Share

Bab 3

Author: Jus Alpukat
Agatha mengenakan mantel putih yang halus, anting mutiara putih di telinganya membuatnya terlihat lembut dan elegan.

Selendang di lehernya saja bernilai puluhan juta rupiah. Pelayan bergegas menyambutnya begitu melihatnya, "Nyonya Irwin, Tuan Harvey tidak menemani Anda memilih perhiasan hari ini?"

"Nyonya Irwin, toko kami kembali kedatangan model perhiasan terbaru, setiap jenisnya sangat cocok untuk Anda."

"Nyonya Irwin, zamrud yang Anda pesan waktu itu telah tiba. Anda bisa memakainya nanti, pasti sangat cocok dengan warna kulit Anda."

Pelayan itu tidak berhenti menawarkan produk pada Agatha. Agatha menatap Selena sambil tersenyum, tatapannya yang penuh rasa puas itu seakan menyatakan kemenangannya.

Seluruh dunia tahu bahwa Harvey memanjakannya seperti permata, tetapi tidak ada yang tahu bahwa Selena adalah istri yang sah.

Selena mengepalkan tangannya sambil berkpikir, "Mengapa aku bertemu dengan orang yang tidak ingin kutemui di saat yang paling menyedihkan?"

Agatha bertanya dengan lembut, "Jika kamu ingin menjual cincin yang berkualitas tinggi ini dengan cepat, maka kamu akan rugi banyak."

Selena mengulurkan tangan dan menyambar kotak cincin itu, lalu berkata dengan ekspresi wajah marah, "Aku tidak jadi menjualnya."

"Tidak jadi menjualnya? Sayang sekali, padahal aku cukup menyukai cincin ini. Karena kita saling kenal, sebenarnya aku berencana untuk membelinya dengan harga tinggi, bukankah Nona Selena sedang kekurangan uang?"

Tangan Selena menjadi terasa kaku. Ya, dia memang benar-benar kekurangan uang. Karena Agatha mengetahuinya, sehingga Agatha pun menginjak-injak harga dirinya tanpa belas kasihan.

Pelayan di sekitarnya sibuk memberi nasihat, "Nona, dia adalah tunangan direktur Grup Irwin. Sungguh jarang Nyonya Irwin bisa menyukai cincinmua, dia pasti akan memberimu harga yang bagus, sehingga kamu tidak perlu menunggu prosedur dari pihak kami untuk mendapatkan uang."

Betapa menyakitkan panggilan "Nyonya Irwin" ini. Jelas-jelas setahun yang lalu Selena bersumpah untuk mengatakan kepada Agatha bahwa dia tidak akan pernah bercerai, agar Agatha menguburkan niat untuk bisa mendapatkan Harvey.

Satu tahun baru saja berlalu, semua orang sudah mengetahui identitasnya. Selena semakin merasa bahwa pernikahan dirinya dengan Harvey hanyalah sebuah siasat.

Saat melihat bahwa Selena merasa ragu-ragu, Agatha pun tersenyum bahagia sambil berkata, "Nona Selena, sebutkan saja harganya."

Wajah licik itu benar-benar menjijikkan. Selena menatapnya dengan dingin dan berkata, "Aku tidak jadi menjualnya."

Agatha menolak untuk melepaskannya. "Nona Selena sudah di ujung tanduk, mungkinkah masih memedulikan harga diri? Jika aku adalah Nona Selena, aku akan melepaskannya dengan senang hati. Sepertinya tidak ada orang yang memberitahumu bahwa jika kamu bersikeras tidak mau melepaskan sesuatu, wajahmu akan terlihat sangat buruk rupa."

"Omongan Nona Agatha ini benar-benar menggelikan. Kamu sangat bangga dengan barang hasil rampasanmu itu. Jika memang suka merampas, mengapa tidak pergi merampok bank saja?"

Saat keduanya berdebat, cincin dari kotak perhiasan itu melayang keluar, lalu terdengar suara "tringgg" saat cincin menghantam lantai.

Selena dengan cepat mengejarnya. Cincin itu langsung terlempar ke arah pintu dan berhenti di depan sepasang sepatu kulit buatan tangan yang indah.

Selena membungkuk untuk mengambilnya. Setetes air dari atas kepala orang itu jatuh di lehernya, rasanya begitu dingin sampai menusuk ke tulang.

Dia perlahan mendongak, lalu terlihat tatapan sepasang mata yang dingin. Payung hitam yang dipegang oleh Harvey belum ditutupnya, sehingga tetesan air hujan bergulir dari permukaan payung yang melengkung dan jatuh di kepala Selena.

Mantel wol hitam yang halus membuat sosok Harley terlihat tinggi besar dan gagah.

Selena kebingungan saat menatapnya. Dia teringat saat pertama kali bertemu Harley. Waktu itu, Harley baru berusia dua puluh tahun, berdiri di taman bermain yang dipenuhi sinar matahari dengan mengenakan kemeja putih, seolah-olah dia berdiri di puncak hati Selena. Pemandangan itu selamanya terpatri di hatinya. Pada saat itu usia Selena baru empat belas tahun.

Dia mengenakan sweater rajutan, teksturnya yang berbulu halus membuatnya terlihat semakin kurus, dagunya yang lancip pun terlihat lebih kurus daripada tiga bulan sebelumnya.

Harley terlihat sangat terhormat, sementara Agatha begitu rendah seperti debu.

Gerakan Selena untuk mengambil cincin itu pun terhenti seketika. Pada saat itu juga, pria itu mengangkat kakinya dan menginjak cincin itu dengan satu kaki, lalu melewati Selena tanpa ekspresi di wajahnya.

Selena masih setengah berjongkok. Cincin ini dirancang oleh dirinya sendiri sesuai dengan desain kesukaannya, tidak mencolok, bentuknya unik, hanya ada satu-satunya di dunia.

Setelah memakainya, Selena tidak pernah melepasnya, kecuali saat mandi.

Jika bukan karena dia saat ini benar-benar kekurangan uang, dia juga tidak berencana menjualnya. Namun, benda yang dia anggap sebagai benda berharga ini hanya dianggap sampah di mata orang lain.

Bukan cincin yang diinjak pria itu, melainkan masa lalu Selena yang berharga.

Agatha tersenyum sembial berjalan mendekat ke arah pria itu, lalu menjelaskan, "Harley, kau sudah datang? Kebetulan aku baru saja memilih perhiasan, lalu aku melihat Nona Selena menjual cincinnya."

Wajah dingin Harley tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Matanya yang sedingin es itu menatap ke arah wajah Selena dengan penuh amarah, lalu bertanya dengan nada bicara yang dingin, "Kamu menjual cincin ini?"

Selena menahan air matanya sambil menggigit bibirnya untuk menahan diri agar tidak menangis. "Ya, apakah Tuan Harvey ingin membelinya?"

Harley tersenyum mengejek sambil berkata, "Aku masih ingat Nona Selena pernah berkata betapa pentingnya cincin ini bagimu, tetapi sepertinya ketulusanmu tidak sampai sebesar itu. Benda yang sudah tidak ada ketulusan bagiku hanyalah sampah."

Baru saja ingin menanggapinya, rasa sakit yang membara di perut Selena kembali mengganggu sarafnya. Seiring dengan pertumbuhan tumornya yang semakin besar, rasa sakit yang awalnya ringan, sekarang menjadi terasa seakan jantungnya tertusuk-tusuk.

Selena memandangi Harvey dan Agatha tampak begitu serasi. Pria yang gagah dan wanita cantik ini berdiri di bawah cahaya lampu yang terang. Mereka seakan tampak seperti pasangan yang paling ideal di dunia ini.

Selena tiba-tiba tidak memiliki kekuatan lagi untuk berdebat. "Apa pun yang kamu berikan kepada pria yang sudah berubah hatinya, dia tidak akan peduli padamu lagi meskipun kamu membuka hatimu sepenuhnya untuk dirinya," pikir Selena.

Selena mencoba menahan rasa sakitnya dan mengambil cincin itu, lalu perlahan-lahan dia berjalan kembali ke kasir untuk mengambil kotak dan sertifikat cincinnya.

Dia tidak ingin terlihat lemah di depan Harley. Meskipun dia harus pingsan karena rasa sakit, dia tetap mempertahankan langkah kakinya dengan tegar.

Saat berjalan melewati Harvey, dia berkata dengan pelan, "Sama seperti Tuan Harvey, dulunya aku menganggapnya sebagai hidupku, Ternyata sekarang dia hanyalah batu yang bisa ditukar dengan uang."

Harley merasa ada yang tidak beres dengan Selena. Dahi Selena yang halus itu dipenuhi keringat, wajahnya tampak pucat hingga seputih kertas, seolah-olah dia berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa sakit.

Sebuah tangan yang besar tiba-tiba menarik lengan Selena, lalu terdengar suara dengan nada bicara yang rendah, "Ada apa denganmu?"

Selena menepis tangan Harvey sambil berkata, "Tidak ada hubungannya denganmu."

Tanpa menoleh ke belakang lagi, Selena mencoba menegakkan punggungnya, lalu pergi dan menghilang dari pandangan Harvey.

Harvey pun menatap kepergian Selena. Jelas-jelas Harvey sendiri yang memilih untuk mencampakkan Selena, tetapi mengapa sekarang Harvey malah masih merasa sakit hati?

Selena mencari tempat yang sepi, lalu segera mengeluarkan obat penghilang rasa sakit dari tasnya.

Dia tahu bahwa semua proses penyembuhan dan obat anti kanker akan memiliki efek samping, jadi dia hanya membeli beberapa obat penghilang rasa sakit dan obat lambung biasa. Ini bisa membuatnya merasa lebih baik daripada tidak sama sekali.

Sambil memandangi hujan deras, dia pun berpikir, "Apakah itu adalah satu-satunya jalan keluar?"

Harvey adalah orang yang tidak ingin dia temui. Namun, demi ayahnya, Selena hanya bisa berjuang.

Selena segera pulang ke rumah dan membersihkan dirinya yang berantakan. Setelah itu, barulah dia naik taksi ke Vila Permata.

Setahun lebih yang lalu, saat kembali dari luar negeri, ibunya menelepon dirinya. Lebih dari sepuluh tahun tidak bertemu, entah bagaimana keadaan ibunya sekarang.

Selena memandangi vila yang indah itu, sepertinya kehidupan ibunya cukup baik selama ini.

Setelah mengatakan maksud kedatangannya, seorang asisten rumah tangga membawa Selena ke ruang tamu. Di sana duduk seorang wanita yang elegan dan cantik, masih secantik yang dia ingat.

"Selena." Mata yang indah itu melihat ke arah Selena.

Namun, panggilan "Ibu" tetap tidak bisa terucap dari mulut Selena.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rimsha Alunara
Yg mendambakan sosok harvey yg cinta jd benci trus akhirnya menyesal dan sangat cinta banget ke selena didunia nyata big red flag ya.. krn butuh waktu buat manusia asli kek begitu lebih baik move.. selena adalah karakter doormat woman atau cewe kekeset.. yg dibikin dikit ttp stay and attach trus..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 4

    Ibu dari Selena, yaitu Maisha Osmond, pergi ketika Selena berusia delapan tahun. Hari itu adalah hari ulang tahun Arya. Selena pulang dengan penuh sukacita untuk mempersiapkan ulang tahun ayahnya, tetapi yang dia dapati justru surat cerai kedua orang tuanya.Demi mengejar ibunya, Selena bahkan sampai terjatuh terguling dari tangga. Dia tidak menyadari sepatu yang sudah terlepas dari kakinya. Kemudian dia memeluk kaki Maisha dan terus menangis. "Ibu, jangan pergi!" serunya.Wanita yang berpenampilan terhormat itu membelai pipi Selena yang lembut sambil berkata, "Maafkan Ibu.""Ibu, aku mendapat peringkat pertama di kelasku kali ini, Ibu belum melihat kertas ulanganku, itu perlu ditandatangani oleh orang tua.""Ibu, jangan tinggalkan aku. Aku tidak akan nakal. Aku berjanji tidak akan pergi ke taman bermain lagi, aku tidak akan membuatmu marah lagi, aku akan patuh, aku mohon … "Selena mengungkapkan ketidakrelaannya dengan rasa panik. Dia berharap wanita itu akan tetap tinggal. Maisha han

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 5

    Maisha menatap Harvey dengan bingung. Dia tidak pernah mendengar kabar bahwa Harvey telah menikah."Tuan Harvey, kami telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun dan tidak mengetahui berita di dalam negeri. Apa hubungan putriku dengan kamu?"Harvey menatap Maisha dengan tenang, lalu berujar dengan wajah tanpa ekspresi, "Meskipun ada hubungan, itu sudah berlalu. Sekarang aku sedang dalam proses perceraian."Selena tidak menyangka bahwa ketulusannya selama bertahun-tahun hanya menjadi masa lalu yang terucap dari bibir Harvey.Marah? Tentu saja Selena marah.Yang lebih membuatnya patah hati adalah dirinya yang buta ini telah menganggap makhluk yang sadis bagaikan hewan itu sebagai harta yang berharga.Selena mengeluarkan kotak cincin berlian, lalu melemparkannya dengan keras ke kepala Harvey sambil berkata, "Bajingan, berengsek! Hal yang paling aku sesali dalam hidupku adalah berhubungan denganmu. Besok jam sembilan kita ke Kantor Catatan Sipil. Yang tidak datang adalah pecundang!

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 6

    Angin sungai yang dingin bertiup ke arahnya terasa begitu dingin, bagaikan pisau yang menusuk ke sumsum tulang. Selena bangkit berdiri dan lanjut mengejar.Selena meremehkan kondisi tubuhnya saat ini. Baru berlari beberapa meter, dia sudah terjatuh dengan keras lagi. Pintu mobil terbuka kembali, sepasang sepatu kulit buatan tangan yang mengkilap berhenti di depan Selena.Pandangan Selena perlahan-lahan menyusuri celana panjang pria yang lurus itu, hingga akhirnya dia menatap mata Harvey yang dingin."Har … " ucap Selena dengan lemah.Sepasang tangan dengan urat yang terlihat jelas mendarat di tubuh Selena. Dalam seketika, Selena seperti melihat pemuda berpakaian putih yang pernah memukau dirinya di waktu dahulu. Dia pun tanpa sadar mengulurkan tangan kepada pria itu.Saat tangan mereka saling berpegangan, Harvey dengan kejam melepaskan genggaman tangannya. Dia telah memberi harapan kepada Selena, tetapi dengan kejam menariknya kembali, hingga membuat tubuh Selena yang baru saja bangkit

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 7

    Suara Selena terdengar begitu tenang ketika dia menyebutkan orang itu, dia sepertinya sudah tidak peduli lagi.Namun, Lewis tahu betul bahwa tidak mungkin Selena tidak peduli lagi pada orang yang pernah dicintainya dengan tulus itu. Selena hanya berusaha menyembunyikan luka di hatinya dan mencoba mengobatinya sendiri ketika tidak ada orang di sekitarnya.Tanpa bertanya lebih lanjut, Lewis pun kemudian mengubah topik pembicaraan. "Aku tahu kamu belum melunasi biaya operasi ayahmu. Sebagai temanmu, aku akan meminjamkan uang terlebih dahulu kepadamu, nanti kamu kembalikan lagi kepadaku."Lewis tahu bahwa tidak mudah bagi seorang gadis seperti Selena untuk mendapatkan uang. Lewis sudah berulang kali ingin membantu Selena, tetapi selalu ditolak olehnya.Selena masih menggelengkan kepalanya kali ini sambil berkata, "Tidak perlu, Kak.""Selena, kondisi ayahmu lebih penting. Apa kamu lebih suka dipermalukan oleh sampah itu daripada menerima niat baikku? Aku tidak mengajukan syarat apa pun, aku

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 8

    Selena melihat ke arah bawah. Sungguh mengejutkan, alamat yang tertulis di kertas putih itu adalah sebuah lokasi pemakaman.Mungkinkah adik perempuan Harvey sudah meninggal? Namun, apa hubungannya kematian adik perempuan Harvey dengan ayahnya Selena? Selena mengenal Arya dengan baik, Arya tidak akan pernah menyakiti seorang gadis kecil.Mengetahui bahwa kedua orang itu tidak akan mengungkapkan apa-apa lagi, Selena pun tidak terus mempersulit keduanya. Suasana selama perjalanan pun menjadi hening sampai akhirnya mereka tiba di kediaman Keluarga Irwin.Perasaan Selena bercampur aduk begitu kembali ke tempat yang sudah sangat familier dengan dirinya ini.Chandra dengan sopan bertanya, "Apakah Nyonya ingin turun?""Tidak perlu, aku akan menunggunya di sini."Proses perceraian ini adalah pertemuan terakhir antara dirinya dengan Harvey. Dia tidak ingin menambah masalah lagi. Apalagi setiap hal yang ada di sini membawa kenangan bagi mereka berdua. Dia tidak ingin terbawa perasaan lagi saat me

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 9

    Suasana di mobil itu sangat hening, sehingga suara Agatha yang sedang panik menjadi terdengar nyaring. Selena dengan jelas mendengar kata "Harvest".Dia masih ingat hari di mana dia mendapatkan laporan tes kehamilan. Dia bergegas berlari ke pelukan Harvey dengan penuh harapan sambil berkata, "Harvey, kamu akan menjadi seorang ayah! Kita akan punya anak! Aku sudah memikirkan nama bayi kita. Jika perempuan, kita beri nama Helena Irwin. Sedangkan jika laki-laki, kita beri nama Harvest Irwin. Itu adalah gabungan dari nama kita berdua, apakah menurutmu bagus?"Selena sangat berharap dirinya tadi salah dengar. Namun, Harvey tidak menghindari tatapannya dan hanya menjawab, "Namanya Harvest Irwin.""Bajingan!"Selena mengangkat tangannya dan menampar Harvey. Kali ini Harley tidak menghindar dan membiarkan Selena menamparnya."Beraninya kamu memanggil anak yang dia lahirkan dengan nama anak kita!"Anak itu adalah benteng terakhir Selena. Air matanya sudah seperti pecahan mutiara. Selena menerka

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 10

    Selena terus mengoceh selama sepanjang hari di pemakaman, tetapi dia tidak punya waktu untuk bersedih terlalu lama. Dia pun lanjut melakukan penyelidikan terhadap foto yang dia dapatkan.Sebagian besar wanita yang pernah berhubungan dengan ayahnya adalah orang-orang di perusahaan. Ketika akan mulai menyelidiki orang-orang di perusahaan, Selena menerima sebuah panggilan telepon.Ternyata telepon dari Wilson, seorang anak dari pegunungan yang dulu pernah dibantu oleh ayahnya. Suaranya terdengat sedikit panik. "Nona Selena, aku baru saja kembali dari luar negeri dan mendengar berita bahwa Tuan Arya sakit parah, apakah dia baik-baik saja?" tanya Wilson."Terima kasih atas perhatianmu, ayahku sedang menjalankan perawatan di rumah sakit.""Ah, bagaimana mungkin Tuhan memberikan cobaan seperti ini pada orang yang baik seperti Tuan Arya? Dulu, jika bukan karena dia membantu kami dan membawa kami keluar dari pegunungan, mana mungkin kami bisa memiliki kehidupan seperti saat ini?"Sebuah pikiran

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 11

    Untuk mencegah penyakit Selena agar tidak semakin memburuk, Lewis menetapkan waktu kemoterapi tahap pertama pada dua hari kemudian.Efek samping kemoterapi sangat banyak. Dua minggu pertama setelah kemoterapi, tubuh Selena akan sangat lemah dan rambut akan rontok. Oleh karena itu, Selena harus menyelesaikan urusannya terlebih dahulu.Arya belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Untunglah Selena tidak perlu khawatir lagi dengan biaya medisnya. Setelah memperpanjang deposit untuk biaya pengobatan ayahnya, dia kembali ke rumah.Rumah itu pada awalnya adalah rumah pernikahan milik dirinya dan Harvey. Dia berpikir tidak lama lagi dirinya juga akan pindah dari sini, dia takut tubuhnya tidak akan kuat setelah kemoterapi, sehingga dia menghubungi perusahaan layanan pindah rumah lebih awal.Yang datang termasuk sahabatnya yang paling baik, Olga Christopher. Olga mengenakan setelan formal yang lengkap, membawa sebuah tas, memakai sepatu hak tinggi, dan membawa dua buah ubi bakar. Dia datang de

Latest chapter

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1674

    Zane menatap Selena. Terlihat sedikit harapan di wajahnya yang pucat. "Selena, apa selama dua tahun lebih kita bersama, ada saat di mana kamu menyukaiku?"Selena menatapnya dengan dingin dan penuh kebencian."Nggak, aku selalu berharap kamu mati setiap saat."Zane tersenyum pahit. "Ternyata benar."Hukum alam berputar, segala sesuatu ada karmanya."Dor!"Burung-burung terbang melintasi langit dan darah segar tumpah ke tanah.Zane melihat foto dingin di atas batu nisan dan berkata dengan perlahan, "Lian, aku akan mengembalikan semua utangku padamu ... "Selena melihat orang-orang yang meninggal dengan hati yang terluka dan air matanya mengalir perlahan-lahan."Lian, aku sudah membalaskan dendam untukmu. Sekarang kamu bisa beristirahat dengan tenang."Dia sudah menunggu hari ini terlalu lama.Setelah benar-benar membalas dendam, Selena merasa hatinya kosong.Pada musim ini, bunga Canola mekar dengan indah. Dalam embusan angin sepoi-sepoi yang lembut, Winnie mengejar Ravi dan lonceng di t

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1673

    Namun Zane yang dibutakan karena cinta sama sekali tidak tahu kalau semua ini adalah perangkap yang disusun oleh Selena selama dua tahun.Saat dia melihat Selena bersandar di pelukan Harvey, dia baru menyadari kalau rencananya sudah terbongkar sejak awal.Semua ini juga harus diakhiri ...Meski Keluarga Bennett menang, tetapi selama bertahun-tahun menghadapi Andrew, Theresa, dan Shira, ada banyak yang terluka dan tewas. Pada kenyataannya, mereka tetap kalah.Kak Freya akhirnya menjadi korban dan meninggal dunia di usia muda.Selena menyalakan sebatang dupa di atas makamnya. "Kak Freya, kakak harus lebih berhati-hati di reinkarnasi berikutnya. Jangan khawatir, aku akan menjaga keluarga dengan baik."Angin sepoi-sepoi menerbangkan sehelai daun yang jatuh di bahu Selena seolah memberikan tanggapan padanya.Petra kembali dengan penuh kekuatan bersama anggota Keluarga Bennett dan Fanny akhirnya dimakamkan dengan tenang.Dia tidak memberi tahu pemakaman Fanny kepada siapa pun, tetapi Rudy da

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1672

    "Kak Sean, apa yang terjadi?" Selena tidak tahu situasinya. Sekarang dia masih tidak berani mendekati Louis dengan sembarangan.Dia hanya mengenal Sean dari antara orang-orang yang ada di sana."Selena, jangan datang ke sini. Tempat ini terlalu berbahaya." Sean terlihat khawatir.Louis juga menatap Selena. "Hei Tua Bangka, eksperimenku akan segera berhasil. Dia adalah keturunan Fanny, darah yang mengalir di tubuhnya sama seperti Fanny ... "Ekspresi Selena langsung berubah. Pantas saja dia selalu merasa kalau Louis sangat memperhatikannya.Pada saat itu, dia mengira kalau itu karena tubuh dan bakatnya sendiri. Dia tidak tahu kalau sejak awal Louis sudah mengetahui identitasnya.Program modifikasi manusia hidup ini adalah untuk menghidupkan kembali neneknya!Pria ini sangat menakutkan. Louis melakukan begitu banyak persiapan untuk menghidupkan kembali neneknya dan dia hampir saja ditipu karena percaya kalau Louis hanya melakukan program modifikasi saja.Meski Petra sudah berambut putih,

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1671

    Selena tiba di pulau itu. Kali ini, dia merasakan ada sedikit perubahan dari suasana di pulau itu.Meski pemandangannya masih sama, robot di seluruh pulau menghilang.Seharusnya dia akan bertemu dengan beberapa mata-mata robot setelah tiba di pulau.Ada banyak kapal yang berjejer rapi di tepi pulau. Banyak di antaranya adalah milik lembaga militer swasta dan tentara bayaran asing.Ada sejumlah besar orang yang mendarat di pulau!Apa yang terjadi?Apa sesuatu terjadi pada guru?Meski Louis ingin memodifikasi tubuh Selena, dia tetap berharap kalau gurunya masih hidup.Kalau ilmuwan sehebat Louis yang sangat berbakat di berbagai bidang meninggal, itu akan menjadi kerugian yang sangat besar.Guru!"Seli, jangan terburu-buru. Meski ada orang yang datang ke pulau ini, sepertinya nggak ada masalah besar." Harvey segera mengingatkannya.Kapal sebanyak ini pasti membawa banyak senjata berat, tetapi bunga dan bangunan di pulau ini masih utuh."Nggak, penduduk pulau ini memang nggak banyak. Sebag

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1670

    Hari itu, Rudy dan Richie berbicara berdua untuk waktu yang lama. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan.Sebenarnya, hal ini juga tidak penting. Bagi Keluarga Bennett, itu hanya menambah satu anggota keluarga saja.Namun, Mira merasa agak gugup karena Keluarga Farrell tiba-tiba punya keturunan sebanyak ini. Kalau semuanya dimasukkan ke dalam Keluarga Farrell, harta milik putra dan putrinya akan berkurang banyak, 'kan?Setiap manusia itu adalah makhluk yang egois. Pada saat ini, siapa yang tidak memikirkan keuntungannya sendiri?Namun, hasil pembicaraan Richie dan Rudy justru mengejutkan.Meski Keluarga Bennett tidak mengakui identitasnya, Richie tidak berniat mengubah marganya menjadi Farrell.Ibunya menikah dengan Petra Bennett, jadi mereka adalah anggota Keluarga Bennett seumur hidup mereka. Namun, mereka bisa tetap menjaga hubungan keluarga dengan Keluarga Farrell.Meski merasa menyesal, Rudy memikirkan kalau Petra sangat baik pada keturunannya, jadi dia setuju dan memohon a

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1669

    Selena dan rombongannya kembali ke Kediaman Bennett yang sudah beroperasi dengan normal di bawah pengawasan Sean. Kaki Steve juga sudah jauh lebih baik. Dia tidak perlu lagi berpura-pura lumpuh dan bisa berjalan dengan bebas seperti orang normal.Tubuh Shane tidak bisa sembuh dalam waktu yang singkat, tetapi dia sudah terlihat jauh lebih baik.Richie juga menunjukkan pemulihan yang signifikan dibandingkan sebelum Selena pergi.Shira hampir saja menghancurkan seluruh Keluarga Bennett.Saat melihat Selena kembali, wajah Richie terlihat sangat khawatir. "Selena, aku dengar dari Sean kalau kamu kena serangga sihir? Gimana keadaanmu sekarang?""Jangan khawatir, Ayah. Aku sudah sembuh. Hanya saja, Shira mungkin mati di dalam laut."Richie memeluk Selena dengan erat. "Nggak apa-apa, yang penting kalian baik-baik saja."Selena merasa sedih saat melihat Richie terlihat lebih tua beberapa tahun dalam waktu singkat."Apa sudah ada kabar tentang ibu?""Sean menemukan beberapa informasi dan masih m

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1668

    Pasha berbicara dengan santai, tetapi membuat Melvin terkejut dan membayangkan bagaimana kehidupan putranya dulu.Lingkungan yang keras, dari berbagai latar belakang, tidak pernah mendapatkan apa-apa, jadi tidak takut kehilangan.Sejak istrinya meninggal, Melvin sebenarnya tidak terlalu memperhatikan Alan, tetapi dia selalu cukup dermawan dalam hal materi.Namun, saat dia menemukan anak kandungnya, dia langsung merasakan perasaan sayang.Kalau ini adalah satu-satunya keinginan anaknya, dia akan melakukan apa pun untuk membantu anaknya mencapainya.Selena berdiri di tepi laut sambil memandang matahari terbenam di cakrawala.Meski Shira seharusnya sudah mati di dasar laut, hatinya tidak merasa senang sedikit pun.Dalang utamanya sudah mati, tetapi Keluarga Bennett masih berantakan. Ibunya masih hilang hingga sekarang.Selena menghela napas pelan-pelan."Masih muda, tapi kenapa menghela napas?" Entah sejak kapan Markus sudah berjalan ke samping Selena.Dia duduk di sebelah Selena tanpa me

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1667

    Melvin merasa lelah. Dosa apa yang telah dia buat?Daripada mengatakan dia mendapatkan seorang putra, lebih tepatnya dia justru mendapatkan seorang ayah.Mana ada anak di dunia ini yang sudah tidak bertemu dengan orang tuanya selama 30 tahun, tetapi saat bertemu bukannya peduli pada keluarga, malah berteriak ingin menikah?Kalau wanita yang ingin dinikahi putranya hanyalah seorang gadis biasa, itu tidak masalah. Namun, sayangnya putranya ingin menikahi seorang wanita yang sudah menikah dan punya empat anak.Itu semua juga tidak masalah. Hal yang paling penting adalah mantan suami Selena adalah anak kandung adik perempuannya dan keduanya masih terikat satu sama lain.Telapak tangan dan punggung tangan semuanya darah dagingnya, jadi apa yang bisa dia lakukan?Dia juga sangat putus asa!Markus tidak memedulikan kesulitan Melvin dan memberikan sebatang rokok kepadanya, tetapi Melvin mengibaskan tangannya. "Ayah sudah berhenti merokok."Kemudian Markus duduk sendiri dan merokok.Putranya in

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1666

    Melvin yang selalu sakit-sakitan hingga hari ini tidak pernah membayangkan kalau suatu hari putra kandungnya yang hilang selama bertahun-tahun akan tumbuh menjadi pohon raksasa meski sudah mengalami banyak penderitaan.Dia memang pohon yang besar, hanya saja pohon ini sepertinya tumbuh agak miring?Bagaimanapun juga, sebagai ayah dan anak yang punya ikatan darah, saat kebenaran terungkap, bukannya mereka seharusnya saling berpelukan dan mengungkapkan perasaan mereka setelah bertahun-tahun tidak bertemu?Kenapa anak sulungnya ini sama sekali tidak merasa senang menemukan ayahnya dan malah tertarik dengan gelar Tuan Muda Keluarga Davira?Tidak, lebih tepatnya dia tertarik pada putri Keluarga Bennett."Tunggu Anakku. Sekarang situasinya agak rumit. Kita harus berpikir panjang dulu ... ""Apa aku benar-benar anakmu?" Markus adalah orang yang pemarah, sama persis seperti ibunya. Dia sama sekali tidak mendengarkan saran apa pun.Dia hanya punya satu pikiran di kepalanya. Untungnya dia sudah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status