Lewis mengobrol dengan Selena tentang kondisi terkini. Selena selalu merasa bersalah. Dia sudah mengasingkan Lewis hanya karena perkataan Harvey.Suara Lewis tetap terdengar hangat seperti biasanya. Dia sudah beradaptasi sepenuhnya dengan lingkungan baru setelah belajar di luar negeri.Akhir-akhir ini Lewis mendapatkan pacar dengan kepribadian yang sangat baik. Dalam beberapa tahun, dia akan kembali pulang. Jadi, kuliah lanjutannya kali ini tidaklah buruk.Lewis mengatur pemeriksaan perut untuk Selena besok."Selena, kamu bisa jalan ke luar dan menjalani kehidupan yang baru. Aku benar-benar bahagia untukmu.""Kak Lewis, aku akan menjalani kehidupan yang baik. Entah itu sehari atau sebulan. Aku selalu berharap untuk menyambut hari esok."Di telepon terdengar suara wanita yang manis dari telepon, "Kak, aku baru saja mengacau lagi ... "Selena tersenyum dan menyelesaikan teleponnya, "Pergilah, Kak."Malam ini Selena jarang bersantai dan mandi air hangat.Selena juga menuangkan segelas ang
Ketika masuk ke dalam ruangan tim C, Selena mendapat sambutan antusias dari semua orang.Ketika melihat kejadian ini, Selena merasa sangat lucu. Kalau mereka tahu pendukungnya mundur, apakah mereka masih akan tetap tersenyum secerah itu?Bahkan Lina sama sekali tidak keberatan proyek itu sendirian. Dia menepuk pundak Selena dan bersorak, "Selena, lakukanlah yang terbaik!"Lala dengan cepat menarik Selena ke samping dan menemukan tempat kosong untuk melaporkan pencapaiannya."Kak Selena, semalam Farrel ngajak kencan cewek-cewek di departemen kalian. Cih, pantesan dia disebut penggoda wanita.""Apa ada lagi?""Kebetulan aku bersenang-senang dengan para cewek itu. Dia menanyakan beberapa pertanyaan padaku, lalu Farrel terus berkata bahwa kamu cantik, tubuhmu bohai, dan kulitmu putih. Suatu saat nanti kamu ... Ehem."Kalimat mesum selanjutnya tidak dikatakan ulang. Lala membuat kesimpulan, "Selain itu, Farrel nggak punya dendam padamu. Dia juga nggak menunjukkan perilaku seperti yang kamu
Bukan karena Selena tak bisa menghindari tamparan Maisha, melainkan Maisha terlalu cepat sehingga Selena tak menyangka dia akan mengambil tindakan itu di hadapan umum.Tamparan tadi langsung membuat Selena tertegun.Meskipun kesan Selena terhadap kepribadian Maisha agak dingin, dia sedikit acuh padanya.Pada akhirnya, Selena tumbuh dengan memiliki tata krama yang baik sejak kecil. Bagaimana dia bisa menyalahkan dirinya sendiri seperti orang yang kasar di hadapan umum?Selena menutupi wajahnya yang ditampar dan menarik napas dalam-dalam untuk menekan amarah di hatinya."Nyonya Maisha, aku rasa Nyonya harus memberikan penjelasan padaku.""Selena, kalau aku tahu kamu akan menjadi orang yang nggak tahu malu seperti ini, seharusnya saat itu aku nggak melahirkanmu. Kamu benar-benar mengecewakanku!"Semua suasana hati Selena yang baik dalam dua hari terakhir pun hancur seketika oleh tamparan Maisha.Di mata rekan-rekannya yang penasaran di sekitarnya, Selena tidak bisa membiarkan orang ini."
Selena tidak dapat memahami pemikiran Maisha. Saat itu dia meninggalkan Selena pergi ke luar negeri.Setelah bertahun-tahun lamanya, sekarang Maisha kembali. Yang paling harus dia lakukan adalah memperbaiki hubungannya dengan putrinya.Hal ini sudah merusak reputasinya dan berdampak negatif pada dirinya sebagai seorang ibu. Apa yang Maisha rencanakan?Maisha tertegun sejenak, lalu berubah lebih galak dengan berkata, "Selena, aku sudah lama mengajarimu untuk menjadi orang yang bersih. Apa kamu nggak takut karma saat melakukan hal-hal ini?"Kelima jemari Selena yang melingkar di telapak tangannya sudah mengeluarkan sedikit darah. "Kenapa aku harus takut? Orang yang kutakuti adalah dia ... "Sebelum Selena selesai berbicara, terdengar suara yang tenang dari seorang laki-laki, "Nyonya Maisha, pak direktur kami mengundang kalian berdua untuk naik ke atas."Ternyata masalah ini sudah terdengar sampai ke telinga kantor direktur. Chandra berdiri dengan hormat di samping dan membawa mereka berd
Kata-kata yang Harvey katakan tepat menyentuh hati Selena. Laki-laki itu tahu betul seberapa besar keinginan Selena untuk dipeluk oleh seorang ibu.Orang yang selalu Selena nanti-nantikan malah bersikap seperti ini saat dia pulang. Harvey tahu kalau saat ini Selena pasti sedih sekali.Namun, Maisha tidak mengerti.Dia tidak menyukai Arya dan juga tidak peduli dengan putrinya.Meskipun Agatha tidak menghormatinya, tetapi Agatha sering kali membuatnya repot, terutama ketika Calvin tidak ada.Namun, manusia memang jahat. Dia akan menunjukkan sisi yang paling lembut kepada orang luar dan menunjukkan sisi negatifnya pada orang terdekat.Wanita itu sudah bertahun-tahun berusaha untuk menyenangkan Agatha, hingga sekarang sudah menjadi sebuah kebiasaan.Sama seperti kebiasaannya mengabaikan Selena, tidak peduli, tidak ambil pusing bahkan membiarkannya begitu saja.Perkataan Harvey sama sekali tidak membuatnya merenung. Wanita itu terlihat mempertahankan pendiriannya. "Aku cuma tahu kalau sekar
Selena mendongak dan melihat seseorang bertubuh tegap berdiri di depannya. Harvey mencengkeram pergelangan tangan Maisha.Jika dulu Harvey masih menjaga sikapnya karena menganggap Maisha sebagai orang tua yang harus dihormati, tetapi saat ini Harvey menatap wanita itu dengan sorot mata dingin dan berkata. "Bibi Maisha, kayaknya Bibi keterlaluan, deh?"Maisha mengerutkan kening dan menggoyang-goyangkan tangannya berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Harvey. "Harvey, Bibi 'kan sedang membantumu, kenapa sikapmu malah begini?""Membantuku?" Harvey tertawa dingin dan tidak melepaskan cengkeraman tangannya. Sebaliknya, dia malah mencengkeram tangan Maisha dengan lebih kuat."Aku nggak suka orang lain ikut campur urusanku, mengerti?"Maisha yang tangannya dicengkeram mulai menangis sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya, iya, aku paham, lepaskan dulu cengkeramanmu.""Tante Maisha, lihat yang benar, dialah anakmu yang sebenarnya!" kata Harvey sambil melepaskan tangan Maisha.Harvey me
Bagitu Maisha mendengar perkataan ini, ekspresi wajahnya menjadi lebih tenang. "Aku sudah bilang 'kan, pasti perempuan ini yang terus mengganggumu dan nggak mau melepaskanmu. Selena, kamu dengar 'kan barusan? Sekarang cepat beresi barangmu dan pulang bersama Ibu."Maisha meraih tangan Selena dan berkata, "Tadi Ibu emosi, kata-kata Ibu tadi nggak udah dimasukkan ke hati, ya! Ibu melakukan ini semua juga demi kebaikanmu. Kamu 'kan juga sudah cerai, jadi kamu harus melepaskan semuanya dan jangan maju-mundur karena merugikan semua pihak ... "Selena menghempaskan tangan Maisha, "Ibu benar, setelah bercerai harus melepaskan semuanya, bahkan jika mantan suami sekarat pun juga nggak perlu menjenguknya sama sekali."Maisha terdiam, sebenarnya setelah pulang ke negara asalnya, dia memang tidak pernah mengunjungi Arya Bennett."Kamu menyalahkan Ibu? Dulu saat Ibu pulang, ayahmu sedang masuk ICU dan nggak boleh dijenguk oleh orang luar."Penjelasan Maisha membuat Selena makin merasa geli, "Nyonya
Saat Selena membawa kotak kardusnya dan berjalan menuju lift, dia berpapasan dengan seorang wanita anggun. Wanita itu adalah ketua grup B.Dia melipat kedua tangannya di depan dada dengan ekspresi meremehkan."Benar 'kan apa kubilang? Orang yang bisa naik jabatan karena tidur dengan atasannya nggak akan bisa bertahan lama."Manusia yang paling jahat adalah manusia yang sama sekali tidak pernah berkomunikasi denganmu, tetapi malah berprasangka buruk kepadamu hanya karena mendengar gosip dari orang lain.Sama seperti Sandra. Hanya karena Selena mendapatkan apa yang tidak berhasil dia dapatkan, dia malah terus-menerus menjatuhkan orang lain.Selena yang emosinya sudah di ubun-ubun langsung menegakkan tubuhnya dan membalas, "Habis dari kamar mandi nggak cuci mulut dulu, ya? Kotor sekali kata-katamu itu!""Apa kamu bilang?" Alis Sandra bertaut dan tatapan matanya langsung berubah jadi tajam.Selena menatapnya dengan dingin. "Orang yang badannya gemuk itu sedang melatih badannya. Tapi kalau