " Iya gono gini bukannya hal yang lumrah kalau suami istri bercerai harus membagi harta gono gininya " jawab Bu Murni. Karena suara Bu Murni yang keras, orang orang di sekitaran mulai memperhatikan mereka. Bahkan ada yang berbisik bisik membicarakan mereka. " Bagus lah Mbak, Amah bicara kencang seperti itu biar si Novia malu " Ayu berbisik di telinga Cantika. Dibalas dengan seringaian Cantika. " Iya kamu jangan serakah menikmati hasil kerja Mas Diki enak banget hidupmu " setelah mendapat bisikan Ayu, Cantika ikut memanasi Amah dia juga ingin membuat Novia malu di depan banyak orang. " Bener yang Cantika bilang, seenaknya kamu meminta cerai membawa hasil kerja keras Diki " tambah Bu Murni. " Begitu ya Mah? emang apa sih yang udah Mas Diki belikan buat aku selama kami menikah? " tanya Novia bahkan suara Novia tak kalah kencangnya. " Baiklah M
# Arisan Bodong Keluarga Bab 88 ( Kalah Perang ) Melihat Novia pergi bersama Adrian hati Diki terasa panas membara, ingin rasanya marah tapi dia sadar sudah tak berhak marah. Walaupun belum sah secara hukum, tapi Novia sudah sah secara agama di talak olehnya. Melihat sikap Novia pun Diki mulai yakin kemungkinan rujuk sudah sangat kecil. Untuk saat ini pasti sudah tidak mungkin karena suasana hati Novia benar benar kacau. Entah nanti pikirnya, semoga Allah masih menggariskan jodoh untuk kembali bersama Novia. " Hehhh Ki kamu ngapain melamun gak malu kamu banyak orang ngelihatin. Ayo kita buru buru masuk ke mobil " ajak Bu Murni. " Ayo ayo buruan aku malu, mereka lihatin kita segitunya kayak orang paling hina saja " timpal Cantika sedikit emosi. Mereka langsung bergegas masuk mobil milik Nuri. Ketika mobil mereka melintas orang yang tadi melihat mereka ribut dengan Novia langsung menyoraki. " Huhuuuu " " Dasar udik " ucap Cantika tapi dia tak berani menampakan wajahnya kelua
# Arisan Bodong Keluarga Bab 89 ( Mencari Tahu ) Setelah Diki menurunkan keluarganya dia segera melajukan kembali mobil yang di bawanya. Kini hanya ada Diki dan Nuri dalam mobil mereka sibuk dengan pikiran masing masing. " Mas kita mau jalan kemana " Nuri memecah keheningan diantara mereka. Diki yang sedang melamun sedikit tersentak karena kaget. Dia sendiri tak tahu mau pergi kemana. " Kamu maunya kemana? " bukan memberi jawaban Diki malah balik bertanya pada Nuri. " Ih Mas Diki aku nanya kok malah nanya balik sih. Gimana Mas Diki saja deh aku ngikut " jawab Nuri malu malu. " Ya sudah kita ke cafe yang di depan saja ya " ajak Diki pada Nuri. Karena Diki sebenarnya malas berduaan dengan Nuri kalau bukan karena punya misi khusus makanya dia memilih tempat yang dekat. " Loh kok disini Mas? ini kan deket ini sih bukan jalan jalan namanya " rajuk Nuri pada Diki. " Ah nyesel tadi aku gak bilang pengen kemana " Nuri membatin. " Tadi kan kamu bilang ngikut saja mau kemana juga "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 90 ( Tentang Nuri ) " Gak ada, dia bukan temanku. Tapi teman Nayra adikku, dan dia pernah terlibat masalah dengan Nayra " " Nayra? " Novia langsung mengingat adik perempuan Adrian. Dia pernah beberapa kali bertemu baik sengaja atau pun tidak sengaja. Adrian merupakan dua bersaudara. Dia anak sulung, adiknya tiga tahun lebih muda darinya. " Ah ya aku ingat, bagaimana kabarnya sekarang, apa dia sudah menikah? " Novia langsung menanyakan kabar adik Adrian. Dulu mereka sempat mengenal karena Nayra sering mencari kabar pada Novia apabila mereka sedang bersama. Adrian sering menon aktifkan ponselnya dengan alasan tak mau diganggu. " Ya Nayra sehat, dia sudah memiliki anak balita " " Sampaikan salamku padanya, kalau misal memungkinkan aku ingin berjumpa dengannya " Adrian tersenyum " Tentu saja nanti akan aku sampaikan salammu padanya " " Lalu apa hubungannya Nuri dengan Nayra? " tanyanya penasaran. Adrian menatap Novia lekat seperti enggan bercerit
# Arisan Bodong Keluarga Bab 91 ( Gagal )Setelah sidang perceraian kedua, Novia tinggal menunggu sidang untuk ketuk palu yang berarti dia akan resmi menjadi janda. Dia sudah pasrah dan menerima bila itu memang yang terbaik untuknya dan anak anaknya.Kejadian di pengadilan di ceritakannya pada Manda, dari awal kejadian sampai pulang. Manda tak bisa berhenti tertawa, dia pun sangat senang adiknya bisa lebih tegas menghadapi calon mantan suami dan keluarganya.Tidak semua hal Novia ceritakan, terutama pembicaraan di mobil tentang permintaan Adrian untuk menerimanya bila masa idah nanti telah usai.Namun cerita tentang Nuri disampaikan oleh Novia, mendengar cerita Nuri yang begitu ' dramatis membuat Manda menganga.Karena menurut penglihatan Manda dari beberapa kali pertemuan tak di sengaja pada acara acara kegiatan komplek perumahannya Nuri seperti kurang bisa mengontrol emosi.Untung saja ibunya selalu mendampingi dan jadi penengah bahkan penyeimbang Nuri.Setelah Manda mengetahui kea
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling