Home / Sci-Fi / Another Side of EARTH / Catatan Keseratus Tiga Puluh Lima : B-Neo City

Share

Catatan Keseratus Tiga Puluh Lima : B-Neo City

Author: Ditarina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Laki-laki itu bernama Azka. Dia memang sudah lama kenal Dengan Primerose. 

"Tidak masalah bukan kami memarkirkan kendaraan disini?"

"Ini memang tempat parkir. Biasanya ada juga kendaraan besar seperti milik kalian yang parkir disini juga. Tidak ada biaya parkir meski kalian adalah pendatang."

Dova sudah bernapas lega. Setidaknya dia tidak khawatir lagi terjadi sesuatu seperti di Ichi Hana. Azka mengajak kami ke rumahnya menggunakan kendaraan khusus yang juga bisa melayang. 

"Ini Absolute Car. Transportasi umum yang biasa dipakai di B-Neo City. Nah, pintunya sudah terbuka. Ayo naik!"

Kelihatannya kendaraan ini kecil dari luar tapi ternyata besar juga di dalam. Tempat duduknya pas untuk kami semua. Tidak ada stir hanya semacam microphone untuk perintah suara. 

"Menuju ke Perumahan Sentosa blok D rumah no 345."

"TUJUAN DITETAPKAN!"

Kendaraan ini melesat cepat tapi kami yang didalam cukup nyaman. Tidak seperti di Ich

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tiga Puluh Enam : Hexacycro

    Serenada sudah mulai tidak sabar lagi. Dia memang tidak biasa hanya menunggu saja. Jiwa usilnya Asnee juga mulai keluar. Ia memainkan apa saja yang dia temui di laboratorium pribadi milik Azka. Untung saja dia masih memainkan sesuatu yang aman. Sementara aku menghabiskan minuman yang sudah dibuat oleh Janet."Huh! Membosankan sekali disini.""Minum saja dulu minumanmu, Serenada. Ini selagi masih dingin.""Oh ya, aku lupa! Untung kau ingatkan, Artemis.""Ini keren! Lihatlah ini, Artemis!"Baru saja menengok ke arah Asnee. Aku terkejut melihat tanduk Rusanya keluar. Sepertinya dia tidak sadar. Segera aku datangi dan memintanya untuk menyembunyikan tanduk itu."Eh, sebentar! Aku lupa bagaimana caranya ya?""Ayo coba diingat lagi, Asnee! Jangan sampai Azka tahu.""Oh, iya. Begini caranya! Hap!"Hanya disentuh dan didorong ke dalam oleh Asnee. Seketika tanduk itu masuk ke dalam secara ajaib. Aku mulai bernapas lega. Serenada

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tiga Puluh Tujuh : Kenapa Jadi Begini?

    "Jadi, kita tidur berdua lagi Dova?""Mau bagaimana lagi? Kasurnya hanya ada satu. Kecuali kau mau tidur dibawah.""Tidak! Dibawah dingin. Kasurnya juga kecil. Kakiku tidak muat kalau lurus.""Sreet!"Dova menarik selimutnya dengan kasar dan memakainya untuk dia sendiri. Aku kesal karena dia tidak bilang sebelumnya."Hei, aku juga mau pakai selimutnya!""Kau ini, Artemis! Kebanyakan protes. Kasurnya yang kecil atau tinggi badanmu yang berlebihan?""Tinggi badanku standar. Memang orang disini yang tidak setinggi di tempat kita.""Terserah kau saja! Aku capek, mau tidur!""Pssh...."Pintu otomatis kamar terbuka? Aneh sekali rasanya. Sebab tadi Janet bilang hanya bisa dibuka oleh kami berempat dan Azka tentu saja sebagai pemilik rumah. Rumah ini lebih dan lebih modern sebab memakai pintu otomatis yang menggunakan sensor badan manusia tertentu. Tenaganya didorong dengan hidrolik untuk membuka dan menutup pintu.

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tiga Puluh Delapan : Kekuatan Pikiran Manusia

    Semua manusia bisa memanfaatkan kekuatan pikirannya. Bukan hanya digunakan untuk berpikir dan memerintahkan organ tubuh saja.Pemanfaatan kekuatan pikiran manusia sudah lama ada sejak nenek moyang dulu. Semakin lama akhirnya ditinggalkan karena sudah ada teknologi yang bisa membantu manusia.Azka hanya mengulang perkataannya kemarin. Sebelum ia mau melatih kami sepenuhnya. Hari ini dan besok dia libur jadi ada banyak waktu yang bisa dilakukan bersama kita."Tapi itu bukan sihir ya?"Asnee bertanya tentang hal itu. Apalagi itu sihir? Aku tak pernah tahu. Azka hanya menjelaskan bahwa itu memang kemampuan alami manusia. Tidak ada sangkutannya dengan sihir, mantra atau hal lainnya yang berbau magic."Jadi, sihir itu sesuatu yang sulit dilogika oleh manusia ya Azka?""Ya, begitulah Artemis. Memang di Nuuswantara ini masih ada yang percaya dengan hal seperti itu. Meski sudah banyak terbukti bohongnya dan sangat sedikit sekali yan

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tiga Puluh Sembilan : Belajar Manual Menggunakan Hexacycro

    Memang menggunakan kekuatan pikiran itu asik. Tapi Dova mengingatkan kami untuk lebih baik menggunakan pedal kaki saja. Lalu untuk apa fitur pengendali pikiran diberikan pada Hexacycro?"Tentu saja untuk digunakan! Untuk apa aku dan Azka iseng menambahkan kalau tidak pernah digunakan?""Menggunakan kekuatan pikiran itu mudah. Kalian cukup fokuskan lalu perintahkan Hexacycro yang ada didepan kalian agar melayang. Rasanya tidak perlu latihan khusus.""Tapi kami tetap butuh latihan terutama untuk Asnee. Dia baru pertama kali memakai alat seperti ini.""Iya, benar apa kata Serenada. Selama ini aku hanya mengadalkan lari saja untuk pergi dengan cepat."Dova menghela napas panjang. Dia akhirnya memberitahu kami bagaimana cara menggunakannya. Termasuk fitur apa yang ditambahkan didalamnya."Senjata laser tentu saja ada. Tapi aku menambahkan bom asap kecil, lampu senter untuk malam hari dan ada tambahan dari Azka.""Pengaktifan pelindun

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Empat Puluh : Sesuatu yang Tak Terduga

    Asnee masih mengeluh badannya pegal semua. Janet, robot milik Azka itu mencoba mengecek seluruh badannya. Memang ada beberapa yang memar saja, tapi tidak sampai luka. Perlahan Janet mengoleskan salep khusus pada bagian yang lebam."Aduh... jangan ditekan. I-itu masih sa-sakit....""Maaf, Tuan.""Tahanlah sebentar, Asnee. Haah...! Kenapa bisa jadi begini?"Dova nampak pusing, padahal alat itu sudah diatur agar lebih mudah untuk menjaga keseimbangan. Tetap saja seperti Asnee ini masih terjatuh. Tapi Azka ada solusinya, dia akan memodifikasi ulang Hexacycro milik Asnee."Khusus hanya milikmu saja, Asnee."Tak ada tanggapan dari Asnee karena dia masih fokus pada rasa sakit di badannya. Azka masuk ke dapur sebentar. Dova memilih bersantai di kursi ruang tengah. Serenada sepertinya perhatian sekali pada Asnee. Nah, apa aku bilang kalau dia sudah cocok jadi kakaknya saja."Sudah... sudah....""Baik, Tuan. Ini sudah selesai

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Empat Puluh Satu : Keisengan Azka

    Sebenarnya apa yang membuat Azka memaksa untuk menambahkan sesuatu pada SKYLAR, masih menjadi misteri bagiku. Dia tidak mau mengatakannya selama masih berada di dalam Absolute Car. Kali ini Asnee tidak ikut, dia mau di rumah saja katanya."Sudah sampai, ayo kita turun!""Hei, Azka jawab dulu pertanyaanku yang tadi. Kenapa kau ngotot sekali ingin menambahkan sesuatu pada SKYLAR kami?""Sebenarnya... aku hanya iseng."Hah...! Iseng? Apa kalau libur begini tidak ada yang bisa dikerjakannya selain utak atik membuat alat baru? Azka hanya terkekeh saja setelah menjawab pertanyaanku itu. Dia dan Dova sama saja menurutku.Pintu SKYLAR aku buka dan kami bertiga masuk. Azka tertarik pada W115 dalam kondisi nonaktif. Memang bentuknya menjadi seperti kapsul besar jika dia dalam kondisi mati. Aku memang lupa menchargernya dan baru hari ini aku colokkan kabel ke lubang port daya yang ada di badannya."Itu akan berubah wujud. Lihat saja n

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Empat Puluh Dua : Kurasa Sudah Waktunya Tiba

    Aku masih mempelajari peta digital yang diberikan oleh Azka ke dalam Chromabook. Area B-neo saja sangat luas dan itu sebenarnya belum kami jelajahi sepenuhnya. Sayangngnya aku masih harus meraba dimana tempat tinggal Profesor Madrosa."Hei, Artemis. Kau tidak tidur?""Kalau kau mau tidur duluan, silahkan.""Serius sekali! apa yang membuatmu belum bisa tidur?"Aku melirik ke kanan atas dan mendapati Serenada ikut mengintip dari balik kasurnya. Supaya lebih jelas, peta digital Nuuswantaara aku tunjukkan padanya."Sudah jelas?""Sangat jelas! Memangnya mataku minus ya, sampai harus kau dekatkan seperti itu?""Daripada kau penasaran terus, Serenada.""Oh ya, Artemis. Setelah perjalanan kita yang panjang ini, pernahkah kau terpikir bagaimana jika yang bernama Madrosa itu sudah mati?"Deg! Seketika jantungku berdegup kencang. Tak pernah aku terpikir sampai sana. Andai iya terjadi, tentu saja perjalanan ini menjadi

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Empat Puluh Tiga : Kota Penuh Cahaya

    "Bukan tanpa alasan aku menuju kesana, Dova.""Iya, tapi setidaknya dipikir dulu Artemis!""Baiklah...kalau memang kau punya alasan. Apa alasanmu Artemis?"Pertama, aku mungkin bisa bertanya pada orang-orang disana dimana tempat tinggal Profesor Madrosa? Rasanya tidak mungkin satu daratan sebesar Andalas Land ini berbahaya.Kedua, ada sesuatu hal yang rasanya mengundangku untuk kesini. Seperti magnet menarikku begitu saja. Dua alasan ini rasanya kuat untuk menjawab pertanyaan Serenada."Jadi, itu alasanmu Artemis.""Ya, itu alasanku. Ayolah! Jangan berpikir yang negatif dulu, Serenada.""Sejujurnya untuk kali ini aku tidak sependapat denganmu. Tapi jika itu alasan terkuatmu, silahkan saja."Dova meninggalkan ruang kendali. Ketika tidak sependapat denganku, selalu saja itu yang dia lakukan. Pergi ke ruang pribadinya atau tidur."Hm... bau masakan. Kau Serenada....""Sejak tadi aku berada disini, A

Latest chapter

  • Another Side of EARTH   Catatan Dova : Misi Malam Pertama

    Yess...! Akhirnya Artemis mengijinkanku untuk memakai sisa terakhir dari kapasitas kertas ini. Aku mau menuliskan kisah malam pertama Serenada dan Artemis. Sebenarnya, ini adalah misi selanjutnya dariku dan Irana.Hei, kalian tahu bukan? Artemis dan Serenada itu orangnya polos parah. Mereka tidak paham soal apa yang harus dilakukan oleh pasangan pengantin setelah menikah. Haah... aku tidak tahu! Kenapa bisa punya sahabat seperti mereka?"Roger! Ganti! Posisimu, Irana!""Bzzzt!""Posisi! Aku ada di dekat kamar pengantin."Astaga! Apa yang dilakukan Irana disana? Terpaksa aku datangi saja dan kuseret dulu keluar dari posisinya."Kapten! Bajuku bisa rusak!""Aaah...! Kau ini bagaimana? Kenapa malah ada didepan pintu kamar mereka?""Bukannya kita mau mengawasi, apakah mereka sudah melakukan sesuatu yang benar sebagai pasangan suami istri pertama kalinya?""Tapi jangan didepan pintu! Bagaimana kalau mereka t

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Lima : Sisi Lain Hatiku

    Bel rumah Profesor Madrosa berbunyi. Kebetulan sang pemilik rumah sedang pergi bersama cucunya. Jadi, aku yang membukakan pintu kali ini."Halo, Artemis...!""Astaga! Kalian semua...."Dova akhirnya turun dari lantai dua dan ikut menyambut orang-orang yang datang kemari. Dia meminta semuanya masuk dan seketika rumah ini jadi ramai. Acaranya besok, tapi mereka semua sudah hadir. Ternyata Dova mengundang orang-orang ini.Dari B-Neo City ada Azka yang datang dan juga laki-laki dari suku Xafreon yang bernama Purnama. Aku ingat ini, Alamsyah dan Farhein dari keluarga El-Tigre. Padahal Alam ini orangnya selalu sibuk."Aku hanya bisa hari ini saja, Artemis. Farhein yang mewakiliku nanti. Kalau sudah selesai, biar nanti aku jemput."Ternyata itu alasannya kenapa dia mengajak Farhein. Ada Dexta, Alara, Ericko dan juga Asnee yang ikut datang kemari. Asnee yang paling heboh disini. Dia bilang, Primerose akan datang besok.

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Empat : Kita Tak Perlu Lagi Menyembunyikannya

    Waktu terus berlalu di Nuuswantaara...Aku, Irana dan Serenada masih terus berlatih. Bahkan sekarang aku lebih baik dalam mengendalikan kekuatan EARTHSEED ini. Tak perlu lagi marah atau melihat Serenada menderita. Kapanpun asal dibutuhkan, aku bisa mengendalikannya.Perkembangan Irana juga sangat baik dalam mengendalikan listrik di tubuhnya.Profesor Madrosa membantu kami agar bisa mendapatkan tanda bukti bahwa kami sekarang adalah penduduk tetap di Nuuswantaara ini. Bahkan dia yang menunjukkan dimana aku bisa belajar lagi ilmu arkeologi yang sesungguhnya.Sepertinya SKYLAR sebentar lagi akan pensiun. W115 juga ku turunkan dan Profesor Madrosa sangat terkejut melihatnya.Sayangnya, mesin W115 mulai mengalami kerusakan. Irana menyarankan untuk menonaktifkan robot ini. Hanya satu yang kuminta darinya, aku hanya mau mengambil memori milik sahabat robotku ini. Irana dan Dova yang bekerjasama mengeluarkan dan katanya ada rencana mereka mau mem

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Tiga : Si Misterius Wanara

    Sepertinya aku bangun terlalu pagi. Kulihat Serenada dan Dova masih tertidur di kasurnya. Aku meminta W115 membuatkan sarapan dan segelas kopi untukku. Saat aku pergi ke kamar mandi dan membuka baju, baru ku sadari hal lainnya.Aku pikir hanya lengan dan telapak tanganku saja yang nampak lebih besar. Bagian dada dan perut juga jadi lebih bidang. Padahal rasanya dulu biasa saja. Bahkan aku tidak pernah berolahraga rutin untuk membentuk badanku."Haah... sepertinya aku butuh baju baru."Aku hanya berganti pakaian dengan kaos biasa saja. Baju bekas ayah sudah kucoba dan sama saja sempitnya. Saat aku turun sambil memakan sepotong roti dan membawa segelas kopi di tangan, Irana mengejutkanku."Eh, hampir saja ini jatuh!""Pagi, Artemis. Temanmu yang perempuan itu belum bangun?""Serenada? Ya, dia masih tertidur. Aku tidak berani mengganggunya. Ada apa?""Kakekku mengajak kalian sarapan di rumah. Oh ya, ngomong-ngomong saat

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Dua : Saat Semuanya Semakin Kacau

    "Kakek...! Keluarkan aku dari sini! Aaargh! Lepaskan aku!""Ayo batalkan! Komputer utama... batalkan prosesnya!""PROSES TIDAK BISA DIBATALKAN!""A-apa? Iranaaaa...!""Kakeeeek...! Aaaaa...!""PROSES DIMULAI!""Tidaaaaak...!"Sementara itu, Dova dan Serenada masih terjebak dengan Artemis. Mereka berdua tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan."Aku tidak mau mati sekarang, Dova!""Kau pikir aku juga? Artemis... sadarlah!""Dova... Serenada...kalian adalah sahabat terbaikku."Artemis berhasil meraih mereka berdua dan memeluknya. Tapi bagi Dova dan Serenada, mereka justru tersiksa oleh panas yang berasal dari tubuh Artemis."Panaaaas...!""Eergh! Profesor... apa yang harus kami lakukan? Kami sudah tidak tahan lagi...!""Dova, aku tahu! Tahanlah sebentar!"Profesor Madrosa merogoh kantong jas laboratoriumnya. Dia mengeluarkan batu Katilayu yang berasal dari Artemis sebel

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh Satu : Kebangkitan yang Kedua

    "Kau gila, Artemis!""Ya, aku memang sudah gila Dova!""Pikirkan lagi baik-baik, Artemis. Kumohon....""Semua sudah aku pikirkan dan sekarang aku sedang memutuskan itu, Serenada."Profesor Madrosa masih saja diam menatapku. Ternyata Irana punya pemikiran yang sama dengan kedua sahabatku itu. Hari ini aku sudah mempersiapkan diriku untuk itu. Satu tujuanku, ingin hidup normal. Jika memang gagal, biarkan aku menyusul ayah dan ibuku."Kemarilah kalian semua!"Profesor Madrosa menunjukkan satu alat yang ditutupi kain putih. Saat kain penutupnya dibuka, nampak tabung besar berwarna silver dalam kondisi tertutup. Tabung Penghapus, begitulah sebutan yang disematkan oleh sang pembuatnya sendiri."Seharusnya ini untuk Irana. Tapi aku tidak mau terjadi apapun pada cucu kesayanganku itu."Apapun yang terjadi, aku tidak akan mundur. Tujuan terakhirku melakukan perjalanan hanya untuk ini saja. Bertemu dengan Profesor Madrosa dan mengh

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Tujuh Puluh : Rahasia Masa Laluku

    Max banyak bercerita pada Profesor Madrosa saat aku sedang perjalanan kemari. Terutama tentang masa laluku, pantas saja tahu nama lengkapku. Sesekali lelaki tua itu menghisap rokoknya."Tidak terganggu dengan rokokku bukan?""Tidak masalah, aku sudah terbiasa."Sebenarnya dia cukup geram dengan Max dan semua yang telah dilakukannya. Menurut Profesor Madrosa, dia sudah sangat keterlaluan. Max telah melanggar etika sains dan itu sebabnya tak pernah lagi muncul. Hanya teman terbaiknya saja yang tahu posisi dia saat ini."Dome milik V-Corporation adalah tempat terbaik baginya untuk bersembunyi. Jika tidak, dia sudah ditangkap dan dipenjara.""Maksudnya ini tentang semua percobaan dia yang melibatkan manusia. Termasuk aku dan Dova?""Dova yang pakai jas laboratorium itu?""Ya, itu aku."Sedikitnya aku jelaskan tentang masa lalu Dova bahwa dia adalah manusia buatan generasi pertama. Max juga yang memimpin dan mengawasi pr

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Enam Puluh Sembilan : EARTHSEED Golem

    Madrosa menghisap rokoknya, lalu mengeluarkan asapnya. Dia bercerita dulu tentang apa itu EARTHSEED Golem.Rupanya manusia yang menjadi EARTHSEED ini hanya ada satu saja setiap elemennya. Misalnya saja seperti Irana, tidak ada EARTHSEED Golem lainnya yang mampu mengeluarkan listrik dari tubuhnya."Sepertinya dari ceritamu di awal, Artemis. Kau masuk ke dalam elemen tanah. Kekuatanmu bisa menghancurkan tanah bahkan batu yang kau pukul.""Ya, itu benar.""Wah, dia yang namanya Artemis ini EARTHSEED juga ya. Berarti kita sama! Tos dulu!"Irana mengajakku tos dan tentu saja kubalas. Tapi tiba-tiba dia merasa aneh sambil melihat ke telapak tangannya."Eh, padahal aku tadi pakai tangan yang belum terbungkus sarung tangan. Tapi kenapa kau tidak kesetrum?""Karena dia berelemen tanah, Irana. Tanah menyerap energi listrikmu.""Ooh... begitu ya, Kek. Kalau begitu aku setrum yang tadi saja. Siapa namanya?""Dia na

  • Another Side of EARTH   Catatan Keseratus Enam Puluh Delapan : Penghuni Hutan AlasRo

    "MENUJU KE HUTAN ALASRO!"SKYLAR masih mengikuti petunjuk sesuai dengan peta offline. Dova meninggalkan ruang kendali sebentar dan sepertinya meminta W115 untuk dibuatkan makanan. Dia mengambil sebotol minuman sari buah di lemari pendingin. Baru dia cium aromanya langsung isinya dibuang ke wastafel."Astaga! Pantas saja! Ini sudah melewati masa kadarluarsa.""Kalau begitu buang saja semuanya. Jadi, minuman yang baru kita beli bisa masuk juga kesini.""Eh, sejak kapan kau ada di belakangku Artemis?""Kupikir mata siberkinetikmu mampu mendeteksi pergerakanku.""Mana bisa kalau kau ada dibelakangku, Artemis. Haah...! Dasar!"Serenada ikut ke belakang, tapi dia hanya mengambil coklat pemberian Madeline tadi. Rasanya masih aneh sampai dengan saat ini melihatnya. Astaga! Tadi aku benar-benar menciumnya ya!"Kau kenapa Artemis? Aneh sekali!""Tidak apa! W115! Buatkan aku makanan yang ini saja.""Baik, Tuan Artemis."

DMCA.com Protection Status