Aku takut ... Ini benar-benar menyeramkan, bagaimana bisa aku hidup bersama dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal,
Apalagi sekarang setelah acara pernikahan Calvin langsung membawa ku entah kemana.
Sedari Tadi aku hanya memandang jalan yang tidak aku kenal, aku benar-benar takut bagaimana jika ternyata Calvin adalah psikopat, biasanya kan psikopat itu orangnya keliatan baik dan soft seperti Calvin ini, aduhh... Kalau bener bisa mati aku.
Tapi aku masih bingung sama perjanjian yang di buat bang deril ke Calvin, soalnya sebelum kita pergi bang deril bilang gini.
'inget perjanjian yang kita buat'
Dan kenapaa juga bang deril tiba-tiba ngebiarin aku buat nikah sama Calvin, biasanya dia kalau sudah memutuskan sesuatu gabisa di ubah lagi, tapi kenapa ini tiba-tiba ...
"Ayo keluar" Titah Calvin yang udah membuka pintu mobilnya untuk ku.
Dengan perasaan takut aku keluar dari mobil ini, tapi sebelum keluar aku membuka high heels yang sedari tadi aku pakai, masalah nanti kalau aku terus pake itu nanti aku jatoh gimana, sebenarnya sakitnya ga seberapa sih cuma malunya itu lohh.
Aku berjalan sambil menenteng high heels yang tadi aku lepaskan, aku melongo saat melihat rumah yang ada di hadapan aku ini.
Rumah besar dengan desain yang modern semakin membuat rumah ini terlihat mewah.

"Ayo masuk, ko malah diem, kenapa kamu gasuka sama rumahnya?"
"Suka banget" Jawabku reflek, aduh ini muluttt.... Gabisa apah bertingkah pura-pura gasuka sama rumah ini.
Calvin tersenyum sambil berkata "alhamdulila... Kalau gitu ayo masuk"
Saat sampai di dalam rumah, aku cukup terkejut saat meliha anak kucing sudah menatap kami berdua.
"Meongg" Anak kucing itu terus mengeong pada Calvin dengan ekspresi sedihnya, mendengar itu Calvin langsung berjongkok di hadapan kucing itu sambil mengeluss-elus anak kucingnya.
"Hai moli maaf yah papah tinggal sendiri" Ucapnya pada anak kucing itu, rasanya ingin sekali tertawa saat dia menyebutkan papah, apa mungkin kucing ini anaknya.

"Meong" Lucu sekali apalagi saat melihat ekspresi kucingnya
"Sesuai janji papah sekarang papah bawakan kamu mamah baru"
Hah!? Siapah? Mamah baru? Siapah?, setelah itu Calvin menggendong kucing itu lalu dia mengarahkan padaku
"Tara....kenalin ini namanya mamah jihan" ucapnya seperti mengajak ngobrol anak kecill... Ada apa dengan pria ini sebenarnya kenapa kepribadian sangat aneh.
"Apaan sih lu... Gua ini masih mudah yakali udah di panggil mamah ajah" Jawabku tak terimah.
"Gapapa molii.. Mamah kamu memang suka ngegas, jadi kamu harus banyak-banyak istighfar yah" Ucapnya kemudian menurunkan kucing yang bernama molii itu.
"Yaudah sekarang kamu lebih baik pergi ke kamar, dan ganti baju keliatannya kamu udah gak nyaman sama baju yang kamu pakai sekarang" Titahnya.
"Tapi om gua gabawa baju" Jawbanku, aku memang sengaja memanggilnya om lagian aku bingung harus manggil apa, tapi kalau di pikir-pikir panggilan ini cocok untuknya, dia mirip sekali dengan om-om yang suka sama cewek di bawah umur kaya aku, tapi anehnya dia langsung menatapku, emang ada yang salah yah.
"Om?"
"Iyah om" Kenapa sih ko ekspresi nya keliatan berubah gitu.
"Kamu pikir aku ini om kamu?"
"Ya emang kenapa sih, ada yang salah yah?"
"Ya salah lah, kamu pikir saya ini om-om apa"
"Iyah" Jawabku dengan santainya seperti orang tanpa dosa, padahal sebenarnya berdosa banget aku.
"Ck.pokonya jangan panggil saya om, lagian umur aku sama abang kamu itu sama ko, kalau kamu panggil aku om kesannya kaya aneh Banget, masa ke suami sendiri manggilnya om" Cerocos nya
"Ya terus elu mau di panggil apa?" Tanya ku pasrah, aku udah males denger omelan dari dia lagi.
"Sayang .... Gimana kalau kamu panggil aku sayang ajah atau suami ku atau cintaku atau.... "
"Stopppp ... Apa-apaan sih, enggak yah gua gamau ... " Tolak ku, enak ajah baru juga kenal udah pengen di panggil sayang, dasar buaya darat.
"Ck. kemapa sih padahal aku suka, yaudah deh terserah kamu ajah, tapi jangan panggil aku om-om yah"
Aku menganggukkan kepala sebagai jawaban, kemudian terdiam sambil memikirkan panggilan apa yang cocok untuknya.... Dan sebuah ide terlintas di pikiranku
"Bang ke ajah gimana?" Tanya ku dengan senyum smirk.
"Kamu ngeledek aku yah?" Niatnya sih begitu tapi gamungkin aku bilang iyah, yang ada aku malah cari mati.
"Itu singkat dari bang Calvin" Jawabku
"Bulshit" Gumam nya
"Yaudah gua mau kekamar dulu" Jawabku seraya berjalan menuju kamar namun langkahku terhenti saat Calvin menarik tangan ku.
"Ada apa sih?" Tanya ku kesal, bukannya menjawab Calvin malah mendekatkan wajahnya ke depan wajahku, jarak kita sangat dekat sebenarnya apa yang akan di lakukan pria gila ini sihhh.
"Aku hanya ingin memperingati kamu, jangan pernah kamu berbicara kasar atau menggunakan bahasa yang tidak sopan kepada suami kamu" Ancam nya dengan ekspresi yang menyeramkan, ini sangat berbeda dari Calvin yang tadi.
"Lepasin gua ga, gajelas banget" Jawabku tak Terima
Peltak
"Aww.. " Calvin langsung menyentil jidatku cukup keras, sehingga membuatku kesakitan
"Dasar gadis nakal, baru juga di bilangin"
Ohh maksudnya dia tuh bicara seperti itu tohh, emang kenapa sih aku lebih nyaman pake bahasa kaya gini apalagi ke orang asing kaya Calvin.
"Kalau kamu melarang itu, aku akan memberikan hukuman seperti tadi, atauu..." Dia kembali mendekatkan wajahnya, bahkan aku bisa merasakan nafasnya di pipiku
"Lebih dari ini" Lanjutnya sambil mengecup bibir ku, sontak aku langsung mendorong laki-laki gila ini.
"Dasar gila" Setelah mengatakan itu aku segera pergi dari tempat ini dan pergi menuju kamar
Brakk
Aku menutup pintu dengan kasar, aku benar-benar kesal bagaimana bisa dia memperlakukan ku seperti itu.
Dia bilang dia akan memberikan hukum lebih sambil mencium bibirku. Menyebalkan dia sudah mengambil ciuman pertama ku. Awas saja aku tidak akan membiarkan nya menciun bibir ku lagi, jika itu terjadi aku tidak akan segan-segan menampar wajahnya.
Lebih baik aku mandi dan mendinginkan pikiranku yang seperti nya sedang panas, lagian aku juga sudah tidak betah dengan make up yang ada di wajahku dan tentunya gaun yang aku pakai ini juga.
****
Akhirnya selesai juga, setelah berendam di kamar mandi akhirnya hati dan pikiranku menjadi dingin jugaa, tapi aku berharap tidak bertemu dengan kali-laki buaya itu lagi ini sangat menyeramkan untukku.
"Yaapun jihan elu tuh lebih cantik naturan kaya gini tau ga" Kataku pada diri sendiri sambil melihat ke arah cermin yang ada di kamar mandi, Setelah mengucapkan itu aku segera berjalan ke luar kamar mandi.
"AAAAAAAAAAAAA" triak ku saat melihat seseorang sudah tertidur santai di tempat tidurku, siapah lagi kalau bukan laki-laki buaya darat.
"Duh apaan sih lebay banget" Ucapnya dengan santai sambil membaca buku.
"Nga.... Ngapain e... Elu disini" Tanya ku dengan gugup sambil mengeratkan bathrobes yang aku pakai ini.
"Eh itu bahasanya, bukannya tadi aku udah peringatin yah"
"Cepet pergi ini kan kamar gu ... aku" Ucapku dengan bahasa yang lebih lembut lagi, masalahnya aku takut kejadian yang di tangga terulang kembali.
"Ini kamar aku ko, lebih tepatnya ini kamar kita berdua" Jawabnya di iringi dengan senyuman yang menyebalkan, Apa-apaan ini jadi maksudnya kita berdua tinggal satu kamar, idih males banget aku.
"Tapi... "
"Ini keputusan yang aku buat gabisa di ganggu gugat, ini adalah kamar kita, dan kamu harus tidur di sebelah ku" Jawabnya cukup tegas ... Entah kenapa saat dia berbicara seperti itu, nyaliku langsung ciut tak berani untuk berbicara lagi, Kenapa Calvin sangat cepat mengubah ekspresi membuatku semakin takut.
"Yasudah sekarang udah malem lebih baik kamu tidur"
Tampa menjawab ucapannya itu aku berjalan ke arah lemari untuk mengambil baju tidur yang akan aku gunakan.
"Loh mau kemana" Tanyanya saat aku sudah mengambil baju dari lemari.
"Mau pake baju lah, yakali mau jualan kue balok" Jawabku dengan jutek
"Ngapain sih, udah kaya gitu ajah aku lebih suka kamu seperti itu" Ucapnya
Aku langsung melotot tak percaya dengan ucapan mesum Calvin, kemudian berganti dengan tatapan tajam, tapi anehnya dia malah ketawa.
"Hahhahahah.... Tenang saja aku bercanda ko" Ucapnya dengan santai
Aku hanya menatapnya datar tampa menjawab ucapan nya, kemudian aku langsung pergi ke kamar mandi rasanya malas kalau harus berbicara dengannya.
Saat selesai ganti baju aku kembali keluar, aku berjalan kearah tempat tidur saat sampai di sana aku segera menaru guling di tengah-tengah tempat tidur ini, aku gamau kalau sampai dia berbuat yang tidak-tidak, kalian lihat sendiri kan tadi sikapnya seperti om-om mesum, menjijikan sekali.
Setelah itu aku segera menidurkan tubuh ku kemudian menutupi seluruh tubuh ku dengan selimut .
"Tenang ajah aku gak bakal ngapa-ngapain kamu ko, gausah takut"
Bodoamat, ingin rasanya aku bicara seperti itu, tapi aku tidak berani, entah kenapa aku sangat takut padanya saat kejadian di mana dia menatapku saja sudah membuat jantung ku berdebar ketakutan.
Aku membuka mataku saat mendengar suara bising yang berada dari handphone ku, dengan perasaan malas aku mengambil handphone ku yang berada di nakas. Saat di lihat ternyata itu telpon dari cinta, ck dasar pagi-pagi ganggu mulu."Hem" Jawabku dengan suara khas bangun tidur"Jihan elu mau sekolah ga sih?" Aku langsung menjauhkan sedikit handphone dari telingaku saat mendengar suara cempreng cintacinta."Gua tau elu itu pengantin baru, tapi kan kewajiban elu di hari senin itu sekolah,gua tau elu... " Aku langsung memutuskan telponya, bisa sakit telinga aku jika mendengar Cerocosan dari cinta yang ga tau mengarah kemana. emng yah di depan cinta aku gak ada harga-dirinya banget, padahal umurnya masih 18 tahun. Memng gak ada sopan santun nya.Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan pergi ke kamar mandi, namun aku merasa sesuatu menahan ku, saat aku melepas selimut dari tubuh ku,
"Jihan bangun, solat subuh dulu"Ihh apaan sih masih ngantuk juga udah di bangunin ajah.aku masih memejamkan mataku dan pura-pura tidak mendengar ucapan Calvin, biarin ajah deh nanti juga cape sendiri"Jihan ayok solat subuh dulu"Tapi ternyata dugaan ku salah,dia masih terus memanggil namaku sambil menyuruh ku untuk solat subuh.".... ""Kalau kamu gak bangun, aku guyur yah" Aku sudah tidak perduli dengan ancaman dari Calvin, dan terus memejamkan mataku"1... 2...3" saat hitungan ketiga aku segera bangkit dari tidur ku."Nihh aku udah bangun" Jawabku dengan kesal"Yaudah sana ambil whudu setelah itu kita solat subuh berjamaah" TitahnyaAku pun berjalan menuju kamar mandi, saat di dalam kamar mandi aku hanya diam sambil menatap keran air, aku bingung apa yang harus ak
"jihan bangun" cinta sudah menggoyangkan tanganku dengan kasar,membuatku kesal .Dengan terpaksa aku membuka mataku, tapi saat aku membuka mata aku langsung melihat seseorang yang sudah ada di depan wajahku, jarak aku dan dia begitu dekat, awalnya aku hanya memasang ekspresi melongo tapi."assalamuaalaikum"Suaranya membuatku tersadar, aku benar-benar sangat terkejut sampai-sampai kursi yang aku duduki hampir terjatuh ke belakang, untung saja calvin dengan sigap menahan bangku itu."hampir saja" katanya sambil tersenyum kearah ku.Aku gak lagi mimpikan kenapa calvin bisa ada disini,atau mungkin aku masih mimpi kali yah,aku coba mencubit pipi ku."awww..." ini bukan mimpi"berhenti menyakiti diri sendiri" katanya saat melihat ku mencubit pipiku sendiiri, setelah mengucapkan itu calvin kembali berja
Pagi ini aku sudah berada supermarket, sambil menunggu jam yang pas untuk berangkat ke sekolah, Lagi pula aku berangkat terlalu pagi hari ini, jadi aku memilih untuk belanja makannan kesukaanku.aku benar-benar bosan dengan makanan yang ada di rumah, tidak ada eskrim dan cemilan-cemilan seperti yang aku beli sekarang, yang ada hanya buah dan air putih, Calvin terlalu memikirkan tentang kesehatan bahkan aku selalu di larang untuk makan-makanan instan, Apa dia tidak merasa bosan dengan makanan yang dia makan.Kadang-kadang aku suka heran dengan kehidupan Calvin yang terlalu lurus, sampai-sampai membuat nya menjadi laki-laki yang terlihat membosankan.Memang sih di luar Calvin terlihat begitu tampan dan hebat membuat siapah saja terkagum-kagum, tapi di balik itu semuah Calvin memiliki kehidupan yang sangat biasa saja dan membuat nya menjadi laki-laki membosankan.Bagaimana
Siang ini Aku sedang berjalan menuju rooftop, untuk bertemu Zahira, entah kenapa dia tiba-tiba ingin bertemu denganku, apa mungkin dia sedang ada masalah, karena sangat jarang sekali dia meminta ku datang menemuinya."Ada apa?" Tanyaku saat sudah sampai rooftopAku melihat Zahira sedang duduk di pinggir atap sambil tertunduk dan mengayunkan kakinya, posisinya itu loh bikin salah paham, Orang-orang pasti ngiranya Zahira mau bunuh diri."Kenapa sihh?" Tanyaku lagi seraya diduduk di sebelahan nya, dia beralih menatapku."Ka aku cape, kalau mati enak kali yah" Ucapannya dengan senyum sambil menatap ke bawah, tunggu... Jangan bilang Zahira berniat mengakhiri hidupnya di tempat ini"Ngomong apaan sih, jangan sembarangan" Omelku"Aku cape selalu di tuntut untuk selalu belajar,aku juga pengen seperti orang-orang yang hidup Dengan bebas tampa h
Malam ini aku hanya bisa duduk di sofa sambil di temani molli, kucing kesayangan Calvin.Malam ini benar-benar membuatku bosan, harusnya di malam minggu ini anak seusiaku nongkrong dan kumpul bersama teman-teman, bukannya malah duduk di rumah sambil nonton flm kartun kaya gini, ini bukan gaya aku banget.Sesekali aku menatap ruangan yang berada di sebalah kamarku, menunggu Calvin Keluar dari ruangan itu, Dari pulang sekolah Calvin terus berdiam diri di ruangannya, keluar hanya untuk mengajak solat setelah itu dia kembali ke tempat nya lagi.Ishh... Ini sangat menyebalkan, kalau tau begini lebih baik aku Terima saja ajakan Satria tadi, kenapa coba aku harus mikirin tentang Calvin yang belum tentu mikirin aku, buktinya sekarang dia nyuekin aku."Moli kamu bosen ga?" Tanya ku ke moli yang Sedang duduk di sebelah ku"Meongg" Jawabny
Rasanya hari ini begitu bahagia karena Calvin tidak datang ke sekolah, jadi aku tidak perlu lagi mendengar ceramahnya untuk hari ini.Biasanya jika ada Calvin aku terus saja di beri ceramahan, entah itu dari sikap aku cara berpakaian aku atau apapun itu, seperti nya jika aku melakukan sesuatu pasti selalu salah di mata Calvin.Kebiasaan nya yang membuat aku kesal sendiri. apalagi sebelum berangkat Calvin sudah memperingati aku agar tidak telat lagi, dan selalu menyuruhku untuk menghapalalkan bacaan-bacaan solat.Karena Calvin selalu menyuruhku menghapal setiap hari dan selalu mengancamku jika tidak hafal, uang jajanku akan di potong, jadi dengan susah payah aku menghafalkan bacaan solat ini."Elu lagi baca apa sih?" Tanya cinta Sambil mengambil buku yang Sedang aku baca, Aku memang sedang membaca buku tuntunan solat yang di berikan Calvin wak
FyuhSaat sampai di kamarku aku langsung terbaring di kasur, hari ini sungguh melelahkan padahal aku tidak melakukan aktivasi apapun di sekolah tapi kenapa hari ini cukup melehkan.Apalagi hari ini aku harus pulang naik taxi, biasanya aku selalu pulang bareng Calvin tapi sekarang karena dia tidak masuk jadi terpaksa aku harus pulang naik taxi, rugi banget.Aku mengambil sisa uangku di dalam tas, akhir-akhir ini aku memang sengaja untuk hidup hemat karena aku harus menabung untuk membeli leptop baru.Sebenarnya aku bisa ajah sih minta ke Calvin cuma aku ngerasa aneh ajah gitu kalau aku minta kaya gitu ke Calvin, yah meskipun aku suka minta uang ke dia dengan berani, tapi kalau yang ini beda cerita nya, Aku mengambil celengan ayam ku yang aku simpan di lemari."Ayam jaga uang aku baik-baik yah, inget ini uang buat beli leptop" Kataku sambil memasukan u
Pagi ini aku sudah memakai baju gamis berwarna mocca dengan jilbab warna hitam. Seperti yang kalian tau apapun warna bajunya jilbab nya tetap hitam. Karena pagi ini aku akan ikut Calvin ke kantornya jadi aku harus berdandan rapi dan dewasa di depan para karyawan Calvin, aku tidak mau jika nanti aku kelihatan seperti anak kecil. "Sayang" Panggil Calvin yang sudah berdiri di belakang ku. "Bang Calvin aku keliatan kaya anak kecil gak?" Tanyaku sambil mentap tubuh ku di pantulan cermin full body yang berada di kamar ku. "Kamu udah cantik ko, istri aku itu selalu cantik" Jawab Calvin yang masih fokus pada handphone nya. Aku tersenyum mendengarnya meskipun hati aku sedikit kesal karena melihat Calvin yang sibuk sendiri. kemudian setelah itu aku memutarkan tubuh ku menatap wajah Calvin"bang Calvin liat aku dong jangan fokus ke hape terus kesal ku. "Maaf sayang aku lagi ngir
Assalamu'alaikum jangan lupa vote yah. "Kamu serius?" Suara bunda menggema keseluruh ruangan, saat mendengar kabar jika aku hamil. Mata mereka memancarkan kebahagiaan bahkan bunda sudah mengengam tangan ku sambil terus berterima kasih, aku ikut bahagia saat melihat ekspresi mereka. "Jihan ayah sangat bahagia mendengarnya, semoga kamu dan anak yang ada di dalam kandung mu, sehat yah" Ucap ayah seraya mengelus puncak kepala ku. "Amiinn, Jihan juga seneng ngeliat kalian bahagia" "Mama kamu apa sudah di kasih tau?" Tanya bunda. Mama
Saat aku membuka mata langsung melihat Calvin yang sedang menatap ku, melihat itu aku langsung tersenyum."Jihan kamu gapapa kan?, ada yang sakit gak?, kepala kamu masih pusing gak?" tanya Calvin tanpa jeda."Aku gapapa" Jawabku yang masih terbaring lemas di tempat tidur.Tak lama setelah itu, seorang dokter perempuan datang bersama perawatan nya, mereka tersenyum kearah kami berdua. Langsung saja aku meminta Calvin untuk membantu ku duduk."Dokter gimana istri saya? Dia gak apa-apa kan?, gak ada yang perlu di khawatirkan dok?" Tanya Calvin saat dokter itu datang menghampiri ku.Dokter itu kembali tersenyum. "Gimana ibu Jihan keadaan nya sekarang, apa masih terasa pusing?" Tanya dokter itu sambil memeriksa keadaan ku."Aku baik-baik ajak ko, cuma masih ngerasa lemas ajah" Jawabku.Kemudian bu dokt
Zahira pov"Ini dimana??" TanyakuAku bingung saat aku membuka mata, aku sudah berbaring di tempat yang aku gatau ini dimana."Kamu di rumah sakit" Jawab seseorang yang sedang berdiri di samping ku , aku memperhatikan laki-laki yang memakai jas putih. sepertinya dia adalah seorang dokter."Ko aku bisa ada disini?" Tanyaku lagi"Apa kamu tidak mengingat kejadian itu?" Tanya doket ituAku langsung terdiam sambil mengingat apa yang telah terjadi padaku, kejadian apa yang membuatku masuk kerumah sakit.Yang aku ingat saat itu aku pulang sekolah dan setelah sampai di rumah aku langsung di marahi oleh mamahku.Flasback on"Zahira bagaimana bisa nilai kamu turun begini, bukannya kamu sudah janji pada mama akan berusaha untuk memperbaiki nilai kamu"&
one week laterHari yang paling aku takutin akhirnya tiba juga, hari pertama ujian sekolah dan yang paling membuatku tersiksa adalah saat melihat jadwal pelajaran untuk ujian hari ini adalah matematika.Baru denger kata matematika ajah rasanya kepala aku udh pusing, apalagi kalau liat soalnya yang ada nanti aku pinsan lagi,Sebenarnya aku itu udah belajar cuma untuk pelajaran yang satu ini aku nyerah deh.'Anak mama yang paling mama sayang, tolong kerja samanya yah, bantuin mama kamu kerjain soal mati-matika ini' ucapku sambil mengelus perutku.Oh yah ngomong-ngomong soal anak, aku belum kasih tau siapaun termasuk Calvin, aku masih menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan ini semua. Lagi pula aku tidak mau mengganggu Calvin nantinya.Dan aku juga sudah periksa ke dokter, dia bilang kandung ku sudah masuk 1 bulan. Meskipun aku bahagia saat mengetahui kal
Hari ini aku sendang sibuk menempelkan kertas dinding rumahku dan kamar, kertas ini berisi tentang rangkuman pelajaran yang sengaja aku tulis.Sebenernya aku udah mencoba membaca dan memahami setiap pelajaran, namun sepertinya otaku tidak ada niatan untuk mengerti pelajaran ini.Aku sudah mencoba berbagai cara agar bisa mengerti tentang pelajaran yang aku pelajari, mulai dari menghafal setiap kalimat, hapal sih hapal namun saat hari berganti semuah hapalan yang aku hapalkan ikut hilang entah kemana.Sampai akhir aku memutuskan untuk menempelkan kertas yang berisi pelajaran, aku menempelkan kertas ini mulai dari ruang makan, ruang keluarga, Perpustakaan, dan kamar ku, bahkan rumahku sudah di penuhi dengan kertas² ini.Karena 1 minggu lagi kami akan menghadapi ujian jadi aku harus lebih kerja keras lagi, namun saat aku sedang fokus pada pelajaran tiba-tiba saja aku mendenga
Aku terus memperhatikan diriku di depan cermin, aku memperhatikan perubahan yang terjadi pada diriku hari ini, aku memang sudah yakin memutuskan untuk berjilbab dan berpakaian sesuai ketentuan islam.dan aku juga memutuskan untuk mengganti baju-bajuku yang dulu, menjadi baju-bajuku yang sekarang, baju yang lebih tertutup dan sangat jauh berbeda dari baju yang aku pakai sebelumnya.Sebenarnya aku belum bercerita apapun dengan Calvin tentang keputusan aku ini, meskipun aku tau pasti Calvin akan bahagia melihat perubahan aku ini, tapi saat melihat Calvin sibuk dengan pekerjaan aku merasa ragu untuk membicarakan ini aku takut akan menggangu waktu Calvin.Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak memberitahu apa-apa pada Calvin, biar saja dia akan mengetahui dengan sendirinya."Jihan... Ayoo ini udah siang loh, nanti telat" Teriak Calvin dari balik pintu kamar mandiMendengar teriakan
Haruskah aku berhijab?, haruskah aku merubah diriku sepenuhnya?, apa mungkin aku bisa?,Itu adalah pertanyaan yang aku tanyanyakan pada diriku sendiri, semenjak kejadian kemarin aku terus memikirkan tentang Itu.Aku memang sudah berniat untuk berhijab, dan merubah cara berpakaian ku namun ... Aku masih belum siap, dan aku merasa masih belum pantas untuk berpakaian seperti itu.Aku menoleh kearah ruang kerja Calvin, seperti nya hari ini Calvin sedang sibuk buktinya dia sama sekali tidak keluar dari ruangan itu, aku rasa Calvin pasti tidak menyadari kalau sedari tadi aku sedang menunggunya.Padahal hari ini aku ingin mengajak Calvin jalan, bahkan aku sudah membuat rencana yang akan kita lakukan di hari minggu ini tapi nyatanya itu di luar ekspetasiku, semuah rencana yang sudah aku atur sebaik mungkin gagal karena Calvin sudah masuk ke ruang kerjanya .Aku memang sengaja men
"Sat apaan sih lu, dari tadi ngikutin gua ajah terus" Kesalku Pasalnya sejak pagi tadi satria terus mengikutiku kemanapun aku pergi, saat aku menyuruhnya untuk pergi satria terus menolak, dan yang lebih anehnya dia seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi selalu tertahan. Aku sampai bingung melihat tingkah satria, dan sekarang dia sudah duduk di sebelahku tampa mengucapkan apa-apa, sampai-sampai aku risi melihat tingakhnya yang begitu aneh. "Jihan gua mau ngomong sama elu serius" Katanya. "Yaudah cepet ngomong" Jawabku dengan malas Aku sangat malas jika harus menganggappi ucapan satria, bukan apa-apa hanya saja ini sudah ke 20 kalinya satria mengucapkan kalimat itu dan yang membuat aku kesal kalimat yang dia ucapkan selalu menggantung. "Jihan sebenarnya gua.. Emm... Gua... " Tuh kan apa aku bilang, ucapannya selal