Hari yang paling aku takutkan telah tiba, dimana aku sudah memakai gaun pengantin, dengan wajah yang sudah di baluti make up, memang sih aku sudaah keliatan cantik dan anggun.
Bahkan aku sampai terheran-heran melihat diriku dari pantulan cermin, ini tidak seperti aku. julukan badbgrl dalam diriku seakan hilang saat aku berpakain seperti ini.
Sejujurnya di acara pernikahan ini aku di suruh mengenakan pakaian yang lebih islami tapi aku menolak, jelas lah aku menolak bukan apa-apa aku hanya merasa aneh, masa perempuan bar-bar seperti aku harus berpakaian yang islammi, aku merasa belum siap dan merasa kurang pantas.
Wajar saja sih keluarga calvin meminta ku mengenakan pakaian seperti itu, karena hampir seluruh keluarga nya terlihat begitu agamis, mungkin hanya aku saja yang paling bar-bar.
"mbak nanti saat di pelaminan senyum yah, biar kelitan bahagia, kalau kamu pasang muka datar seperti ini nanti di sangka di paksa nikah lagi" kata perias pengantin itu.
Emang di paksa ko. ingin rasanya aku berbicara seperti ini tapi aku hanya diam tampa menjawab ucapannya, padahal sedari tadi aku sudah mengerutu dan mengucapakn sumpah serapah di dalam hati.
"selamat pagi" sapa Zahira di balik pintu, aku hanya menjawab dengan senyuman, rasanya sangat malas untuk berbicara, bahkan untuk membuka mulutpun rasanya berat.
"ka aku punya ide supaya elu ga nikah" Ucap Zahira seraya duduk di sebelah ku
"apa-apa?" tanyaku dengan semangat sambil menatap kearah Zahira.
"gimana kita tuker posisi ajah, aku yang jadi pengantinnya" tawar zahira, aku langsung menoyor kepalanya.
"enggak, aku gamau yah" ucapku tak terima
Bukannya aku menolak karena aku memang pengen nikah, itu karena aku tidak mau masa depan Zahira akan berantakan, hal yang udah di rencananakan setelah lulus sekolah bakal gagal saat dia menikah, cukup aku saja yang merasakan itu semuah.
"lah emang kenapa sih, aku tuh mau membalas semuah kebaikan kamu"
"kamu pikir nikah gampang apa, ini tuh menyangkut masa depan kamu nanti, dengan cara kamu hidup bahagia ajah itu cukup buat bales kebaikan aku, lagi pula yang mama bilang benar aku usia ku ini udah cukup buat nikah sementara kamu masih 17 tahun" Tuturku, mendengar itu Zahira langsung tersenyum meskipun aku bisa lihat di matanya itu bukan senyum kebahagiaan.
"makasihhh kaa" ucap zahira sambil memeluk ku
"tapi ka kamu beruntung deh, bisa keluar dari penjara"
Aku hanya bisa tersenyum miris, zahira memang selalu menyebut rumah ini sebagai penjara, aku bisa mengerti kenapa zahira berbicara seperti itu.
Karena mama selalu menyuruh Zahira belajar, dan selalu menuntut Zahira untuk bisa mengerjakan soal-soal dengan benar.
Seperti yang pernah aku bilang kepribadian kami sangat berbeda, jika aku anak yang tidak menurut, maka zahira adalah anak yang penurut, mana berani dia melawan, untuk mengatakan tidak pun dia tidak bisa, dia selaku berkata IYA bahkan disaat hatinya monolak pun dia akan tetap berkata iya.
Ceklek
Kami menoleh ke arah suara itu,ekpresiku langsung berubah saat tau siapah yang datang.
"wahh kaka ipar ganteng banget,bukan begitu ka?" puji zahira sambil menyengol tangan ku. Kemudian dia beranjak dari duduknya dan berjalan kebelakang.
"kaka ipar apanya"jawabku jutek, aku akuin sih dia terlihat sangat tampan, apalagi saat melihat dia memakai jas warna putih, dan rambut hitam pekatnya, bukan hanya ganteng tapi dia juga terlihat begitu berwibawa ... ishhh apaan sih aku ini malah muji-muji cowok nyebelin itu.
"karena aku sudah selesai ijab qobulnya berarti mulai hari ini kamu sudah resmi menjadi seorang istri" ucapnya dengan senyuman, melihat senyuman itu semakin membuat aku kesal.
"Istri your eyes"ketusku.
"Ets ...gaboleh gitu sama suami sendiri" emang aku anak kecil apa pake di ajarin segala, aku juga tau ko Cuma aku males ajah kalau harus bersikap sopan sama dia.
Laki-laki itu segera berjongkok di hadapan ku, kemudian dia menarik tangan ku dengan lembut setelah itu dia memasangkan cincin di jari manisku .
"Harusnya elu pakeinnya di jari ini" jawabku sambil mengangkat jari tengahku dengan seringaian, saat dia selesai memasangkan cincinnya.
Pletak
Dia langsung menyentill kening ku cukup keras, tak terima dengan perlakuan nya aku langsung menatapnya tajam.
"Yang sopan sama suami"
Aku bisa lihat zahira sudah menahan tawanya, dengan perasaan malas aku memasangkan cicin ke dia.
"ayok" dia mengulurkan tangannyaa, aku menerima uluran tangannya dengan terpaksa. Saat kami jalan menuju pelaminan, banyak sekali pasang mata yang melihat ke arah kami berdua sambil bertepuk tangan.
Aku bisa melihat eskpresi bahagia dari bunda firdaa selaku ibu dari calvin laki-laki yang sudah menjadi suamiku ini, rasanya aneh saat mengucapkan kata itu.
Aku beralih menatap bang deril, dia hanya memasang wajah datar tampa ekspresi, aku tersenyum ke arah bang deril, seakan-akan mengucapkan aku akan baik-baik saja.
Sementara mama yang terlihat sudah bahagia, aku yakin mama ku bukan bahagia saat melihat anaknya menikah tapi bahagia karena bisa menjadi bagian dari keluarga lionardi, dan bisa memudahkan mereka bekerja sama dengan perusahaan lionardi.
Saat sampai disana calvin mencium punggung tangan bundanya, aku bisa melihat bunda mengeluarkan Air mata, apa dia segitu bahagianya melihat kami menikah.
"Jaga istri kamu perlakukan dia seperti kamu memperlakukan bunda, ingat jangan sampai buat dia menangis"
Saat mendengar ucapan itu aku merasa terharu dan bahagia, aku bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang sebenarnya. Kemudian aku yang mencium punggung tangan bunda,dia langsung memeluku.
"yah ... sekarang kita punya anak cewek"
"iyah bun,cantik lagi"ucap ayah dari calvin sambil mengelus puncak kepalaku dengan lembut, aku hanya tersenyum kearah mereka. Aku rasa keluarga ini penuh dengan kasih sayang, sangat berbeda dengan keluargaku.
***
Aku sudah menggerutu di dalam hati, dengan wajah yang sudah di tekuk, Aku saangat kesal, sebenarnya acara ini kapan selesainya, sudah 4 jam aku berdiri sambil tersenyum kearah para tamu, sejujurnya aku enggan untuk tersenyum tapi mama menyuruhku tersenyum ramah ke para tamu.
Aku sudah melepas sepatu yang tingginya melebihi menara ini, untung saja gaun yang aku pakai sudah menutupi kaki ku jadi tidak keliatan jika aku melepas sepatu ini.
"Kapan sih acaranya selesai"gerutuku dengan wajah yang kesal.
Heran deh katanya acara ini hanya mengundang orang-orang penting saja jadi tidak banyak tamu undangan yang datang, tapi kenapan acaranya ga selesai-selesai sih.
"sabar yah nanti juga selesai ko" jawab calvin dengan lembut, sementara aku hanya menatapnya dengan tajam.
Ekspresiku kembali bahagia saat melihat sahabatku cinta, akhirnya dia datang juga, aku memang sengaja mengundang cinta dia adalah satu-satunya orang yang tau tentang pernikahan ini, sejujurnya aku memang sengaja menyembunyikan pernikahan ini dari Orang-orang di sekolah ku, bisa di keluarin dari sekolah aku kalau sampai mereka tau aku sudah menikah
Aku memang dibolehkan sekolah,bahkan mereka mengharuskan aku untuk bersekolah meskipun aku sudah menikah, lebih tepatnya Calvin dia bilang dia akan tetap menyuruh untuk pergi kesekolah dan dia yang akan bertanggungjawab menggantikan posisi orang tuaku.
"Jihan congratulations on your marriage, gua gak nyangka ternyata orang yang pertama nikah itu elu" Ucap cinta sambil meluk gue
"Mungkin karena gua lebih menarik kali yah" Ucapku dengan candaann tentunya
"Hahahahah masih ajah narsis" Jawab cinta sambil menoyor kepalaku Setelah itu kami tertawa, Cinta langsung terdian saat melihat calvin yang berdiri di sebelahku.
"Han ... Katanya Calon suami elu udah tua dan mukanya mirip pedofil, tapi ko ini ganteng sih berasa nonton drama Korea gua" Kata cinta sambil menatap Calvin dengan tatapan kagum.
Sialan.... Kenapa harus ngomong kaya gitu sih di depan Calvin, dia udah senyum-senyum kesenangan waktu di puji gitu sama cinta
"Heheh kenalkan nama saya Calvin Ferdinand Leonardi, suami dari jihan" Ucap Calvin sambil merangkul pundakku dengan santai, apa-apaan sih nih cowok dipikir aku cewek apaan main pegang-pegang.
"HAH... LEONARDI" Teriak cinta sambil menutup mulutnya saking terkejut mya saat mendengar nama LEONARDI, Ihh apaan sih biasa ajah kali.
"Wah... Elu beruntung banget sih, kalau gua jadi elu gua gaakan pernah menyesal, malah gua merasa menjadi orang paling Beruntung" Kata cinta dengan heboh
"Ishhh apaan sih lu, udah sana turun"usirku, kalau cintaa masih terus disini pasti nanti dia bakal tanya yang macem-macem.
"Sebelum gua turun gua cuma mau bilang, semoga bang Calvin ini tahan sama sikap jihan yang bar-bar ... Hahahah" Setelah mengucapkan itu cinta langsung lari sambil tertawa puas ... Dasar temen gaada ahlak
Aku langsung menatap kearah Calvin
"Tenang aku enggak akan meninggalkan kamu cuma gara-gara masalah itu" Ucapnya sambil tersenyum tak lupa Calvin mengelus puncak Kepala ku dengan Lembut.
Apa benar, aku yakin setelah dia mengetahui hal-hal jelek yang ada di dalam diriku pasti dia akan meninggalkanku atau menjauhi ku, sama halnya seperti mamahku.
Aku takut ... Ini benar-benar menyeramkan, bagaimana bisa aku hidup bersama dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal,Apalagi sekarang setelah acara pernikahan Calvin langsung membawa ku entah kemana.Sedari Tadi aku hanya memandang jalan yang tidak aku kenal, aku benar-benar takut bagaimana jika ternyata Calvin adalah psikopat, biasanya kan psikopat itu orangnya keliatan baik dan soft seperti Calvin ini, aduhh... Kalau bener bisa mati aku.Tapi aku masih bingung sama perjanjian yang di buat bang deril ke Calvin, soalnya sebelum kita pergi bang deril bilang gini.'inget perjanjian yang kita buat'Dan kenapaa juga bang deril tiba-tiba ngebiarin aku buat nikah sama Calvin, biasanya dia kalau sudah memutuskan sesuatu gabisa di ubah lagi, tapi kenapa ini tiba-tiba ..."Ayo keluar" Titah Calvin yang udah membuka pintu mobilnya untuk
Aku membuka mataku saat mendengar suara bising yang berada dari handphone ku, dengan perasaan malas aku mengambil handphone ku yang berada di nakas. Saat di lihat ternyata itu telpon dari cinta, ck dasar pagi-pagi ganggu mulu."Hem" Jawabku dengan suara khas bangun tidur"Jihan elu mau sekolah ga sih?" Aku langsung menjauhkan sedikit handphone dari telingaku saat mendengar suara cempreng cintacinta."Gua tau elu itu pengantin baru, tapi kan kewajiban elu di hari senin itu sekolah,gua tau elu... " Aku langsung memutuskan telponya, bisa sakit telinga aku jika mendengar Cerocosan dari cinta yang ga tau mengarah kemana. emng yah di depan cinta aku gak ada harga-dirinya banget, padahal umurnya masih 18 tahun. Memng gak ada sopan santun nya.Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan pergi ke kamar mandi, namun aku merasa sesuatu menahan ku, saat aku melepas selimut dari tubuh ku,
"Jihan bangun, solat subuh dulu"Ihh apaan sih masih ngantuk juga udah di bangunin ajah.aku masih memejamkan mataku dan pura-pura tidak mendengar ucapan Calvin, biarin ajah deh nanti juga cape sendiri"Jihan ayok solat subuh dulu"Tapi ternyata dugaan ku salah,dia masih terus memanggil namaku sambil menyuruh ku untuk solat subuh.".... ""Kalau kamu gak bangun, aku guyur yah" Aku sudah tidak perduli dengan ancaman dari Calvin, dan terus memejamkan mataku"1... 2...3" saat hitungan ketiga aku segera bangkit dari tidur ku."Nihh aku udah bangun" Jawabku dengan kesal"Yaudah sana ambil whudu setelah itu kita solat subuh berjamaah" TitahnyaAku pun berjalan menuju kamar mandi, saat di dalam kamar mandi aku hanya diam sambil menatap keran air, aku bingung apa yang harus ak
"jihan bangun" cinta sudah menggoyangkan tanganku dengan kasar,membuatku kesal .Dengan terpaksa aku membuka mataku, tapi saat aku membuka mata aku langsung melihat seseorang yang sudah ada di depan wajahku, jarak aku dan dia begitu dekat, awalnya aku hanya memasang ekspresi melongo tapi."assalamuaalaikum"Suaranya membuatku tersadar, aku benar-benar sangat terkejut sampai-sampai kursi yang aku duduki hampir terjatuh ke belakang, untung saja calvin dengan sigap menahan bangku itu."hampir saja" katanya sambil tersenyum kearah ku.Aku gak lagi mimpikan kenapa calvin bisa ada disini,atau mungkin aku masih mimpi kali yah,aku coba mencubit pipi ku."awww..." ini bukan mimpi"berhenti menyakiti diri sendiri" katanya saat melihat ku mencubit pipiku sendiiri, setelah mengucapkan itu calvin kembali berja
Pagi ini aku sudah berada supermarket, sambil menunggu jam yang pas untuk berangkat ke sekolah, Lagi pula aku berangkat terlalu pagi hari ini, jadi aku memilih untuk belanja makannan kesukaanku.aku benar-benar bosan dengan makanan yang ada di rumah, tidak ada eskrim dan cemilan-cemilan seperti yang aku beli sekarang, yang ada hanya buah dan air putih, Calvin terlalu memikirkan tentang kesehatan bahkan aku selalu di larang untuk makan-makanan instan, Apa dia tidak merasa bosan dengan makanan yang dia makan.Kadang-kadang aku suka heran dengan kehidupan Calvin yang terlalu lurus, sampai-sampai membuat nya menjadi laki-laki yang terlihat membosankan.Memang sih di luar Calvin terlihat begitu tampan dan hebat membuat siapah saja terkagum-kagum, tapi di balik itu semuah Calvin memiliki kehidupan yang sangat biasa saja dan membuat nya menjadi laki-laki membosankan.Bagaimana
Siang ini Aku sedang berjalan menuju rooftop, untuk bertemu Zahira, entah kenapa dia tiba-tiba ingin bertemu denganku, apa mungkin dia sedang ada masalah, karena sangat jarang sekali dia meminta ku datang menemuinya."Ada apa?" Tanyaku saat sudah sampai rooftopAku melihat Zahira sedang duduk di pinggir atap sambil tertunduk dan mengayunkan kakinya, posisinya itu loh bikin salah paham, Orang-orang pasti ngiranya Zahira mau bunuh diri."Kenapa sihh?" Tanyaku lagi seraya diduduk di sebelahan nya, dia beralih menatapku."Ka aku cape, kalau mati enak kali yah" Ucapannya dengan senyum sambil menatap ke bawah, tunggu... Jangan bilang Zahira berniat mengakhiri hidupnya di tempat ini"Ngomong apaan sih, jangan sembarangan" Omelku"Aku cape selalu di tuntut untuk selalu belajar,aku juga pengen seperti orang-orang yang hidup Dengan bebas tampa h
Malam ini aku hanya bisa duduk di sofa sambil di temani molli, kucing kesayangan Calvin.Malam ini benar-benar membuatku bosan, harusnya di malam minggu ini anak seusiaku nongkrong dan kumpul bersama teman-teman, bukannya malah duduk di rumah sambil nonton flm kartun kaya gini, ini bukan gaya aku banget.Sesekali aku menatap ruangan yang berada di sebalah kamarku, menunggu Calvin Keluar dari ruangan itu, Dari pulang sekolah Calvin terus berdiam diri di ruangannya, keluar hanya untuk mengajak solat setelah itu dia kembali ke tempat nya lagi.Ishh... Ini sangat menyebalkan, kalau tau begini lebih baik aku Terima saja ajakan Satria tadi, kenapa coba aku harus mikirin tentang Calvin yang belum tentu mikirin aku, buktinya sekarang dia nyuekin aku."Moli kamu bosen ga?" Tanya ku ke moli yang Sedang duduk di sebelah ku"Meongg" Jawabny
Rasanya hari ini begitu bahagia karena Calvin tidak datang ke sekolah, jadi aku tidak perlu lagi mendengar ceramahnya untuk hari ini.Biasanya jika ada Calvin aku terus saja di beri ceramahan, entah itu dari sikap aku cara berpakaian aku atau apapun itu, seperti nya jika aku melakukan sesuatu pasti selalu salah di mata Calvin.Kebiasaan nya yang membuat aku kesal sendiri. apalagi sebelum berangkat Calvin sudah memperingati aku agar tidak telat lagi, dan selalu menyuruhku untuk menghapalalkan bacaan-bacaan solat.Karena Calvin selalu menyuruhku menghapal setiap hari dan selalu mengancamku jika tidak hafal, uang jajanku akan di potong, jadi dengan susah payah aku menghafalkan bacaan solat ini."Elu lagi baca apa sih?" Tanya cinta Sambil mengambil buku yang Sedang aku baca, Aku memang sedang membaca buku tuntunan solat yang di berikan Calvin wak
Pagi ini aku sudah memakai baju gamis berwarna mocca dengan jilbab warna hitam. Seperti yang kalian tau apapun warna bajunya jilbab nya tetap hitam. Karena pagi ini aku akan ikut Calvin ke kantornya jadi aku harus berdandan rapi dan dewasa di depan para karyawan Calvin, aku tidak mau jika nanti aku kelihatan seperti anak kecil. "Sayang" Panggil Calvin yang sudah berdiri di belakang ku. "Bang Calvin aku keliatan kaya anak kecil gak?" Tanyaku sambil mentap tubuh ku di pantulan cermin full body yang berada di kamar ku. "Kamu udah cantik ko, istri aku itu selalu cantik" Jawab Calvin yang masih fokus pada handphone nya. Aku tersenyum mendengarnya meskipun hati aku sedikit kesal karena melihat Calvin yang sibuk sendiri. kemudian setelah itu aku memutarkan tubuh ku menatap wajah Calvin"bang Calvin liat aku dong jangan fokus ke hape terus kesal ku. "Maaf sayang aku lagi ngir
Assalamu'alaikum jangan lupa vote yah. "Kamu serius?" Suara bunda menggema keseluruh ruangan, saat mendengar kabar jika aku hamil. Mata mereka memancarkan kebahagiaan bahkan bunda sudah mengengam tangan ku sambil terus berterima kasih, aku ikut bahagia saat melihat ekspresi mereka. "Jihan ayah sangat bahagia mendengarnya, semoga kamu dan anak yang ada di dalam kandung mu, sehat yah" Ucap ayah seraya mengelus puncak kepala ku. "Amiinn, Jihan juga seneng ngeliat kalian bahagia" "Mama kamu apa sudah di kasih tau?" Tanya bunda. Mama
Saat aku membuka mata langsung melihat Calvin yang sedang menatap ku, melihat itu aku langsung tersenyum."Jihan kamu gapapa kan?, ada yang sakit gak?, kepala kamu masih pusing gak?" tanya Calvin tanpa jeda."Aku gapapa" Jawabku yang masih terbaring lemas di tempat tidur.Tak lama setelah itu, seorang dokter perempuan datang bersama perawatan nya, mereka tersenyum kearah kami berdua. Langsung saja aku meminta Calvin untuk membantu ku duduk."Dokter gimana istri saya? Dia gak apa-apa kan?, gak ada yang perlu di khawatirkan dok?" Tanya Calvin saat dokter itu datang menghampiri ku.Dokter itu kembali tersenyum. "Gimana ibu Jihan keadaan nya sekarang, apa masih terasa pusing?" Tanya dokter itu sambil memeriksa keadaan ku."Aku baik-baik ajak ko, cuma masih ngerasa lemas ajah" Jawabku.Kemudian bu dokt
Zahira pov"Ini dimana??" TanyakuAku bingung saat aku membuka mata, aku sudah berbaring di tempat yang aku gatau ini dimana."Kamu di rumah sakit" Jawab seseorang yang sedang berdiri di samping ku , aku memperhatikan laki-laki yang memakai jas putih. sepertinya dia adalah seorang dokter."Ko aku bisa ada disini?" Tanyaku lagi"Apa kamu tidak mengingat kejadian itu?" Tanya doket ituAku langsung terdiam sambil mengingat apa yang telah terjadi padaku, kejadian apa yang membuatku masuk kerumah sakit.Yang aku ingat saat itu aku pulang sekolah dan setelah sampai di rumah aku langsung di marahi oleh mamahku.Flasback on"Zahira bagaimana bisa nilai kamu turun begini, bukannya kamu sudah janji pada mama akan berusaha untuk memperbaiki nilai kamu"&
one week laterHari yang paling aku takutin akhirnya tiba juga, hari pertama ujian sekolah dan yang paling membuatku tersiksa adalah saat melihat jadwal pelajaran untuk ujian hari ini adalah matematika.Baru denger kata matematika ajah rasanya kepala aku udh pusing, apalagi kalau liat soalnya yang ada nanti aku pinsan lagi,Sebenarnya aku itu udah belajar cuma untuk pelajaran yang satu ini aku nyerah deh.'Anak mama yang paling mama sayang, tolong kerja samanya yah, bantuin mama kamu kerjain soal mati-matika ini' ucapku sambil mengelus perutku.Oh yah ngomong-ngomong soal anak, aku belum kasih tau siapaun termasuk Calvin, aku masih menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan ini semua. Lagi pula aku tidak mau mengganggu Calvin nantinya.Dan aku juga sudah periksa ke dokter, dia bilang kandung ku sudah masuk 1 bulan. Meskipun aku bahagia saat mengetahui kal
Hari ini aku sendang sibuk menempelkan kertas dinding rumahku dan kamar, kertas ini berisi tentang rangkuman pelajaran yang sengaja aku tulis.Sebenernya aku udah mencoba membaca dan memahami setiap pelajaran, namun sepertinya otaku tidak ada niatan untuk mengerti pelajaran ini.Aku sudah mencoba berbagai cara agar bisa mengerti tentang pelajaran yang aku pelajari, mulai dari menghafal setiap kalimat, hapal sih hapal namun saat hari berganti semuah hapalan yang aku hapalkan ikut hilang entah kemana.Sampai akhir aku memutuskan untuk menempelkan kertas yang berisi pelajaran, aku menempelkan kertas ini mulai dari ruang makan, ruang keluarga, Perpustakaan, dan kamar ku, bahkan rumahku sudah di penuhi dengan kertas² ini.Karena 1 minggu lagi kami akan menghadapi ujian jadi aku harus lebih kerja keras lagi, namun saat aku sedang fokus pada pelajaran tiba-tiba saja aku mendenga
Aku terus memperhatikan diriku di depan cermin, aku memperhatikan perubahan yang terjadi pada diriku hari ini, aku memang sudah yakin memutuskan untuk berjilbab dan berpakaian sesuai ketentuan islam.dan aku juga memutuskan untuk mengganti baju-bajuku yang dulu, menjadi baju-bajuku yang sekarang, baju yang lebih tertutup dan sangat jauh berbeda dari baju yang aku pakai sebelumnya.Sebenarnya aku belum bercerita apapun dengan Calvin tentang keputusan aku ini, meskipun aku tau pasti Calvin akan bahagia melihat perubahan aku ini, tapi saat melihat Calvin sibuk dengan pekerjaan aku merasa ragu untuk membicarakan ini aku takut akan menggangu waktu Calvin.Dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak memberitahu apa-apa pada Calvin, biar saja dia akan mengetahui dengan sendirinya."Jihan... Ayoo ini udah siang loh, nanti telat" Teriak Calvin dari balik pintu kamar mandiMendengar teriakan
Haruskah aku berhijab?, haruskah aku merubah diriku sepenuhnya?, apa mungkin aku bisa?,Itu adalah pertanyaan yang aku tanyanyakan pada diriku sendiri, semenjak kejadian kemarin aku terus memikirkan tentang Itu.Aku memang sudah berniat untuk berhijab, dan merubah cara berpakaian ku namun ... Aku masih belum siap, dan aku merasa masih belum pantas untuk berpakaian seperti itu.Aku menoleh kearah ruang kerja Calvin, seperti nya hari ini Calvin sedang sibuk buktinya dia sama sekali tidak keluar dari ruangan itu, aku rasa Calvin pasti tidak menyadari kalau sedari tadi aku sedang menunggunya.Padahal hari ini aku ingin mengajak Calvin jalan, bahkan aku sudah membuat rencana yang akan kita lakukan di hari minggu ini tapi nyatanya itu di luar ekspetasiku, semuah rencana yang sudah aku atur sebaik mungkin gagal karena Calvin sudah masuk ke ruang kerjanya .Aku memang sengaja men
"Sat apaan sih lu, dari tadi ngikutin gua ajah terus" Kesalku Pasalnya sejak pagi tadi satria terus mengikutiku kemanapun aku pergi, saat aku menyuruhnya untuk pergi satria terus menolak, dan yang lebih anehnya dia seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi selalu tertahan. Aku sampai bingung melihat tingkah satria, dan sekarang dia sudah duduk di sebelahku tampa mengucapkan apa-apa, sampai-sampai aku risi melihat tingakhnya yang begitu aneh. "Jihan gua mau ngomong sama elu serius" Katanya. "Yaudah cepet ngomong" Jawabku dengan malas Aku sangat malas jika harus menganggappi ucapan satria, bukan apa-apa hanya saja ini sudah ke 20 kalinya satria mengucapkan kalimat itu dan yang membuat aku kesal kalimat yang dia ucapkan selalu menggantung. "Jihan sebenarnya gua.. Emm... Gua... " Tuh kan apa aku bilang, ucapannya selal