Share

LAMARAN

Author: Miss Kim
last update Last Updated: 2022-02-25 16:01:05

Floresta Cafe. pukul delapan malam kurang lima belas menit Bella sampai di lokasi. Dia melihat hampir seluruh tamu yang hadir menatap ke arahnya dengan tatapan penuh makna. Bella sedikit canggung. Saat pertama gadis itu memakai gaun merah dengan taburan gliter itu, Sindi bilang dia terlihat sangat cantik.

Benar saja. Saat Bella melihat ke cermin, dia seperti bukan melihat dirinya. Wajar jika penampilannya mampu membius mereka yang hadir di kafe itu. Bella berusaha tenang. Jalan lurus ke arah meja nomor delapan. Dari kejauhan dia melihat seorang pria duduk sambil menatap layar ponsel. Rambut lelaki itu sedikit panjang seperti tokoh anime favorit Bella, dia  juga memakai kacamata yang memberikan kesan dewasa. Bella pun gugup.

"Kamu sudah datang, silakan duduk," ujar lelaki itu  lembut sambil berinisiatif menyiapkan kursi untuk Bella duduk.

Bella tersanjung. Meskipun baru bertemu dia merasa diperlakukan dengan baik. Bella duduk perlahan. Dia sedikit terkejut saat melihat wajah lelaki di hadapannya itu. Sampai membuat Bella terdiam hingga beberapa saat.

"Pasti kamu kaget ya lihat wajah aku? Teringat wajah seseorang?" tanyanya sambil tersenyum. 

"Kak Raffi, kamu mirip banget sama dia," ucap Bella.

Wajah lelaki di hadapannya memang benar-benar mirip dengan Raffi. Yang membedakan mereka hanya gaya rambut dan kacamatanya saja.

"Memangnya Raffi tidak bilang sama kamu kalau aku saudara kembar dia? Oh ya, kenalin aku Raffa," Raffa mengulurkan tangannya. 

Spontan Bella melongo. Saudara kembar dia bilang? Tapi kenapa Raffi tidak mengatakan yang sebenarnya? Kenapa Raffi mengaku kalau lelaki yang akan dijodohkan dengan Bella itu temannya? Apa ini sebuah jebakan?

"Hallo ..." Andra melambaikan tangannya di depan wajah Bella. Membuat gadis itu tersadar dari pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan di pikirannya.

"Maaf Kak, jadi bengong. Kenalin, aku Bella."

Bella balas mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan Raffi. Benar-benar Raffi versi kalem, batin gadis itu.

"Plis, jangan panggil aku kak. Kesannya aku terlalu tua. Panggil Raffa aja. ternyata benar kata Raffi kalau dari dekat kamu lebih cantik," 

Bella boleh baper, kan? Dia lagi-lagi dibuat tersanjung dengan kata-kata si duplikat Raffi ini.

"Jangan percaya kata Kak Raffi, dia suka gombal dan berlebihan," sanggah Bella. 

"Tapi aku nggak gombal, kamu benar-benar cantik. Aku harap kamu nggak nolak buat jadi istriku," ucap Raffa datar tapi tetap membuat Bella terkesan. Dari ucapannya, Raffa seakan takut Bella akan menolak.

"Aku siap jadi istri kamu." 

Entah kenapa kalimat itu yang meluncur begitu saja dari mulut Bella. Tapi Bella tidak pernah menyesal. Semalam dia sudah mempersiapkan diri untuk mengatakan itu. Meskipun terkesan terlalu cepat.

"Kamu serius? Nggak lagi PHP-in aku kan?" Raffa menatap Bella serius. Gadis itu melihat di mata Raffa ada sebuah harapan yang besar.

"Aku serius Raffa. Memangnya aku keliatan lagi bercanda, ya?" Bella mencoba meyakinkan laki-laki yang ada di hadapannya itu.

"Meskipun kamu tidak mencintai aku?"

Tanyanya lagi. Raffa tampak meragukan kata-kata Bella.

"Raffa, aku siap belajar mencintai kamu. Sebaliknya, belajarlah mencintai aku." Bella mencoba meyakinkan Raffa sekali lagi. Bella merasa mulai mencintai lelaki itu sejak melihat wajahnya yang mirip dengan Raffi. Semoga ini bukan sekedar  pelarian.

"Terima kasih, Bella. Aku mau belajar mencintaimu. Aku tidak bisa berjanji, tapi aku berusaha untuk memperlakukan kamu dengan baik." Kata-kata Raffa menenangkan Bella. Semoga keputusan yang Bella ambil untuk menikah dengan Raffa bukan sebuah kesalahan.

"Raffi bilang kamu wanita tangguh. Sanggup bekerja sambil kuliah. Aku juga tahu darinya kalau kamu hidup sebatang kara." Raffa memuji Bella.

"Kak Raffi berlebihan. Tapi aku penasaran, kenapa di rumah kamu nggak ada foto kamu, hanya foto Kak Raffa saja?" Bella mulai mencoba mencari tahu lebih jauh tentang Raffa. Karena memang selama dia sering kerumah mereka, belum pernah Bella melihat foto selain Raffi.

"Kamu kurang teliti. Di ruang tamu ada foto bayi kembar kan? Itu satu-satunya fotoku dan Raffi,"

jelasnya.

"Terus kenapa setiap aku ke sana kamu nggak ada?" Bella masih penasaran dengan segala tentang Raffa calon suaminya itu.

"Sejak umur satu tahun, aku ikut kakek nenekku di Amerika. baru pulang beberapa minggu yang lalu," jelas Raffa lagi.

"Pulang-pulang langsung cari istri?" ledek Bella sambil tertawa kecil. 

"Iya, aku nggak mau pacaran lagi. Ketemu yang cocok langsung nikah. Pacaran lama cuma jagain jodoh orang, kan nggak enak banget,"  Raffa coba untuk bercanda meskipun itu garing.

"Emang udah pernah ditinggalin?" Bella mencoba sok akrab dengan Raffa.

"Pernah. Dia nikah sama teman bisnisku. Makanya aku memutuskan pulang. Melupakan mantan sambil cari pasangan," jelas Raffa. Raut wajah lelaki itu sedikit berubah. sepertinya Bella membuka luka yang coba dia tutupi. Bella jadi merasa bersalah.

"Maaf Raffa, aku nggak bermaksut buat kamu sedih," Bella cepat-cepat meminta maaf pada Raffa.

"Nggak apa-apa, Bell. Aku sudah lupa kok. Cuma sedikit baper kalau ingat kejadian itu. Keasyikan ngobrol sampai lupa pesen makanan," 

Raffa melambaikan tangannya memanggil pelayan dan memesan beberapa masakan seafood. Sudah pasti Raffi yang membocorkan menu favorit Bella sampai  Raffa tidak perlu menanyakan menu yang di pesan kepada gadis itu. 

Sepanjang makan, baik Bella ataupun Raffa sama-sama diam tanpa kata. Sesekali Bella memperhatikan caranya makan Raffa, sama persis dengan kembarannya.  Bella senang melihat  Raffa sangat menikmati olahan seafood. Itu artinya makanan favorit kita sama, bukan?

"Setelah ini, aku boleh antar kamu pulang?"

Raffa memecah kesunyian diantara mereka.

"B-boleh.." Bella sedikit terbata-bata. Dadanya berdebar. Rasanya dulu saat bersama kekasihnya  biasa saja. Apa mungkin Bella sudah benar-benar jatuh hati pada Raffa?

"Nanti kalau kita sudah menikah, kamu mau tetap kerja di resto itu, buka resto sendiri, atau bekerja di kantorku?" Raffa memberi Bella pilihan. Sepertinya dia bukan sosok yang over protektif. Buktinya Raffa memberi Bella kebebasan.

"Aku ikut apa katamu saja, Raf. Aku yakin kamu pasti tau yang terbaik buat aku." Sejujurnya Bella bingung juga, mau melakukan apa setelah menikah nanti.

"Kamu manis ya, Aku suka cewek yang penurut. Tapi kamu punya kebebasan kok, Bell. Kamu boleh menentukan sendiri apa yang kamu mau." Pernyataan Raffa membuat muka Bella seketika  memerah karena tersipu malu. Semoga Raffa  benar-benar bisa menjadi suami yang baik nanti.

Setelah selesai makan Raffaa mengantar Bella pulang. Rasanya gadis itu tidak percaya bisa naik mobil semewah itu. Apalagi hanya berdua bersama cowok ganteng yang sebentar lagi menjadi suaminya.

Belum sampai sepuluh menit mereka telah sampai di rumah Bella. Raffa membukakan pintu mobil untuk gadis itu dan mempersilahkan Bella turun.

"Terimakasih untuk malam yang indah ini, calon istriku," Raffa tersenyum manis pada Bella.

"Sama-sama calon suamiku, mau mampir dulu?" tawar Bella, tetapi Raffa menggeleng pelan.

"Aku tidak hanya akan mampir, tapi juga menginap. Tapi nanti setelah kita sah menjadi suami istri." Raffa terkekeh, mengingatkan Bella pada sosok Raffi. Aduh, lupakan dia Bella, kamu sudah akan menikah dengan Raffa. Ingat itu!

"Bisa aja kamu, Raf. Ya udah, aku masuk dulu," Bella berbalik dan melangkahkan kakinya menjauh dari Raffa. Hatinya terasa berbunga-bunga. Sampai Bella terus tersenyum.

"Tunggu, Bell." Raffa menghentikan langkah gadis itu. Membuat Bella langsung berbalik badan.

"Ada apa?" tanyanya pada Raffa. Pria tampan itu tak melepaskan sedikitpun pandangannya dari Bella. Dia  melangkah kearah Bella sambil merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah kotak kristal.

"Bell, jujur aku nggak tau gimana caranya merayu perempuan. tapi kali ini aku pengen kamu pakai cincin ini, sebagai tanda kamu adalah milikku, calon istriku," Raffa membuka kotak itu. Sebuah cincin berlian ada di dalamnya. Ia meraih tangan Bella dan menyematkan cincin itu di jari manis wanita si hadapannya. Tanpa sadar Bella meneteskan airmata.

"Yang barusan itu, buat hati aku meleleh, Raf. Terimakasih sudah memilih aku," Bella masih terisak.

"Cup, udah. Mulai sekarang jangan menangis lagi, kecuali tangis bahagia seperti ini," Raffa menghapus air mata Bella. Rasanya semua kejadian malam ini seperti mimpi. Jika memang mimpi, Bella tidak ingin terbangun lagi.

Related chapters

  • Antara Suami dan Ipar   SEMINGGU LAGI

    Nyanyian burung menandakan hari akan segera dimulai. Bella menggeliat, meregangkan otot tubuhnya yang sedikit kaku. Kenangan semalam masih teringat jelas di dalam ingatannya. Dia mengecek jari manisnya, takut semua itu hanya mimpi. Bella tersenyum saat mendapati cincin berlian itu masih melingkar di jari manisnya.Semuanya terlalu manis untuk Bella lupakan. Sekarang Bella sudah didera rasa rindu pada Raffa. Bella baru sadar, semalam dia tidak meminta kontak lelaki itu. Bodoh! umpatnya dalam hati. Dia kemudian memutuskan untuk menelepon Sindi. Gadis itu harus menjelaskan semuanya pada Bella."Ada apa, Bell? Tumben pagi-pagi telpon aku."Suara Sindi sedikit serak di ujung sana. Sepertinya dia baru saja bangun tidur."Hari ini ke rumah aku dong, mau curhat nih. Jelasin ke aku, siapa Raffa sebenarnya," ucap Bella tanpa basa-basi."Oke, siap. Aku mandi dulu ya." Sindi langsung menutup telpon dari B

    Last Updated : 2022-02-25
  • Antara Suami dan Ipar   PERGI KE SALON

    Hari ini Sindi mengajak Bella untuk pergi ke salon. Dia akan melakukan perawatan diri sebelum menjadi pengantin. Sengaja mereka berangkat pagi hari karena cuaca saat ini sedang tidak bersahabat. Musim kemarau menyebabkan suhu udara menjadi sangat panas di siang hari dan hujan di sore hari.Bella sebenarnya tidak terlalu hobi melakukan perawatan salon. Selain pemborosan, Bella lebih suka perawatan sendiri di rumah. Tapi untuk hari ini dia menurut saja. Kata Sindi, ini keinginan Raffi.Sambil menunggu Sindi datang, Bella memandangi foto Raffa yang sekarang Bella jadikan wallpaper. Beberapa hari lalu Sindi mengirimkan padanya via e-mail. Itupun Bella harus merengek untuk mendapatkan foto itu. Sayangnya Raffa tidak mengizinkan Sindi memberikan kontaknya pada Bella.Rasanya Bella sudah sangat rindu pada Raffa. Dia Sangat ingin berjumpa dengan lelaki itu. Meskipun hanya satu menit saja tidak

    Last Updated : 2022-02-25
  • Antara Suami dan Ipar   HARI BAHAGIA

    Bella sekarang ada di depan cermin. Beberapa perias pengantin pilihan keluarga Dirgantara merias wajah gadis itu. Akhirnya hari yang Bella tunggu datang juga. Hari ini ijab qabul antara dia dan Raffa Dirgantara dilangsungkan. Momen yang mungkin tidak akan dia lupakan seumur hidup.Sindi mendampingi Bella sejak lepas subuh tadi. Katanya saat ini Raffa sedang melaksanakan peresmian ikatan sakral mereka di sebuah masjid yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.Setelah ijab qabul dilaksanakan, Raffa akan menjemput Bella untuk pelaksanaan resepsi."Saya terima nikah dan kawinnya, Bella Ananda dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai," Sindi memutar pesan suara kiriman Raffi.Artinya sekarang Bella sudah sah menjadi istri Raffa. Tiba-tiba jantung gadis itu berdegup lebih kencang. Bisa jadi, wajahnya akan pucat pasi jikatidak ditutupi make-up. Sejak semalam dia sudah tidak bisa tidur

    Last Updated : 2022-03-06
  • Antara Suami dan Ipar   ROMANSA PENGANTIN BARU

    Raffa menggandeng Bella kembali ke kamar. Badan wanita itu terasa sakit semua. Resepsi adalah momen yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Meskipun hanya duduk sambil berpose layaknya model, namun rasa lelah akan langsung mendera setelah acara berakhir."Biar aku gendong. Kamu pasti capek, kan?"kata Raffa sambil menutup pintu kamar sekaligus menguncinya.Tanpa menunggu jawaban Bella, Raffa mengangkat tubuh ramping wanita itu dan menurunkannya pelan di ranjang mereka. Bella bersyukur, dia bisa kembali merasakan nikmatnya merebahkan diri ke atas kasur. Hampir seluruh otot di tubuh Bella melemas, tidak kaku seperti tadi saat mereka berada di atas pelaminan."Aku mau mandi dulu sebentar, kamu ganti baju, gih. Sindu sudah membelikanmu banyak baju tidur. Ambil saja di situ." Raffa menunjuk sebuah lemari baju yang terletak di pojok kamar. Setelah itu dia berjalan ke arah kamar mandi. Sesaat kemu

    Last Updated : 2022-03-09
  • Antara Suami dan Ipar   SEBUAH FAKTA BARU

    Bella terbangun saat cahaya matahari mulai menyelinap masuk menembus hordeng jendela kamarnya. Disebelah wanita itu ada Raffa sudah tidak ada. Tubuhnya masih polos tanpa sehelai benang tertutup selimut putih nan tebal. Segera dia menyingkap selimut itu dan menuju ke kamar mandi untuk mengecek apakah Raffa berada di sana atau tidak. Ternyata lelaki itu tidak ada di dalam ruangan sempit itu.Bella kemudian memutuskan untuk mandi, membersihkan dirinya dari sisa semalam. Setelah berganti pakaian dan sedikit merias wajah, dia segera turun ke lantai dasar. Suasana sepi. Tidak ada seorangpun di sana. Keluarga Dirgantara seakan tak tersisa. Di meja makan telah tersedia menu sarapan, tetapi itu tidak mampu menarik perhatian Bella."Selamat pagi, Non. Tuan berpesan, setelah Nona bangun harus segera sarapan," kata seorang asisten rumah tangga begitu ramah pada Bella. Ya, tentu saja Bella mengenal pekerja wanita itu. Dia sudah se

    Last Updated : 2022-03-12
  • Antara Suami dan Ipar   SANGAT KECEWA

    Bella menarik tangan Sindi menuju taman rumah sakit. Dia sengaja memilih sebuah bangku yang terletak di ujung taman. Ada pohon rindang di atasnya. Angin bertiup sepoi-sepoi, membawa terbang sedikit rasa sakit yang masih ada di hati wanita itu."Sin, ada yang ingin aku tanyakan padamu, ini tentang kak Raffi. Tapi kamu harus janji, katakan semuanya dengan jujur," ucapnya mantap pada Sindi. Dia merasa pantas untuk mengetahui semuanya, tentang apa yang terjadi pada Raffi."Jadi, apa yang ingin kamu tanyakan, Bell? Aku siap menjawabnya." Sindi sudah menduga hal ini akan terjadi. Cepat atau lambat, kebenaran tentang apa yang terjadi pada Raffi pasti akan terbongkar."Sebenarnya, apa sakit kak Raffi semakin parah karena aku?" tanya Bella kemudian.Biarlah dia dibilang terlalu percaya diri, tetapi dia yakin kalimat yang baru saja dia ucapkan itu merupakan sebuah kebenaran."M

    Last Updated : 2022-03-14
  • Antara Suami dan Ipar   BERI AKU KESEMPATAN

    Bella benar-benar kembali ke rumahnya. Masih sulit baginya untuk menerima kenyataan yang baru saja dia ketahui. Bella menyesal telah melewati malam pengantin bersama orang yang ternyata tidak pernah mencintainya. Setidaknya itu yang ada di pikiran Bella saat ini. Dia membenci pernikahan settingan itu. Apapun keadaan Raffi, Bella bisa menerima. Mengapa Raffi malah memberikan dia begitu saja pada kembarannya dengan alasan konyol. Bella tidak masalah meskipun Raffi penyakitan. Gadis itu memiliki perasaan yabg tulus. Lebih baik pernah memiliki, daripada harus berada dalam situasi aneh ini. Bella ingin merawat Raffi sebagai seorang kekasih. Rasa yang ada untuk Raffa telah lenyap begitu saja. Menguap seiring terbukanya rahasia besar yang ditutupi oleh seluruh keluarga Dirgantara. Bella masih tidak percaya, bagaimana bisa Raffa menidurinya, padahal dia mungkin tidak memiliki perasaan apapun, walau secara hukum Raffi memang suami Bella.&nb

    Last Updated : 2022-03-16
  • Antara Suami dan Ipar   TOLONG, BAHAGIAKAN DIA

    Pagi ini Bella dijemput Raffa untuk menjenguk Raffi ke rumah sakit. Wajahnya terlihat begitu ceria. Lelaki itu memakai pakaian dengan sangat rapi. Bella mengakui kalau hari ini Raffa terlihat sangat tampan.Semalam, setelah obrolan panjang itu Raffa memutuskan untuk kembali ke rumah keluarga Dirgantara. Dia memberi Bella kesempatan untuk memenangkan diri."Sudah siap?" tanya Raffa pada Bella diiringi senyum yang menawan."Sudah, Raf. Yuk." Bella berjalan ke arah mobil Raffa dan masuk. Lelaki itu mengikuti langkahnya, membukakan pintu mobil untuk Bella dan berlari kecil menuju ke sisi yang lain. Sekarang Raffa sudah berada di dalam mobil, tepat di samping Bella.Lagu Jaz yang berjudul Dari Mata mengiringi perjalanan mereka. Keduanya tampak menikmati lagu romantis tersebut.Sepanjang perjalanan Raffa memutar lagu itu. Bella merasa aneh, mengapa d

    Last Updated : 2022-03-16

Latest chapter

  • Antara Suami dan Ipar   MENCOBA UNTUK YAKIN

    Sejak insiden antara Raffa, Bella, dan Raffi terungkap kemarin, Bella belum pernah lagi datang ke rumah keluarga Dirgantara. Terakhir Bella ke sana saat mengambil koper dan melihat isi kamar Raffi.Hari ini Bella dan Raffa mau berkunjung ke kediaman keluarga Dirgantara, yang tidak lain adalah rumah orang tua mereka. Bella dibantu Raffa memasak beberapa menu favorit keluarga. Sesampainya di sana, mama dan papa Raffa menyambut mereka dengan hangat. Sindi memeluk Bella erat."Aku fikir kamu masih marah gara-gara kejadian kemarin, Bell," ujar Sindi saat kami sama-sama menyiapkan makan siang di dapur."Aku sudah belajar menerima kenyataan, Sin. Lagipula Raffa selalu perhatian danbaik sama aku," katanya sambil menata piring di meja makan."Alhamdulillah, aku seneng banget dengernya, Bell. Kak Raffa memang baik. Dia orang yang bertanggung jawab dan tulus. Aku yakin dia bisa bahagiain kamu kok.

  • Antara Suami dan Ipar   BELANJA DI SUPERMARKET

    Karena sudah memutuskan untuk tinggal bersama, Bella dan Raffa berniat belanja beberapa kebutuhan rumah, terutama bahan makanan. Stok di rumah Bella sudah menipis, terlebih mereka akan membutuhkan lebih banyak mulai sekarang."Ini kartu ATM buat untuk kamu. Kodenya 121314, kamu boleh pakai untuk belanja apapun sesukamu, Bella" Raffa menyodorkan kartu berwarna biru kepada istrinya."Mas, jangan berlebihan. Aku masih punya tabungan kok." Bella mencoba untuk menolak pemberian Raffa dengan halus."Ini kewajiban aku, loh. Aku ini suamimu yang harus memberimu nafkah. Jadi tolong di terima, ya." Raffa memaksa Bella untuk menerima pemberiannya."Baiklah, aku terima. Terimakasih, Mas." Bella memasukkan kartu itu ke dalam dompet. Raffa tersenyum sumringah. Dia tampak sangat bahagia wanita itu menghargai pemberiannya.Lalu lelaki itu menggandeng Bel

  • Antara Suami dan Ipar   APA AKU BOLEH TINGGAL DI SINI?

    Karena berputar-putar setelah pulang dari rumah sakit, akhirnya mereka sampai di rumah Bella hampir tengah malam. Saat tiba di sana, tiba-tiba listrik padam. Bella memiliki pbobia gelap. Saat keadaan gelap dan dia sendirian biasanya dada wanita itu akan terasa sesak dan sulit bernapas."Raffa, aku phobia gelap. Aku tidak akan bisa tidur," keluhnya. Bella terlihat mulai panik."Bagaimana kalau aku menemani kamu tidur? Aku nggak akan ngapa-ngapain kamu, kok. Aku hanya ingin menenangkan kamu," kata Raffa meyakinkan Bella. Dia tidak punya pilihan.Bella berfikir dahulu hingga beberapa saat. Benar juga, Raffa suaminya. Memang ada kemungkinan dia akan mau melukai Bella? Walaupun terjadi sesuatu, bukankah memang dia berhak melakukannya?"Boleh, Raf. Ayo masuk." Bella menggandeng erat tangan Raffa.Tentu saja setelah memarkirkan mobil di garasi. Mereka berdua masuk ke kamar Bella d

  • Antara Suami dan Ipar   TOLONG, BAHAGIAKAN DIA

    Pagi ini Bella dijemput Raffa untuk menjenguk Raffi ke rumah sakit. Wajahnya terlihat begitu ceria. Lelaki itu memakai pakaian dengan sangat rapi. Bella mengakui kalau hari ini Raffa terlihat sangat tampan.Semalam, setelah obrolan panjang itu Raffa memutuskan untuk kembali ke rumah keluarga Dirgantara. Dia memberi Bella kesempatan untuk memenangkan diri."Sudah siap?" tanya Raffa pada Bella diiringi senyum yang menawan."Sudah, Raf. Yuk." Bella berjalan ke arah mobil Raffa dan masuk. Lelaki itu mengikuti langkahnya, membukakan pintu mobil untuk Bella dan berlari kecil menuju ke sisi yang lain. Sekarang Raffa sudah berada di dalam mobil, tepat di samping Bella.Lagu Jaz yang berjudul Dari Mata mengiringi perjalanan mereka. Keduanya tampak menikmati lagu romantis tersebut.Sepanjang perjalanan Raffa memutar lagu itu. Bella merasa aneh, mengapa d

  • Antara Suami dan Ipar   BERI AKU KESEMPATAN

    Bella benar-benar kembali ke rumahnya. Masih sulit baginya untuk menerima kenyataan yang baru saja dia ketahui. Bella menyesal telah melewati malam pengantin bersama orang yang ternyata tidak pernah mencintainya. Setidaknya itu yang ada di pikiran Bella saat ini. Dia membenci pernikahan settingan itu. Apapun keadaan Raffi, Bella bisa menerima. Mengapa Raffi malah memberikan dia begitu saja pada kembarannya dengan alasan konyol. Bella tidak masalah meskipun Raffi penyakitan. Gadis itu memiliki perasaan yabg tulus. Lebih baik pernah memiliki, daripada harus berada dalam situasi aneh ini. Bella ingin merawat Raffi sebagai seorang kekasih. Rasa yang ada untuk Raffa telah lenyap begitu saja. Menguap seiring terbukanya rahasia besar yang ditutupi oleh seluruh keluarga Dirgantara. Bella masih tidak percaya, bagaimana bisa Raffa menidurinya, padahal dia mungkin tidak memiliki perasaan apapun, walau secara hukum Raffi memang suami Bella.&nb

  • Antara Suami dan Ipar   SANGAT KECEWA

    Bella menarik tangan Sindi menuju taman rumah sakit. Dia sengaja memilih sebuah bangku yang terletak di ujung taman. Ada pohon rindang di atasnya. Angin bertiup sepoi-sepoi, membawa terbang sedikit rasa sakit yang masih ada di hati wanita itu."Sin, ada yang ingin aku tanyakan padamu, ini tentang kak Raffi. Tapi kamu harus janji, katakan semuanya dengan jujur," ucapnya mantap pada Sindi. Dia merasa pantas untuk mengetahui semuanya, tentang apa yang terjadi pada Raffi."Jadi, apa yang ingin kamu tanyakan, Bell? Aku siap menjawabnya." Sindi sudah menduga hal ini akan terjadi. Cepat atau lambat, kebenaran tentang apa yang terjadi pada Raffi pasti akan terbongkar."Sebenarnya, apa sakit kak Raffi semakin parah karena aku?" tanya Bella kemudian.Biarlah dia dibilang terlalu percaya diri, tetapi dia yakin kalimat yang baru saja dia ucapkan itu merupakan sebuah kebenaran."M

  • Antara Suami dan Ipar   SEBUAH FAKTA BARU

    Bella terbangun saat cahaya matahari mulai menyelinap masuk menembus hordeng jendela kamarnya. Disebelah wanita itu ada Raffa sudah tidak ada. Tubuhnya masih polos tanpa sehelai benang tertutup selimut putih nan tebal. Segera dia menyingkap selimut itu dan menuju ke kamar mandi untuk mengecek apakah Raffa berada di sana atau tidak. Ternyata lelaki itu tidak ada di dalam ruangan sempit itu.Bella kemudian memutuskan untuk mandi, membersihkan dirinya dari sisa semalam. Setelah berganti pakaian dan sedikit merias wajah, dia segera turun ke lantai dasar. Suasana sepi. Tidak ada seorangpun di sana. Keluarga Dirgantara seakan tak tersisa. Di meja makan telah tersedia menu sarapan, tetapi itu tidak mampu menarik perhatian Bella."Selamat pagi, Non. Tuan berpesan, setelah Nona bangun harus segera sarapan," kata seorang asisten rumah tangga begitu ramah pada Bella. Ya, tentu saja Bella mengenal pekerja wanita itu. Dia sudah se

  • Antara Suami dan Ipar   ROMANSA PENGANTIN BARU

    Raffa menggandeng Bella kembali ke kamar. Badan wanita itu terasa sakit semua. Resepsi adalah momen yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Meskipun hanya duduk sambil berpose layaknya model, namun rasa lelah akan langsung mendera setelah acara berakhir."Biar aku gendong. Kamu pasti capek, kan?"kata Raffa sambil menutup pintu kamar sekaligus menguncinya.Tanpa menunggu jawaban Bella, Raffa mengangkat tubuh ramping wanita itu dan menurunkannya pelan di ranjang mereka. Bella bersyukur, dia bisa kembali merasakan nikmatnya merebahkan diri ke atas kasur. Hampir seluruh otot di tubuh Bella melemas, tidak kaku seperti tadi saat mereka berada di atas pelaminan."Aku mau mandi dulu sebentar, kamu ganti baju, gih. Sindu sudah membelikanmu banyak baju tidur. Ambil saja di situ." Raffa menunjuk sebuah lemari baju yang terletak di pojok kamar. Setelah itu dia berjalan ke arah kamar mandi. Sesaat kemu

  • Antara Suami dan Ipar   HARI BAHAGIA

    Bella sekarang ada di depan cermin. Beberapa perias pengantin pilihan keluarga Dirgantara merias wajah gadis itu. Akhirnya hari yang Bella tunggu datang juga. Hari ini ijab qabul antara dia dan Raffa Dirgantara dilangsungkan. Momen yang mungkin tidak akan dia lupakan seumur hidup.Sindi mendampingi Bella sejak lepas subuh tadi. Katanya saat ini Raffa sedang melaksanakan peresmian ikatan sakral mereka di sebuah masjid yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.Setelah ijab qabul dilaksanakan, Raffa akan menjemput Bella untuk pelaksanaan resepsi."Saya terima nikah dan kawinnya, Bella Ananda dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai," Sindi memutar pesan suara kiriman Raffi.Artinya sekarang Bella sudah sah menjadi istri Raffa. Tiba-tiba jantung gadis itu berdegup lebih kencang. Bisa jadi, wajahnya akan pucat pasi jikatidak ditutupi make-up. Sejak semalam dia sudah tidak bisa tidur

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status