Share

28. Nikah itu Gampang?

"Selamat siang, tante!" Stanley melongo ke dalam rumah. Bukan rumahnya pastinya.

Kalau rumahnya sendiri, siang bolong seperti ini. Papanya pasti sudah pergi entah kemana, apalagi adiknya, mungkin hanya di dalam kamar. Dia hanya akan keluar kalau sudah waktunya makan.

Sekarang ia ke rumah Ananta. Siapa lagi kalau bukan rumah gebetan.

"Ooh, Stanley! Selamat Siang! Siang-siang udah nongol aja kesini. Kenapa?" Ibu Ana membuka pintu. Tangannya penuh dengan tepung. Belum dibersihkan.

"Wah, sepertinya aku ganggu tante ya! Sedang buat apa tante? Sini, biar aku aja yang nutup pintunya!"

Ibu Ananta masuk ke dalam rumah, berjalan menuju dapur. Stanley mengikutinya dari belakang.

"Wah, buat kue ya tante?".

" Iya nih. Kue lapis. Kamu tahu lah untuk siapa?"

"Ana kan pasti. Dia kan bentar lagi ulang tahun."

"Ingat aja kamu!"

"Ingat dong, Tan!" Ia menjawab dengan bangga.

Saat Ibu Ana mulai mengaduk adonan. Stanley mencuci tangannya di wastafel.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status