Share

BAB 75

Penulis: Yani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-29 21:05:18

Maya lekas membuka pintu hingga memperlihatkan sang kakak keduanya yang sudah berdiri di sana. Maya berusaha memasang wajah tenang, meski gemuruh di dadanya tak mau berhenti. Dalam hati dia meyakinkan diri berharap tidak ada yang mencurigakan dari penampilannya.

“Kakak?” sapa Maya dengan senyum tipisnya.

“Boleh masuk?”

Maya mengangguk. Ada kerutan samar di keningnya melihat Julian yang tampak tak biasa. Senyum pria itu bahkan terasa sangat dipaksakan. Maya makin bingung saat pria itu banyak diam dan hanya menghembuskan napas kasar.

“Kenapa, Kak?” tanya Maya lebih dulu. Mulai tidak sabar dengan keterdiaman sang kakak.

“Kamu kenal Mulan?” tanya Julian dengan nada rendahnya.

'Mulan lagi,' rutuk Maya dengan kekesalannya. Dia mulai sedikit curiga dengan sikap sang kakak. Dia memberikan anggukan kaku, menunggu maksud pertanyaan sang kakak. “Juan sempat menceritakan tentang dia.”<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Antara Dendam dan Cinta   BAB 76

    “Tunggu!” teriak Juan yang sudah mencekal Mulan lebih dulu.Mulan yang sejak tadi berlari tak tentu arah, menghentikan kakinya dengan tubuh tegang. Dia kira sejak tadi yang mengejarnya adalah Alex, tapi kenapa malah Juan yang kini berdiri tegap di depannya. Ke mana perginya Alex?Mulan berusaha menarik lengannya yang masih dicekal Juan, tapi pria itu seakan tidak ingin melepaskannya dengan mudah.“Lepas.”“Sebenarnya apa yang ada di pikiran kamu! Kamu tidak ingat sedang hamil, kenapa harus lari-larian,” omel Juan yang sejak tadi merasa khawatir. Padahal niatnya ingin berkata halus dan dan membujuk wanita itu, tapi tetap saja, rasa khawatir malah membuatnya kesal.Juan sudah menahan diri untuk tidak memeluk Mulan saat ini. Bagaimanapun, Juan tahu etikanya. Mulan pasti akan risih bila dirinya terlalu agresif.“Kamu baru saja sembuh. Jangan membahayakan kandunganmu,” lanjutnya karena belum mendapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Antara Dendam dan Cinta   BAB 77

    Alex menemui Mulan, duduk berdampingan dengan wanita itu. Mereka masih di rumah sakit, tertahan karena Juan dan Joe yang terus mengintai keberadaan mereka. Seakan tidak membiarkan sesenti saja pergi. Dua bersaudara itu terus memaksa Mulan untuk tinggal dengan mereka.Padahal Alex sudah ingin membawa Mulan ke apartemennya sendiri. Namun, bila berhadapan dengan dua pria dan pengawalnya yang lumayan banyak, tetap saja Alex mengalah. Tidak ingin menimbulkan kericuhan“Maaf, ya, kamu juga terjebak di sini karena aku,” sesal Mulan, menatap Alex dengan sendu.Alex memberikan senyum menenangkan, mengusap surai hitam Mulan dengan lembut. Hal kecil yang tak luput dalam perhatian Juan. Alex tersenyum dalam hati. Memiliki kesenangan sendiri menggoda pria itu.“Jangan pikirkan itu. Aku tidak masalah di sini sama kamu,” katanya sok manisMulan yang tadinya berwajah sendu, berubah bingung dengan sikap kawannya itu. Namun, kedipan pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Antara Dendam dan Cinta   BAB 78

    Bruce menyelipkan sebatang rokok di sela jarinya. Menghisap nikotin itu sedalam-dalamnya, dan memainkan asapnya keluar perlahan mulut. Pikirannya sedang tidak tenang, dan beberapa batang nikotin mungkin bisa membantu menenangkan sarafnya.Pikirannya kembali melayang tentang Maya. Pada pertemuan mereka pertama kali dan bagaimana perasaannya terpikat pada wanita itu.Bruce yang saat itu baru menyelesaikan pendidikan militernya, mendapatkan tawaran dari Kriss sebagai pengawal pribadi pria itu. Bruce jelas menolak. Cita-citanya ingin menjadi prajurit negara, bukan malah melindungi sebuah keluarga dengan bisnis besarnya.Namun, saat tak sengaja Bruce melihat Kriss dengan putrinya pertama kali, saat itulah ada yang berdesir di dadanya. Wajahnya yang datar hanya menatap Maya dengan tajam. Merekam setiap sikap anggun dan tutur lembut yang mampu menggetarkan dadanya.Untuk pertama kalinya, Bruce melakukan sesuatu yang irasional. Dia menyetujui permintaan Kriss tan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Antara Dendam dan Cinta   BAB 79

    Setelah malam panjang yang berpeluh, Maya bangun lebih dulu. Hal pertama yang dirasakannya hanya tubuh yang terasa remuk redam. Belum lagi selangkangannya yang terasa perih. Dia melirik ke samping, Bruce masih tertidur dengan tenang di sana.Sekelebat pengalaman mereka berputar kembali. Maya memukul kepalanya berkali-kali, mengutuk sikapnya yang sangat murahan hingga pasrah dengan perbuatan pria itu. Tak dipungkiri, dia pun menikmati. Rasa pria itu tidak mengecewakannya. Bruce memperlakukannya dengan hati-hati, penuh kelembutan, tapi cukup memuaskan di waktu bersamaan.Entah Maya harus memaki atau menikmati. Terlalu naïf bila dia menyalahkan pria itu. Dia termenung, merasa bingung dengan dirinya saat ini.“Sudah bangun?”Suara bernada serak itu berhasil membuyarkan lamunan Maya. Dia menoleh dan melihat pria itu yang kini menyanggah kepalanya dengan tatapan lekat padanya. Pemandangan bak Dewa Yunani. Sangat menggairahkan di pagi seperti in

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Antara Dendam dan Cinta   BAB 80

    Entah bermimpi apa Maya semalam. Detik ini dia tidak berhenti mendapatkan kejutan. Bukan sesuatu yang menyenangkan, malah sebaliknya.Padahal detik sebelumnya dia merasa bahagia. Tentang perasaannya yang terasa ringan, entah karena percintaan panas atau Juan yang tiba-tiba minta maaf padanya. Keduanya membuat perasaanya lebih baikNamun, di detik berikutnya, Maya seakan terlempar ke neraka. Perasaannya hancur berkeping-keping. Kakinya seakan tidak kuat berpijak lagi. Hampir dia tumbang, tapi Bruce yang saat itu berada di ruangan yang sama dengannya, langsung sigap menahan bobot tubuhnya.Juan saja sampai mematung, kalah cepat dengan kegesitan Bruce.“Kamu tidak apa-apa?” bisik Bruce, yang hanya bisa didengar keduanya.Maya mengangguk lemas. Dia melepaskan rangkulan pria itu di pinggangnya. Dengan pelan, dia melangkah mendekati Mulan. Tatapannya kosong, sorot matanya tidak dapat diterjemahkan. Hingga saat dua wanita kembar itu berhadapan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Antara Dendam dan Cinta   Supermarket

    “Anda mau ke mana, Nona?” Maya yang sudah berada di tangga terakhir menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan mendapati si pengawal esnya yang sudah berdiri menjulang dengan wajah datar. Maya mendengkus, sepagi ini dan dia sudah mendapatkan pemandangan yang tidak menyenangkan. Entah kenapa memang sejak pertama Bruce berkerja dengannya, Maya merasa tidak menyukai pengawal itu. Pria itu terlalu dingin melebihi Juan. Apalagi saat Bruce melihatnya, seperti seekor singa yang menemukan kelinci kecil. Maya bergidik ngeri, dirinya selalu takut berdekatan terlalu lama dengan pria itu. “Nona?” “Apa?” sentak Maya tanpa sadar, tapi sedetik kemudian, dia membekap mulutnya kuat-kuat. Tatapannya membola, terkejut dengan nada suaranya yang meninggi. Dia mengamati ekspresi Bruce, takut-takut pengawal itu akan marah karena dibentaknya. Ayolah, Maya tidak akan seberani itu pada Bruce yang menyeramkan. Pria itu berkerja pada ayahnya, bukan padanya. Namun setelah b

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Antara Dendam dan Cinta   Saingan

    Setelah menghabiskan beberapa jam untuk berbelanja, akhirnya Maya bisa bernapas lega saat semua barang yang dibutuhkannya sudah terbeli. Niat awal yang hanya ingin membeli susu dan cemilan, malah merembet ke barang lainnya yang terlihat lucu. Terlalu bersemangat sampai troli belanjanya penuh, beruntung ada Bruce yang membantu. Pengawal itu mengikutinya layaknya bayangan, tidak banyak bicara, tapi selalu ada.“Anda tidak mau makan dulu?” tanya Bruce, melirik pada Maya yang sudah duduk tenang di bangku penumpang.Wajah wanita hamil itu tampak pucat. Mungkin kelelahan juga karena berjam-jam menghabsikan waktu di luar. “Tidak perlu. Saya ingin langsung pulang.”“Tapi, Nona, Anda belum makan siang, wajah Anda bahkan keliatan pucat.” Bruce tidak dapat menutupi ekspresi khawatirnya. Ingin sekali dia menghampiri Maya dan merengkuh wanita itu ke dalam pelukannya.Agaknya Maya sedang dalam mode menurut. Dia memberikan anggu

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-05
  • Antara Dendam dan Cinta   Pengawal yang Aneh

    Juan tidak jadi mengajaknya ke rumah sakit. Pria itu membatalkan ajakannya dan malah menyuruh Maya beristirahat di kamarnya. Juan sadar wanita hamil itu pasti lelah setelah berjalan seharian. Maya setuju saja. Toh, kakinya memang lumayan bengkak karena terlalu lama berjalan.Di kamarnya, bukannya istirahat, Maya malah tampak sibuk sendiri. Dia mengeluarkan sebuah kotak yang sejak dulu disimpan dengan rapi. Di dalam kotak itu terdapat banyak barang-barang pemberian Juan padanya.Maya mengeluarkan salah satunya, sebuah liontin hadiah ulang tahunnya yang ke-17 tahun. Entah kapan jelasnya, mungkin perasaannya mulai beda sejak waktu itu. Sejak Maya melihat sang kakak dalam balutan jas berwarna kream, mengucapkan selamat ulang tahun dengan suara yang sangat merdu di telinganya.Saat itu Maya merasa sang kakak adalah Dewa Yunani. Sangat tampan, memesona, dan berhasil menarik perasaan cintanya untuk pertama kali. Maya seakan berikrar hanya akan mencintai Juan, pertama d

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-06

Bab terbaru

  • Antara Dendam dan Cinta   Pergi

    Maya menatap minumannya dengan tatapan kosong. Tangannya menari di sekitar pinggiran gelas yang masih penuh. Baru seteguk, dan dia sudah merasa tidak berselera.Lagi, Maya beralih menatap sekitar, melihat hilir mudik orang-orang dengan koper besarnya. Suara mendayu resepsionis yang memberitahukan penerbangan menjadi pengisi suasana malam ini. Dirinya hanya duduk dan menikmati semua yang tertangkap matanya.Ya, Maya sudah membulatkan tekadnya untuk mengikuti Bruce ke Inggris. Selain untuk memulai hidup baru, tidak salahnya juga dia bersama pria itu. Sudah terbukti, hanya Bruce yang bisa menjaganya dan memberi rasa aman. Pria itu seakan menjamin sesuatu yang Maya cari; tempat berpulang.Keluarganya pun tidak ada yang melarang. Mereka seakan memasrahkan dirinya pada Bruce. Bahkan ayahnya berharap dirinya mau membuka hati segera. Kriss selalu menegaskan bahwa apa yang Bruce lakukan sejak dulu adalah ketulusan, bukti kesungguhan pria itu padanya. Maya hanya menjawab dengan senyuman kaku.D

  • Antara Dendam dan Cinta   Bisakah Berbaikan?

    Sedangkan di kamarnya, Mulan juga tak kalah sedih. Meski awalnya dia berusaha kuat, berpura-pura tidak peduli. Nyatanya dia sangat terpukul dengan kepergian Maya. Ada semacam beban di hatinya yang tidak terangkat, dan malah membuatnya terluka dari dalam. Bahkan mereka belum berbaikan. Mereka masih terlibat banyak masalah dan belum diselesaikan. Keduanya memiliki ego yang sama-sama tinggi tanpa ada satupun yang berniat mengalah."Sayang, jangan terlalu bersedih. Ingat anak kita," bujuk Juan yang mulai cemas dengan keadaan Mulan. Apalagi perempuan itu sampai terisak keras, bahunya bahkan bergetar hebat. Juan mulai khawatir berlebihan. Dia bukannya tidak ingin memahami kesedihan Mulan, tapi dia tidak ingin kesedihan wanita itu malah berakibat fatal pada calon buah hati mereka. "Aku hanya merasa bersalah pada Maya. Bagaimanapun secara tidak langsung aku yang sudah membuat hidupnya hancur. Andai dulu kami tidak pernah bertemu, mungkin Maya masih hidup bahagia. Maya tidak akan mengalami k

  • Antara Dendam dan Cinta   Pergilah, Sayang

    Saat mendengar Kriss sudah pulang, Bruce segera menemui lelaki itu di ruang kerjanya. Setibanya di sana ternyata sudah ada Juan yang tengah berbincang dengan Kriss."Ada apa?" Kriss langsung bertanya dengan sebelah alis yang dinaikkan.Bruce menatap Juan sekilas sebelum memusatkan pandangannya pada Kriss. "Saya akan membawa Maya segera," katanya mantap.Kriss dan Juan yang mendengarnya menampilkan ekspresi berbeda. Mereka menatap Bruce yang tampaknya tak masalah dengan pandangan mereka."Kenapa cepat sekali?" tanya Kriss yang masih belum rela jika Maya pergi. Padahal baru beberapa waktu mereka berkumpul, dan sekarang sudah ada yang harus pergi lagi."Ini demi kesehatan Maya juga. Dia membutuhkan tempat dan suasana baru untuk kesehatannya. Di sini dia selalu merasa tertekan dan itu tidak baik untuk kesehatan bayinya.""Tunggu! Apa yang kamu bicarak

  • Antara Dendam dan Cinta   Mari Bersama

    Dengan telaten, Bruce menguapi Maya. Bubur yang awalnya ditolak mentah kini sudah habis tanpa sisa. Lelaki itu tersenyum tipis, merasa bangga karena berhasil membujuk wanita itu. Setelah selesai, beberapa pelayan masuk dan mengambil piring kotor. Sementara Bruce membantu Maya minum."Sudah?" tanyanya dengan suara yang berusaha lembut. Meski Bruce merasa geli sendiri. Dia tidak terbiasa bersikap demikian, tapi demi Maya, dia akan belajar.Maya mengangguk pelan. Dia membetulkan posisi bersandarnya yang langsung dibantu oleh Bruce. Lelaki itu sangat sigap dan teliti pada hal kecil yang Maya butuhkan."Sudah nyaman, kan?""Iya."Setelah itu kepada hening. Maya hanya diam dengan tatapan lurus ke arah tembok. Suasana yang terlalu hening membuat keduanya mendengar deru napas masing-masing. Maya tidak berani menoleh saat merasakan tatapan intens dari sampingnya. D

  • Antara Dendam dan Cinta   Kegalauan Maya

    Dengan sekali dobrak, Bruce berhasil masuk. Dia langsung berlari ke dalam dan mencari keberadaan Maya. Ranjang dalam keadaan kosong, langkah kakinya makin terburu. Kali ini dia masuk ke dalam kamar mandi. Tanpa permisi membukanya dan menemukan Maya yang tergeletak di sana. Bruce melotot kaget.“Maya!” serunya dan segera berjongkok di dekat wanita itu. Wajah wanita itu pucat dengan penampilan yang basah kuyub. Entah berapa lama wanita itu berada dalam keadaan tersebut.Maya masih setengah sadar. Dia menatap Bruce dengan sayu dan tak bertenaga. “Bruce?” panggilnya dengn suara lirih.“Maya, kamu bisa mendengar saya?”Maya mengangguk lemah. Bruce segera membopong wanita itu keluar dari sana. Dia membawa Maya ke ranjang dan meletakkannya dengan hati-hati. Setelah itu dia mencari baju hangat untuk wanita itu dan memakaikannya tanppa malu. Beruntung Maya tidak melakukan pemberontakan. Mungkin karena tenaganya sudah sangat lema

  • Antara Dendam dan Cinta   Kecemasan Semua Orang

    Maya mengurung diri. Sejak pertengkarannya dengan Juan, wanita itu menolak orang yang ingin menjenguknya. Bahkan dengan sengaja mengunci pintu dan menutup semua akses masuk ke kamarnya. Makannya bahkan tidak teratur, Maya seakan tidak memikirkan kandungannya. Semua orang khawatir, tidak terkecuali Mulan dan Juan. Keduanya cemas dan merasa bersalah. “Jadi, bagaimana ini?” Mulan bergerak gelisah. Dia terus menatap ke arah kamar yang masih tertutup rapat. Juan segera merengkuh Mulan dan memeluknya dengan erat. “Jangan berdiri terus. Tidak baik pada baby kita,” tegurnya dan menggiring Mulan agar kembali duduk di sofa panjang bersama yang lain. Julian dan Joe pun hanya bisa diam tanpa tahu harus melakukan apa. Mereka sudah bergantian membujuk Maya, meminta wanita itu membuka pintu dan menyelesaikan masalah baik-baik. Namun bukannya menurut, Maya malah berteriak dan marah pada mereka. Empat orang di ruang tengah itu duduk dengan pikiran masing-masi

  • Antara Dendam dan Cinta   Nasehat Joe

    “Ada apa?” tanya Juan tak mau basa-basi.Kini mereka berada di ruang pribadi Joe. Ruangan yang berada di paling ujung dan tersendiri. Tempat yang biasanya digunakan hanya untuk sekadar berdiam dan menenangkan pikiran. Tidak banyak yang menginjakkan kaki di sini, karena sejak awal pun, Joe sudah memberi larangan keras.“Setelah kamu tahu semuanya, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Joe dengan tatapan lurus pada sang kakak. Dia mengamati bagaimana setiap eskpresi lelaki itu yang tampak bingung dan frutasi sendiri. Kurang lebihnya, dia tahu apa yang dirasakan lelaki di depannya ini.Juan menarik napas panjangnya sebelum menjawab. “Yang jelas aku harus bertanggung jawab pada Mulan. Karena bayi dalam kandungannya adalah milikku,” jawabnya tegas.“Lalu Maya?”Kali ini Juan membalas tatapan Joe dengan lebih rumit. Tentang Maya, jelas dia belum berpikir lebih.“Kamu tahu kan dia juga sedang menga

  • Antara Dendam dan Cinta   Wanita Sebenarnya

    Kali ini Juan bangun lebih dulu. Dia merasakan sebuah beban di dadanya. Sata dia menoleh, seulas senyum terbit di pagi ini melihat siapa yang tengah memeluknya dengan erat, tak lupa kepala yang bersandar di dadanya.Jika kemarin dia sempat kecolongan, saat ini dia sengaja terbangun lebih dulu. Sekadar memastikan bahwa wanita itu tidak pergi seperti sebelumnya. Masih di sisinya, masih berada dalam pelukannya. Juan tidak akan membiarkannya lepas meski hanya sedetik pun. Mengingat dari pengalaman, wanita-wanita di sekitarnya terlalu cerdik membuat bualan yang membuatnya bingung sendiri.Saat ini Juan sudah tidak lagi bimbang. Dia sudah mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya kemarin. Tentang perasaannya yang dipermainkan sedemikian rupa. Semalam adalah buktinya. Rasa wanita itu tidak pernah berubah. Masih sama, nikmat dan panas secara bersamaan.Juan merubah posisinya menjadi serong, agar makin leluasa menatap Mulan yang masih tertidur. Dia menyingkap anak rambu

  • Antara Dendam dan Cinta   I Got You, Again (21+)

    Mulan yang ingin masuk ke dalam kamar, terpaksa menghentikan langkahnya. Dia menatap Juan yang tiba-tiba berdiri di samping pintu tanpa disadarinya. Entah sejak kapan pria itu di sana. Mungkin Mulan terlalu asyik melamun sampai tak menyadari hal tersebut. “Bisa bicara?” Mendengar pertanyaan pria itu, Mulan mengangguk. Kembali melanjutkan langkah dan membuka pintu kamar. “Di dalam saja,” katanya, sekaligus mempersilahkan Juan masuk. Juan mengikuti Mulan ke dalam. Duduk di single sofa panjang yang membawa mereka dalam kebisuan. Belum ada yang angkat bicara. Juan masih mengamati seluruh ruangan, menghapal setiap sisi kamar wanita itu dalam kepalanya. Sedangkan Mulan memilih diam dan menunggu apa yang akan pria itu katakan. Jujur saja dia masih sedikit canggung berdua dengan Juan. Sisi jalangnya selalu meronta, apalagi dengan hormon sialan ini. Rasanya Mulan ingin mengulang kejadian terakhir mereka. Saling menyentuh, saling memuaskan. Buru-buru Mulan meng

DMCA.com Protection Status