# Arisan Bodong Keluarga Bab 71 ( Jadi Beneran? )" Mas kok senyum senyum sendiri sih, lagi seneng ya? " tiba tiba Nuri memecah kesunyian di mobil dengan pertanyaannya." Eh iya Nur, hari ini saya senang bisa jalan jalan sama kamu " tiba tiba cuma jawaban itu yang terlintas di pikiran Diki.Wajah Nuri langsung merah seperti kepiting rebus. Dia merasa senang dengan jawaban Diki." Duh sepertinya aku salah jawab, nanti dia tambah GR sama aku. Lagian aku belum mau buka hati dulu buat perempuan lain " Diki bermonolog dalam hatinya." Makasih ya Mas aku juga senang banget hari ini. Berarti lain kali kita bisa jalan bareng lagi kan? " ucap Nuri malu malu." Mmhhh iya boleh kalau aku ada waktu ya, kan aku kerja. Terkadang aku sering lembur. Jadi kalau pas libur biasanya di pakai istirahat di rumah "Nuri langsung terlihat cemberut, itu membuat Diki serba salah." Nanti kalau aku ada waktu pasti aku ajak kamu jalan lagi " Diki mencoba membujuknya. Dia takut Nuri marah bisa bisa diturunkan di
# Arisan bodong KeluargaBab 72 ( Surat Dari Pengadilan )Pagi pagi Bu Murni sudah bangun, sarapan sudah disiapkannya. Sekarang dia mau ke warung Juju untuk berburu sayuran bareng Ibu-ibu tetangganya." Bu Murni tumben pagi pagi udah datang kesini? " tanya Ceu Juju pemilik warung sayuran." Iya mumpung masih pagi biar sayurannya belum dipilah pilah sama yang lain " Padahal sebenarnya Bu Murni menghindari Yuyun dan Yati CS dia takut di bully karena postingan FB nya yang kompakan memakai baju pemberian Nuri yang ternyata dari toko Novia.Setelah beberapa hari barulah Bu Murni berani keluarga, dia berharap tetangganya sudah lupa postingan FB nya beberapa hari yang lalu itu." Eh Bu Murni belanja Bu? "Baru mendengar suaranya saja Bu Murni langsung merotasi matanya, dia tahu itu suara musuh besarnya." Teh Yuyun belanja juga, tumben ih kalian pada datang pagi. Tapi gak papalah biar dagangan saya cepat habis hehee " ucap Juju." Loh Bu Murni baju barunya gak dipake ya? baju bagus harus se
# Arisan Bodong Keluarga Bab 73 ( Final ) Di parkiran Diki melihat motor Novia sudah ada di tempatnya. Itu berarti Novia sudah datang dan kemungkinan sudah ada di ruangannya. Dia berniat menemui Novia dan menanyakan soal surat panggilan dari pengadilan agama tersebut. Dengan terburu buru Diki menuju ke gedung tempat Novia bekerja. Melewati meja security tanpa permisi Diki langsung masuk ke ruangan Novia. Untung saja security yang bertugas mengetahui kalau Diki suami Novia. Dia hanya menggelengkan kepalanya. " Huhhhh kalau bukan karena suami Bu Novia udah aku ikat tuh kakinya main masuk masuk saja tanpa permisi. Emangnya ini milik kakek moyangnya apa " gerutu si security. Diki nampak terburu-buru selain ingin kejelasan dari Novia, dia juga harus segera ke ruangannya apalagi bel jam kerja sebentar lagi berbunyi pertanda semua aktifitas harus dimulai. Diki langsung masuk ke ruangan Novia dan menggenggam tangannya " Vi kamu serius menggugat cerai, apa kamu serius melakukannya. Ka
# Arisan Bodong Keluarga Bab 74 ( Tuntutan di Sidang Perceraian ) " Lah Mas kenapa mukanya kusut gitu? " Cantika mendekati Diki sambil melihat wajahnya dari dekat. Diki hanya membuang muka dan memasang wajah cemberut. " Gak tau nih udah seminggu mukanya kayak selempak baru, ketat amat " Ucap Bu Murni. " Hahaaaa " Ayu, Robi dan Cantika tertawa mendengar ucapan ibunya. Muka Diki makin terlihat ketus. " Amah lupa besok kan sidang perceraianku yang pertama " Semua langsung melihat ke arah Diki, Bu Murni berdiri dan duduk di sebelah Diki. " Oh jadi kamu sedih gara gara itu, cckkkk ngapain sih kamu mesti sedih. Udah Amah bilang kan ada Nuri " " Iya nih Mas Diki ngapain sedih lagian Nuri itu baik loh dia loyal banget sama kita. Setiap datang kesini pasti bawa oleh oleh " Ayu ikut menimpali ucapan mertuanya. " Halah itu kan emang hobi kamu cari gratisan. Itu sama saja kalian manfaatin aku " jawab Diki, dia kesal di saat seperti ini yang dipikirin hanya soal gratisan. " Halahh s
# Arisan Bodong Keluarga Bab 75 ( Bujukan Amah ) Pov Diki Aneh orang orang di rumah ini tak sedikit pun menaruh simpati padaku. Padahal kalau di ingat ingat ini semua gara gara mereka. Kesal juga sama si Robi dan istrinya, mereka itu the real keluarga benalu. Apa apa pengen gratis, giliran di sosmed serasa jadi orang paling kaya. Sering posting makanan enak tapi kesini sering cari makan gratisan. Kadang aku mikir kalau mereka posting makanan jangan jangan mereka gak beli tapi main ke restoran terus mereka fotoin makanan para pengunjung. Hahaaaa...Apa iya ya? Suami istri sama saja bukannya saling mengingatkan. Sama sama muka tembok. Sudah seminggu ini aku tidak bisa tidur nyenyak mengingat masalah rumah tanggaku. Kenapa sih mulutku ini lancar banget mengucap talak hanya karena emosi. Sekarang kecil sekali kemungkinan untuk kembali. Apa yang dikatakan Amah memang benar Novia pasti menolak rujuk. Apalagi sekarang dia memiliki tambahan penghasilan lain dari tokonya yang baru di
# Arisan Bodong Keluarga Bab 76 ( Sidang Pertama ) Akhirnya hari yang ditunggu Novia sudah tiba, sidang pertama perceraiannya akan di gelar hari ini. " Kamu sudah siap Vi? " tanya Manda. " Inshaa Allah siap teh " " Mau Teteh anter gak? " " Gak usah lah Teteh juga mesti kerja kan, malu ngerepotin terus " " Halah kayak sama siapa saja. Gak papa Teteh bisa izin kok santai saja, gak tahu kenapa gak enak perasaan saja sih kalau kamu pergi sendiri" " Inshaa Allah gak akan ada apa apa, lagian aku kan pake jasa pengacara jadi gak terlalu repot " " Bukan soal itu nya, perasaan aku bilang kamu bakal ketemu satu keluarga lebay deh " " Hahaa iya juga sih, ya gimana Teteh saja lah aku hayu hayu saja. Sekalian Teteh jalan jalan " " Oke Teteh anter, ambil tas dulu ya. Kamu kebagian nomor awal kan pasti pagi pagi udah masuk ruang sidang " Akhirnya Novia pergi berdua dengan Manda menggunakan mobil Pamannya Arif. " Teh gimana perkembangannya sama Pak Candra? " " Aku sih jarang kontak m
# Arisan Bodong Keluarga Bab 77 ( Gosip Cerai ) Pulang dari Pengadilan Agama Bu Murni uring uringan. Sepanjang perjalanan pulang di dalam mobil dia terus menyalahkan Diki karena ngotot meminta rujuk. " Kamu gimana sih Ki dari kemarin Amah bilang supaya kamu terima saja di gugat cerai nanti kamu tuntut gono gini. Ini malah ngotot pengen rujuk " ujarnya berapi api. " Kan aku juga dari kemarin bilang mau rujuk, Amah saja yang kemarin maksa maksa aku supaya cerai " Diki tetap tak mau disalahkan. " Buang buang waktu saja kita semua nganterin kamu, mana bensin Amah yang nanggung lagi iihhhh " Bu Murni mencubit tangan Diki saking kesalnya. " Aduh Amah sakit kenapa sih. Tadi pagi aku udah bilang mau berangkat sendiri. Kalian yang maksa maksa mau nganter. Udah pergi rame rame giliran ngadepin Manda gak ada yang bisa menang " ucap Diki sambil terkekeh. " Ah perempuan kayak dia gak usah diladenin, ngapain gak penting " ucap Ayu. " Kirain aku karena kamu gak berani Yu kan kamu udah dib
# Arisan Bodong Keluarga Bab 78 ( Fokus Novia ) Sepulang dari Pengadilan Agama Novia meminta Manda mengantarkannya ke toko miliknya. Novia sudah izin tidak masuk kerja jadi dia memilih untuk menjaga tokonya. Diperjalanan pulang Manda melihat Novia lebih banyak diam dan melamun. " Kamu gak apa apa kan Vi?" sahut Manda. " Gak lah Teh emang kenapa? " balas Novia " Kamu diem saja, ya kali kamu sedih mau pisah sama si Diki hehee " ucap Manda sambil terkikik. " Ih gak lah, aku bukan sedih karena itu. Tapi terkadang sedih melihat anak " " Kamu jangan khawatir gitu. Lagian ya selama kalian bareng apa ada pedulinya si Diki sama Keyla? " " Gak ada, kalau dibandingin Bapak Bapak yang lain jauhlah " jawab Novia. " Makanya kamu gak usah sedih, mereka juga gak pernah nyari Bapaknya. Sekarang kamu mending fokus dulu sama usaha kamu dan anak anak saja " " Hhmmm " " Ya udah kamu turun udah nyampe nih, Teteh mau berangkat kerja dulu " Novia pun turun dari mobil, dia melambaikan tangan
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling