Share

Bab 6

Author: Jus Alpukat
Angin sungai yang dingin bertiup ke arahnya terasa begitu dingin, bagaikan pisau yang menusuk ke sumsum tulang. Selena bangkit berdiri dan lanjut mengejar.

Selena meremehkan kondisi tubuhnya saat ini. Baru berlari beberapa meter, dia sudah terjatuh dengan keras lagi. Pintu mobil terbuka kembali, sepasang sepatu kulit buatan tangan yang mengkilap berhenti di depan Selena.

Pandangan Selena perlahan-lahan menyusuri celana panjang pria yang lurus itu, hingga akhirnya dia menatap mata Harvey yang dingin.

"Har … " ucap Selena dengan lemah.

Sepasang tangan dengan urat yang terlihat jelas mendarat di tubuh Selena. Dalam seketika, Selena seperti melihat pemuda berpakaian putih yang pernah memukau dirinya di waktu dahulu. Dia pun tanpa sadar mengulurkan tangan kepada pria itu.

Saat tangan mereka saling berpegangan, Harvey dengan kejam melepaskan genggaman tangannya. Dia telah memberi harapan kepada Selena, tetapi dengan kejam menariknya kembali, hingga membuat tubuh Selena yang baru saja bangkit berdiri, kembali jatuh ke tanah dengan keras.

Selena semula tidak terluka. Pada saat terjatuh, telapak tangannya tepat mendarat di pecahan kaca yang ada di atas tanah. Darah yang berwarna merah mencolok itu pun mengalir dari telapak tangannya.

Harvey menyipitkan matanya, tetapi tidak melakukan apa pun.

Selena tiba-tiba melamun. Dia teringat dulu ketika jarinya terluka sedikit saja, dia dibawa ke rumah sakit oleh Harvey saat tengah malam.

Dokter yang bertugas bahkan tertawa dan berkata, "Pak, untung saja Bapak datang lebih awal. Kalau terlambat, pasti lukanya sudah sembuh sendiri."

Pria yang ada di dalam ingatannya itu terkesan sangat berbeda jauh dengan pria yang ada di depannya saat ini. Alis dan matanya masih sama seperti dulu. Namun, yang berbeda adalah perhatiannya yang telah berubah menjadi sedingin es.

Harvey berkata dengan nada bicara dingin dan tanpa perasaan, "Selena, kalau orang lain tidak paham, itu wajar. Tapi mana mungkin aku tidak memahami dirimu? Dulu kamu masih bisa jungkir balik setelah berlari sejauh 1.500 meter, tetapi sekarang kamu sudah terjatuh hanya setelah berlari beberapa langkah?

Pandangan Harvey pada Selena penuh dengan penghinaan, seakan-akan ada pedang dingin yang menggores-gores tubuh wanita itu.

Selena menggigit bibirnya yang pucat dan menjelaskan, "Bukan. Aku tidak membohongimu. Aku hanya sedang sakit dan merasa ... "

Belum selesai penjelasan itu disampaikan, pria tinggi itu sudah membungkuk, lalu mengangkat dagu Selena. Jari-jari kasarnya membelai bibir Selena yang kering sambil berkata, "Memang seperti buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya, kamu sama seperti ayahmu yang sangat munafik. Demi sedikit uang, kamu rela memainkan sandiwara yang begitu buruk."

Ucapan Harvey lebih menyakitkan daripada tiupan angin yang dingin. Kata-kata itu menikam hati Selena dengan sadis.

Selena dengan kasar menepis tangan Harvey dan berkata, "Ayahku orang jujur dan selalu melakukan hal yang terpuji dalam hidupnya, aku yakin dia tidak akan pernah melakukan hal yang jahat!"

"Hah?!" Harvey hanya bisa tertawa dengan ekspresi kejam, sepertinya dia tidak ingin berdebat dengan Selena tentang hal ini. Dia mengeluarkan selembar cek dari dompetnya, lalu mengisinya dengan sembarang angka dan meletakkannya di depan Selena.

"Mau?"

Sepuluh miliar rupiah. Jumlah itu cukup besar, setidaknya bisa membuat Selena tidak perlu mengkhawatirkan biaya pengobatan Arya selama beberapa waktu.

Namun, Harvey jelas-jelas tidak sebaik itu, sehingga Selena pun tidak menerimanya.

"Syaratnya?"

Harvey bergumam di samping telinga Selena, "Asalkan kamu mengatakan bahwa Arya lebih hina daripada binatang, uang ini akan menjadi milikmu."

Setelah mendengar kata-kata ini, ekspresi wajah Selena langsung berubah drastis. Dia mengangkat tangan dan hendak menampar Harvey. Namun, Harvey berhasil menangkap pergelangan tangan Selena. Tangan Selena yang terluka dalam pergulatan itu berhasil menepuk kemeja Harvey hingga meninggalkan bekas tangan yang berlumuran darah.

Harvey mengencangkan cengkeramannya, lalu berkata nada bicaranya yang menjadi lebih keras lagi, "Kenapa? Kamu tidak mau? Kalau begitu, biarkan dia mati di rumah sakit saja. Aku sudah memilihkan tempat pemakamannya."

"Harvey, mengapa kamu menjadi seperti ini?" tanya Selena dengan berlinang air mata.

Pria yang dulu pernah berjanji akan melindunginya seumur hidup dan tidak akan membiarkannya menangis ini, sepertinya hanya ada di dalam sebuah mimpi. Sekarang air matanya hanya menjadi alat untuk menyenangkan pria ini.

Bahkan meskipun cahaya lampu jalan berwarna kuning yang remang-remang itu menyinari wajah Harvey, tetap tidak tampak sedikit pun kehangatan. Hanya ada ketidaksabaran di wajahnya. "Tidak mau bicara?" tanyanya lagi.

Harvey melepaskan Selena, lalu perlahan-lahan merobek cek itu.

Selena menerjang ke arah Harvey untuk mencegah merobek cek itu, tetapi dia didorong oleh Harvey dengan kasar. Harvey bertindak seperti orang yang paling berkuasa di dunia. Dia menatap Selena dengan sorot mata dingin sambil berkata, "Aku sudah memberimu kesempatan."

Sobekan-sobekan kertas itu bagaikan harapan Selena yang hancur berkeping-keping, akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang beterbangan di udara dan jatuh di sampingnya.

"Tidak, jangan!" Selena dengan panik mencoba untuk mengumpulkan sobekan-sobekan kertas itu. Air matanya pun berjatuhan di tanah.

Dia terlihat panik seperti anak kecil yang kehilangan segalanya, sungguh tak berdaya dan kebingungan.

Harvey pun berbalik badan dan pergi. Saat akan naik ke mobil, dia mendengar suara benturan keras. Saat dia menoleh, terlihat seseorang pingsan di atas tanah.

Sopirnya, yaitu Alex, tampak cemas. "Pak Harvey, Nyonya sepertinya pingsan, apakah kita harus membawanya ke rumah sakit?" tanya Alex.

Harvey menatap Alex dengan dingin dan berkata, "Kau sangat peduli padanya?"

Alex sudah lama bekerja untuk Harvey. Dia tahu bahwa dulu Harvey sangat mencintai sang nyonya. Namun, sejak dia pergi untuk mengidentifikasi jenazah, dia telah berubah menjadi orang yang sangat berbeda.

Bagaimanapun, ini adalah urusan keluarga mereka, jadi Alex pun tidak berani banyak bertanya. Dia hanya bisa mengemudikan mobil dengan patuh.

Sambil mobil itu berjalan semakin jauh, Harvey memandangi wanita yang tidak mampu bangkit berdiri itu melalui kaca spion. Ekspresi menghina di wajahnya tampak semakin kentara.

"Sudah lama tidak bertemu, Selena malah makin pandai bersandiwara," pikirnya.

Meskipun Selena dibesarkan dengan segala kemewahan dan kasih sayang, Arya sudah memintanya berlatih berbagai macam olahraga sejak kecil untuk memperkuat tubuhnya. Hal ini dilakukan agar putrinya tidak diganggu oleh orang lain.

Bagaimana mungkin seorang wanita yang memiliki sabuk hitam Taekwondo, mahir dalam kickboxing, dan bertenaga sekuat kerbau itu, bisa pingsan dengan begitu mudah?

Di mata Harvey, ini hanyalah akting yang dilakukan Selena hanya demi uang saja.

Setelah berpikir demikian, Harvey pun mengalihkan pandangannya yang dingin itu, tidak lagi melirik ke arah Selena.

Setelah melihat mobil Harvey menghilang dari pandangan, barulah Lewis terburu-buru berjalan ke sisi Selena.

Selena kembali terbangun. Pemandangan yang tampak di hadapannya adalah kamar yang baru saja dia tinggalkan belum lama tadi. Infus terpasang di punggung tangannya, cairan dingin mengalir perlahan melalui pembuluh darahnya yang membiru, dan luka di tangan kirinya sudah dibalut.

Jam dinding berukir kepala rusa di dinding sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Belum sempat dia berbicara, suara Lewis yang lembut sudah terdengar, "Maaf, aku khawatir kamu akan melakukan hal bodoh, jadi aku mengikutimu.

Selena ingin duduk, Lewis pun segera memberinya satu bantal tambahan dan memberinya minum air. Setelah merasa lebih nyaman, Selena berkata, "Apakah Kak Lewis melihatnya?"

"Maaf, aku tidak bermaksud mengintip privasimu."

Wajah Lewis tampak polos bagai kertas kosong. Ekspresinya bisa terlihat dengan jelas, tidak seperti Harvey.

"Tidak apa-apa, aku adalah istrinya, itu bukan hubungan yang tidak bisa dilihat orang."

Melihat ekspresi Lewis yang bingung, Selena pun berkata sambil tersenyum pahit, "Benar juga. Semua orang mengira Agatha adalah calon istrinya. Kalau kamu tidak percaya, aku juga ... "

Lewis dengan cepat memotong perkataan Selena, "Tidak. Aku percaya. Aku mengenali cincin kawinmu. Itu adalah model edisi terbatas dari SL tiga tahun yang lalu dan hanya ada satu di dunia. Sebuah majalah pernah menulis bahwa itu adalah cincin yang dirancang oleh bos SL untuk istrinya sendiri. Aku tahu bos SL yang sebenarnya adalah Harvey."

Lewis dulu pernah mencoba mengaitkan hubungan antara Selena dengan Harvey. Namun, setelah mendengar adanya desas-desus antara Harvey dan Agatha, ditambah dengan kenyataan bahwa dia tidak pernah melihat Harvey di rumah sakit selama dua tahun terakhir, dia pun menyangkal pemikiran itu.

Selena tanpa sadar menyentuh jarinya yang dulunya mengenakan cincin kawin itu. Jari itu sekarang kosong. Area pada kulit di jarinya itu tampak lebih pucat daripada di sekitarnya, seolah-olah mengingatkannya pada pernikahannya yang konyol.

"Sudah tidak penting lagi apakah aku masih istrinya atau bukan, besok jam sembilan pagi kami akan bercerai."

"Apakah dia tahu tentang kondisimu?" tanya Lewis.

"Dia tidak berhak tahu."
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Eka Himawan
kasihan Selena di sakiti oleh orang terdekatnya yang ia sayangi
goodnovel comment avatar
Anndy
smg lewis berjodoh dg aelena biar harvey menyesal seumur hidup telah berbjat salah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 7

    Suara Selena terdengar begitu tenang ketika dia menyebutkan orang itu, dia sepertinya sudah tidak peduli lagi.Namun, Lewis tahu betul bahwa tidak mungkin Selena tidak peduli lagi pada orang yang pernah dicintainya dengan tulus itu. Selena hanya berusaha menyembunyikan luka di hatinya dan mencoba mengobatinya sendiri ketika tidak ada orang di sekitarnya.Tanpa bertanya lebih lanjut, Lewis pun kemudian mengubah topik pembicaraan. "Aku tahu kamu belum melunasi biaya operasi ayahmu. Sebagai temanmu, aku akan meminjamkan uang terlebih dahulu kepadamu, nanti kamu kembalikan lagi kepadaku."Lewis tahu bahwa tidak mudah bagi seorang gadis seperti Selena untuk mendapatkan uang. Lewis sudah berulang kali ingin membantu Selena, tetapi selalu ditolak olehnya.Selena masih menggelengkan kepalanya kali ini sambil berkata, "Tidak perlu, Kak.""Selena, kondisi ayahmu lebih penting. Apa kamu lebih suka dipermalukan oleh sampah itu daripada menerima niat baikku? Aku tidak mengajukan syarat apa pun, aku

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 8

    Selena melihat ke arah bawah. Sungguh mengejutkan, alamat yang tertulis di kertas putih itu adalah sebuah lokasi pemakaman.Mungkinkah adik perempuan Harvey sudah meninggal? Namun, apa hubungannya kematian adik perempuan Harvey dengan ayahnya Selena? Selena mengenal Arya dengan baik, Arya tidak akan pernah menyakiti seorang gadis kecil.Mengetahui bahwa kedua orang itu tidak akan mengungkapkan apa-apa lagi, Selena pun tidak terus mempersulit keduanya. Suasana selama perjalanan pun menjadi hening sampai akhirnya mereka tiba di kediaman Keluarga Irwin.Perasaan Selena bercampur aduk begitu kembali ke tempat yang sudah sangat familier dengan dirinya ini.Chandra dengan sopan bertanya, "Apakah Nyonya ingin turun?""Tidak perlu, aku akan menunggunya di sini."Proses perceraian ini adalah pertemuan terakhir antara dirinya dengan Harvey. Dia tidak ingin menambah masalah lagi. Apalagi setiap hal yang ada di sini membawa kenangan bagi mereka berdua. Dia tidak ingin terbawa perasaan lagi saat me

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 9

    Suasana di mobil itu sangat hening, sehingga suara Agatha yang sedang panik menjadi terdengar nyaring. Selena dengan jelas mendengar kata "Harvest".Dia masih ingat hari di mana dia mendapatkan laporan tes kehamilan. Dia bergegas berlari ke pelukan Harvey dengan penuh harapan sambil berkata, "Harvey, kamu akan menjadi seorang ayah! Kita akan punya anak! Aku sudah memikirkan nama bayi kita. Jika perempuan, kita beri nama Helena Irwin. Sedangkan jika laki-laki, kita beri nama Harvest Irwin. Itu adalah gabungan dari nama kita berdua, apakah menurutmu bagus?"Selena sangat berharap dirinya tadi salah dengar. Namun, Harvey tidak menghindari tatapannya dan hanya menjawab, "Namanya Harvest Irwin.""Bajingan!"Selena mengangkat tangannya dan menampar Harvey. Kali ini Harley tidak menghindar dan membiarkan Selena menamparnya."Beraninya kamu memanggil anak yang dia lahirkan dengan nama anak kita!"Anak itu adalah benteng terakhir Selena. Air matanya sudah seperti pecahan mutiara. Selena menerka

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 10

    Selena terus mengoceh selama sepanjang hari di pemakaman, tetapi dia tidak punya waktu untuk bersedih terlalu lama. Dia pun lanjut melakukan penyelidikan terhadap foto yang dia dapatkan.Sebagian besar wanita yang pernah berhubungan dengan ayahnya adalah orang-orang di perusahaan. Ketika akan mulai menyelidiki orang-orang di perusahaan, Selena menerima sebuah panggilan telepon.Ternyata telepon dari Wilson, seorang anak dari pegunungan yang dulu pernah dibantu oleh ayahnya. Suaranya terdengat sedikit panik. "Nona Selena, aku baru saja kembali dari luar negeri dan mendengar berita bahwa Tuan Arya sakit parah, apakah dia baik-baik saja?" tanya Wilson."Terima kasih atas perhatianmu, ayahku sedang menjalankan perawatan di rumah sakit.""Ah, bagaimana mungkin Tuhan memberikan cobaan seperti ini pada orang yang baik seperti Tuan Arya? Dulu, jika bukan karena dia membantu kami dan membawa kami keluar dari pegunungan, mana mungkin kami bisa memiliki kehidupan seperti saat ini?"Sebuah pikiran

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 11

    Untuk mencegah penyakit Selena agar tidak semakin memburuk, Lewis menetapkan waktu kemoterapi tahap pertama pada dua hari kemudian.Efek samping kemoterapi sangat banyak. Dua minggu pertama setelah kemoterapi, tubuh Selena akan sangat lemah dan rambut akan rontok. Oleh karena itu, Selena harus menyelesaikan urusannya terlebih dahulu.Arya belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Untunglah Selena tidak perlu khawatir lagi dengan biaya medisnya. Setelah memperpanjang deposit untuk biaya pengobatan ayahnya, dia kembali ke rumah.Rumah itu pada awalnya adalah rumah pernikahan milik dirinya dan Harvey. Dia berpikir tidak lama lagi dirinya juga akan pindah dari sini, dia takut tubuhnya tidak akan kuat setelah kemoterapi, sehingga dia menghubungi perusahaan layanan pindah rumah lebih awal.Yang datang termasuk sahabatnya yang paling baik, Olga Christopher. Olga mengenakan setelan formal yang lengkap, membawa sebuah tas, memakai sepatu hak tinggi, dan membawa dua buah ubi bakar. Dia datang de

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 12

    Kedua wanita yang baru saja putus cinta itu berjalan masuk ke salon bersama-sama. Olga mencari dua penata rambut yang berpenampilan keren. Mata penata rambut langsung berbinar-binar saat melihat Selena yang begitu cantik. Dia langsung merekomendasikan model rambut yang sedang tren sekarang.Selena langsung menolak dan berkata, "Potong pendek saja. Makin pendek makin bagus.""Nona, meskipun sekarang sedang tren gaya yang ringkas dan cuek, aku pribadi merasa rambut yang terlalu pendek akan membatasi gayamu. Bagaimana kalau kita biarkan rambutmu sampai sebahu? Rambut sebahu tidak hanya membuatmu terlihat lebih muda, tetapi juga cocok untuk berbagai acara.""Tidak perlu," kata Selena."Rambut Nona hitam dan panjang, pasti sudah dirawat bertahun-tahun, sayang sekali jika dipotong semua," ujar penata rambut sambil menggelengkan kepalanya dengan rasa prihatin.Selena memandang dirinya di cermin. Meskipun wajahnya pucat akibat kurang tidur dalam beberapa waktu terakhir, tetap tidak dapat menye

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 13

    Harvey menatap Chandra dengan dingin, lalu Chandra pun segera berusaha untuk menjelaskan, "Pak Harvey, istri Bapak sedang bersama dengan Olga sekarang."Olga adalah sahabat baik Selena, jadi wajar saja jika keduanya sedang bersama. Bahkan dulu, demi mengetahui setiap gerak-gerik Selena, Harvey telah meminta Chandra untuk menyimpan nomor ponsel Olga.Sambil berbicara, Chandra membuka ponselnya dan memeriksa daftar teman yang dimiliki oleh Olga di akun Instagram-nya. Olga sering memamerkan rambutnya yang berwarna merah muda terang dan sangat mencolok itu, tetapi di sisi lain, tatapan Harvey hanya tertuju kepada sosok Selena.Gaya Selena sangat jauh berbeda dengan yang biasanya. Rambutnya yang dahulu sepanjang pinggang telah dipotong hingga hanya sepanjang daun telinga. Selain itu, sosoknya yang dahulu terlihat jauh lebih periang, sedangkan sekarang justru tampak lebih melankolis.Pada foto yang dilihatnya itu, Selena mengenakan sebuah kaus bergaya netral yang memperlihatkan tulang selang

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 14

    Olga sama sekali tidak tahan minum minuman beralkohol.Jika bukan karena Selena yang menghentikannya, Olga pasti sudah terlibat masalah dengan orang dan membuat keributan besar di ruang VIP itu. Lagi pula, Selena tidak pernah melihat Olga merangkul pria sambil berkata bahwa dirinya sedang kesepian.Saat melihat bahwa Olga sudah mabuk berat, Selena terpaksa membawanya kembali ke apartemen yang baru disewanya itu.Beberapa waktu yang lalu, salah seorang temannya memperkenalkan apartemen milik kerabatnya kepada Selena. Selena berpikir bahwa dengan cara ini, dia dapat menghemat biaya agen. Dengan temannya sebagai penjamin dirinya, proses menyewa apartemen itu menjadi jauh lebih mudah.Pemilik apartemen itu sedang berada di luar negeri dan tidak akan kembali dalam waktu dekat, sehingga surat kontrak sewanya belum ditandatangani. Setelah mengobrol lewat pesan singkat selama beberapa waktu, Selena berhasil membuat pemilik apartemen itu setuju, sehingga Selena pun bisa mulai membersihkan tempa

Latest chapter

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1674

    Zane menatap Selena. Terlihat sedikit harapan di wajahnya yang pucat. "Selena, apa selama dua tahun lebih kita bersama, ada saat di mana kamu menyukaiku?"Selena menatapnya dengan dingin dan penuh kebencian."Nggak, aku selalu berharap kamu mati setiap saat."Zane tersenyum pahit. "Ternyata benar."Hukum alam berputar, segala sesuatu ada karmanya."Dor!"Burung-burung terbang melintasi langit dan darah segar tumpah ke tanah.Zane melihat foto dingin di atas batu nisan dan berkata dengan perlahan, "Lian, aku akan mengembalikan semua utangku padamu ... "Selena melihat orang-orang yang meninggal dengan hati yang terluka dan air matanya mengalir perlahan-lahan."Lian, aku sudah membalaskan dendam untukmu. Sekarang kamu bisa beristirahat dengan tenang."Dia sudah menunggu hari ini terlalu lama.Setelah benar-benar membalas dendam, Selena merasa hatinya kosong.Pada musim ini, bunga Canola mekar dengan indah. Dalam embusan angin sepoi-sepoi yang lembut, Winnie mengejar Ravi dan lonceng di t

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1673

    Namun Zane yang dibutakan karena cinta sama sekali tidak tahu kalau semua ini adalah perangkap yang disusun oleh Selena selama dua tahun.Saat dia melihat Selena bersandar di pelukan Harvey, dia baru menyadari kalau rencananya sudah terbongkar sejak awal.Semua ini juga harus diakhiri ...Meski Keluarga Bennett menang, tetapi selama bertahun-tahun menghadapi Andrew, Theresa, dan Shira, ada banyak yang terluka dan tewas. Pada kenyataannya, mereka tetap kalah.Kak Freya akhirnya menjadi korban dan meninggal dunia di usia muda.Selena menyalakan sebatang dupa di atas makamnya. "Kak Freya, kakak harus lebih berhati-hati di reinkarnasi berikutnya. Jangan khawatir, aku akan menjaga keluarga dengan baik."Angin sepoi-sepoi menerbangkan sehelai daun yang jatuh di bahu Selena seolah memberikan tanggapan padanya.Petra kembali dengan penuh kekuatan bersama anggota Keluarga Bennett dan Fanny akhirnya dimakamkan dengan tenang.Dia tidak memberi tahu pemakaman Fanny kepada siapa pun, tetapi Rudy da

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1672

    "Kak Sean, apa yang terjadi?" Selena tidak tahu situasinya. Sekarang dia masih tidak berani mendekati Louis dengan sembarangan.Dia hanya mengenal Sean dari antara orang-orang yang ada di sana."Selena, jangan datang ke sini. Tempat ini terlalu berbahaya." Sean terlihat khawatir.Louis juga menatap Selena. "Hei Tua Bangka, eksperimenku akan segera berhasil. Dia adalah keturunan Fanny, darah yang mengalir di tubuhnya sama seperti Fanny ... "Ekspresi Selena langsung berubah. Pantas saja dia selalu merasa kalau Louis sangat memperhatikannya.Pada saat itu, dia mengira kalau itu karena tubuh dan bakatnya sendiri. Dia tidak tahu kalau sejak awal Louis sudah mengetahui identitasnya.Program modifikasi manusia hidup ini adalah untuk menghidupkan kembali neneknya!Pria ini sangat menakutkan. Louis melakukan begitu banyak persiapan untuk menghidupkan kembali neneknya dan dia hampir saja ditipu karena percaya kalau Louis hanya melakukan program modifikasi saja.Meski Petra sudah berambut putih,

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1671

    Selena tiba di pulau itu. Kali ini, dia merasakan ada sedikit perubahan dari suasana di pulau itu.Meski pemandangannya masih sama, robot di seluruh pulau menghilang.Seharusnya dia akan bertemu dengan beberapa mata-mata robot setelah tiba di pulau.Ada banyak kapal yang berjejer rapi di tepi pulau. Banyak di antaranya adalah milik lembaga militer swasta dan tentara bayaran asing.Ada sejumlah besar orang yang mendarat di pulau!Apa yang terjadi?Apa sesuatu terjadi pada guru?Meski Louis ingin memodifikasi tubuh Selena, dia tetap berharap kalau gurunya masih hidup.Kalau ilmuwan sehebat Louis yang sangat berbakat di berbagai bidang meninggal, itu akan menjadi kerugian yang sangat besar.Guru!"Seli, jangan terburu-buru. Meski ada orang yang datang ke pulau ini, sepertinya nggak ada masalah besar." Harvey segera mengingatkannya.Kapal sebanyak ini pasti membawa banyak senjata berat, tetapi bunga dan bangunan di pulau ini masih utuh."Nggak, penduduk pulau ini memang nggak banyak. Sebag

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1670

    Hari itu, Rudy dan Richie berbicara berdua untuk waktu yang lama. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan.Sebenarnya, hal ini juga tidak penting. Bagi Keluarga Bennett, itu hanya menambah satu anggota keluarga saja.Namun, Mira merasa agak gugup karena Keluarga Farrell tiba-tiba punya keturunan sebanyak ini. Kalau semuanya dimasukkan ke dalam Keluarga Farrell, harta milik putra dan putrinya akan berkurang banyak, 'kan?Setiap manusia itu adalah makhluk yang egois. Pada saat ini, siapa yang tidak memikirkan keuntungannya sendiri?Namun, hasil pembicaraan Richie dan Rudy justru mengejutkan.Meski Keluarga Bennett tidak mengakui identitasnya, Richie tidak berniat mengubah marganya menjadi Farrell.Ibunya menikah dengan Petra Bennett, jadi mereka adalah anggota Keluarga Bennett seumur hidup mereka. Namun, mereka bisa tetap menjaga hubungan keluarga dengan Keluarga Farrell.Meski merasa menyesal, Rudy memikirkan kalau Petra sangat baik pada keturunannya, jadi dia setuju dan memohon a

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1669

    Selena dan rombongannya kembali ke Kediaman Bennett yang sudah beroperasi dengan normal di bawah pengawasan Sean. Kaki Steve juga sudah jauh lebih baik. Dia tidak perlu lagi berpura-pura lumpuh dan bisa berjalan dengan bebas seperti orang normal.Tubuh Shane tidak bisa sembuh dalam waktu yang singkat, tetapi dia sudah terlihat jauh lebih baik.Richie juga menunjukkan pemulihan yang signifikan dibandingkan sebelum Selena pergi.Shira hampir saja menghancurkan seluruh Keluarga Bennett.Saat melihat Selena kembali, wajah Richie terlihat sangat khawatir. "Selena, aku dengar dari Sean kalau kamu kena serangga sihir? Gimana keadaanmu sekarang?""Jangan khawatir, Ayah. Aku sudah sembuh. Hanya saja, Shira mungkin mati di dalam laut."Richie memeluk Selena dengan erat. "Nggak apa-apa, yang penting kalian baik-baik saja."Selena merasa sedih saat melihat Richie terlihat lebih tua beberapa tahun dalam waktu singkat."Apa sudah ada kabar tentang ibu?""Sean menemukan beberapa informasi dan masih m

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1668

    Pasha berbicara dengan santai, tetapi membuat Melvin terkejut dan membayangkan bagaimana kehidupan putranya dulu.Lingkungan yang keras, dari berbagai latar belakang, tidak pernah mendapatkan apa-apa, jadi tidak takut kehilangan.Sejak istrinya meninggal, Melvin sebenarnya tidak terlalu memperhatikan Alan, tetapi dia selalu cukup dermawan dalam hal materi.Namun, saat dia menemukan anak kandungnya, dia langsung merasakan perasaan sayang.Kalau ini adalah satu-satunya keinginan anaknya, dia akan melakukan apa pun untuk membantu anaknya mencapainya.Selena berdiri di tepi laut sambil memandang matahari terbenam di cakrawala.Meski Shira seharusnya sudah mati di dasar laut, hatinya tidak merasa senang sedikit pun.Dalang utamanya sudah mati, tetapi Keluarga Bennett masih berantakan. Ibunya masih hilang hingga sekarang.Selena menghela napas pelan-pelan."Masih muda, tapi kenapa menghela napas?" Entah sejak kapan Markus sudah berjalan ke samping Selena.Dia duduk di sebelah Selena tanpa me

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1667

    Melvin merasa lelah. Dosa apa yang telah dia buat?Daripada mengatakan dia mendapatkan seorang putra, lebih tepatnya dia justru mendapatkan seorang ayah.Mana ada anak di dunia ini yang sudah tidak bertemu dengan orang tuanya selama 30 tahun, tetapi saat bertemu bukannya peduli pada keluarga, malah berteriak ingin menikah?Kalau wanita yang ingin dinikahi putranya hanyalah seorang gadis biasa, itu tidak masalah. Namun, sayangnya putranya ingin menikahi seorang wanita yang sudah menikah dan punya empat anak.Itu semua juga tidak masalah. Hal yang paling penting adalah mantan suami Selena adalah anak kandung adik perempuannya dan keduanya masih terikat satu sama lain.Telapak tangan dan punggung tangan semuanya darah dagingnya, jadi apa yang bisa dia lakukan?Dia juga sangat putus asa!Markus tidak memedulikan kesulitan Melvin dan memberikan sebatang rokok kepadanya, tetapi Melvin mengibaskan tangannya. "Ayah sudah berhenti merokok."Kemudian Markus duduk sendiri dan merokok.Putranya in

  • Antara Dendam dan Penyesalan   Bab 1666

    Melvin yang selalu sakit-sakitan hingga hari ini tidak pernah membayangkan kalau suatu hari putra kandungnya yang hilang selama bertahun-tahun akan tumbuh menjadi pohon raksasa meski sudah mengalami banyak penderitaan.Dia memang pohon yang besar, hanya saja pohon ini sepertinya tumbuh agak miring?Bagaimanapun juga, sebagai ayah dan anak yang punya ikatan darah, saat kebenaran terungkap, bukannya mereka seharusnya saling berpelukan dan mengungkapkan perasaan mereka setelah bertahun-tahun tidak bertemu?Kenapa anak sulungnya ini sama sekali tidak merasa senang menemukan ayahnya dan malah tertarik dengan gelar Tuan Muda Keluarga Davira?Tidak, lebih tepatnya dia tertarik pada putri Keluarga Bennett."Tunggu Anakku. Sekarang situasinya agak rumit. Kita harus berpikir panjang dulu ... ""Apa aku benar-benar anakmu?" Markus adalah orang yang pemarah, sama persis seperti ibunya. Dia sama sekali tidak mendengarkan saran apa pun.Dia hanya punya satu pikiran di kepalanya. Untungnya dia sudah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status