Olga yang begitu menurut itu membuat Yosef merasa aneh, tetapi dia juga tidak menemukan masalah apa pun.Mereka berdua bahkan tidur sampai tengah hari dan baru bangun untuk makan siang. Yosef menghabiskan sore harinya bersama Olga, hatinya belum pernah setenang ini.Saat asistennya terus-terusan mendesaknya, Yosef pun akhirnya pergi.Sebelum berangkat, Olga sengaja datang mengantar pria itu. Dia merangkul pinggangnya di depan helikopter, seolah-olah tidak tega berpisah dengannya."Kapan kamu datang melihatku?""Kenapa? Belum pergi saja kamu sudah merindukanku? Tadi malam kamu masih belum puas?" tanya Yosef sambil tertawa ringan.Olga tidak mengerti, bagaimana wajah yang begitu lembut itu bisa mengucapkan kata-kata seperti itu?Namun, Olga juga bukan baru saja mengenal Yosef. Pria ini berbeda dengan Harvey, yang lebih kaku dan patuh pada aturan. Ketika Yosef lagi bergairah, dia bahkan bisa membahas kerjasama sambil meletakkan tangannya di paha lawan."Yosef, setelah kamu pergi, apa kamu
Setelah mendiskusikannya, mereka pun bersiap-siap untuk berangkat malam itu.Di pulau ini terdapat 352 kamera pengawas. Selena sudah mengumpulkan datanya dari awal, jadi menghindarinya juga bukanlah hal yang sulit.Dia membawa anaknya ke garis pantai di bawah kaki gunung belakang. Ketika angin laut bertiup, seluruh tubuh Olga langsung merinding.Apalagi, daerah ini termasuk tempat pemakaman yang dibuat Selena. Selama ini, sudah ada sekitar tiga puluh hingga lima puluh mayat yang diautopsi dan dikuburkan di sini.Bahkan Olga merasa angin laut ini terasa aneh, bagian belakang lehernya bahkan terasa lebih dingin.Oleh karena itu, pelayan lainnya biasanya tidak berani datang ke gunung belakang. Bisa dikatakan, tempat ini merupakan tempat pelarian yang paling aman.Olga merendahkan suaranya dan berkata, "Aku curiga kamu sengaja melakukannya. Selena, kamu sekarang lebih licik dari sebelumnya.""Aku sudah gagal berkali-kali, tapi kali ini aku nggak mau gagal lagi.""Ibu, kita mau ke mana?""B
Seluruh tubuh Harvey gemetar. Bayangan kematian Kavin kembali muncul di benaknya. Darah merah segar yang mengucur keluar dari dada pria itu menodai tangan dan matanya.Tidak mungkin!"Bukan, dia bukan Kavin. Aku yakin Kavin mati di pelukanku."Tembakan itu tepat mengenai jantung Kavin, jadi dia pasti mati.Harvey memperhatikan topeng pria itu, "Dia adalah George. Kalau aku nggak salah, Kavin punya saudara kembar, itu pasti dia!""Astaga, takdir macam apa ini? Ternyata Kavin punya saudara, mengapa kita semua nggak tahu?""Ini urusan Keluarga Lane. Cepat panggil orang-orang di pulau untuk menghentikan mereka!"Harvey bergumam pelan, "Seli, maaf ya."Padahal, Harvey telah berencana untuk melepaskan Selena, tetapi identitas pria ini terlalu misterius. Jika dia memang saudaranya Kavin, Harvey tidak mungkin membiarkannya tinggal di luar lagi.Dalam sekejap, alarm di pulau itu tiba-tiba berbunyi.Olga panik dan hampir terjatuh dari kapal. Wajahnya juga terlihat tegang."Kok bisa begitu cepat
Begitu George merapatkan kapal cepat ke tepi pantai, dia langsung menggendong kedua anak dari pelukan Selena sambil buru-buru berkata, "Cepat, ikuti aku!"Selena menggengam tangan Olga dan melarikan diri ke pulau itu, kemudian mengikuti George masuk ke goa yang telah dia gali sebelumnya."Untuk sementara, mereka nggak akan menemukan kita, tapi kita juga nggak bisa terus bersembunyi di sini. Kalau mereka mengepung pulau ini, bukankah kita akan terjebak?"Dahi George penuh dengan keringat. Suara yang keluar dari mulutnya terdengar pelan, "Kalau tebakanku nggak salah, mereka akan memilih satu helikopter untuk terjun payung dan helikopter lainnya untuk siap siaga. Bahan bakar helikopter ini hanya bisa bertahan tiga jam, meski ada yang ingin mengepung pulau ini, mereka juga membutuhkan waktu. Mengenai orang-orang di pulau itu, mereka nggak mungkin bisa menemukan kita di kegelapan malam seperti ini. Kita hanya perlu menunggu dua jam lagi."Olga memandangnya dengan kagum, "Kak, siapa namamu?
Kedua anak itu pun menatapnya dengan penuh rasa khawatir. "Ibu!""Aku ... "Selena bersandar di pelukan Olga sambil menghela napas pelan, tubuhnya terasa lemas.Ekspresi Olga juga menjadi khawatir. "Selena, selama beberapa hari terakhir kamu 'kan nggak merasa mual? Coba jawab aku yang jujur, apa kamu nggak ada tidur dengan Harvey? Gejalamu ini mirip ... hamil."Ekspresi Selena sontak terlihat lebih kaku. Saat beberapa hari yang lalu merawat Harvey, mereka berdua sama sekali tidak melakukannya. Dari segi waktu juga tidak mungkin.Akan tetapi ...Selena pun teringat momen di atas kapal itu, saat dia dan Gio melakukannya sepanjang malam!Keesokannya setelah tiba kembali di Kota Arama, Selena langsung meminta Sandy membelikannya pil KB. Jadi, seharusnya Selena tidak mungkin hamil."Nggak, aku nggak mungkin hamil. Aku sudah minum pil KB kok," jawab Selena, tangannya tampak agak gemetar."Pil KB? Selena, kamu 'kan tahu pil itu nggak selamanya efektif mencegah? Kamu sudah haid belum?"Selena
Selena benar-benar terkejut sekaligus senang melihat Isaac. Saking senangnya, dia sampai tidak tahu harus berkomentar apa dan hanya bertanya, "Kok kamu ada di sini, Isaac?""Aku susah banget mau ngehubungin Kak Selena, untungnya Kak George mau jadi perantara untuk mempertemukan kita.""Iya, beberapa tahun terakhir ini memang lagi banyak insiden," jawab Selena merasa emosional."Penyakitmu gimana, Kak?"Selena pun melepaskan wig-nya. "Penyakit ini nyaris membunuhku di paruh pertama tahun ini, tapi untungnya aku bisa bertahan berkat obat yang dulu kamu berikan dan kemoterapi. Sekarang juga efek samping kemoterapinya sudah jauh berkurang. Rambutku mulai tumbuh lagi, tapi kankernya masih ada.""Kamu pasti menderita banget, Selena," hibur Olga sambil menatap rambut Selena yang bahkan lebih pendek dari pria dengan penuh rasa simpati."Semua itu sudah berlalu. Nyawaku memang berada dalam bahaya, tapi untungnya aku masih hidup. Isaac, katanya kamu terus meneliti soal obat kanker, ya? Apa ada p
Isaac pun menatap sepasang anak kembar yang berdiri di samping Selena, lalu bertanya dengan ekspresi yang terlihat agak kaget, "Maksudnya, Kak Selena ... hamil lagi?"Selena terlihat tidak bisa berkata-kata. Ya ampun! Selama ini, satu-satunya anak yang Selena memang persiapkan diri untuk hamil adalah Harvest!Setelah itu, bisa dibilang kehidupan seksual Selena mati total. Sepasang anak kembarnya ini adalah gara-gara Harvey yang kehilangan akal sehatnya karena demam tinggi. Kali ini, penyebabnya bahkan lebih parah lagi ...Padahal dokter bilang Selena sulit hamil, tetapi kenyataannya sudah dua kali dia hamil."Aku belakangan ini lagi agak mual dan gejalanya mirip dengan awal-awal kehamilan, jadi takutnya ... ""Oke, kita USG saja dulu. Kalau cuma USG, di kota kecil ini juga bisa. Tapi, kalau MRI nggak bisa. Lebih baik Kak Selena USG dulu untuk memastikan lagi hamil atau nggak, setelah itu baru kita pikirkan mengenai kanker Kak Selena.""Oke, aku menurut padamu saja."Selama perjalanan,
Olga sontak menyemburkan air yang sedang dia tenggak."Hah! A ... apa? Ini bukan bayi Harvey?"Olga pun memperhatikan ke sekeliling, lalu berujar dengan suara yang lebih pelan, "Wah, wah, kelihatannya kamu ini alim, ternyata nakal juga, ya. Siapa yang sebenarnya menghamilimu? Si pria bertopeng itu? Atau si bajingan itu? Mereka berdua memang terlihat sangat menyayangimu sih, mereka pasti nggak akan menyakitimu seperti Harvey.""Bukan begitu ... " jawab Selena dengan makin getir."Selena, apa kamu ini nggak menganggapku temanmu? Padahal aku selalu curhat tentang Yosef kepadamu, tapi kamu malah nggak memberitahuku apa-apa!"Selena jadi merasa agak kesal. Bukan dia yang meminta Olga untuk mencurahkan isi hatinya tentang Yosef, Olga sendiri yang sengaja cerita."Ceritanya panjang.""Ya sudah, dipersingkat saja," jawab Olga dengan ekspresi yang terlihat bersemangat. Pasti karena tidak sabar mau bergosip.Selena yang benar-benar dibuat pasrah dengan sikap Olga pun akhirnya menceritakan apa ya