Home / Fantasi / Anugerah Dewa / Jebakan Kerajaan Megorold

Share

Jebakan Kerajaan Megorold

Author: Dr. Meong
last update Last Updated: 2023-03-15 20:57:23

       “Ingat, Julian! Aku masih belum percaya padamu,” ujar Seven dengan nada kesal.

       Julian hanya mengangguk tanpa mengucapkan satu kata pun. Bagaimanapun caranya, dia harus bisa mendapatkan dari seluruh prajurit Kerajaan Malvevis. Kedua kakinya tetap melangkah ke depan hingga melangkah di depan Seven yang masih kesel bercampur khawatir dengan keadaan dua sahabatnya.

       Sebuah tangan tiba-tiba menepuk pundak Seven. Reflek Seven memutar tubuhnya ke belakang, tangan kanannya memegang tangan yang menepuk pundaknya. Dia bersiap menjungkir balikan orang tersebut. Akan tetapi, dia berhenti saat melihat siapa yang menepuk pundaknya.

       Seven meminta maaf, lalu bertanya, “Ada apa?”

       Juli hanya tersenyum memperlihatkan betapa imut dan manis wajahnya saat ini. Ternyata dia hanya mengucapkan satu kalimat untuk menenangkan Seven agar tidak terlalu khawatir dengan dua sahabatnya.

       “Tetap saja. Aku selalu khawatir dengan mereka berdua.”

       “Apa itu artinya kau tidak percaya pada kekuatan dua sahabatmu sendiri, Seven?” pertanyaan Julian ini membuat Seven menaikan alisnya.

       “Apa kau bilang?! Tidak! Sama sekali tidak!” Kemudian Seven menundukkan kepalanya, dia berkata dengan suara pelan dan pasrah. “Aku hanya khawatir mereka belum bisa mengontrol kekuatannya masing-masing.”

       “Kalau begitu ... percayalah. Satu kali saja, kau harus mempercayai mereka, Seven,” ucap Juli sembari mengusap punggung Seven yang membuatnya menjadi tenang.

       Merasa ada ketenangan dan kehangatan yang mengalir ke dalam tubuhnya, Seven mengangkat kepalanya. Melirik Julian dan Juli bergantian, lalu dia tersenyum sembari mengatakan, “Baiklah! Untuk kali ini, aku akan mempercayai mereka berdua.”

       Julian dan Juli kompak tersenyum. Mereka berdua berhasil membuat Seven tenang dan membuatnya kembali untuk mempercayai orang lain.

       “Ta-tapi ingat, Julian! Aku sama sekali belum mempercayaimu seratus persen!” ujar Julian kembali dengan wajah kesalnya pada Julian.

       Moodnya yang gampang berubah membuat Julian dan Juli tertawa kecil. Mereka berdua merasa lucu dengan sikap Seven yang terlihat masih seperti bocah. Julian menghiraukan ucapan Seven, dia kembali melangkah di depan Seven, sedangkan Juli melangkah di belakangnya.

       Slash!

       Baru saja melangkah beberapa menit, satu gelombang tebasan pedang menyerang Seven. Beruntung dia merespon dengan cepat. Jika tidak, dia sudah pasti akan mengalami luka yang cukup parah.

       Akibat gelombang tebasan tersebut, lima pohon besar di depan Julian terbelah menjadi dua hingga tumbung. Seven memutar tubuhnya ke belakang, begitu juga dengan Juli. Sedangkan Julian masih menatap ke depan.

       Satu gelombang tebasan kembali muncul dari depan Julian. Dengan mudah, dia menghancurkan tebasan tersebut hanya dengan satu pukulan saja. Beberapa detik kemudian, sepuluh tebasan menyerang mereka dari segala arah.

       Refleks ketiga orang ini menunjukkan kekuatannya masing-masing untuk melindungi diri sendiri. Seven dengan pedang hitamnya berhasil menangkis empat tebasan sekaligus. Juli dengan kekuatan sihirnya berhasil membuat tiga tebasan memutar arah. Julian hanya dengan dua kepalan tangannya membuat tiga tebasan hancur.

       “Kalian semua keluarlah. Aku sudah tahu di mana kalian!” ucap Juli dengan suara keras. Dengan menggunakan cahaya bola matanya, dia bisa mengetahui keberadaan musuh dengan cepat.

       Satu demi satu musuh mereka keluar. Siapa sangka, mereka berjumlah sepuluh orang dengan pakaian serba hitam. Ya, mereka adalah para prajurit elite Kerajaan Megorold. Sepuluh prajurit ini kompak tertawa meremehkan kekuatan Seven, Julian, dan Juli.

       Salah satu dari mereka maju ke depan dan meledek Seven dengan lantang. Ia menyebut, kalau Seven hanyalah bocah bodoh yang menumpang dengan ketenaran sang ayah yang merupakan Raja Kelima Kerajaan Malvevis.

       “Diam kalian! Atau aku akan menebas kalian semua?!” Seven sudah muak dan geram dengan satu kali ledakan yang mengarah padanya.

       “Bodoh! Tenanglah! Jangan terpancing dengan kata-katanya,” ujar Julian memberikan peringatan pada Seven agar berhati-hati.

       Jika ketenangan sudah hilang dalam tubuhnya, emosi Seven menjadi tidak terkontrol. Dia berubah menjadi orang maniac bertarung. Dalam sekejap, dia meloncat ke atas, lalu menebaskan pedang hitamnya tiga kali berturut-turut.

       Tiga gelombang tebasan hitam menyerang sepuluh prajurit Kerajaan Megorold. Akan tetapi, tiga tebasan itu berhasil dipatahkan oleh mereka dengan mudah. Seven tersenyum sinis, dia menghilang dari atas dan muncul tepat di depan sepuluh prajurit Kerajaan Megorold.

       Seketika waktu menjadi lambat, Seven mengangkat pedangnya setengah dada, lalu berjalan pelan melewati sepuluh prajurit Kerajaan Megorold. Setelah itu, dia memasukan kembali pedangnya ke dalam serangka pedang yang ada di pinggangnya sembari mengucapkan, “Kuroi inazuma kiri!”

       Hanya dalam satu tebasan kilat, sepuluh prajurit Kerajaan Megorold tumbang dalam sekejap. Julian dan Juli tidak jadi menyerang musuhnya. Kedua kompak menghembuskan napasnya masing-masing, lega keadaan sudah tenang.

       Seven kembali tenang, dia mengajak Julian dan Juli untuk cepat-cepat pergi ke Kerajaan Megorold sebelum musuh-musuh yang lain muncul. Julian dan Juli kompak menganggukkan kepalanya masing-masing.

       “Ayo ki-.” Belum juga ucapannya selesai, seketika Seven merasa ada yang mencekik lehernya. Napasnya menjadi sesak. Dia kesulitan menghirup udara.

       Juli segera berlari ke arah Seven, tetapi dia malah terjatuh dan tubuhnya seketika menjadi lemas. Tidak tahu apa yang terjadi, Julian menggunakan kekuatannya untuk merasakan kehadiran musuh di sekitarnya.

       “Percuma!” Tiba-tiba seseorang muncul di belakang Julian sembari memukul pundak Julian dengan keras hingga membuatnya pingsan.

       Seven terkejut dengan kemunculan sepuluh lain secara tiba-tiba. Dia tidak menyangka, sepuluh orang ini bisa menghilangkan mananya masing-masing, sehingga kehadiran mereka menjadi tidak terdeteksi.

       “Bos apa yang harus kita lakukan pada bocah ini?” tanya seorang prajurit yang mencekik leher Seven.

       Orang yang disebut bos berkata, “Buat dia tidur, tapi jangan sampai membuat nyawanya hilang.”

       Hanya dalam sekali cekikan, seorang prajurit musuh berhasil membuat Seven tidak sadarkan diri. Setelah itu, Seven, Julian, dan Juli diikat dengan rantai batu gunung berapi.

       Seseorang yang disebut bos mengangkat tangannya ke atas. Beberapa detik kemudian, sebuah lingkaran hitam muncul di atas mereka. Dalam sekejap lingkaran tersebut menghisap sepuluh prajurit ini bersama Seven, Julian, dan Juli.

       Dalam hitungan menit, sepuluh prajurit ini muncul tepat di depan Raja Kedelapan Kerajaan Megorold, bernama Raja Steward.

       Raja Steward ketawa terbahak-bahak melihat tiga prajurit Kerajaan Malvevis yang mudah sekali dikalahkan. Selain itu, mereka juga mendapatkan pedang yang sedang dicari oleh puluhan kerajaan.

       “Kerja bagus! Kalian emang prajurit kelas epic!” puji Steward dengan lantang, yang membuat sepuluh prajurit epic Kerajaan Megorold merasa terhormat.

       Seseorang yang disebut bos menagih janjinya. “Jangan lupa dengan janjinya, Yang Mulia Steward.”

       Steward kembali tertawa, lalu berhenti dan berkata, “Tentu saja. Kalian bebas mau melakukan saja. Mau berpuas-puas dengan wanita cantik di istana ini pun silakan.”

       Kompak seluruh prajurit epic ini berterima kasih, lalu pergi meninggalkan sang raja untuk berpesta.

       Setelah seluruh prajurit epic tidak ada di ruangan singgasana kerajaan, Steward mengeluarkan pedang naga hitam dari serangka pedangnya. “Wow! Benar-benar pedang yang luar biasa.”

Dr. Meong

Jangan lupa, subcribe, like, komen, jeung bagikan, ygy.

| Like

Related chapters

  • Anugerah Dewa   Kokoryu No Kiri Kiri

    Merasa terdengar ada suara yang kesakitan dan meminta tolong, perlahan Seven membuka kelopak matanya. Penglihatannya masih samar-samar, dia hanya melihat sebuah pecutan yang memecut seorang manusia dengan sekilas. “Seven! Bangun!” teriak Julian ketiga kalinya berusaha membangunkan Seven. Hingga sekarang sama sekali belum sadarkan diri, wajahnya terlihat tersenyum seperti masih nyaman dengan mimpi indahnya. Juli sedari tadi hanya melirik ke sana-sini melihat setiap sudut yang ada di singgasana kerajaan ini. Pikirannya traveling memikirkan hal-hal rumit. Menutup kedua matanya dan otaknya berusaha bekerja memikirkan sebuah rencana. “Seven!!! Oi, Seven! Bangun!” Julian kembali berteriak memanggil Seven, tetapi semua ini terasa percuma saja Seven tidak bangun-bangun. Karena Seven tidak bangun-bangun, dia melirik ke samping kanan meminta pendapat pada Aurel. Aurel dengan tempat Julian dan Seven hanya berjarak satu meter. Dengan begini, mereka bisa memikirkan s

    Last Updated : 2023-03-16
  • Anugerah Dewa   Toki o tomeru surasshu!

    “Kaminari kokuryu kiri!” Seven kembali memasukan pedangnya ke dalam serangkanya. Partikel-partikel hitam bergerak bak kilat petir menebas-nebas tubuh musuh dalam sekejap. Ratusan prajurit yang mengepung istana Kerajaan Megorold berteriak histeris kesakitan. Mereka tidak dapat menahan rasa sakit tebasan secepat kilat ini. Rasanya seperti tusukan ribuan pedang. Sanzhes berdecak kesal, matanya melirik ke sana-sini mencari keberadaan Seven. Seven berusaha mempertahan hawa keberadaan dirinya yang menghilang. Tak ada pilihan lain, Sanzhes menancapkan pedangnya pada lantai. Mulutnya bergerak mengucapkan satu kalimat untuk mengeluarkan kekuatannya. “Aminosan Poizunrein!” Perlahan muncul sebuah awan dari atas. Cairan-cairan hitam pekat keluar dari awan, dan menetes secara perlahan ke lantai. Semakin lama keluar, semakin banyak cairan yang menetes ke bawah mengenai siapa saja. Julian berusaha keras melindungi tiga orang sekaligus. Ratusan prajurit yang sudah merasaka

    Last Updated : 2023-10-08
  • Anugerah Dewa   Kekuatan Misterius

    Raja Fedrin tidak percaya kalau anaknya mengalahkan Raja Kerajaan Megorold dengan mudah, apalagi ia juga berhasil mengalahkan pembunuh bayaran, Sanzhes. Masih tidak percaya, sang raja kembali bertanya, “Apa kau yakin dengan informasinya, Hilda?” Hilda membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat pada sang raja, lalu dia kembali berdiri tegak dan menjawab, “Benar, Yang Mulia Raja. Aku mendapatkan informasinya langsung dari Julian.” Setelah mendengar jawaban yang meyakinkan, sekilas Fedrin dengan masa lalunya. Masa lalu kelam yang penuh dengan darah, dia takut anaknya mengalami hal yang sama seperti dirinya. Namun, dia cukup yakin karena Pedang Naga Hitam ini sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Jadi, tidak akan ada hal aneh yang terjadi pada diri Seven. “Sekarang bagaimana kabar mereka?” Raja Fedrin masih khawatir dengan keadaan para kesatrianya, apalagi anaknya sendiri. Hilda menjelaskan situasi saat ini pada sang raja denga

    Last Updated : 2023-10-22
  • Anugerah Dewa   Serangan

    Tahun 1200 fire ... Kehidupan damai, aman, dan tentram terjadi di salah satu wilayah Kerajaan Malvevis. Wilayah ini bernama kota Crucio, merupakan salah satu wilayah paling berpengaruh bagi Kerajaan Malvevis. Salah satunya sebagai penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini akan di ekspor ke beberapa wilayah Kerajaan Malvevis dan di impor ke berbagai kerajaan. Pagi hari di bawah sinar matahari para penduduk kota Crucio seperti biasa sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang pergi ke sekolah, ada yang pergi berbelanja, ada yang sibuk menyiapkan sarapan pagi, dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka sedang bersiap untuk menjual hasil pertanian, pertenakan, dan perkebunan. Hari ini terlihat senyuman yang memancar dari wajah manusia yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Padahal salah seorang peramal pernah meramalkan kalau kota Crucio akan diserang oleh puluhan prajurit dan penyihir pada tahun ini. Namun, kebanyakan penduduk kota Cruc

    Last Updated : 2023-01-15
  • Anugerah Dewa   Tebasan Demi Tebasan!

    Sebagian prajurit yang diperintahkan oleh Patrick sudah berada di sekitar Seven dan Jhon. Mereka melihat keduanya sudah tidak berdaya. Empat orang prajurit melangkah dengan pelan untuk membawa tubuh Seven dan Jhon. Tubuh Jhon dengan mudah berhasil diangkat oleh dua orang prajurit. Lain halnya dengan tubuh Seven, dua orang prajurit kesulitan mengangkatnya. Tubuh Seven beratnya seperti sebuah benda yang beratnya 50 kilogram. Dua orang prajurit meminta teman-temannya untuk mengangkat tubuh Seven. Ketika dua orang prajurit datang membantu, tubuh Seven tetap saja tidak bisa diangkat. Mereka kembali meminta tambahan personil untuk mengangkat tubuh Seven. Hingga sepuluh prajurit masih kesusahan mengangkat tubuh Seven. Entah apa yang terjadi pada tubuh Seven. Tak lama kemudian, Patrick datang dengan wajah kesal. “Dasar tidak berguna! Mengangkat satu orang saja tidak bisa.” Seorang prajurit menyahut, “Silakan Komandan untuk mengangkat sendiri.” Patrick

    Last Updated : 2023-01-15
  • Anugerah Dewa   Pedang Naga Hitam

    Patrick terkejut melihat seorang Seven masih berdiri. Matanya melihat satu pedang hitam menyerap semua ratusan serangan sihir. “Sial! Bagaimana bisa dia menahan ratusan serangan sihir?” Seven kembali menggelengkan kepalanya. Dalam hitungan detik tubuhnya melesat seperti kilat. Dengan kasar kedua tangannya mengayunkan pedang berwarna hitam. Satu tebasan mengenai dada Patrick, satu tebasan lagi mengenai perutnya, dan terakhir punggungnya terkena tebasan yang begitu cepat dan tajam. Seketika tulang-tulang dalam tubuhnya terasa patah semua. Saat ini, Patrick tidak bisa bergerak sama sekali. Perlahan tubuhnya terjatuh ke tanah dibarengi dengan suara retakan tulang dalam tubuhnya. Melihat pemimpin mereka tumbang, penduduk kota Crucio dengan penuh keberanian melawan sepuluh prajurit dan penyihir yang menyerang mereka. Jhon yang sudah sembuh membantu melawan mereka. Begitu juga dengan Aurel yang ikut membantu. Tak membutuhkan waktu lama, seluruh prajurit dan

    Last Updated : 2023-01-15
  • Anugerah Dewa   Kesatria Baru

    Bulan Januari Tahun 1200 fire ... Pagi hari di bawah sinar matahari yang cerah, Kerajaan Malvevis mengadakan acara pemberian penghargaan dan penghormatan pada beberapa prajurit yang telah menorehkan prestasi dalam tugasnya. Prajurit Kerajaan Malvevis selalu berlomba-lomba melaksanakan tugasnya dengan baik, agar bisa mendapatkan bintang dari raja kelima Kerajaan Malvevis. Apalagi jika bintangnya diberikan secara langsung oleh sang raja. Hal ini, membuat mereka menyerahkan jiwa raganya untuk Kerajaan Malvevis. Ribuan penduduk Kerajaan Malvevis sudah menunggu di depan istana Kerajaan Malvevis. Wajah-wajah senang dan bahagia begitu terpancar dari wajah mereka. Seorang laki-laki gagah tersenyum melihat tersebut. Beberapa prajurit dan petinggi kerajaan sudah berdiri di atas balkon yang berada di lantai kedua istana. Sembari menunggu sang raja muncul, mereka melirik ke sana-sini melihat wajah sumringah penduduk kerajaan. Bahkan, mereka juga memperlihatkan s

    Last Updated : 2023-01-15
  • Anugerah Dewa   Penyusup!

    “Bagaimana rasanya kalian mendapatkan satu bintang lagi?” tanya Seven penasaran dengan perasaan kedua sahabatnya, Aurel dan Jhon. Aurel hanya tersenyum manis sembari melihat-lihat tiga bintang yang sudah dikumpulkan, sedangkan Jhon menjawab sembari tersenyum ramah, “Biasa saja.” Seven menggelengkan kepalanya, lalu menyindir mereka berdua yang terlalu kesenangan mendapatkan tiga bintang. “Ingat! Perjalanan kalian masih panjang. Suatu saat kalian akan menjadi tangan kanan dan kiriku.” Aurel dan Jhon kompak menjawab siap. Setelah itu, mereka bertiga tertawa bersama-sama mengingat-ingat beberapa pertarungan yang pernah hadapi sebelumnya. Ya, mereka bertiga selalu bersama sejak kecil. Itulah mengapa Aurel dan Jhon menjadi kesatria I dan II dengan mudah. Ketiga orang ini seperti burung-burung merpati yang tidak bisa dipisahkan. Selalu bersama-sama di mana pun berada. Tidak pernah berpisah sama sekali, kecuali jika ada hal yang penting seperti masalah kelua

    Last Updated : 2023-01-15

Latest chapter

  • Anugerah Dewa   Kekuatan Misterius

    Raja Fedrin tidak percaya kalau anaknya mengalahkan Raja Kerajaan Megorold dengan mudah, apalagi ia juga berhasil mengalahkan pembunuh bayaran, Sanzhes. Masih tidak percaya, sang raja kembali bertanya, “Apa kau yakin dengan informasinya, Hilda?” Hilda membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat pada sang raja, lalu dia kembali berdiri tegak dan menjawab, “Benar, Yang Mulia Raja. Aku mendapatkan informasinya langsung dari Julian.” Setelah mendengar jawaban yang meyakinkan, sekilas Fedrin dengan masa lalunya. Masa lalu kelam yang penuh dengan darah, dia takut anaknya mengalami hal yang sama seperti dirinya. Namun, dia cukup yakin karena Pedang Naga Hitam ini sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Jadi, tidak akan ada hal aneh yang terjadi pada diri Seven. “Sekarang bagaimana kabar mereka?” Raja Fedrin masih khawatir dengan keadaan para kesatrianya, apalagi anaknya sendiri. Hilda menjelaskan situasi saat ini pada sang raja denga

  • Anugerah Dewa   Toki o tomeru surasshu!

    “Kaminari kokuryu kiri!” Seven kembali memasukan pedangnya ke dalam serangkanya. Partikel-partikel hitam bergerak bak kilat petir menebas-nebas tubuh musuh dalam sekejap. Ratusan prajurit yang mengepung istana Kerajaan Megorold berteriak histeris kesakitan. Mereka tidak dapat menahan rasa sakit tebasan secepat kilat ini. Rasanya seperti tusukan ribuan pedang. Sanzhes berdecak kesal, matanya melirik ke sana-sini mencari keberadaan Seven. Seven berusaha mempertahan hawa keberadaan dirinya yang menghilang. Tak ada pilihan lain, Sanzhes menancapkan pedangnya pada lantai. Mulutnya bergerak mengucapkan satu kalimat untuk mengeluarkan kekuatannya. “Aminosan Poizunrein!” Perlahan muncul sebuah awan dari atas. Cairan-cairan hitam pekat keluar dari awan, dan menetes secara perlahan ke lantai. Semakin lama keluar, semakin banyak cairan yang menetes ke bawah mengenai siapa saja. Julian berusaha keras melindungi tiga orang sekaligus. Ratusan prajurit yang sudah merasaka

  • Anugerah Dewa   Kokoryu No Kiri Kiri

    Merasa terdengar ada suara yang kesakitan dan meminta tolong, perlahan Seven membuka kelopak matanya. Penglihatannya masih samar-samar, dia hanya melihat sebuah pecutan yang memecut seorang manusia dengan sekilas. “Seven! Bangun!” teriak Julian ketiga kalinya berusaha membangunkan Seven. Hingga sekarang sama sekali belum sadarkan diri, wajahnya terlihat tersenyum seperti masih nyaman dengan mimpi indahnya. Juli sedari tadi hanya melirik ke sana-sini melihat setiap sudut yang ada di singgasana kerajaan ini. Pikirannya traveling memikirkan hal-hal rumit. Menutup kedua matanya dan otaknya berusaha bekerja memikirkan sebuah rencana. “Seven!!! Oi, Seven! Bangun!” Julian kembali berteriak memanggil Seven, tetapi semua ini terasa percuma saja Seven tidak bangun-bangun. Karena Seven tidak bangun-bangun, dia melirik ke samping kanan meminta pendapat pada Aurel. Aurel dengan tempat Julian dan Seven hanya berjarak satu meter. Dengan begini, mereka bisa memikirkan s

  • Anugerah Dewa   Jebakan Kerajaan Megorold

    “Ingat, Julian! Aku masih belum percaya padamu,” ujar Seven dengan nada kesal. Julian hanya mengangguk tanpa mengucapkan satu kata pun. Bagaimanapun caranya, dia harus bisa mendapatkan dari seluruh prajurit Kerajaan Malvevis. Kedua kakinya tetap melangkah ke depan hingga melangkah di depan Seven yang masih kesel bercampur khawatir dengan keadaan dua sahabatnya. Sebuah tangan tiba-tiba menepuk pundak Seven. Reflek Seven memutar tubuhnya ke belakang, tangan kanannya memegang tangan yang menepuk pundaknya. Dia bersiap menjungkir balikan orang tersebut. Akan tetapi, dia berhenti saat melihat siapa yang menepuk pundaknya. Seven meminta maaf, lalu bertanya, “Ada apa?” Juli hanya tersenyum memperlihatkan betapa imut dan manis wajahnya saat ini. Ternyata dia hanya mengucapkan satu kalimat untuk menenangkan Seven agar tidak terlalu khawatir dengan dua sahabatnya. “Tetap saja. Aku selalu khawatir dengan mereka berdua.” “Apa itu artinya kau tidak pe

  • Anugerah Dewa   Penculikan

    Fedrin, Seven, Julian, dan Juli sama-sama berlari menuju tempat berkumpulnya para kesatria. Perasaan khawatir pada dua sahabatnya muncul, Seven berharap mereka berdua tidak apa-apa. Diam-diam kedua matanya melirik ke arah Julian dan Juli, memperhatikan setiap ekspresi dan gerak-gerik keduanya. Tidak ada yang aneh, keduanya sama-sama mengkhawatirkan apa yang terjadi di ruang berkumpulnya para kesatria. Hanya dalam hitungan belasan menit, tiga laki-laki dan satu wanita sudah berada di dalam ruangan berkumpulnya para kesatria. Hening. Ya, tidak ada suara apa pun yang terdengar. Tidak ada bau yang aneh. Semuanya sunyi tidak ada hal yang aneh. Seorang prajurit yang ketinggalan baru saja sampai di depan pintu. Ia terkejut melihat keadaan ruangan menjadi sepi dan sunyi ini. Sebelumnya, ia mendengar ada suara pertarungan dan teriakan seorang wanita. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Raja Fedrin sembari melirik ke arah sang prajurit. Sang prajurit menjelaskan

  • Anugerah Dewa   Penyusup!

    “Bagaimana rasanya kalian mendapatkan satu bintang lagi?” tanya Seven penasaran dengan perasaan kedua sahabatnya, Aurel dan Jhon. Aurel hanya tersenyum manis sembari melihat-lihat tiga bintang yang sudah dikumpulkan, sedangkan Jhon menjawab sembari tersenyum ramah, “Biasa saja.” Seven menggelengkan kepalanya, lalu menyindir mereka berdua yang terlalu kesenangan mendapatkan tiga bintang. “Ingat! Perjalanan kalian masih panjang. Suatu saat kalian akan menjadi tangan kanan dan kiriku.” Aurel dan Jhon kompak menjawab siap. Setelah itu, mereka bertiga tertawa bersama-sama mengingat-ingat beberapa pertarungan yang pernah hadapi sebelumnya. Ya, mereka bertiga selalu bersama sejak kecil. Itulah mengapa Aurel dan Jhon menjadi kesatria I dan II dengan mudah. Ketiga orang ini seperti burung-burung merpati yang tidak bisa dipisahkan. Selalu bersama-sama di mana pun berada. Tidak pernah berpisah sama sekali, kecuali jika ada hal yang penting seperti masalah kelua

  • Anugerah Dewa   Kesatria Baru

    Bulan Januari Tahun 1200 fire ... Pagi hari di bawah sinar matahari yang cerah, Kerajaan Malvevis mengadakan acara pemberian penghargaan dan penghormatan pada beberapa prajurit yang telah menorehkan prestasi dalam tugasnya. Prajurit Kerajaan Malvevis selalu berlomba-lomba melaksanakan tugasnya dengan baik, agar bisa mendapatkan bintang dari raja kelima Kerajaan Malvevis. Apalagi jika bintangnya diberikan secara langsung oleh sang raja. Hal ini, membuat mereka menyerahkan jiwa raganya untuk Kerajaan Malvevis. Ribuan penduduk Kerajaan Malvevis sudah menunggu di depan istana Kerajaan Malvevis. Wajah-wajah senang dan bahagia begitu terpancar dari wajah mereka. Seorang laki-laki gagah tersenyum melihat tersebut. Beberapa prajurit dan petinggi kerajaan sudah berdiri di atas balkon yang berada di lantai kedua istana. Sembari menunggu sang raja muncul, mereka melirik ke sana-sini melihat wajah sumringah penduduk kerajaan. Bahkan, mereka juga memperlihatkan s

  • Anugerah Dewa   Pedang Naga Hitam

    Patrick terkejut melihat seorang Seven masih berdiri. Matanya melihat satu pedang hitam menyerap semua ratusan serangan sihir. “Sial! Bagaimana bisa dia menahan ratusan serangan sihir?” Seven kembali menggelengkan kepalanya. Dalam hitungan detik tubuhnya melesat seperti kilat. Dengan kasar kedua tangannya mengayunkan pedang berwarna hitam. Satu tebasan mengenai dada Patrick, satu tebasan lagi mengenai perutnya, dan terakhir punggungnya terkena tebasan yang begitu cepat dan tajam. Seketika tulang-tulang dalam tubuhnya terasa patah semua. Saat ini, Patrick tidak bisa bergerak sama sekali. Perlahan tubuhnya terjatuh ke tanah dibarengi dengan suara retakan tulang dalam tubuhnya. Melihat pemimpin mereka tumbang, penduduk kota Crucio dengan penuh keberanian melawan sepuluh prajurit dan penyihir yang menyerang mereka. Jhon yang sudah sembuh membantu melawan mereka. Begitu juga dengan Aurel yang ikut membantu. Tak membutuhkan waktu lama, seluruh prajurit dan

  • Anugerah Dewa   Tebasan Demi Tebasan!

    Sebagian prajurit yang diperintahkan oleh Patrick sudah berada di sekitar Seven dan Jhon. Mereka melihat keduanya sudah tidak berdaya. Empat orang prajurit melangkah dengan pelan untuk membawa tubuh Seven dan Jhon. Tubuh Jhon dengan mudah berhasil diangkat oleh dua orang prajurit. Lain halnya dengan tubuh Seven, dua orang prajurit kesulitan mengangkatnya. Tubuh Seven beratnya seperti sebuah benda yang beratnya 50 kilogram. Dua orang prajurit meminta teman-temannya untuk mengangkat tubuh Seven. Ketika dua orang prajurit datang membantu, tubuh Seven tetap saja tidak bisa diangkat. Mereka kembali meminta tambahan personil untuk mengangkat tubuh Seven. Hingga sepuluh prajurit masih kesusahan mengangkat tubuh Seven. Entah apa yang terjadi pada tubuh Seven. Tak lama kemudian, Patrick datang dengan wajah kesal. “Dasar tidak berguna! Mengangkat satu orang saja tidak bisa.” Seorang prajurit menyahut, “Silakan Komandan untuk mengangkat sendiri.” Patrick

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status