Olga sontak menyemburkan air yang sedang dia tenggak."Hah! A ... apa? Ini bukan bayi Harvey?"Olga pun memperhatikan ke sekeliling, lalu berujar dengan suara yang lebih pelan, "Wah, wah, kelihatannya kamu ini alim, ternyata nakal juga, ya. Siapa yang sebenarnya menghamilimu? Si pria bertopeng itu? Atau si bajingan itu? Mereka berdua memang terlihat sangat menyayangimu sih, mereka pasti nggak akan menyakitimu seperti Harvey.""Bukan begitu ... " jawab Selena dengan makin getir."Selena, apa kamu ini nggak menganggapku temanmu? Padahal aku selalu curhat tentang Yosef kepadamu, tapi kamu malah nggak memberitahuku apa-apa!"Selena jadi merasa agak kesal. Bukan dia yang meminta Olga untuk mencurahkan isi hatinya tentang Yosef, Olga sendiri yang sengaja cerita."Ceritanya panjang.""Ya sudah, dipersingkat saja," jawab Olga dengan ekspresi yang terlihat bersemangat. Pasti karena tidak sabar mau bergosip.Selena yang benar-benar dibuat pasrah dengan sikap Olga pun akhirnya menceritakan apa ya
Jangankan Yosef, Harvey juga sudah merasa sangat kesal. Sudah satu minggu berlalu semenjak George meninggalkannya, tetapi dia juga masih belum mendapatkan kabar apa-apa.Awalnya, Harvey tidak begitu membenci George karena belum tahu siapa pria itu sebenarnya.Baru belakangan ini Harvey tahu siapa dia.George dan Kavin adalah saudara kembar. George terlahir dengan fisik yang sangat lemah dan terancam meninggal cepat, jadi ada orang pintar yang mengatakan bahwa George tidak boleh terkena sinar matahari dan harus dibesarkan di kuil supaya bisa bertahan hidup.Itu sebabnya Keluarga Lane mengumumkan bahwa hanya ada satu tuan muda di sana. Bahkan sebelum-sebelumnya, Harvey tidak pernah tahu ada satu orang putra lagi bernama George.Alex pun menghela napas. "Aneh banget. Waktu itu orang pintar itu memang bilang cuma salah satu dari anak kembar Keluarga Lane yang akan bertahan, tapi siapa sangka yang meninggal malah kakaknya? Padahal yang terlahir dengan tubuh lemah dan sering sakit-sakitan it
"Pulau dan semua orang yang ada di sana berada di bawah kendalimu. Kalau bukan kamu yang membiarkan mereka, mereka nggak akan mungkin bisa kabur."Yosef bukan orang bodoh. Dia sudah menyadari bagaimana sikap Harvey terhadap Selena berubah."Sudah kuduga kamu nggak akan tertipu," sahut Harvey tanpa membantah."Aku nggak peduli kalau kalian bertengkar, tapi kamu nggak seharusnya ikut campur urusanku," kata Yosef dengan dingin, matanya menunduk menatap Harvey yang sedang duduk.Suasana yang mendadak berubah menjadi tegang pun membuat Johan langsung menengahi, "Oke, sudah, sudah. Dengan sifatmu itu, kamu baru bisa mengetahui isi hatimu kalau memang sudah berpisah. Kamu nggak bisa menyalahkan Harvey. Kalau Olga sendiri nggak mau pergi, mereka juga nggak mungkin bisa membawanya pergi. Daripada menyalahkan orang lain, lebih baik kamu berpikir baik-baik kenapa Olga sampai sebegitunya ingin meninggalkanmu!"Yosef pun duduk di atas kursi dengan lemas. "Kenapa? Aku 'kan sudah memberinya banyak ua
Chandra pun angkat bicara, "Tuan Harvey, beberapa hari ini Tuan Harvey sudah sibuk bekerja dan mengurus masalah pasar. Sekarang, gara-gara Nyonya, pola makan dan tidur Tuan Harvey juga jadi terganggu. Padahal, Tuan Harvey belum benar-benar pulih. Bagaimana kalau Tuan Harvey sampai ambruk?"Sejak identitas Harvey dibongkar di situs gelap itu, Grup Irwin juga terkena dampaknya dengan cukup signifikan.Grup Irwin menaungi banyak industri bisnis, entah dalam bidang properti maupun industri makanan. Semua anak bisnis Grup Irwin ikut terkena imbasnya.Orang-orang dari berbagai fraksi gelap mengendalikan kekacauan ini.Dalam dunia bisnis, yang paling ditakuti adalah orang yang datang secara diam-diam. Bahkan Johan pun mendapat kabar tersebut."Kalau begini terus, bisa-bisa kamu rugi bandar. Apa rencanamu?""Kamu sudah tahu sifatku. Mata diganti mata, gigi diganti gigi. Akan kubalas dendam ini seratus kali lipat."Harvey pun mengernyit, ekspresinya terlihat dingin. "Dia tahu aku memegang rahas
"Tanya saja," jawab George, nada bicaranya terdengar seolah-olah dia sudah tahu apa yang akan Selena tanyakan."Kita cuma pernah berinteraksi sebentar, tapi dulu kamu membantuku mencari orang semata-mata karena menghormati para nenek di pulau ini. Terus, setelah itu? Kamu diam-diam tetap membantuku, bahkan ikut serta membesarkan kedua anakku. Bahkan saat aku meminta bantuanmu untuk kabur, kamu juga menolongku dengan tulus tanpa basa-basi. Kita bukan keluarga, tapi kamu rela mempertaruhkan nyawa demi menolongku sampai sebegininya. Pasti ada alasan di balik keputusanmu, 'kan?"Tiba-tiba, muncullah cakar tajam di tangan George. Ini pertama kalinya Selena melihat senjata George, terlihat begitu tajam dan dingin mematikan.Sosok George yang seperti sekarang jadi terkesan misterius sekaligus kejam."Mungkin kamu sudah tahu tujuan kedatanganku ke sini?" tanya George dengan suara pelan. Ditambah dengan suasana malam hari seperti sekarang, rasanya bulu kuduk Selena meremang."Aku nggak tahu, ta
Selena menatap langit yang dipenuhi bintang, mimpinya barusan kembali terngiang dalam benaknya.Apa jangan-jangan calon bayinya bisa merasakan dilema Selena?"Entahlah.""Kak Selena, kamu harus menggugurkan kandunganmu." Tiba-tiba, Isaac angkat bicara. Dia pun berjalan menghampiri Selena, lalu duduk di samping Selena."Kak Selena sudah pernah menjalani kemoterapi, efek sampingnya nggak akan hilang untuk waktu yang lama. Nggak ada jaminan janin ini nggak akan terpengaruh. Kalau Kak Selena minum obatku setelah ini, kemungkinan besar janinmu akan mati atau setidaknya cacat."Selena pun mulai menghitung-hitung. Sudah tujuh bulan berlalu semenjak sesi kemoterapinya yang terakhir sebelum dia pergi. Setelah itu, Selena menghabiskan dua bulan di atas laut. Setelah kapalnya hancur akibat ulah bajak laut, Selena beristirahat di pulau selama sebulan lebih. Setelah setengah bulan melanjutkan perjalanannya lagi, barulah dia dikaruniai calon bayi.Jika dihitung-hitung, kurang lebih sudah satu tahun
Sudah satu tahun Selena tidak memeriksakan kondisinya paska menjalani kemoterapi. Selama ini, Selena merasa baik-baik saja.Efek samping kemoterapi sudah mulai menghilang, perutnya juga tidak terasa begitu sakit lagi. Selena merasa kankernya pasti sudah jauh berkurang.Selena menunggu hasil pemeriksaan dengan cemas dan khawatir. Rasanya kondisi fisiknya benar-benar menurun dan itu menjadi alasan yang sah untuk menggugurkan kandungannya.Tentu saja naluri ibu milik Selena ingin melindungi anaknya. Suka tidak suka, sudah ada kehidupan baru tumbuh di dalam rahimnya. Selena tidak rela jika harus menggugurkan kandungannya begitu saja.Di saat pikiran Selena sedang penuh dengan berbagai macam pemikiran, Isaac pun berjalan keluar sambil membawa laporan hasil pemeriksaan MRI milik Selena."Gimana hasilnya, Isaac?""Nggak begitu bagus, Kak Selena, kamu harus menggugurkan kandunganmu," jawab Isaac dengan ekspresi serius.Begitu melihat ukuran tumor yang tertera pada hasil laporan MRI, Selena ref
Isaac segera mematikan rokoknya dengan ekspresi yang terlihat agak panik. Selama ini, dia selalu bersikap patuh di hadapan Selena Bennett.Walaupun Selena sudah tahu bahwa Isaac adalah bagian dari Poison Bug, berapa banyak dari anggota organisasi itu benar-benar orang baik? Isaac memang pandai bermuka dua."Kak Selena dengar apa saja?""Perutku sakit. Toiletnya di mana? Tadi kalian bicara apa?" tanya Selena sambil memegang perutnya.Ekspresi Selena terlihat biasa-biasa saja, seolah-olah ada kemungkinan dia memang tidak mendengar pembicaraan Isaac dengan George barusan.Isaac pun menghela napas dengan lega. "Sakit banget? Mau diperiksa lagi?""Nggak usah, harusnya nggak kenapa-kenapa sih, aku 'kan juga barusan USG. Aku ke toilet saja dulu sebentar.""Oke, Kak Selena, sini biar kubantu."Isaac bersikap dengan begitu manis dan perhatian. Dia benar-benar terlihat seperti seorang pria dewasa sejati. Dia selalu bersikap penurut di hadapan Selena.Selena pun pergi ke toilet. Setelah menutup p