Siang ini aku memilih untuk pergi ke kantin, bukan untuk makan Siang, melainkan untuk mencari seseorang yang berani-berani nya menjadikan adik ku sebagai bahan taruhan, namun sayang aku tidak menemukan keberadaan Satria.
Aku sudah tanya kebeberapa laki-laki yang aku temuin di Koridor sekolah dan lapangan Sekolah juga, mereka bilang kalau satria itu sering berkumpul di gudang sekolah bersama temen-temen nya.
Dengan langkah yang berani aku berjalan menuju gudang sekolah, tak lupa aku udah memasang ekspresi jutek dengan cara berpakaian layaknya preman sekolah, tidak heran kalau mereka memberiku julukan badgirl.
Tapi aku sama sekali tidak bangga dengan julukan itu, sebenarnya aku tidak suka dengan julukannya karena terkesan aku itu wanita paling buruk dan nakal di sekolah ini, padahal masih banyak wanita yang lebih buruk dari aku hanya saja ... Mereka menyembunyikan itu semuah dari orang-orang.
Dan untuk gaya dan sikap, ini murni aku lakuin untuk melindungi diri dari orang-orang yang akan melakukan perbuatan jahat kepadaku, bukan bermaksud untuk menjadi mbak jago di sekolah yahh, jangan salah paham loh.
Setelah sampai di gudang aku melihatt banyak laki-laki sedang berkumpul di tempat itu.
Aku berjalan mendekat ke sana, dengan langkah berani, sejujurnya aku juga takut apalagi waktu ngeliat segerombolan laki-laki seperti ini, aku juga perempuan pasti takut sama hal yang seperti ini, layaknya perempuan pada umumnya, tapi aku menutupi itu semua aku tidak ingin keliatan lemah di depan mereka.
"Disini, mana yang namanya satria" Tanya ku dengan nada tengil, segerombolan laki-laki itu langsung menatap ku dengan tatapan bingung.
"Ada apa elu nanyain satria?" Tanya laki-laki itu sambil mengisap rokok nya dengan santai
"Gua tanya ada apa enggak, apa susahnya sih tinggal jawab" Kataku kesal.
"Ada urusan apa elu sama satria" Tanya laki-laki berkulit putih itu.
"Gua bukan cuma berurusan sama satria ajah tapi sama kalian juga"
"Mau ngapain elu nyariin gua"
Aku segera menoleh kebelakang dan melihat suara siapah itu. ternyata suara itu berasal dari laki-laki bertubuh tinggi dengan wajah yang keliatan dingin dan tengil tentunya, rasanya ingin sekali mencabik-cabik wajahnya sampai hancur.
"Zahira ngapain elu kesini?" Tanya laki-laki yang bernama Satria itu ketika melihat wajahku yang mirip dengan zahira.
Aku melipat kedua tangan di dada, sambil menenggakan kepalaku agar bisa melihat wajahnya tak lupa aku menatap nya dengan sinis.
"Oh...kayanya gua salah orang, elu jihan yah?,abis nya lu mirip banget gua kira lu kembaran sama Zahira tau nya elu lebih tua" Ucapnya di iringi tudingan tawaan.
"Berisik banget lu" Ketus ku
"Mau ngapain elu kesini, gua gaada urusan sama elu"
"Urusan zahira urusan gua juga yah" Sinisku pada Satria.
"Jadi gua mau tanya siapah disini yang jadiin Zahira sebagai bahan taruhan" Tanya ku pada mereka semua, mereka saling menatap tampa mau menjawab pertanyaan ku.
"Kita gak pernah tuh jadiin zahira sebagai bahan taruhan" Jawab satria
"Cih ... Mau nipu gue lo" Jawab ku tak percaya
"Terserah ...ah gua tau atau mungkin elu memang sengaja pengen ketemu sama gue... Atau pengen liat muka gue dari jarak sedekat ini" Tuduh Satria yang sudah menundukkan tubuh dan mendekatkan wajahnya ke depan wajahku.
Berani-beraninya dia bersikap seperti ini, Tampa pikir panjang aku langsung membenturkan kepalaku ke kepalanya cukup keras, aku yakin kepalaku yang keras ini bisa membuatnya pusing tujuh keliling, bukan hanya itu aku bisa melihat darah yang keluar dari hidungnya, aku menyeringai saat melihat itu.
Sementara teman-tamnya langsung membantu satria, yang sudah kehilangan keseimbangan
"Kalau sampai elu ngapa-ngapain zahira lagi ... Liat nanti apa yang akan gua lakuin ke elu?!" Peringatan ku pada Satria, setelah itu aku menatap teman-temannya Satria.
"Bukan cuma buat satria, tapi buat kalian juga"
"Oh yah satu lagi, sopan santun nya di pakai sama orang yang lebih tua, inget umur gue udah 20tahun, dan elu cuma bocil-bocil gak berahlak"
Setelah itu Aku segera pergi meninggalkan tempat ini dengan langkah bahagia tentunya, kalau saja ini drama Korea pasti sudah ada efek slow motion nya tak lupa di tambah dengan rambut yang sudah terbawah angin dan daun-daun yang berterbangan.
Drt... Drt...
Saat mendengar suara getaran itu aku segera mengambil handphone ku yang ada di saku rok ku, aku menatap layar handphone ku bingung saat tau Zahira menelponku.
"Hem"
"Elu dimana?"
"Gua lagi jalan mau ke kelas" Tumben banget nanya lagi dimana, biasanya juga langsung ke kelas.
"Ke parkiran sekarang...gua udah izin sama guru"
"Tas gua?"
"Udah ada di mobil, udah sekarang sini ajah gua tunggu GPL yah"
Setelah itu aku kembali berjalan menuju parkiran sekolah, sesampainya di sana, kita segera pergi menuju tempat yang tidak aku tau.
Sejujurnya aku sedikit bingung, kenapa tiba-tiba mama ingin bertemu denganku bahakan sampai menyuruhku untuk izin sekolah, ini tidak seperti biasanya.
Mobil kita berhenti di restoran mewah, ini seperti bukan acara biasanya tidak mungkin mama mau mengajak aku makan di tempat mewah seperti ini, kecuali ada acara khusus.
Setelah masuk kedalam restoran, pelayan di restoran ini segera menghapiri kami dan menayakan nama kami.
"zahira dan jihan"jawab kita bersamaan
"kalau begitu ikut saya" kata pelayan itu dengan ramah
Kemudian membawa kami ke satu ruangan, saat masuk ke ruangan itu aku sampai terkagum -kagum melihat ruangan yang begitu mewah ini, mulai dari dekorasi ruangan yang di hiasi oleh barang-barang mewah dan meja makan yang cukup besar.
Untuk apa mereka meminta kami bertemu di tempat seperti ini, tidak seperti biasanya.
Perasaan aku ko jadi gak enak yah, aku menoleh ke arah zahira sambil menaikan satu alisku memberi kode pada nya, zahira menjawab dengan gelengan kepala.
"kenapa mama mau ketemu kita di tempat kaya gini"tanya zahira pada mama yang sedang duduk sambil memainkan leptop nya.
"nanti juga kalian tau, sudah tenang ajah" jawab mama yang masih fokus pada pekerjaannya.
Kami pun memilih untuk duduk dan menungu apa yang akan terjadi setelah ini.
Ceklek
Kami menoleh ke arah pintu saat melihat seorang masuk, terlihat pasangan suami istri datang dengan senyum ramahnya.
mama segera menghentikan kegitannya kemudian menyambut mereka dengan bahagia, sambil mengucapkan kalian yang membuatku bingung.
"selamat datang calon besan"
Kenapa mama berbicara seperti itu ... ah apa mungkin bang deril akan menikah dan mereka adalah orang tua dari calon penggantin perempuan.
Setelah itu mereka kembali berbincang, dan sementara aku dan zahira hanya fokus pada makanan yang sudah di sedikan.
"maaf yah ... anak saya telat datang, mungkin sebentar lagi akan datang" ucap ibu-ibu berjilbab lebar yang hampir menutupi tubuhnya
"tidak apa-apa ko"
Tapi semakin kesini pembicaran mereka semakin membuat aku bingung, apalagi saat mereka bilang kallau nanti acara pernikahnya akan di adakan di rumah ku.
bukannya biasanya kalau acara pernikahhan itu akan di adakan di rumah calon mempelai perempuan.
Aku memperhatikan perempuan itu yang duduk di depan ku, tapi tiba-tiba saja perempuan itu ikut menatap. Mampus aku terciduk. aku langsung gelagapan kaya orang ketauan maling, aduh malu banget sih.
"halo sayang nama kamu siapah" tanya perempuan yang aku tidak kenal namanya itu, suara terdengar begitu lembut di telingaku.
"nama aku jihan tante" jawabku dengan senyum canggung.
"jangan panggil tante yah..." ucapnya, Terus aku harus panggil apa?sista, sis, mbak, atau apa aku jadi binggung.
"panggilnya bunda ajah, bentar lagi kan kamu jadi anak bunda"
Apa anak?, bunda?, siapah?, aku?, Sumpah makin kesini makin aneh arah pembicaraan mereka, Zahira yang duduk di sebelah ku langsung menyenggol tanganku.
"maksudnya apa sih?" bisik zahira ,aku hanya menggeleng kepalaku, aku juga sama tidak mengerti maksud ucapan mereka yang begitu tiba-tiba.
"assalamualaikum, maaf saya telat"
kami semuah langsung menoleh ke asal suara itu, terlihat seorang laki-laki yang umurnya seperti sama dengan bang deril, sudah berdiri tak jauh dari tempat kami duduk.
Aku memperhatikan wajahnya jujur dia sangat tampan tapi dia sungguh buka tipe ku, aku tidak suka dengan laki-laki yang lebih tua dari ku, meskipun wajahnya tampan. Aku lebih suka dengan laki-laki memiliki wajah imut layaknya idol Korea Selatan. Bukannya seperti laki-laki yang aku lihat sekarang.
Setelah itu laki-laki itu duduk tepat di sebelah tempat duduk ku.
"Ini anak saya sudah datang ... jadi bagaimana kalau kita mulai membicarakan acara pernikahannya"
jadi disini siapah yang mau menikah, masa bang deril menikah dengan laki-laki ini, itu gak mungkin banget.
"Maaf sebelumnya... Tapi apa zahira boleh tau siapah yang akan menikah nya" Tanya zahira ... Sepertinya dia juga cukup penasaran.
"Loh emang kamu gatau?" Tanya perempuan itu yang aku gatau namanya.
"Eh maaf sebelumnya saya belum membicarakan ini pada anak-anak saya" Ucap mama kemudian dia beralih menatap ku, ada apa ini.
"Sayang dengarkan mama dengan baik yah" Ucap mamahku yang begitu lembut tidak seperti biasanya.
"Kenalkan laki-laki yang duduk di sebelah jihan itu namanya Calvin Ferdinand Leonardi dia adalah anak dari keluarga Leonardi"
Tunggu nama belakangan nya seperti nama perusahaan yang terkenal di seluruh asia Tenggara, dan termasuk orang terkaya di Indonesia, dan yang paling penting, perusahaan Leonardo mempu menghasilkan ratusan juta dalam hitungan detik.
Mendengar ucapan mama membuatku haus, aku segera mengambil jus yang aku pesan tadi, dan langsung meminum jusnya.
Sementara mama kembali melanjutkan ucapannya
"Dan laki-laki ini akan di jodohkan dengan jihan"
Burrr
Jus Alpukat yang ada di mulut ku langsung keluar, dan menyembur laki-laki yang duduk di sebelah ku ini.
Aku terus menangis di dalam kamar, bagaimana aku tidak menangis mama memaksaku untuk menerima perjodohan ini, aku tidak mau jika harus menikah di usia muda.Bagaimana nasibku di masa depan, di saat teman-temanku sibuk hangout sedangkan aku sibuk mengurus suami dan anakku, dengan baju daster layaknya ibu-ibu yang sering aku temui, oh my gosh jangan sampai.Sebenarnya aku sudah menolak nya beberapa kali, tapi mama tetap kekeh menyuruh ku untuk menerima perjodohan ini, bahkan mama sudah berbicara pada keluarga Reonaldi jika aku menyetujui perjodohan ini, padahal aku sama sekali tidak pernah menerima perjodohan ini."Ka... Udah yah jangan nangis terus, aku jadi ikut sedih" Mohon Zahira yang sedari tadi menemani ku."Aku gamau nikah zah ... Gimana dong""Gima ... " Ucapan Zahira terpotong saat tiba-tiba seseorang masuk kedalam kamarku, saat tau siapah yang masuk aku langsung 
Hari yang paling aku takutkan telah tiba, dimana aku sudah memakai gaun pengantin, dengan wajah yang sudah di baluti make up, memang sih aku sudaah keliatan cantik dan anggun.Bahkan aku sampai terheran-heran melihat diriku dari pantulan cermin, ini tidak seperti aku. julukan badbgrl dalam diriku seakan hilang saat aku berpakain seperti ini.Sejujurnya di acara pernikahan ini aku di suruh mengenakan pakaian yang lebih islami tapi aku menolak, jelas lah aku menolak bukan apa-apa aku hanya merasa aneh, masa perempuan bar-bar seperti aku harus berpakaian yang islammi, aku merasa belum siap dan merasa kurang pantas.Wajar saja sih keluarga calvin meminta ku mengenakan pakaian seperti itu, karena hampir seluruh keluarga nya terlihat begitu agamis, mungkin hanya aku saja yang paling bar-bar."mbak nanti saat di pelaminan senyum yah, biar kelitan bahagia, kalau kamu pasang muka datar seperti ini nanti di sangka d
Aku takut ... Ini benar-benar menyeramkan, bagaimana bisa aku hidup bersama dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal,Apalagi sekarang setelah acara pernikahan Calvin langsung membawa ku entah kemana.Sedari Tadi aku hanya memandang jalan yang tidak aku kenal, aku benar-benar takut bagaimana jika ternyata Calvin adalah psikopat, biasanya kan psikopat itu orangnya keliatan baik dan soft seperti Calvin ini, aduhh... Kalau bener bisa mati aku.Tapi aku masih bingung sama perjanjian yang di buat bang deril ke Calvin, soalnya sebelum kita pergi bang deril bilang gini.'inget perjanjian yang kita buat'Dan kenapaa juga bang deril tiba-tiba ngebiarin aku buat nikah sama Calvin, biasanya dia kalau sudah memutuskan sesuatu gabisa di ubah lagi, tapi kenapa ini tiba-tiba ..."Ayo keluar" Titah Calvin yang udah membuka pintu mobilnya untuk
Aku membuka mataku saat mendengar suara bising yang berada dari handphone ku, dengan perasaan malas aku mengambil handphone ku yang berada di nakas. Saat di lihat ternyata itu telpon dari cinta, ck dasar pagi-pagi ganggu mulu."Hem" Jawabku dengan suara khas bangun tidur"Jihan elu mau sekolah ga sih?" Aku langsung menjauhkan sedikit handphone dari telingaku saat mendengar suara cempreng cintacinta."Gua tau elu itu pengantin baru, tapi kan kewajiban elu di hari senin itu sekolah,gua tau elu... " Aku langsung memutuskan telponya, bisa sakit telinga aku jika mendengar Cerocosan dari cinta yang ga tau mengarah kemana. emng yah di depan cinta aku gak ada harga-dirinya banget, padahal umurnya masih 18 tahun. Memng gak ada sopan santun nya.Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan pergi ke kamar mandi, namun aku merasa sesuatu menahan ku, saat aku melepas selimut dari tubuh ku,
"Jihan bangun, solat subuh dulu"Ihh apaan sih masih ngantuk juga udah di bangunin ajah.aku masih memejamkan mataku dan pura-pura tidak mendengar ucapan Calvin, biarin ajah deh nanti juga cape sendiri"Jihan ayok solat subuh dulu"Tapi ternyata dugaan ku salah,dia masih terus memanggil namaku sambil menyuruh ku untuk solat subuh.".... ""Kalau kamu gak bangun, aku guyur yah" Aku sudah tidak perduli dengan ancaman dari Calvin, dan terus memejamkan mataku"1... 2...3" saat hitungan ketiga aku segera bangkit dari tidur ku."Nihh aku udah bangun" Jawabku dengan kesal"Yaudah sana ambil whudu setelah itu kita solat subuh berjamaah" TitahnyaAku pun berjalan menuju kamar mandi, saat di dalam kamar mandi aku hanya diam sambil menatap keran air, aku bingung apa yang harus ak
"jihan bangun" cinta sudah menggoyangkan tanganku dengan kasar,membuatku kesal .Dengan terpaksa aku membuka mataku, tapi saat aku membuka mata aku langsung melihat seseorang yang sudah ada di depan wajahku, jarak aku dan dia begitu dekat, awalnya aku hanya memasang ekspresi melongo tapi."assalamuaalaikum"Suaranya membuatku tersadar, aku benar-benar sangat terkejut sampai-sampai kursi yang aku duduki hampir terjatuh ke belakang, untung saja calvin dengan sigap menahan bangku itu."hampir saja" katanya sambil tersenyum kearah ku.Aku gak lagi mimpikan kenapa calvin bisa ada disini,atau mungkin aku masih mimpi kali yah,aku coba mencubit pipi ku."awww..." ini bukan mimpi"berhenti menyakiti diri sendiri" katanya saat melihat ku mencubit pipiku sendiiri, setelah mengucapkan itu calvin kembali berja
Pagi ini aku sudah berada supermarket, sambil menunggu jam yang pas untuk berangkat ke sekolah, Lagi pula aku berangkat terlalu pagi hari ini, jadi aku memilih untuk belanja makannan kesukaanku.aku benar-benar bosan dengan makanan yang ada di rumah, tidak ada eskrim dan cemilan-cemilan seperti yang aku beli sekarang, yang ada hanya buah dan air putih, Calvin terlalu memikirkan tentang kesehatan bahkan aku selalu di larang untuk makan-makanan instan, Apa dia tidak merasa bosan dengan makanan yang dia makan.Kadang-kadang aku suka heran dengan kehidupan Calvin yang terlalu lurus, sampai-sampai membuat nya menjadi laki-laki yang terlihat membosankan.Memang sih di luar Calvin terlihat begitu tampan dan hebat membuat siapah saja terkagum-kagum, tapi di balik itu semuah Calvin memiliki kehidupan yang sangat biasa saja dan membuat nya menjadi laki-laki membosankan.Bagaimana
Siang ini Aku sedang berjalan menuju rooftop, untuk bertemu Zahira, entah kenapa dia tiba-tiba ingin bertemu denganku, apa mungkin dia sedang ada masalah, karena sangat jarang sekali dia meminta ku datang menemuinya."Ada apa?" Tanyaku saat sudah sampai rooftopAku melihat Zahira sedang duduk di pinggir atap sambil tertunduk dan mengayunkan kakinya, posisinya itu loh bikin salah paham, Orang-orang pasti ngiranya Zahira mau bunuh diri."Kenapa sihh?" Tanyaku lagi seraya diduduk di sebelahan nya, dia beralih menatapku."Ka aku cape, kalau mati enak kali yah" Ucapannya dengan senyum sambil menatap ke bawah, tunggu... Jangan bilang Zahira berniat mengakhiri hidupnya di tempat ini"Ngomong apaan sih, jangan sembarangan" Omelku"Aku cape selalu di tuntut untuk selalu belajar,aku juga pengen seperti orang-orang yang hidup Dengan bebas tampa h
Pagi ini aku sudah memakai baju gamis berwarna mocca dengan jilbab warna hitam. Seperti yang kalian tau apapun warna bajunya jilbab nya tetap hitam. Karena pagi ini aku akan ikut Calvin ke kantornya jadi aku harus berdandan rapi dan dewasa di depan para karyawan Calvin, aku tidak mau jika nanti aku kelihatan seperti anak kecil. "Sayang" Panggil Calvin yang sudah berdiri di belakang ku. "Bang Calvin aku keliatan kaya anak kecil gak?" Tanyaku sambil mentap tubuh ku di pantulan cermin full body yang berada di kamar ku. "Kamu udah cantik ko, istri aku itu selalu cantik" Jawab Calvin yang masih fokus pada handphone nya. Aku tersenyum mendengarnya meskipun hati aku sedikit kesal karena melihat Calvin yang sibuk sendiri. kemudian setelah itu aku memutarkan tubuh ku menatap wajah Calvin"bang Calvin liat aku dong jangan fokus ke hape terus kesal ku. "Maaf sayang aku lagi ngir
Assalamu'alaikum jangan lupa vote yah. "Kamu serius?" Suara bunda menggema keseluruh ruangan, saat mendengar kabar jika aku hamil. Mata mereka memancarkan kebahagiaan bahkan bunda sudah mengengam tangan ku sambil terus berterima kasih, aku ikut bahagia saat melihat ekspresi mereka. "Jihan ayah sangat bahagia mendengarnya, semoga kamu dan anak yang ada di dalam kandung mu, sehat yah" Ucap ayah seraya mengelus puncak kepala ku. "Amiinn, Jihan juga seneng ngeliat kalian bahagia" "Mama kamu apa sudah di kasih tau?" Tanya bunda. Mama
Saat aku membuka mata langsung melihat Calvin yang sedang menatap ku, melihat itu aku langsung tersenyum."Jihan kamu gapapa kan?, ada yang sakit gak?, kepala kamu masih pusing gak?" tanya Calvin tanpa jeda."Aku gapapa" Jawabku yang masih terbaring lemas di tempat tidur.Tak lama setelah itu, seorang dokter perempuan datang bersama perawatan nya, mereka tersenyum kearah kami berdua. Langsung saja aku meminta Calvin untuk membantu ku duduk."Dokter gimana istri saya? Dia gak apa-apa kan?, gak ada yang perlu di khawatirkan dok?" Tanya Calvin saat dokter itu datang menghampiri ku.Dokter itu kembali tersenyum. "Gimana ibu Jihan keadaan nya sekarang, apa masih terasa pusing?" Tanya dokter itu sambil memeriksa keadaan ku."Aku baik-baik ajak ko, cuma masih ngerasa lemas ajah" Jawabku.Kemudian bu dokt
Zahira pov"Ini dimana??" TanyakuAku bingung saat aku membuka mata, aku sudah berbaring di tempat yang aku gatau ini dimana."Kamu di rumah sakit" Jawab seseorang yang sedang berdiri di samping ku , aku memperhatikan laki-laki yang memakai jas putih. sepertinya dia adalah seorang dokter."Ko aku bisa ada disini?" Tanyaku lagi"Apa kamu tidak mengingat kejadian itu?" Tanya doket ituAku langsung terdiam sambil mengingat apa yang telah terjadi padaku, kejadian apa yang membuatku masuk kerumah sakit.Yang aku ingat saat itu aku pulang sekolah dan setelah sampai di rumah aku langsung di marahi oleh mamahku.Flasback on"Zahira bagaimana bisa nilai kamu turun begini, bukannya kamu sudah janji pada mama akan berusaha untuk memperbaiki nilai kamu"&
one week laterHari yang paling aku takutin akhirnya tiba juga, hari pertama ujian sekolah dan yang paling membuatku tersiksa adalah saat melihat jadwal pelajaran untuk ujian hari ini adalah matematika.Baru denger kata matematika ajah rasanya kepala aku udh pusing, apalagi kalau liat soalnya yang ada nanti aku pinsan lagi,Sebenarnya aku itu udah belajar cuma untuk pelajaran yang satu ini aku nyerah deh.'Anak mama yang paling mama sayang, tolong kerja samanya yah, bantuin mama kamu kerjain soal mati-matika ini' ucapku sambil mengelus perutku.Oh yah ngomong-ngomong soal anak, aku belum kasih tau siapaun termasuk Calvin, aku masih menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan ini semua. Lagi pula aku tidak mau mengganggu Calvin nantinya.Dan aku juga sudah periksa ke dokter, dia bilang kandung ku sudah masuk 1 bulan. Meskipun aku bahagia saat mengetahui kal
Hari ini aku sendang sibuk menempelkan kertas dinding rumahku dan kamar, kertas ini berisi tentang rangkuman pelajaran yang sengaja aku tulis.Sebenernya aku udah mencoba membaca dan memahami setiap pelajaran, namun sepertinya otaku tidak ada niatan untuk mengerti pelajaran ini.Aku sudah mencoba berbagai cara agar bisa mengerti tentang pelajaran yang aku pelajari, mulai dari menghafal setiap kalimat, hapal sih hapal namun saat hari berganti semuah hapalan yang aku hapalkan ikut hilang entah kemana.Sampai akhir aku memutuskan untuk menempelkan kertas yang berisi pelajaran, aku menempelkan kertas ini mulai dari ruang makan, ruang keluarga, Perpustakaan, dan kamar ku, bahkan rumahku sudah di penuhi dengan kertas² ini.Karena 1 minggu lagi kami akan menghadapi ujian jadi aku harus lebih kerja keras lagi, namun saat aku sedang fokus pada pelajaran tiba-tiba saja aku mendenga
Aku terus memperhatikan diriku di depan cermin, aku memperhatikan perubahan yang terjadi pada diriku hari ini, aku memang sudah yakin memutuskan untuk berjilbab dan berpakaian sesuai ketentuan islam.dan aku juga memutuskan untuk mengganti baju-bajuku yang dulu, menjadi baju-bajuku yang sekarang, baju yang lebih tertutup dan sangat jauh berbeda dari baju yang aku pakai sebelumnya.Sebenarnya aku belum bercerita apapun dengan Calvin tentang keputusan aku ini, meskipun aku tau pasti Calvin akan bahagia melihat perubahan aku ini, tapi saat melihat Calvin sibuk dengan pekerjaan aku merasa ragu untuk membicarakan ini aku takut akan menggangu waktu Calvin.Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak memberitahu apa-apa pada Calvin, biar saja dia akan mengetahui dengan sendirinya."Jihan... Ayoo ini udah siang loh, nanti telat" Teriak Calvin dari balik pintu kamar mandiMendengar teriakan
Haruskah aku berhijab?, haruskah aku merubah diriku sepenuhnya?, apa mungkin aku bisa?,Itu adalah pertanyaan yang aku tanyanyakan pada diriku sendiri, semenjak kejadian kemarin aku terus memikirkan tentang Itu.Aku memang sudah berniat untuk berhijab, dan merubah cara berpakaian ku namun ... Aku masih belum siap, dan aku merasa masih belum pantas untuk berpakaian seperti itu.Aku menoleh kearah ruang kerja Calvin, seperti nya hari ini Calvin sedang sibuk buktinya dia sama sekali tidak keluar dari ruangan itu, aku rasa Calvin pasti tidak menyadari kalau sedari tadi aku sedang menunggunya.Padahal hari ini aku ingin mengajak Calvin jalan, bahkan aku sudah membuat rencana yang akan kita lakukan di hari minggu ini tapi nyatanya itu di luar ekspetasiku, semuah rencana yang sudah aku atur sebaik mungkin gagal karena Calvin sudah masuk ke ruang kerjanya .Aku memang sengaja men
"Sat apaan sih lu, dari tadi ngikutin gua ajah terus" Kesalku Pasalnya sejak pagi tadi satria terus mengikutiku kemanapun aku pergi, saat aku menyuruhnya untuk pergi satria terus menolak, dan yang lebih anehnya dia seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi selalu tertahan. Aku sampai bingung melihat tingkah satria, dan sekarang dia sudah duduk di sebelahku tampa mengucapkan apa-apa, sampai-sampai aku risi melihat tingakhnya yang begitu aneh. "Jihan gua mau ngomong sama elu serius" Katanya. "Yaudah cepet ngomong" Jawabku dengan malas Aku sangat malas jika harus menganggappi ucapan satria, bukan apa-apa hanya saja ini sudah ke 20 kalinya satria mengucapkan kalimat itu dan yang membuat aku kesal kalimat yang dia ucapkan selalu menggantung. "Jihan sebenarnya gua.. Emm... Gua... " Tuh kan apa aku bilang, ucapannya selal