Selena langsung dibawa ke ruang gawat darurat. Ketika Hansen mendengar berita ini, dia sudah hampir runtuh.Firasat buruknya menjadi kenyataan. Dia langsung terbang dari Kota Arama dalam semalam.Harvey tampak berdiri di luar ruang gawat darurat. Kemeja yang dia kenakan kini penuh dengan darah Selena, tetapi dia tidak peduli dan hanya menutup matanya.Chandra mendekatinya dengan hati-hati. Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya berbicara, "Tuan Harvey, aku barusan menyuruh orang mengambil catatan medis Nyonya di rumah sakit tempat Lewis bekerja dulu."Harvey tengah berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung. Wajahnya tampak sedingin es. Dia terus tenggelam dalam pikirannya sendiri dan baru tersadar saat Chandra berbicara dengannya.Chandra menyerahkan dua laporan patologi."Laporan pertama dilakukan ketika Nyonya pingsan kala merawat Tuan Arya. Lewis mencurigai mengidap kanker lambung dan melakukan endoskopi lambung serta biopsi. Hasilnya adalah kanker lambung stadium tiga.""La
Selena bahkan pernah menjalani kemoterapi!Harvey sama sekali tidak tahu soal itu. Tenggorokannya sontak terasa tercekat. Dia pun bertanya, "Apa kamu yang merawatnya waktu itu?""Iya, waktu itu setiap hari dia harus bolak-balik ke rumah sakit sambil melakukan beberapa pekerjaan sekaligus untuk menyokong ayahnya. Setelah dia divonis menderita kanker, dia menjalani kemoterapi tanpa ditemani seorang pun. Waktu jadwal kemoterapinya dinyatakan sudah rampung dan dia diperbolehkan keluar dari rumah sakit, dia bahkan berbohong padaku dengan mengatakan ada teman yang akan menjaganya. Padahal, waktu itu tubuhnya masih sangat lemah. Dia juga pusing, tidak bisa berdiri dan nggak punya napsu makan. Saat aku menemukannya, dia sedang terbaring di atas kasur sambil susah payah melewati efek samping kemoterapi yang parah. Itu sebabnya dia secepat mungkin bercerai darimu."Walaupun Lewis merupakan seorang pria dewasa, tetap saja kejadian ini membuatnya merasa sedih. "Obat bius nggak mempan terhadap Sele
Hasil biopsi Selena pun keluar malam itu juga. Ternyata, kanker usus yang dia derita sudah mencapai stadium akhir. Yang lebih mengerikannya lagi, sel kanker sudah menyebar ke otak Selena. Di sana ada tumor ganas stadium awal.Setelah berkumpul untuk berdiskusi, para dokter spesialis kanker pun memberikan jawaban yang sama seperti Lewis. Mereka tidak menyarankan pengobatan apa pun."Kalian bahkan belum mencoba apa-apa, kenapa sudah menyerah!" protes Harvey dengan dingin.Si kepala rumah sakit mengusap keringat yang membasahi dahinya dengan gugup sambil berkata, "Tuan Harvey, kanker ini bukan penyakit biasa. Seandainya terdeteksi dini, biasanya kami akan mengoperasi pasien untuk melakukan pengangkatan. Masalahnya, istri Tuan sudah berada di stadium akhir. Tuan juga sudah melihat sendiri seberapa besar ukuran tumornya, itu sudah nggak memenuhi syarat untuk diangkat melalui operasi. Kami juga menemukan adanya tumor di otak istri Tuan. Otak memiliki banyak saraf, jadi nggak bisa main dioper
Punggung Lewis sontak terasa dingin. Saat ini, Harvey sudah seperti seekor binatang liar yang semua rantainya nyaris putus.Selena adalah rantai terakhir yang bisa mengikat Harvey. Jika sesuatu terjadi pada Selena, entah Harvey akan berubah menjadi seperti apa."Apa kamu nggak merasa kamu ini terlalu memaksakan kehendak? Setidaknya, kamu harusnya nanya dulu ke Selena apakah dia mau menjalani pengobatan atau nggak!""Aku nggak peduli prosesnya bagaimana, yang penting dia nggak akan mati. Aku cuma ingin dia tetap hidup! Kamu ngerti nggak?" sahut Harvey dengan tegas.Lewis pun akhirnya berjalan pergi dengan kesal. Selena menatap punggungnya, hatinya ikut merasa sangat sedih.Ternyata Harvey tetap egois seperti biasa, dia tidak tahu bagaimana caranya mencintai orang lain.Hansen akhirnya datang setelah menerjang hujan badai. Begitu melihat Harvey, ekspresinya sontak terlihat bersalah. Hansen menampar pipinya sendiri dengan keras sambil berkata, "Ini semua salahku, Tuan Harvey! Aku lalai ak
"Tuan Harvey, kemoterapi itu seperti menggunakan racun untuk melawan racun. Nggak cuma sel kanker yang akan diserang, tapi juga semua sel sehat lainnya. Kondisi Nyonya saat ini sudah terlalu parah, ada kemungkinan besar sel kanker dan kemoterapi yang dijalani membuat Nyonya ...""Nggak, Seli nggak akan mati," sela Harvey dengan suara yang terdengar serak, kepalanya tertunduk.Hansen tidak tahu harus bagaimana menguatkan Harvey. Saat ini, mereka hanya bisa berdoa semoga ada keajaiban terjadi.Setelah dirawat selama semalam, untuk sementara nyawa Selena tidak dalam bahaya. Meskipun begitu, kondisinya masih sangat lemah. Dokter sangat menyarankan untuk tidak segera memulai kemoterapi karena kemungkinan besar Selena tidak akan sanggup bertahan melewatinya.Harvey menatap Selena yang tidak sadarkan diri dan akhirnya mengalah. Persoalan kemoterapi akan ditunda untuk sementara waktu.Tepat pada saat itu, Alex bergegas menghampiri dan melapor, "Gawat, Tuan Harvey, aku baru saja mendapat kabar
Mangkuk bubur yang Harvey pegang langsung nyaris terjatuh, dia segera menjelaskan, "Seli, masalahnya nggak seperti yang kamu pikirkan! Aku dan Agatha nggak ... ""Mau ngarang cerita apa lagi kamu?" sela Selena sambil menatap Harvey dengan dingin. "Coba jawab, waktu aku dan Agatha sama-sama tercebur ke dalam laut, siapa yang kamu tolong?"Kejadian ini adalah yang satu-satunya membekas dalam ingatan Selena. Bahkan jika sekarang mengingatnya lagi, hatinya masih terasa begitu sakit.Karena Selena sudah bertanya seperti ini, Harvey pun tahu dia tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi."Seli, waktu itu ada alasan kuat kenapa aku bersikap begitu."Selena pun menyahut dengan dingin, "Oke, anggap saja kamu punya alasan kuat. Tapi, kenyataannya kamu lebih memilih menolong orang lain daripada istrimu sendiri. Jadi, maaf, aku nggak bisa bersimpati dengan apa pun alasanmu. Cuma rasanya ironis saja. Kamu benar, memang lebih baik aku lupakan saja soal itu karena aku cuma akan merasa kesakitan ka
Harvey pun kembali ke kamar tidur utama, lalu langsung menyalakan keran shower. Setelah itu, dia memasuki bilik mandi bahkan sebelum airnya terasa hangat.Tubuh Harvey langsung terguyur air dingin, tetapi itu tidak ada apa-apanya dengan rasa dingin yang ada di dalam hatinya.Dia jadi ingat saat mengikat Selena di dalam kamar mandi dan membiarkan air dingin membasahi tubuhnya pada malam dua tahun yang lalu. Ternyata airnya sedingin ini. Waktu itu Selena pasti merasa begitu putus asa.Harvey teringat kembali rupa Selena sekarang dan dia merasa sangat menyesal. Semua kekejamannya terhadap Selena kini berbalik menjadi pisau yang menghujam dirinya!Penyesalan Harvey sebesar rasa cintanya kepada Selena.Chandra pun bergegas menghampiri dan berjalan ke luar pintu kamar mandi. Bagian dalam kamar mandi tampak gelap gulita. Berkat cahaya dari luar, Chandra bisa melihat Harvey yang sedang duduk bersandar pada tembok.Leher Harvey tampak agak dimiringkan ke samping dengan wajah yang langsung tergu
Sebenarnya, kondisi William juga tidak bisa dikatakan membaik. Setelah Selena dilarikan ke rumah sakit semalam dalam kondisi gawat darurat, Kakek benar-benar marah sampai langsung jatuh sakit.Harvey dan Jesika awalnya ingin langsung membawa Kakek pergi, tetapi William melarang mereka dengan keras. Para pengawal juga tidak mengizinkan mereka untuk pergi.Begitu William pingsan, dokter pun segera menyelamatkannya. Setelah itu, dia langsung dihukum berlutut hingga saat ini.Dia masih bersikap pongah dan sombong kemarin malam, tetapi setelah dihukum berlutut sepanjang malam, William merasa lebih baik dia mati saja.Lututnya sudah kebas, luka di kepalanya juga hanya diobati ala kadarnya. William merasa sekujur tubuhnya jadi mata rasa.Dia merasa lelah, lapar dan mengantuk, tetapi tidak berani mengubah posisi berlututnya. Ada satu momen dia merasa terlalu mengantuk sehingga tubuhnya oleng dan tertusuk kaca. Rasanya sangat menyakitkan.William yang kondisi fisiknya mulai lemah pun menyadari