Setelah beberapa jam operasi, semua pecahan kaca di tubuh Harvey sudah diambil.Dia hanya bisa berbaring sejenak.Orang biasa akan menggunakan obat bius saat mengalami luka seperti ini, tetapi dia berhasil bertahan tanpa menggunakan obat bius.Beberapa jam ini seperti neraka baginya.Dia harus tetap sadar agar bisa langsung melihat Selena.Michelle segera menghampirinya. "Kak Owen, Kakak baik-baik saja, 'kan?"Harvey menempatkan dagunya di atas punggung tangan yang saling bertumpuk. Seluruh tubuhnya sudah kehabisan tenaga dan berkeringat dingin karena rasa sakit yang dialaminya.Dia sudah hampir pingsan, tetapi setelah pintu dibuka, dia tetap berusaha melihat ke arah pintu dengan semangat yang tersisa.Orang yang pertama kali dilihatnya adalah Selena, bukan Michelle.Tanpa menghiraukan sapaan dari Michelle, dia berteriak lemah, "Seli."Selena mendekat perlahan. Harvey mengulurkan tangannya dan Selena menggenggamnya.Telapak tangan Harvey tidak lagi kering. Masih ada keringat yang belum
Sebenarnya Selena merasa kalau ini akan membawa pengaruh buruk.Setelah berpikir sejenak, manusia cenderung punya sikap berprasangka. Dia sudah meninggalkan kesan buruk pada semua orang.Meski hari ini dia berdiri tegak di samping Harvey, orang-orang yang meremehkannya tetap akan meremehkannya.Kalau begitu, kenapa dia harus peduli dengan pandangan orang lain?Dia memang punya tubuh yang lemah dan kakinya sakit setelah berdiri selama itu.Kalau tiduran lagi di pinggir tempat tidur, mungkin saja pinggang dan punggungnya akan terasa sakit."Baiklah, tolong ambilkan."Selena melepaskan sepatu dan kaus kakinya, lalu naik ke tempat tidur sehingga membuat Michelle yang berada di sampingnya sangat marah."A, apa yang kamu lakukan? Dasar wanita nggak tahu malu!"Selena mengedipkan matanya dan berkata dengan wajah yang polos, "Seperti yang kamu lihat, rubah betina ini lelah dan butuh istirahat.""Kenapa kamu tidur di tempat tidur yang sama dengannya?"Selena makin merasa putus asa. "Aku juga ng
Pelaku yang dulu saja belum ditemukan. Sekarang malah muncul musuh baru dan gaya tindakannya sangat berbeda dengan sebelumnya.Apa dia harus bersembunyi selamanya di bawah sayap orang lain?Kematian Lian dan adegan orang lain yang terluka karena menyelamatkannya masih terukir jelas dalam ingatan.Malam hujan yang mengerikan itu sudah menjadi bayangan yang tak terhapuskan di dalam hati Selena.Kalau dia tidak menjadi kuat, tidak setiap kali dia bisa bertahan hidup dengan keberuntungan.Setelah berpikir panjang sampai menjelang fajar dan data Harvey stabil, Selena akhirnya menutup matanya untuk beristirahat sejenak.Ruangan itu sangat sunyi dan hanya pada saat ini saja Michelle bisa melihat wajah Harvey.Dulu, Harvey selalu mengenakan topeng saat menjalankan misi. Tidak ada yang tahu wajah aslinya. Michelle tidak bisa melihatnya meski dia ingin melihatnya.Pada saat ini, dia sangat iri pada Selena. Jangankan bisa dekat dengan Harvey, dia juga bisa melihat Harvey dan mengucapkan selamat p
Harvey tersenyum. "Aku tahu. Mau itu waktu tidur atau waktu bangun, aku nggak ingin melepaskan tanganmu."Wajah Harvey sangat pucat. Kulitnya memang sudah putih dan terlihat sakit.Dia baru saja berada di ambang kematian. Bahkan operasinya sendiri memakan banyak waktu, tetapi dia bangun seperti biasa."Katanya kamu nggak pakai obat bius?""Ya, soalnya aku takut mati dan nggak bisa melihat wajahmu untuk terakhir kalinya."Harvey menjawab dengan tenang. Sebenarnya dia hanya memikirkan satu hal. Selena punya kekebalan terhadap obat bius sejak lahir, jadi dia hanya bisa menahan rasa sakit setiap kali terluka.Melahirkan dengan pendarahan hebat, lengan dijahit, bahkan luka di pergelangan tangannya juga begitu.Harvey tidak menggunakan obat bius karena dia ingin mengingat semua penderitaan yang pernah dialami oleh Selena.Namun, yang lebih penting adalah dia ingin langsung melihat Selena begitu dia sadar.Kalau kemarin dia tidak selamat, dia akan meninggalkan dunia ini dalam tidurnya.Setela
Lebih baik Harvey tidak mengatakan apa pun, karena begitu dia mengatakan hal seperti itu, wajah Selena langsung berubah."Berapa lama lagi kamu akan terus bersikap egois dengan alasan demi kebaikanku?"Selena mengatakan semua ketidakpuasannya. "Dulu aku sangat mencintaimu, aku mengorbankan segalanya untukmu. Aku bahkan nggak pernah menanyakan pekerjaanmu yang misterius dan ke mana kamu pergi selama dinas. Aku pikir itulah cara aku mencintaimu, tapi pada akhirnya apa yang terjadi padaku?""Seli." Harvey mencoba meraih tangannya, tetapi ditolak oleh Selena."Kamu tahu segalanya tentangku. Waktu kamu senang, kamu bisa menghabiskan banyak uang untuk membelikanku hadiah dan memanjakanku mati-matian. Tapi waktu kamu sedih, kamu mengambil semuanya kembali, memutuskan semua jalan keluarku, dan menjatuhkanku ke neraka. Tapi aku? Selain tahu kalau kamu adalah Harvey, apa yang aku tahu tentangmu?""Dari awal, kamu mencintaiku seperti mencintai hewan peliharaan. Kamu pikir itu untuk kebaikanku, ta
Chandra terlihat serius. "Identitas bos terbongkar, jadi musuh-musuhnya yang dulu punya dendam pada bos pasti akan membalas dendam seperti serigala lapar. Seperti yang terjadi semalam, organisasi di balik mereka adalah tokoh sentral dari wilayah S sepuluh tahun yang lalu. Mereka mengirim pasukan bunuh diri yang tidak takut mati. Tujuannya adalah untuk menarik bos ke dalam masalah meski mereka harus mati."Selena ketakutan setelah mendengarnya. "Jadi sekarang, dia dalam keadaan bahaya, 'kan?""Di sini masih dianggap aman, tapi penuh bahaya di luar wilayah militer. Selain itu, saya menemukan ada seseorang yang memposting iklan hadiah anonim senilai 200 miliar rupiah untuk membunuh bos di situs gelap. Biasanya iklan hadiah bernilai tinggi seperti ini akan menarik beberapa pembunuh bayaran atau tentara bayaran yang berani mengambil risiko."Harvey justru memberikan nasihat kepada Selena seolah dia adalah orang yang tidak punya masalah, "Dulu aku membiarkanmu tinggal karena aku bisa melindu
Selena dengan serius belajar langkah-langkah mengganti perban dari perawat, setelah menunggu di dalam ruangan hanya tersisa dua orang ...Barulah kemarahan Selena meluap, "Sayang?""Kalau nggak memanggilmu begitu, mana mungkin dia mau pergi dari sini.""Tuan Harvey, buaya juga kamu ini," ucap Selena dengan dingin.Sembari berbicara, Selena mengangkat selimut Harvey dan memperlihatkan punggung Harvey yang diperban.Harvey menjelaskan, "Seli, dia cuma mengganti obatku sekali, itu pun cuma bagian lengan saja.""Kita sudah cerai, apa yang dia akan lakukan padamu nggak ada hubungannya denganku, aku juga nggak mau ikut campur." Selena menjawab sambil memotong perban.Saat dia berbicara, gerakan tangannya sangat lembut karena takut melukai Harvey."Seli, dari awal hingga akhir, hanya kamu yang pernah menyentuh tubuhku, nggak ada wanita lain." Harvey menghela napas ringan.Selena sebenarnya ingin menyindir dengan beberapa kata, tetapi luka di bawah perban mendadak terlihat di depan matanya.Se
Selena bingung mendengarnya, "Tolong jelaskan lebih jelas lagi, aku nggak paham."“Jadi begini, Kavin telah berlatih bersamaku sejak kecil, karena dia mirip denganku, dia salah satu penggantiku, kami bersama-sama menghadapi hidup dan mati, tapi dia nggak seharusnya jatuh cinta pada Agatha hingga membuatnya hamil. Dalam satu misi, dia menggantikanku menahan serangan fatal. Sebelum meninggal, Kavin mengkhawatirkan Agatha, jadi menyuruhku untuk menjaga mereka dengan baik-baik.""Dengan rasa terima kasih kepada Kavin, aku selalu memenuhi permintaan Agatha, waktu itu kebetulan ada salah paham tentang hubungan antara Keluarga Bennett dan adik perempuanku. Dua hal ini terjadi bersamaan, aku membalas dendam kepada Keluarga Bennett sekaligus merawat Agatha saat hamil, itu sebabnya kamu merasa aku sedang jatuh cinta pada orang lain, saat kamu menanyakan hal itu, aku nggak bisa menjelaskannya.""Agatha nggak mau anaknya yang belum lahir tumbuh dalam keluarga dengan orang tua tunggal, jadi dia ber