# Arisan Bodong Keluarga Bab 83 ( Akhirnya Ada Kucuran Dana ) " Sudah sudah Amah gak mau anak anak Amah ribut seperti ini, jadi mau kalian apa? " " Mau di pinjami modal! " Kompak mereka bertiga berucap sambil melihat ke arah Bu Murni. Bu Murni mengernyitkan keningnya heran dengan anak menantunya sekompak itu " Kalian sengaja ya ribut biar dikasih modal? " " Gak kok Mah soal modal memang iya kami udah rundingan tapi soal jatah bulanan aku serius, kalau Amah masih ngasih dia aku bakal stop jatah buat Amah " Cantika keukeuh dengan maksudnya. Cantika merasa kesal karena.dia harus menyisihkan uang belanjanya untuk diberikan pada Ibunya, sementara malah adiknya yang menikmati bersama anak istrinya setiap hari. Cantika bukan berniat perhitungan hanya saja dia merasa perlakuan Ibunya tak adil, dia juga ingin memberi pelajaran pada adiknya agar bisa lebih mandiri. " Amah kan tahu gaji Mas Robi berapa rasanya mustahil kalau harus ngandelin dari gajinya saja. Makanya Mah aku setuju sa
# Arisan Bodong Keluarga Bab 84 ( Sidang Perceraian Kedua ) Hari ini adalah jadwal sidang kedua untuk perceraian Novia dan Diki. Seperti sidang sebelumnya Diki mengambil cuti untuk mengikuti sidang tersebut. Dia masih berusaha mempertahankan rumah tangganya, walau dia sudah menjatuhkan talak tempo hari pada Novia. Diki sengaja bangun terlambat karena dia berangkat ke pengadilan agama sekitar jam 9 pagi. " Ki kamu gak kerja hari ini, kok belum siap siap? " tanya Bu Murni. " Gak Mah hari ini kan sidang keduaku. Aku mau datang lagi kesana, aku tetap tidak mau berpisah dengan Novia " " Halaaahh Ki kamu tuh udah tahu si Novia gak mau, gak punya harga diri banget sih kamu. Kamu juga kenapa gak bilang dari kemarin kalau mau sidang hari ini? " " Mah gak boleh gitu, harusnya Amah dukung Diki, bukannya nyuruh nyuruh cerai " Pak Imam baru datang dari kamar ikut menimpali obrolan mereka. " Ngobrol sama Ayah percuma, Novia kan mantu kesayangan Ayah Gak ada cacatnya bagus saja semuanya
# Arisan bodong Keluarga Bab 85 ( Cari Perkara ) Tiba di halaman parkir pengadilan agama Diki dan pasukannya langsung turun. " Kita disini dulu ya Ki jangan langsung masuk " pinta Bu Murni. " Ngapain Mah bukannya lebih bagus kalau kita langsung masuk saja, disini kan panas " " Ada yang lagi kita tungguin " tambah Bu Murni singkat. " Emang apaan sih daritadi kalian aneh banget bikin malas. Lagian ya kalian itu cuma ganggu saja " Karena kesal Diki berniat langsung pergi dia ingin segera masuk ke dalam. Namun baru beberapa langkah Bu Murni langsung menariknya. " Itu orang yang kita tunggu sudah datang " ucap Bu Murni menahan Diki. " Wah dia sendirian bagus lah kita bisa bikin dia kena mental " ucap Ayu. Diki yang melihat Novia berjalan sendirian langsung firasatnya tak enak apalagi mendengar ucapan Ayu. " Maksud kamu apa Yu Novia sendiri? dasar mental pengecut aku rasa kamu yang tak bernyali " Ayu langsung tersentak mendengar ucapan Diki, dari ucapan Ayu memang terlihat
# Arisan Bodong Keluarga Bab 86 ( Keributan Di Tempat Parkir ) Novia terus berjalan menuju ke tempat Adrian menunggu, sebelum jaraknya dekat Novia sengaja melihat ke arah Nuri, dia masih penasaran dengan reaksi kedua orang itu saat bertemu tadi. Nuri terlihat sedang memandang Adrian walau terlihat curi curi. Sedangkan Adrian seperti tidak peduli dia sibuk dengan ponselnya. Setelah dekat Novia sekilas melihat ponsel Adrian yang ternyata sedang main game " Kayak anak kecil saja main game anteng banget " Adrian kaget tiba tiba mendengar suara Novia sudah ada disampingnya " Hehee sekali kali saja, kamu udah beres? kemana pengacara kamu? " " Sudah, tadi aku sudah pamit buat pulang duluan. Mungkin dia juga lagi ngurus kliennya yang lain sekarang " " Oh ya sudah kita pulang sekarang atau mau kemana dulu? " tanya Adrian. " Kita pulang saja aku gak enak sama mereka, ntar mereka mikir yang enggak enggak. Aku cuma gak mau masalah karena mau gimana pun aku masih istri Mas Diki " paparnya
# Arisan Bodong Keluarga Bab 87 ( Masih Di Lapang Parkir ) " Hahhh gono gini? " Novia dibuat heran dengan perkataan calon mertuanya itu. " Iya gono gini bukannya hal yang lumrah kalau suami istri bercerai harus membagi harta gono gininya " jawab Bu Murni. Karena suara Bu Murni yang keras, orang orang di sekitaran mulai memperhatikan mereka. Bahkan ada yang berbisik bisik membicarakan mereka. " Bagus lah Mbak, Amah bicara kencang seperti itu biar si Novia malu " Ayu berbisik di telinga Cantika. Dibalas dengan seringaian Cantika. " Iya kamu jangan serakah menikmati hasil kerja Mas Diki enak banget hidupmu " setelah mendapat bisikan Ayu, Cantika ikut memanasi Amah dia juga ingin membuat Novia malu di depan banyak orang. " Bener yang Cantika bilang, seenaknya kamu meminta cerai membawa hasil kerja keras Diki " tambah Bu Murni. " Begitu ya Mah? emang apa sih yang udah Mas Diki belikan buat aku selama kami menikah? " tanya Novia bahkan suara Novia tak kalah kencangnya. " Baiklah M
# Arisan Bodong Keluarga Bab 88 ( Kalah Perang ) Melihat Novia pergi bersama Adrian hati Diki terasa panas membara, ingin rasanya marah tapi dia sadar sudah tak berhak marah. Walaupun belum sah secara hukum, tapi Novia sudah sah secara agama di talak olehnya. Melihat sikap Novia pun Diki mulai yakin kemungkinan rujuk sudah sangat kecil. Untuk saat ini pasti sudah tidak mungkin karena suasana hati Novia benar benar kacau. Entah nanti pikirnya, semoga Allah masih menggariskan jodoh untuk kembali bersama Novia. " Hehhh Ki kamu ngapain melamun gak malu kamu banyak orang ngelihatin. Ayo kita buru buru masuk ke mobil " ajak Bu Murni. " Ayo ayo buruan aku malu, mereka lihatin kita segitunya kayak orang paling hina saja " timpal Cantika sedikit emosi. Mereka langsung bergegas masuk mobil milik Nuri. Ketika mobil mereka melintas orang yang tadi melihat mereka ribut dengan Novia langsung menyoraki. " Huhuuuu " " Dasar udik " ucap Cantika tapi dia tak berani menampakan wajahnya kelua
# Arisan Bodong Keluarga Bab 89 ( Mencari Tahu ) Setelah Diki menurunkan keluarganya dia segera melajukan kembali mobil yang di bawanya. Kini hanya ada Diki dan Nuri dalam mobil mereka sibuk dengan pikiran masing masing. " Mas kita mau jalan kemana " Nuri memecah keheningan diantara mereka. Diki yang sedang melamun sedikit tersentak karena kaget. Dia sendiri tak tahu mau pergi kemana. " Kamu maunya kemana? " bukan memberi jawaban Diki malah balik bertanya pada Nuri. " Ih Mas Diki aku nanya kok malah nanya balik sih. Gimana Mas Diki saja deh aku ngikut " jawab Nuri malu malu. " Ya sudah kita ke cafe yang di depan saja ya " ajak Diki pada Nuri. Karena Diki sebenarnya malas berduaan dengan Nuri kalau bukan karena punya misi khusus makanya dia memilih tempat yang dekat. " Loh kok disini Mas? ini kan deket ini sih bukan jalan jalan namanya " rajuk Nuri pada Diki. " Ah nyesel tadi aku gak bilang pengen kemana " Nuri membatin. " Tadi kan kamu bilang ngikut saja mau kemana juga "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 90 ( Tentang Nuri ) " Gak ada, dia bukan temanku. Tapi teman Nayra adikku, dan dia pernah terlibat masalah dengan Nayra " " Nayra? " Novia langsung mengingat adik perempuan Adrian. Dia pernah beberapa kali bertemu baik sengaja atau pun tidak sengaja. Adrian merupakan dua bersaudara. Dia anak sulung, adiknya tiga tahun lebih muda darinya. " Ah ya aku ingat, bagaimana kabarnya sekarang, apa dia sudah menikah? " Novia langsung menanyakan kabar adik Adrian. Dulu mereka sempat mengenal karena Nayra sering mencari kabar pada Novia apabila mereka sedang bersama. Adrian sering menon aktifkan ponselnya dengan alasan tak mau diganggu. " Ya Nayra sehat, dia sudah memiliki anak balita " " Sampaikan salamku padanya, kalau misal memungkinkan aku ingin berjumpa dengannya " Adrian tersenyum " Tentu saja nanti akan aku sampaikan salammu padanya " " Lalu apa hubungannya Nuri dengan Nayra? " tanyanya penasaran. Adrian menatap Novia lekat seperti enggan bercerit