Saat membahas tentang Farrel, Lala memutar bola matanya dan berkata dengan sinis, "Satu kata, mesum.""Dia sangat mesum?""Ya, jangankan wanita, bahkan lalat betina yang terbang di hadapannya pun bakal dilirik."Selena merasa ada yang tidak beres. Apa orang ini adalah dalang di baliknya?"Kak Selena, apa anak ini memprovokasimu?" tanya Lala sambil menatap wajah Selena."Nggak apa-apa. Aku hanya asal tanya."Mata Lala berputar dengan cepat dan berkata, "Kali ini berkat bantuanmu, kita bisa mendapatkan kerja sama ini dan berhasil menyelesaikan tugas penjualan. Sebentar lagi dia bakal datang."Ketika Lala berbicara, dia menunjuk ke seorang pria yang mengenakan jas dan dasi di tikungan jalan, lalu berkata, "Lihat, baru saja diomongin, dah nongol saja."Selena melihat ke arah yang Lala tunjuk dan tampaklah Farrel yang berusia sekitar 35 tahun, tingginya rata-rata, dan memiliki sepasang mata yang bersinar seperti mata tikus yang tajam.Mereka saling bertatapan dan Farrel melihat Selena dari
Di rumah sakit.Arya masih terbaring di atas ranjang rumah sakit seperti sebelumnya. Dia mengandalkan infus nutrisi dan berbagai instrumen serta perlengkapan untuk bertahan hidup setiap hari.Tubuh Arya semakin menurun dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang, terutama saat anggota tubuhnya secara bertahap menyusut.Seperti bunga yang kehilangan vitalitasnya, bertahan dengan sisa nutrisi tanah yang tersisa.Selena sudah beberapa hari tidak menjenguk dan tiap kali dia melihat ayahnya, dia merasa semakin sedih.Pipi Arya semakin cekung, dan air mata Selena jatuh di punggung tangannya yang kisut."Ayah ... "Selena berharap keajaiban terjadi suatu hari nanti. Arya akan bangun dan melihatnya walaupun hanya sekilas atau bahkan mengucapkan sepatah kata pun untuknya."Kak Selena, jangan sedih."Issac menepuk punggung Selena dengan lembut, sementara Selena menundukkan kepalanya karena tidak ingin orang lihat kerapuhannya saat ini.Ketika Selena menutupi wajahnya dan diam-diam menan
Issac mengantarkan Selena sampai ke apartemen. Issac memiliki kepolosan dari seorang pemuda dan sifat sopan seorang pria dewasa.Issac membukakan pintu mobil untuk Selena secara pribadi dan melilitkan syal yang baru saja dibelinya dari dalam tas ke leher Selena."Nggak usah. Aku nggak merasa dingin, kok.""Ini syal baru. Cewek harus menjaga tubuhnya tetap hangat," jelas Issac."Baiklah. Kamu hati-hati di jalan. Terima kasih."Issac masih tersenyum dan berkata, "Jajan malam ini nggak usah dihitung. Kak Selena masih berutang traktir aku makan besar.""Dasar kamu." Selena mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Issac dengan lembut sembari berkata, "Kamu masih sama seperti waktu kecil dulu."Saat itu Selena berjanji akan memberikannya sebuah hadiah. Anak ini selalu mengingatnya. Dia akan menanyakannya pada Selena setiap beberapa waktu sekali."Kalau begitu kita janjian lagi nanti.""Ya."Setelah melihat mobil itu menjauh, Selena baru berbalik dan masuk ke dalam lift.Perkataan Issac ada
Selena tersenyum dengan senyuman sarkas.Selena membuka jari Harvey satu persatu dan berkata, "Tuan Harvey, aku nggak pernah meminta apa pun darimu, apalagi posisi Nyonya Irwin yang kamu sebutkan. Kalau aku bisa melepaskannya, aku nggak akan memikirkannya lagi."Di dalam mata Harvey yang berkilauan, sudut bibir Selena sedikit terangkat. Dengan suara yang tenang, dia berkata, "Dulu aku selalu berpikir kalau angin musim pancaroba nggak sebanding denganmu. Akan tetapi aku berdiri sendirian di tempat yang sama, menunggumu hingga musim kemarau dan hujan terlewati. Aku tidak bisa menunggumu lebih lama lagi, jadi aku harus menyeret tubuhku yang lelah perlahan ke depan. Kemudian, aku menyadari bahwa badai di musim hujan dan terik yang panjang di musim kemarau itu jauh lebih baik darimu."Selena perlahan mengangkat tangannya dan jemarinya yang ramping membelai wajah orang yang ada di hadapannya, orang yang pernah dia cintai dengan sepenuh jiwa dan raganya."Harvey, aku nggak bisa menyangkal kal
Lewis mengobrol dengan Selena tentang kondisi terkini. Selena selalu merasa bersalah. Dia sudah mengasingkan Lewis hanya karena perkataan Harvey.Suara Lewis tetap terdengar hangat seperti biasanya. Dia sudah beradaptasi sepenuhnya dengan lingkungan baru setelah belajar di luar negeri.Akhir-akhir ini Lewis mendapatkan pacar dengan kepribadian yang sangat baik. Dalam beberapa tahun, dia akan kembali pulang. Jadi, kuliah lanjutannya kali ini tidaklah buruk.Lewis mengatur pemeriksaan perut untuk Selena besok."Selena, kamu bisa jalan ke luar dan menjalani kehidupan yang baru. Aku benar-benar bahagia untukmu.""Kak Lewis, aku akan menjalani kehidupan yang baik. Entah itu sehari atau sebulan. Aku selalu berharap untuk menyambut hari esok."Di telepon terdengar suara wanita yang manis dari telepon, "Kak, aku baru saja mengacau lagi ... "Selena tersenyum dan menyelesaikan teleponnya, "Pergilah, Kak."Malam ini Selena jarang bersantai dan mandi air hangat.Selena juga menuangkan segelas ang
Ketika masuk ke dalam ruangan tim C, Selena mendapat sambutan antusias dari semua orang.Ketika melihat kejadian ini, Selena merasa sangat lucu. Kalau mereka tahu pendukungnya mundur, apakah mereka masih akan tetap tersenyum secerah itu?Bahkan Lina sama sekali tidak keberatan proyek itu sendirian. Dia menepuk pundak Selena dan bersorak, "Selena, lakukanlah yang terbaik!"Lala dengan cepat menarik Selena ke samping dan menemukan tempat kosong untuk melaporkan pencapaiannya."Kak Selena, semalam Farrel ngajak kencan cewek-cewek di departemen kalian. Cih, pantesan dia disebut penggoda wanita.""Apa ada lagi?""Kebetulan aku bersenang-senang dengan para cewek itu. Dia menanyakan beberapa pertanyaan padaku, lalu Farrel terus berkata bahwa kamu cantik, tubuhmu bohai, dan kulitmu putih. Suatu saat nanti kamu ... Ehem."Kalimat mesum selanjutnya tidak dikatakan ulang. Lala membuat kesimpulan, "Selain itu, Farrel nggak punya dendam padamu. Dia juga nggak menunjukkan perilaku seperti yang kamu
Bukan karena Selena tak bisa menghindari tamparan Maisha, melainkan Maisha terlalu cepat sehingga Selena tak menyangka dia akan mengambil tindakan itu di hadapan umum.Tamparan tadi langsung membuat Selena tertegun.Meskipun kesan Selena terhadap kepribadian Maisha agak dingin, dia sedikit acuh padanya.Pada akhirnya, Selena tumbuh dengan memiliki tata krama yang baik sejak kecil. Bagaimana dia bisa menyalahkan dirinya sendiri seperti orang yang kasar di hadapan umum?Selena menutupi wajahnya yang ditampar dan menarik napas dalam-dalam untuk menekan amarah di hatinya."Nyonya Maisha, aku rasa Nyonya harus memberikan penjelasan padaku.""Selena, kalau aku tahu kamu akan menjadi orang yang nggak tahu malu seperti ini, seharusnya saat itu aku nggak melahirkanmu. Kamu benar-benar mengecewakanku!"Semua suasana hati Selena yang baik dalam dua hari terakhir pun hancur seketika oleh tamparan Maisha.Di mata rekan-rekannya yang penasaran di sekitarnya, Selena tidak bisa membiarkan orang ini."
Selena tidak dapat memahami pemikiran Maisha. Saat itu dia meninggalkan Selena pergi ke luar negeri.Setelah bertahun-tahun lamanya, sekarang Maisha kembali. Yang paling harus dia lakukan adalah memperbaiki hubungannya dengan putrinya.Hal ini sudah merusak reputasinya dan berdampak negatif pada dirinya sebagai seorang ibu. Apa yang Maisha rencanakan?Maisha tertegun sejenak, lalu berubah lebih galak dengan berkata, "Selena, aku sudah lama mengajarimu untuk menjadi orang yang bersih. Apa kamu nggak takut karma saat melakukan hal-hal ini?"Kelima jemari Selena yang melingkar di telapak tangannya sudah mengeluarkan sedikit darah. "Kenapa aku harus takut? Orang yang kutakuti adalah dia ... "Sebelum Selena selesai berbicara, terdengar suara yang tenang dari seorang laki-laki, "Nyonya Maisha, pak direktur kami mengundang kalian berdua untuk naik ke atas."Ternyata masalah ini sudah terdengar sampai ke telinga kantor direktur. Chandra berdiri dengan hormat di samping dan membawa mereka berd