Share

Antara Dendam dan Penyesalan
Antara Dendam dan Penyesalan
Author: Jus Alpukat

Bab 1

Author: Jus Alpukat
Pada hari di mana Selena Bennett didiagnosis menderita kanker lambung, Harvey Irwin sedang menemani kekasihnya yang ingin melakukan tes kesehatan untuk putranya.

Di koridor rumah sakit, Lewis Martin yang memegang laporan biopsi berkata dengan wajah yang serius, "Selena, hasilnya sudah keluar, tumor ganas stadium 3A. Jika operasinya berhasil, persentase yang kamu miliki untuk bisa bertahan hidup selama 5 tahun mencapai 15-30%."

Jari-jari ramping Selena menarik tali bahu tasnya dengan erat. Dengan wajahnya yang agak pucat dan tampak serius itu, dia bertanya, "Kak, berapa lama aku bisa hidup tanpa operasi?"

"Setengah tahun hingga satu tahun, setiap orang berbeda-beda. Dalam kasusmu ini, lebih baik kamu melakukan dua tahap kemoterapi sebelum operasi, agar kamu dapat menghentikan risiko penyebaran dan metastasis."

Selena menggigit bibirnya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Terima kasih."

"Untuk apa kamu harus berterima kasih padaku? Aku akan mengatur agar kamu dirawat di rumah sakit."

"Tidak perlu, aku tidak berniat melakukan pengobatan. Aku tidak akan sanggup bertahan."

Saat Lewis masih ingin mengatakan beberapa patah kata lagi, Selena dengan hormat membungkuk padanya sambil berkata, "Kak, tolong bantu aku merahasiakan hal ini, aku tidak ingin keluargaku khawatir."

Keluarga Bennett sudah bangkrut. Selena saja sampai bersusah payah menanggung biaya yang tinggi untuk ayahnya. Selena hanya akan menambah derita keluarganya jika sampai memberi tahu mereka tentang kondisinya.

Lewis dengan menghela napas dengan perasaan tak berdaya, lalu berkata, "Kamu tenang saja, aku akan menjaga rahasia ini dengan baik. Kudengar kamu sudah menikah, suamimu ... "

"Kak, tolong bantu jaga ayahku. Aku pergi dulu, masih ada urusan."

Selena sepertinya sangat enggan untuk membicarakan topik ini. Dia sudah berjalan pergi sebelum Lewis sempat bereaksi.

Lewis pun menggelengkan kepalanya. Bersadarkan rumor, Selena mengambil cuti dari studinya untuk menikah sebelum dia lulus dari universitas. Mantan mahasiswi jenius di sekolah kedokteran itu mengalami keadaan yang sangat terpuruk saat ini, kondisinya sangat menyedihkan.

Hanya Selena saja yang sibuk mengurusi perawatan ayahnya dalam dua tahun terakhir. Bahkan ketika penyakitnya sendiri kambuh, yang mengantarkannya ke rumah sakit adalah orang lain yang kebetulan melihat dirinya di jalan. Dari awal hingga saat ini tidak terlihat sosok suaminya.

Selena kembali mengingat kenangan di masa lalu. Harvey pernah bersikap tulus kepadanya di awal pernikahan mereka. Namun sayang sekali, semuanya berubah ketika kekasih Harvey pulang dari luar negeri dalam keadaan hamil. Pada saat yang bersamaan, Selena yang juga sedang hamil terjatuh ke dalam air bersama kekasih Harvey.

Di saat sedang meronta, Selena melihat Harvey mati-matian berenang ke arah Agatha Wilson. Agatha dan Selena yang sama-sama terguncang pun melahirkan secara prematur pada saat yang bersamaan. Karena Selena terlambat diselamatkan, anaknya meninggal di dalam perut ketika dia diantar ke rumah sakit.

Di hari ketujuh setelah kepergian anaknya, Harvey mengajukan gugatan cerai. Namun, Selena belum menyetujuinya.

Saat ini, setelah Selena mengetahui kondisi penyakitnya sendiri, dia merasa sudah tidak sanggup untuk bertahan lagi.

Dengan tangan yang gemetar, Selena menelepon Harvey. Setelah berdering tiga kali, suara Harvey yang berat dan dingin pun terdengar, "Selain untuk urusan perceraian, aku tidak ingin menemuimu."

Selena merasa sangat sedih, matanya terasa agak panas. Dia mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kondisi penyakitnya pada Harvey. Suara Agatha tiba-tiba terdengar dari ponsel, "Harvey, bayi kita harus menjalani pemeriksaan."

Air mata yang dari tadi ditahan oleh Selena, akhirnya jatuh juga. Selain kehilangan anak, rumah tangganya juga hancur. Sedangkan Harvey malah membangun sebuah keluarga baru dengan orang lain. Sudah waktunya untuk mengakhiri semua ini.

Selena pun tidak lagi memohon dan memelas seperti dulu. Terdengar kata-katanya yang sayu, "Harvey, ayo kita bercerai."

Pria yang ada di ponsel itu terdiam sejenak, lalu terdengar tawa dingin. "Selena, trik apa lagi yang sedang kamu mainkan?" tanya Harvey.

Selena memejamkan mata dan berkata dengan tenang, "Harvey, aku akan menunggumu di rumah."

Setelah menutup telepon, saking lemasnya, Selena yang menyandarkan badannya di dinding sampai terjatuh. Air hujan yang deras di luar koridor pun masuk karena tertiup angin hingga membasahi tubuhnya. Dia mencengkeram ponsel dan menggigit lengan bajunya sembari menangis tanpa mengeluarkan suara.

Harvey tercengang begitu panggilan telepon itu tiba-tiba terputus. Selena melakukan perang dingin selama satu tahun dan enggan untuk bercerai. Kenapa hari ini dia tiba-tiba malah berubah pikiran?

Suara Selena terdengar agak terisak. Melihat hujan lebat yang turun di luar, Harvey pun segera melangkahkan kakinya meninggalkan ruang pemeriksaan.

"Harvey, mau ke mana kamu?" Agatha mengejarnya sambil menggendong anak mereka. Namun, yang terlihat hanyalah sosok Harvey yang berjalan semakin menjauh. Wajah yang hangat itu pun tiba-tiba berubah menjadi suram dan menakutkan.

"Dasar sialan, ternyata masih belum menyerah juga," ujar Harvey dalam hati.

Harvey sudah lama tidak menginjakkan kaki di kamar pernikahan mereka. Dia mengira Selena akan menyuguhkan satu meja penuh hidangan favoritnya dan menunggunya pulang. Namun, begitu dia tiba, vila itu terlihat kosong, kurang penerangan, dan terasa ada aura yang suram.

Malam di musim dingin selalu datang lebih cepat, baru pukul enam lewat saja di luar sana sudah tampak gelap.

Harvey melirik bunga yang layu di atas meja makan.

Dengan sifat yang dimilikinya, Selena tidak akan pernah membiarkan bunga layu seperti ini, dia pasti akan membuangnya. Jadi hanya ada satu kemungkinan, yaitu beberapa hari ini dia tidak ada di rumah, dia kemungkinan besar berada di rumah sakit.

Saat mendorong pintu dan berjalan masuk, Selena melihat seorang pria dengan postur tubuh yang tinggi sedang berdiri di samping meja dengan mengenakan setelan jas. Begitu pemilik wajah tampan yang sedingin es itu mengarahkan pandangannya pada Selena, terlihat kebencian yang luar biasa dari dalam bola matanya yang gelap itu.

Selena yang basah kuyup akibat berlari menerjang hujan lebat setelah turun dari bus, merasa tubuhnya gemetaran begitu melihat tatapan mata yang sangat dingin dari Harvey.

"Kamu pergi ke mana?" tanya Harvey dengan suara yang dingin.

Sepasang mata Selena yang biasanya cerah, saat ini terlihat sayu. Dia melihat ke arah Harvey sambil berkata dengan nada bicara yang datar, "Apakah kamu masih peduli dengan hidup dan matiku?"

Harvey mencibir dan berujar, "Aku khawatir tidak ada yang tanda tangan kalau kamu mati."

Kalimat itu terasa seperti ribuan duri yang menusuk dengan keras ke jantungnya. Selena berjalan ke dalam ruangan dalam kondisi basah kuyup. Dia tidak menangis, tidak juga membuat keributan. Selena dengan tenang mengeluarkan kantong dokumen berisikan surat perjanjian.

"Jangan khawatir, aku sudah membubuhkan tanda tangan."

Perjanjian hitam di atas putih itu diletakkan di atas meja makan. Harvey tidak pernah merasa bahwa kata "perceraian" yang tertera di kertas itu bisa begitu menyilaukan mata.

Selena hanya punya satu permintaan, yaitu uang 20 miliar rupiah sebagai kompensasi.

"Sudah kuduga, mana mungkin kamu mau bercerai? Ternyata itu demi uang."

Ekspresi mengejek dari Harvey memenuhi bola mata Selena. Jika sebelumnya Selena akan berusaha memberikan penjelasan, hari ini dia benar-benar sudah terlalu lelah.

Oleh karena itu, Selena hanya berdiri dengan tenang dan menjawab dengan lembut, "Pada dasarnya aku bisa saja mengambil setengah dari kekayaan Tuan Harvey, tapi aku hanya ingin 20 miliar rupiah saja. Bisa dibilang aku ini terlalu baik hati."

Harvey melangkah maju, sosoknya yang tinggi besar itu menutupi badan Selena. Jari-jarinya yang ramping mencengkeram dagu Selena, lalu dia berkata dengan suara yang dingin dan tegas, "Kamu memanggilku apa?"

"Jika Tuan Harvey tidak suka dipanggil seperti itu, aku juga tidak keberatan memanggilmu sebagai mantan suami. Kamu bisa pergi setelah membubuhkan tanda tangan."

Wajah wanita yang berwatak keras itu membuat Harvey merasa tidak senang. "Ini rumahku, apa kamu punya hak untuk memintaku pergi?" ujar Harvey.

Selena tersenyum sinis dan berkata, "Aku memang tidak punya hak. Tuan Harvey, jangan khawatir, aku akan pindah dari sini setelah mendapatkan akta cerai."

Setelah mengatakan hal itu, Selena menepis tangan Harvey. Matanya yang suram menatap lurus ke arah Harvey, lalu dia berkata dengan dingin, "Tuan Harvey, besok pagi jam sembilan, bawa surat cerai dan kartu keluarga. Kita akan bertemu di Kantor Catatan Sipil."
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Neni Efendi
tapi ini di bab tamat yah... penasaran baca aja
goodnovel comment avatar
Anita Suzana
hanya saran andingnya tidak jelas...jangan buang sisa hidup mu untuk membaca novel ini
goodnovel comment avatar
Rani Auliani
bagus cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 2

    Di malam yang gelap, Selena menuju ke kamar mandi sendirian.Air panas menghilangkan rasa dinginnya. Dia menggosok-gosok matanya yang merah dan bengkak seraya berjalan ke sebuah kamar. Begitu Selena membuka pintu kamar itu, tampak di depan matanya sebuah kamar anak-anak dengan dekorasi yang penuh kehangatan.Dia dengan lembut menggoyangkan lonceng. Alunan musik dari kotak musik pun terdengar di dalam ruangan. Lampu yang ada ruangan itu terlihat kuning dan redup. Itu jelas-jelas merupakan pemandangan yang menghangatkan, tetapi Selena tidak bisa menghentikan air matanya yang mengalir dengan deras.Mungkin ini adalah karma bagi dirinya. Dia telah gagal melindungi anaknya, sehingga Tuhan ingin mengambil nyawanya.Selena naik ke ranjang sepanjang 1,2 meter dan meringkukkan badannya seperti seekor udang kecil. Air mata dari mata kirinya mengalir ke mata kanannya, kemudian meluncur ke pipinya, membasahi selimut bayi yang ada di bawahnya.Dia bergumam pelan sambil menggenggam sebuah boneka den

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 3

    Agatha mengenakan mantel putih yang halus, anting mutiara putih di telinganya membuatnya terlihat lembut dan elegan.Selendang di lehernya saja bernilai puluhan juta rupiah. Pelayan bergegas menyambutnya begitu melihatnya, "Nyonya Irwin, Tuan Harvey tidak menemani Anda memilih perhiasan hari ini?""Nyonya Irwin, toko kami kembali kedatangan model perhiasan terbaru, setiap jenisnya sangat cocok untuk Anda.""Nyonya Irwin, zamrud yang Anda pesan waktu itu telah tiba. Anda bisa memakainya nanti, pasti sangat cocok dengan warna kulit Anda."Pelayan itu tidak berhenti menawarkan produk pada Agatha. Agatha menatap Selena sambil tersenyum, tatapannya yang penuh rasa puas itu seakan menyatakan kemenangannya.Seluruh dunia tahu bahwa Harvey memanjakannya seperti permata, tetapi tidak ada yang tahu bahwa Selena adalah istri yang sah.Selena mengepalkan tangannya sambil berkpikir, "Mengapa aku bertemu dengan orang yang tidak ingin kutemui di saat yang paling menyedihkan?"Agatha bertanya dengan l

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 4

    Ibu dari Selena, yaitu Maisha Osmond, pergi ketika Selena berusia delapan tahun. Hari itu adalah hari ulang tahun Arya. Selena pulang dengan penuh sukacita untuk mempersiapkan ulang tahun ayahnya, tetapi yang dia dapati justru surat cerai kedua orang tuanya.Demi mengejar ibunya, Selena bahkan sampai terjatuh terguling dari tangga. Dia tidak menyadari sepatu yang sudah terlepas dari kakinya. Kemudian dia memeluk kaki Maisha dan terus menangis. "Ibu, jangan pergi!" serunya.Wanita yang berpenampilan terhormat itu membelai pipi Selena yang lembut sambil berkata, "Maafkan Ibu.""Ibu, aku mendapat peringkat pertama di kelasku kali ini, Ibu belum melihat kertas ulanganku, itu perlu ditandatangani oleh orang tua.""Ibu, jangan tinggalkan aku. Aku tidak akan nakal. Aku berjanji tidak akan pergi ke taman bermain lagi, aku tidak akan membuatmu marah lagi, aku akan patuh, aku mohon … "Selena mengungkapkan ketidakrelaannya dengan rasa panik. Dia berharap wanita itu akan tetap tinggal. Maisha han

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 5

    Maisha menatap Harvey dengan bingung. Dia tidak pernah mendengar kabar bahwa Harvey telah menikah."Tuan Harvey, kami telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun dan tidak mengetahui berita di dalam negeri. Apa hubungan putriku dengan kamu?"Harvey menatap Maisha dengan tenang, lalu berujar dengan wajah tanpa ekspresi, "Meskipun ada hubungan, itu sudah berlalu. Sekarang aku sedang dalam proses perceraian."Selena tidak menyangka bahwa ketulusannya selama bertahun-tahun hanya menjadi masa lalu yang terucap dari bibir Harvey.Marah? Tentu saja Selena marah.Yang lebih membuatnya patah hati adalah dirinya yang buta ini telah menganggap makhluk yang sadis bagaikan hewan itu sebagai harta yang berharga.Selena mengeluarkan kotak cincin berlian, lalu melemparkannya dengan keras ke kepala Harvey sambil berkata, "Bajingan, berengsek! Hal yang paling aku sesali dalam hidupku adalah berhubungan denganmu. Besok jam sembilan kita ke Kantor Catatan Sipil. Yang tidak datang adalah pecundang!

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 6

    Angin sungai yang dingin bertiup ke arahnya terasa begitu dingin, bagaikan pisau yang menusuk ke sumsum tulang. Selena bangkit berdiri dan lanjut mengejar.Selena meremehkan kondisi tubuhnya saat ini. Baru berlari beberapa meter, dia sudah terjatuh dengan keras lagi. Pintu mobil terbuka kembali, sepasang sepatu kulit buatan tangan yang mengkilap berhenti di depan Selena.Pandangan Selena perlahan-lahan menyusuri celana panjang pria yang lurus itu, hingga akhirnya dia menatap mata Harvey yang dingin."Har … " ucap Selena dengan lemah.Sepasang tangan dengan urat yang terlihat jelas mendarat di tubuh Selena. Dalam seketika, Selena seperti melihat pemuda berpakaian putih yang pernah memukau dirinya di waktu dahulu. Dia pun tanpa sadar mengulurkan tangan kepada pria itu.Saat tangan mereka saling berpegangan, Harvey dengan kejam melepaskan genggaman tangannya. Dia telah memberi harapan kepada Selena, tetapi dengan kejam menariknya kembali, hingga membuat tubuh Selena yang baru saja bangkit

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 7

    Suara Selena terdengar begitu tenang ketika dia menyebutkan orang itu, dia sepertinya sudah tidak peduli lagi.Namun, Lewis tahu betul bahwa tidak mungkin Selena tidak peduli lagi pada orang yang pernah dicintainya dengan tulus itu. Selena hanya berusaha menyembunyikan luka di hatinya dan mencoba mengobatinya sendiri ketika tidak ada orang di sekitarnya.Tanpa bertanya lebih lanjut, Lewis pun kemudian mengubah topik pembicaraan. "Aku tahu kamu belum melunasi biaya operasi ayahmu. Sebagai temanmu, aku akan meminjamkan uang terlebih dahulu kepadamu, nanti kamu kembalikan lagi kepadaku."Lewis tahu bahwa tidak mudah bagi seorang gadis seperti Selena untuk mendapatkan uang. Lewis sudah berulang kali ingin membantu Selena, tetapi selalu ditolak olehnya.Selena masih menggelengkan kepalanya kali ini sambil berkata, "Tidak perlu, Kak.""Selena, kondisi ayahmu lebih penting. Apa kamu lebih suka dipermalukan oleh sampah itu daripada menerima niat baikku? Aku tidak mengajukan syarat apa pun, aku

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 8

    Selena melihat ke arah bawah. Sungguh mengejutkan, alamat yang tertulis di kertas putih itu adalah sebuah lokasi pemakaman.Mungkinkah adik perempuan Harvey sudah meninggal? Namun, apa hubungannya kematian adik perempuan Harvey dengan ayahnya Selena? Selena mengenal Arya dengan baik, Arya tidak akan pernah menyakiti seorang gadis kecil.Mengetahui bahwa kedua orang itu tidak akan mengungkapkan apa-apa lagi, Selena pun tidak terus mempersulit keduanya. Suasana selama perjalanan pun menjadi hening sampai akhirnya mereka tiba di kediaman Keluarga Irwin.Perasaan Selena bercampur aduk begitu kembali ke tempat yang sudah sangat familier dengan dirinya ini.Chandra dengan sopan bertanya, "Apakah Nyonya ingin turun?""Tidak perlu, aku akan menunggunya di sini."Proses perceraian ini adalah pertemuan terakhir antara dirinya dengan Harvey. Dia tidak ingin menambah masalah lagi. Apalagi setiap hal yang ada di sini membawa kenangan bagi mereka berdua. Dia tidak ingin terbawa perasaan lagi saat me

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 9

    Suasana di mobil itu sangat hening, sehingga suara Agatha yang sedang panik menjadi terdengar nyaring. Selena dengan jelas mendengar kata "Harvest".Dia masih ingat hari di mana dia mendapatkan laporan tes kehamilan. Dia bergegas berlari ke pelukan Harvey dengan penuh harapan sambil berkata, "Harvey, kamu akan menjadi seorang ayah! Kita akan punya anak! Aku sudah memikirkan nama bayi kita. Jika perempuan, kita beri nama Helena Irwin. Sedangkan jika laki-laki, kita beri nama Harvest Irwin. Itu adalah gabungan dari nama kita berdua, apakah menurutmu bagus?"Selena sangat berharap dirinya tadi salah dengar. Namun, Harvey tidak menghindari tatapannya dan hanya menjawab, "Namanya Harvest Irwin.""Bajingan!"Selena mengangkat tangannya dan menampar Harvey. Kali ini Harley tidak menghindar dan membiarkan Selena menamparnya."Beraninya kamu memanggil anak yang dia lahirkan dengan nama anak kita!"Anak itu adalah benteng terakhir Selena. Air matanya sudah seperti pecahan mutiara. Selena menerka

Latest chapter

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1674

    Zane menatap Selena. Terlihat sedikit harapan di wajahnya yang pucat. "Selena, apa selama dua tahun lebih kita bersama, ada saat di mana kamu menyukaiku?"Selena menatapnya dengan dingin dan penuh kebencian."Nggak, aku selalu berharap kamu mati setiap saat."Zane tersenyum pahit. "Ternyata benar."Hukum alam berputar, segala sesuatu ada karmanya."Dor!"Burung-burung terbang melintasi langit dan darah segar tumpah ke tanah.Zane melihat foto dingin di atas batu nisan dan berkata dengan perlahan, "Lian, aku akan mengembalikan semua utangku padamu ... "Selena melihat orang-orang yang meninggal dengan hati yang terluka dan air matanya mengalir perlahan-lahan."Lian, aku sudah membalaskan dendam untukmu. Sekarang kamu bisa beristirahat dengan tenang."Dia sudah menunggu hari ini terlalu lama.Setelah benar-benar membalas dendam, Selena merasa hatinya kosong.Pada musim ini, bunga Canola mekar dengan indah. Dalam embusan angin sepoi-sepoi yang lembut, Winnie mengejar Ravi dan lonceng di t

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1673

    Namun Zane yang dibutakan karena cinta sama sekali tidak tahu kalau semua ini adalah perangkap yang disusun oleh Selena selama dua tahun.Saat dia melihat Selena bersandar di pelukan Harvey, dia baru menyadari kalau rencananya sudah terbongkar sejak awal.Semua ini juga harus diakhiri ...Meski Keluarga Bennett menang, tetapi selama bertahun-tahun menghadapi Andrew, Theresa, dan Shira, ada banyak yang terluka dan tewas. Pada kenyataannya, mereka tetap kalah.Kak Freya akhirnya menjadi korban dan meninggal dunia di usia muda.Selena menyalakan sebatang dupa di atas makamnya. "Kak Freya, kakak harus lebih berhati-hati di reinkarnasi berikutnya. Jangan khawatir, aku akan menjaga keluarga dengan baik."Angin sepoi-sepoi menerbangkan sehelai daun yang jatuh di bahu Selena seolah memberikan tanggapan padanya.Petra kembali dengan penuh kekuatan bersama anggota Keluarga Bennett dan Fanny akhirnya dimakamkan dengan tenang.Dia tidak memberi tahu pemakaman Fanny kepada siapa pun, tetapi Rudy da

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1672

    "Kak Sean, apa yang terjadi?" Selena tidak tahu situasinya. Sekarang dia masih tidak berani mendekati Louis dengan sembarangan.Dia hanya mengenal Sean dari antara orang-orang yang ada di sana."Selena, jangan datang ke sini. Tempat ini terlalu berbahaya." Sean terlihat khawatir.Louis juga menatap Selena. "Hei Tua Bangka, eksperimenku akan segera berhasil. Dia adalah keturunan Fanny, darah yang mengalir di tubuhnya sama seperti Fanny ... "Ekspresi Selena langsung berubah. Pantas saja dia selalu merasa kalau Louis sangat memperhatikannya.Pada saat itu, dia mengira kalau itu karena tubuh dan bakatnya sendiri. Dia tidak tahu kalau sejak awal Louis sudah mengetahui identitasnya.Program modifikasi manusia hidup ini adalah untuk menghidupkan kembali neneknya!Pria ini sangat menakutkan. Louis melakukan begitu banyak persiapan untuk menghidupkan kembali neneknya dan dia hampir saja ditipu karena percaya kalau Louis hanya melakukan program modifikasi saja.Meski Petra sudah berambut putih,

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1671

    Selena tiba di pulau itu. Kali ini, dia merasakan ada sedikit perubahan dari suasana di pulau itu.Meski pemandangannya masih sama, robot di seluruh pulau menghilang.Seharusnya dia akan bertemu dengan beberapa mata-mata robot setelah tiba di pulau.Ada banyak kapal yang berjejer rapi di tepi pulau. Banyak di antaranya adalah milik lembaga militer swasta dan tentara bayaran asing.Ada sejumlah besar orang yang mendarat di pulau!Apa yang terjadi?Apa sesuatu terjadi pada guru?Meski Louis ingin memodifikasi tubuh Selena, dia tetap berharap kalau gurunya masih hidup.Kalau ilmuwan sehebat Louis yang sangat berbakat di berbagai bidang meninggal, itu akan menjadi kerugian yang sangat besar.Guru!"Seli, jangan terburu-buru. Meski ada orang yang datang ke pulau ini, sepertinya nggak ada masalah besar." Harvey segera mengingatkannya.Kapal sebanyak ini pasti membawa banyak senjata berat, tetapi bunga dan bangunan di pulau ini masih utuh."Nggak, penduduk pulau ini memang nggak banyak. Sebag

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1670

    Hari itu, Rudy dan Richie berbicara berdua untuk waktu yang lama. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan.Sebenarnya, hal ini juga tidak penting. Bagi Keluarga Bennett, itu hanya menambah satu anggota keluarga saja.Namun, Mira merasa agak gugup karena Keluarga Farrell tiba-tiba punya keturunan sebanyak ini. Kalau semuanya dimasukkan ke dalam Keluarga Farrell, harta milik putra dan putrinya akan berkurang banyak, 'kan?Setiap manusia itu adalah makhluk yang egois. Pada saat ini, siapa yang tidak memikirkan keuntungannya sendiri?Namun, hasil pembicaraan Richie dan Rudy justru mengejutkan.Meski Keluarga Bennett tidak mengakui identitasnya, Richie tidak berniat mengubah marganya menjadi Farrell.Ibunya menikah dengan Petra Bennett, jadi mereka adalah anggota Keluarga Bennett seumur hidup mereka. Namun, mereka bisa tetap menjaga hubungan keluarga dengan Keluarga Farrell.Meski merasa menyesal, Rudy memikirkan kalau Petra sangat baik pada keturunannya, jadi dia setuju dan memohon a

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1669

    Selena dan rombongannya kembali ke Kediaman Bennett yang sudah beroperasi dengan normal di bawah pengawasan Sean. Kaki Steve juga sudah jauh lebih baik. Dia tidak perlu lagi berpura-pura lumpuh dan bisa berjalan dengan bebas seperti orang normal.Tubuh Shane tidak bisa sembuh dalam waktu yang singkat, tetapi dia sudah terlihat jauh lebih baik.Richie juga menunjukkan pemulihan yang signifikan dibandingkan sebelum Selena pergi.Shira hampir saja menghancurkan seluruh Keluarga Bennett.Saat melihat Selena kembali, wajah Richie terlihat sangat khawatir. "Selena, aku dengar dari Sean kalau kamu kena serangga sihir? Gimana keadaanmu sekarang?""Jangan khawatir, Ayah. Aku sudah sembuh. Hanya saja, Shira mungkin mati di dalam laut."Richie memeluk Selena dengan erat. "Nggak apa-apa, yang penting kalian baik-baik saja."Selena merasa sedih saat melihat Richie terlihat lebih tua beberapa tahun dalam waktu singkat."Apa sudah ada kabar tentang ibu?""Sean menemukan beberapa informasi dan masih m

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1668

    Pasha berbicara dengan santai, tetapi membuat Melvin terkejut dan membayangkan bagaimana kehidupan putranya dulu.Lingkungan yang keras, dari berbagai latar belakang, tidak pernah mendapatkan apa-apa, jadi tidak takut kehilangan.Sejak istrinya meninggal, Melvin sebenarnya tidak terlalu memperhatikan Alan, tetapi dia selalu cukup dermawan dalam hal materi.Namun, saat dia menemukan anak kandungnya, dia langsung merasakan perasaan sayang.Kalau ini adalah satu-satunya keinginan anaknya, dia akan melakukan apa pun untuk membantu anaknya mencapainya.Selena berdiri di tepi laut sambil memandang matahari terbenam di cakrawala.Meski Shira seharusnya sudah mati di dasar laut, hatinya tidak merasa senang sedikit pun.Dalang utamanya sudah mati, tetapi Keluarga Bennett masih berantakan. Ibunya masih hilang hingga sekarang.Selena menghela napas pelan-pelan."Masih muda, tapi kenapa menghela napas?" Entah sejak kapan Markus sudah berjalan ke samping Selena.Dia duduk di sebelah Selena tanpa me

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1667

    Melvin merasa lelah. Dosa apa yang telah dia buat?Daripada mengatakan dia mendapatkan seorang putra, lebih tepatnya dia justru mendapatkan seorang ayah.Mana ada anak di dunia ini yang sudah tidak bertemu dengan orang tuanya selama 30 tahun, tetapi saat bertemu bukannya peduli pada keluarga, malah berteriak ingin menikah?Kalau wanita yang ingin dinikahi putranya hanyalah seorang gadis biasa, itu tidak masalah. Namun, sayangnya putranya ingin menikahi seorang wanita yang sudah menikah dan punya empat anak.Itu semua juga tidak masalah. Hal yang paling penting adalah mantan suami Selena adalah anak kandung adik perempuannya dan keduanya masih terikat satu sama lain.Telapak tangan dan punggung tangan semuanya darah dagingnya, jadi apa yang bisa dia lakukan?Dia juga sangat putus asa!Markus tidak memedulikan kesulitan Melvin dan memberikan sebatang rokok kepadanya, tetapi Melvin mengibaskan tangannya. "Ayah sudah berhenti merokok."Kemudian Markus duduk sendiri dan merokok.Putranya in

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1666

    Melvin yang selalu sakit-sakitan hingga hari ini tidak pernah membayangkan kalau suatu hari putra kandungnya yang hilang selama bertahun-tahun akan tumbuh menjadi pohon raksasa meski sudah mengalami banyak penderitaan.Dia memang pohon yang besar, hanya saja pohon ini sepertinya tumbuh agak miring?Bagaimanapun juga, sebagai ayah dan anak yang punya ikatan darah, saat kebenaran terungkap, bukannya mereka seharusnya saling berpelukan dan mengungkapkan perasaan mereka setelah bertahun-tahun tidak bertemu?Kenapa anak sulungnya ini sama sekali tidak merasa senang menemukan ayahnya dan malah tertarik dengan gelar Tuan Muda Keluarga Davira?Tidak, lebih tepatnya dia tertarik pada putri Keluarga Bennett."Tunggu Anakku. Sekarang situasinya agak rumit. Kita harus berpikir panjang dulu ... ""Apa aku benar-benar anakmu?" Markus adalah orang yang pemarah, sama persis seperti ibunya. Dia sama sekali tidak mendengarkan saran apa pun.Dia hanya punya satu pikiran di kepalanya. Untungnya dia sudah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status