Share

Bab 244

Di rumah sakit.

Arya masih terbaring di atas ranjang rumah sakit seperti sebelumnya. Dia mengandalkan infus nutrisi dan berbagai instrumen serta perlengkapan untuk bertahan hidup setiap hari.

Tubuh Arya semakin menurun dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang, terutama saat anggota tubuhnya secara bertahap menyusut.

Seperti bunga yang kehilangan vitalitasnya, bertahan dengan sisa nutrisi tanah yang tersisa.

Selena sudah beberapa hari tidak menjenguk dan tiap kali dia melihat ayahnya, dia merasa semakin sedih.

Pipi Arya semakin cekung, dan air mata Selena jatuh di punggung tangannya yang kisut.

"Ayah ... "

Selena berharap keajaiban terjadi suatu hari nanti. Arya akan bangun dan melihatnya walaupun hanya sekilas atau bahkan mengucapkan sepatah kata pun untuknya.

"Kak Selena, jangan sedih."

Issac menepuk punggung Selena dengan lembut, sementara Selena menundukkan kepalanya karena tidak ingin orang lihat kerapuhannya saat ini.

Ketika Selena menutupi wajahnya dan diam-diam menan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status