Share

Catatan Keseratus Tiga Puluh Dua : Dewa Ular Penjaga Antar Gerbang

Aku, Dova dan Asnee hanya diam saja. Rasanya malu saat tahu ternyata kami semalam mabuk berat dan bangun kesiangan. Belum lagi kami tertidur dalam kondisi aneh di depan pintu kamar. 

Purnama berjalan di depan, dia membuka jalan bagi kami. Senjata tajamnya dia gunakan untuk menebas rumput dan tanaman lainnya yang menghalangi jalan kami. Serenada sudah tidak tahan lagi, banyak binatang kecil menggigitnya. 

"Apa ini? Hah! Kenapa ada darahnya?"

"Sepertinya kalian tidak terbiasa hidup di tempat yang seperti ini. Itu tadi yang menggigitmu namanya nyamuk. Darah itu ya darahmu sendiri yang dihisapnya."

"Makhluk disini mengerikan juga, bisa menghisap darah."

"Ya, tapi kami tak pernah digigit nyamuk. Kami selalu mengoleskan bahan khusus ke kulit supaya serangga apapun termasuk nyamuk pergi."

"Kami terbiasa hidup di tempat serba modern. Bahkan binatang yang menggigit Serenada saja tidak pernah ada."

Purnama hanya diam tak menanggapi. P

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status