Share

Bab 22

Penulis: Ema Ahman
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-14 21:55:18

"Wow! Apa aku tidak salah dengar? Itu tadi benar-benar suara Mas Teguh kan? Laki-laki sialan itu benar-benar…"

Sophia tidak melanjutkan kata-katanya melihat ekspresi Anggraini yang datar. Sahabatnya itu pasti sangat terpukul saat ini.

Anggraini tidak bereaksi. Wanita itu malah mengambil ponselnya dan menghubungi Teguh dengan panggilan vidio. Padahal sudah jelas-jelas pria itu tidak akan mengangkatnya karena saat ini ia sedang berada dengan istri simpanannya.

Benar saja sampai Anggraini menelepon untuk beberapa kali dial tetap saja panggilan itu tidak diangkat oleh Teguh.

Anggraini terpaku lagi sejenak. Ia mendengus. Sementara Sophia mengusap punggungnya lembut, tahu kalau sohibnya itu sedang dilanda amarah besar setelah shock dengan drama rumah tangga harmonis yang mereka saksikan tadi dengan cara menguping.

"Aku butuh beberapa perabotan rumah tangga di sini, Phi. Sesekali aku akan menginap, makan dan tidur di sini," kata Anggraini.

Anggraini sepertinya sudah tidak tertarik lagi untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 23

    "Sayang, entar malam aja VC-nya. Mas saja cuma permisi sebentar sama bos karena mau kabarin kamu ini. Entar kalau Mas nggak nyempatin telepon kamu, kamu ngambek lagi. Mana kemarin sampai Mas pergi kamu nggak mau bukain pintu kamar. Tas Mas aja dilempar ke luar kamar dengan kejamnya. Ish, ish … tega banget pokoknya," kata Teguh beralasan.Anggraini terdiam mendengar semua kebohongan itu. Ya, ya, ya baiklah. Berbohonglah selagi kau bisa. Karena nanti kalau sudah tanggal mainnya, aku tidak akan yakinin lagi kalau kau bahkan masih sanggup untuk bicara, batin Anggraini."Nah, tuh kan? Bos sudah melambai-lambai ke Mas, suruh balik ke sini. Padahal bru ditinggal tiga menit," lanjut Teguh lagi seolah mengeluh.Yang kau maksud bos melambai-lambai itu apakah istri simpananmu itu?Anggraini menghela napas dalam-dalam. Sabar. Ada saatnya kamu akan mendapat balasan untuk setiap part kebohongan yang kamu ciptakan, Mas, batin Anggraini lagi."Ya sudah, entar aja kalau Mas sempat. Ya sudah, baik-bai

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 24

    Sudah tiga hari Anggraini berada di Bandung. Ia memutuskan untuk berada di kota ini dulu sampai setidaknya hari Jum'at. arulah kemudian ia kembali ke Jakarta karena khawatir di hari itu Teguh akan pulang ke rumah. Selain untuk kepengurusan surat-surat rumah, Anggraini berpikir lebih hemat biaya dan energi jika ia berada di Bandung di hari-hari kerjanya sebagai instruktur zumba daripada harus mondar-mandir pulang pergi setiap hari. Selama beberapa hari ini pula Anggraini hanya bisa memantau Merry dari kejauhan. Ia sama sekali belum punya kesempatan untuk mendekati wanita itu. Dan belum punya keberanian untuk melakukan pendekatan secara langsung. Anggraini pastinya harus berhati-hati dalam bertindak, jangan sampai hanya karena dia tidak sabaran malah mengundang kecurigaan Merry yang berujung semua yang direncanakannya menjadi gagal total.Namun pernah beberapa kali mereka berpapasan, tetapi syukurnya saja Merry tidak terlihat kaget saat melihatnya. Entah wanita itu tahu tentang stat

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 25

    "Mbak Anggre nggak ada di rumah? Kemana, Bik?" tanya Riani.Saat ini ia sedang berada di rumah milik kakak dan kakak iparnya itu."Emmm … " Bik Asih terlihat berpikir keras menjawab pertanyaan adik ipar majikannya itu. Hal itu tentu saja membuat Riani heran karenanya. Seperti ada yang aneh."Aku beberapa hari ini sering lewat sini loh, tapi nggak ada mobilnya Mbak Anggre. Kemana ya? Masa sibuk terus?""Bibik nggak tau Mbak. Mungkin lagi pergi cari bahan atau cari inspirasi buat konten-kontennya kali, Mbak?" Bik Asih mencari alasan yang paling masuk akal.Riani berdecak."Masa sih? Perasaan Mbak Anggre udah lama nggak update konten-kontennya. Di Instagram nggak ada, Tiktok, FB, YouTube juga ngga ada kayaknya, Bik. Apa Mbak Anggre punya kegiatan lain apa ya?" tanya Riani seolah pada dirinya sendiri."Wah, saya kurang tahu tuh, Mbak. Coba Mbak Riani tanya ke Ibu saja nanti, atau telepon saja kalau pengen tahu ibu lagi dimana," saran Bik Asih.Lebih tepatnya asisten rumah tangga itu ing

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 26

    Anggraini dan Riani saling tatap sejenak. Anggraini terlihat serius sementara Riani sebaliknya raut wajahnya tak dapat dipungkiri gugup. Bola matanya liar menyapu sekeliling seakan di sekitar situ dapat ia temukan jawabannya. Persekian detik akhirnya Riani mendapat ide untuk tertawa."Ah hahaha, Mbak Anggre bercanda ya? Mana mungkin ada hal seperti itu. Mama nggak mungkin kali Mbak menyuruh Mas Teguh khianati Mbak Anggre meskipun ya, Mama kepengen banget punya cucu. Nggak mungkin banget itu. Mbak Anggre ada-ada aja," kekeh Riani.Meski Riani tertawa, namun tetap saja Anggraini tak mengubah ekspresip seriusnya. Wanita itu hanya tersenyum tipis dan mengangguk-angguk kecil."Hmm … gitu ya? Syukur deh kalau gitu. Soalnya akhir-akhir ini Mbak tiba-tiba sering kepikiran gitu soalnya," kata Anggraini."Nggaklah. Nggak mungkin itu mah!" kata Riani masih tertawa seolah-olah itu lucu dan tak masuk akal.Selang beberapa lama Riani berusaha mengalihkan pembicaraan lagi."Sudah sih Mbak, nggak us

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-18
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 27

    "Hai!!" Anggraini yang baru saja selesai berganti pakaian melihat dengan bingung dua orang yang berada sekitar 10 meter di depannya. Seorang dia antara pria seperti sedang melambai ke arahnya. Anggraini menoleh ke belakang dan ke samping kanan kiri untuk melihat siapa tahu ada orang lain selain dirinya di sekitar situ. Namun tampaknya, tak ada orang lain selain dirinya yang berkemungkinan di panggil oleh orang itu."Tari! Sini!" Nah ternyata memang benar. Lelaki itu memanggilnya dengan nama panggilan yang dia pakai di gymnasium ini. Anggraini mengerutkan keningnya. Siapa ya kira-kira. Sepertinya dia tidak mengenal pria itu. Untuk memastikan sekali lagi bahwa dia adalah orang yang dimaksud, Anggraini kemudian menunjuk kepada dirinya sendiri dengan mimik wajah bertanya."Iya, kamu! Siniiii!!" seru pria itu lagi.Anggraini berjalan mendekat. Entah apa tujuan pria itu memanggilnya, tetapi selama niatnya tidak macam-macam, dan lagi pula ini di tempat umum, Anggraini pikir tidak ada ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 28

    Anggraini masih tak percaya dengan apa yang didengarnya dari orang yang bahkan dia tidak kenal ini.What the f…?Sementara itu Bertrand juga tak menyangka kalau sohibnya itu akan berkata seperti itu."Hei, Man! Apa maksudmu? Bercandamu agak keterlaluan!" tegur Bertrand sambil menyikut perut sahabatnya itu.Asyif tak berkata-kata lagi melainkan mengulas senyum yang menurut Anggraini sangat menyebalkan."Maaf, kenapa anda berkata seperti itu? Apakah kita saling mengenal sebelumnya? Baiklah, anda mungkin mengenal saya tapi saya sangat yakin kalau anda hanya mengenal saya cuma sebatas kenal sehingga anda memberikan penilaian yang begitu buruk kepada saya. Apa kata anda tadi? Kerja saya saat kuliah hanya pacaran dan membuat malu mahasiswa Indonesia?" serang Anggraini tak terima.Asyif tertawa kecil melihat reaksi tersinggung Anggraini."Mungkin benar nilai saya kedua terendah saat kelulusan tapi cara anda menjudge saya dengan mengatakan saya hanya berpacaran dan membuat malu mahasiswa Indo

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 29

    "Gerakan yanog beresiko pada kehamilan …" gumam Anggraini.Ia mengetik kata-kata yang baru saja diucapkannya itu pada keyboard laptopnya dan menekan 'Enter'. Lalu aplikasi Google pun dengan pintarnya mencarikan hasil dari kata kunci yang diketiknya itu."Olahraga kardio berat, gym …" Anggraini membaca beberapa hasil pencariannya sambil geleng-geleng kepala. Saat ini ia sedang merencanakan sesuatu yang jahat pada istri muda suaminya itu. Sesuatu yang membuat wanita keguguran dan kalau bisa berdampak wanita itu tak bisa lagi hamil setelahnya.Namun setelah membaca beberapa artikel, tak ada gerakan senam yang beresiko untuk ibu hamil yang bisa ia selipkan di sesi senam yang akan ia instruksikan untuk hari senin.Anggraini lagi-lagi geleng-geleng kepala. Ini agak sedikit sulit. Ia yang telah menjadi instruktur kelas hamil tidak mungkin sekonyong-konyong memasukkan olahraga kardio pada gerakan senamnya. Akan terasa janggal juga jika ia membawa peserta senamnya untuk nge-gym di ftness cent

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 30

    Hari ini adalah hari yang dijadwalkan oleh Anggraini untuk memulai menjalankan rencananya terhadap suaminya dan Merry. Hal yang paling utama adalah memenuhi rumah yang baru saja dibelinya dengan perabotan rumah dan beberapa alat studio.Di saat ia sedang menurunkan barang-barang itu, seseorang yang diharapkannya memanggil nama panggilannya ketika sedang berada di gymnasium."Sis! Sis Tari!"Anggraini menyunggingkan senyum tipis sebelum menoleh."Hei, Bun?" sahut Anggraini seolah terkejut ketika melihat keberadaan Merry di sana. "Bunda Merry?" Anggraini mengulangi pertanyaannya seakan ingin meyakinkan diri sendiri bahwa dia tidak salah orang.Merry kali ini benar-benar keluar dari pagar mendatangi Anggraini."Sis Tari pindah ke sini?" tanya Merry bingung.Anggraini memasang ekspresi tak kalah bingung."Iya, Bun. Bunda tinggal di sini?" tanyanya sambil melihat Merry dari ujung kaki hingga ke ujung rambut.Merry mengangguk. "Mau bikin sanggar senam di sini, Sist?" tanyanya sambil menun

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23

Bab terbaru

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 160

    Dinda menangis keras saat Puspa meraihnya. Entah karena anak berusia satu tahun itu baru bangun atau memang karena dia takut pada sosok Puspa yang tidak familiar, Dinda terkejut saat dirinya langsung ditangkap oleh seorang nenek-nenek yang tidak dia kenal sebelumnya.“Cup! Cup! Jangan menangis, nenek akan membawamu dari sini, Ok? Tenang, tenang jangan menangis!” Puspa berusaha membujuk Dinda yang kini telah berada dalam gendongannya.Melihat putrinya sangat ketakutan, Anggraini merebut paksa Dinda dari Puspa. “Tolong pergi dari sini. Kau membuatnya takut,” desis Anggraini mencoba menahan sabar.“Kau jangan keterlaluan dan bersikap seolah-olah kau adalah ibu kandungnya. Kau tidak punya hak! Aku adalah nenek kandungnya. Dan aku ingin membawanya, aku ingin menjemput cucuku sekarang!”“Anda yang jangan keterlaluan! Ngomong-ngomong soal hak, anda yang tidak punya hak apa-apa terhadap mereka. Aku mengantongi ijin dari pemerintah untuk merawat mereka,” kata Anggraini.“Hah! Izin dari pemeri

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 159

    Perempuan tua itu menerobos masuk tanpa menghiraukan Anggraini yang berdiri di pagar.“Mama! Tunggu dulu!”Anggraini berusaha mencegah mantan mertuanya itu untuk masuk ke rumahnya. Sebenarnya dia sendiripun sudah enggan menyebut perempuan itu dengan panggilan Mama, namun untuk saat ini ia tidak punya waktu untuk memanggilnya dengan sebutan lain“Jangan halangi aku! Aku akan membawa dia dari sini!”Rupanya keributan di luar membuat Shakila yang sudah masuk ke dalam rumah kembali keluar untuk melihat apa yang terjadi. Demikian pula baby sitternya Dinda menyusul Shakila untuk melihat apa yang terjadi.“Di mana dia? Di mana cucuku!” teriaknya.Anggraini berjalan cepat dan menghalangi Puspa untuk masuk ke dalam rumahnya. Ia membentangkan tangannya lebar-lebar.“Stop! Cukup sampai di situ ya. Tolong bersopan santunlah saat hendak masuk ke rumah orang lain. Aku sangat menghormati tamu, tapi kalau sikap Mama seperti ini aku tidak akan segan-segan mengusir Mama dari rumah ini!” ancam Anggrain

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 158

    “Kita sudah sampai!!!” seru Asyif yang baru saja mematikan mesin mobil.Shakila segera membukakan pintu mobil dengan lihai, pertanda dia telah biasa melakukannya. Terlihat gadis kecil itu begitu senang telah dibawa jalan-jalan oleh ayah bundanya.“Dih, main tinggal aja. Memang ayah nggak disayang dulu apa?” cibir Asyif pura-pura kecewa saat Shakila hendak langsung keluar.“Oh iya, lupa!” Shakila menepuk jidatnya dan langsung berbalik badan.Cup!! Ia segera mencium pipi Asyif.“Terima kasih jalan-jalannya, Ayah!” ucapnya.“Dan mainannya juga!” celutuk Anggraini mengingatkan Shakila agar tidak lupa mengucapkan terimakasih juga atas belanjaan mainan Anggraini yang seabrek.“Oh, iya! Lupa lagi. Terimakasih mainannya juga, Ayah!” ucapnya.Asyif mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengelus kepala anak itu.“Ya, nanti ajak adek main juga ya!” kata Asyif.“Hu’ uh!” jawab Shakila mengiyakan.Anak perempuan itu segera turun dari mobil setelah membawa beberapa mainan yang bisa dia bawa terlebi

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 157

    “Kila, pulang yuk!” ajak Anggraini dengan nada sebal.Bagaimana dia tidak sebal, sedari tadi dia hanya mengikuti kedua orang itu keliling-keliling di Mall sekaligus menjadi tukang angkut barang-barang belanjaan Shakila yang sengaja dibelikan Asyif untuknya. Sementara kedua orang, bapak dan anak itu berjalan di depannya sambil tertawa cekikikan. Bukankah itu harusnya terbalik? Harusnya dia yang menuntun Shakila dan Asyif yang membawakan barang-barang belanjaan mereka. Dasar, sungguh tidak gentleman! gerutu Anggraini“Pulang? Yang benar aje, rugi dong!” sahut Asyif membuat Anggraini semakin lebih sebal lagi.“Nanti, Bun. Kita kan belum makan. Belum makan ice cream juga. Benar kan, Yah?” kata Shakila pada Asyif meminta dukungan dari Asyif.“Benar tuh. Bundamu tuh nggak tau. Lagian buat apa sih cepat-cepat pulang? Sudahlah, nikmati aja dulu. Lagian nggak tiap hari kan kita jalan-jalan begini?”Anggraini mendengus.“Bukannya apa-apa, ih. Dinda di rumah takutnya rewel gimana?” “Ada si Mba

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 156

    “Kila, ada Bunda yang jemput tuh!”Shakila yang tengah bermain perosotan di halaman sekolah langsung menoleh ke arah gurunya, lalu melihat lagi ke arah yang ditunjuk ibu guru tersebut.Tak jauh dari sana ada Anggraini yang melambaikan tangan sambil berjalan ke arah mereka.“Bundaaaaa!!!” panggil bocah itu sambil buru-buru berlari ke arah Anggraini.Begitu sampai di dekat Anggraini, Shakila pun lantas menghambur ke pelukan Anggraini dan yang segera dibalas peluk pula oleh Anggraini.“Lama nunggu Bunda nggak?” tanya Anggraini.“Nggak kok. Kila baru aja pulang, kata Bu Guru, Kila main aja dulu sambil tungguin Bunda,” jawab gadis kecil itu.Anggraini tersenyum. Satu tahun lebih dia telah mengasuh anak itu beserta adiknya. Sudah banyak perubahan yang terjadi termasuk pada tumbuh kembang mereka. Shakila sudah tidak lagi bicara cadel seperti dulu. Gadis kecil itu juga sudah tumbuh menjadi anak yang lebih ceria meninggalkan tampilan imutnya di tahun-tahun sebelumnya.Anggraini membungkukkan s

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 155

    Anggraini bengong sesaat dengan secarik kertas berwarna putih di tangannya. “Kamu nggak apa-apa?” tanya Asyif.Pria ini entah bagaimana menyediakan diri untuk membantu Anggraini dan menemaninya dalam kepengurusan masalah Dinda yang sudah berlangsung selama beberapa hari itu. Kebetulan juga Sophia tidak bisa menemaninya hari ini.Anggraini menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya dia mengangguk. Hari ini dia pergi ke kantor catatan sipil untuk mencetak ulang kartu keluarganya sebagai syarat agar dia bisa membawa pulang kembali Dinda. Sebelum staf itu memberikan padanya Kartu Keluarga itu, setitik keinginan di hati Anggraini berharap bahwa Kartu Keluarga yang dia inginkan itu tidak mencetak nama Merry di sana. Walaupun sebelumnya dia sendiri sudah pernah ke sini untuk menanyakannya langsung. Dan ternyata benar, bahwa di Kartu Keluarga itu terpampang dengan nyata nama Merry dan putrinya. Dan sekarang Anggraini benar-benar memegang Kartu Keluarga itu dalam bentuk fisik.“Kartu keluarg

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 154

    Sophia yang baru saja memesan makanan siap saji, saat membalikkan badannya heran karena tidak melihat Anggraini di meja yang tadi mereka telah pilih. Namun kemudian kebingungannya berubah menjadi keterkejutan saat melihat Anggraini ada di depan outlet sedang bertengkar dengan seseorang yang dia tidak kenal.“Itu anak saya, berikan dia pada saya!!” teriak perempuan itu dengan kencang sehingga pertengkaran mereka menarik perhatian banyak mata.Anggraini mengelak saat perempuan itu ingin mengambil kembali bayi yang berada dalam gendongannya.“Ini Dinda. Katakan, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu siapanya dia? Mana Ibu Septi?” tanya Anggraini menyebutkan nama ibunya Merry.“Ape hal kau kata ni? Aku tak paham apa cakap kau tu. Kalau tak bagi anak aku sekarang juga, aku akan report kau ke polis!” ancamnya.Anggraini geleng-geleng kepala.“Sana laporkan saja! Aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku sudah mendengar apa yang kamu katakan di telepon. Kamu mau bawa dia ke negaramu, tapi kamu ti

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 153

    “Jadi kamu yakin nggak mau balik lagi ke Jakarta?” tanya Sophia saat mereka sedang makan siang di kediaman orang tua Sophia di Jakarta.Anggraini mengangguk.“Ya, aku mau menetap di Bandung aja deh kayaknya. Soalnya kerjaanku juga di sana kan? Di sini juga aku kayak yang bingung mau ngapain,” kata Anggraini.Anggraini mengangguk.“Iya sih. Kalau di Jakarta membuat kamu nggak nyaman, sebaiknya ditinggalin aja. Tapi kalau aku boleh kasih saran meski kamu tinggal di Bandung, kamu nggak usah tinggal di rumah itu lagi. Jual aja tuh rumah. Pasti kamu juga nggak pengen teringat terus tentang mereka kan? Sudahlah, buka lembaran baru saja. Kalau kamu setuju, entar aku bantu jualkan rumah itu,” kata Sophia menjelaskan.Anggraini mengangguk.“Iya makanya itu aku lebih pilih ngontrak dulu sebelum aku dapat rumah baru. Entar kalau rumahnya laku dijual aku cari rumah lain aja,” jawab Anggraini terhadap saran sahabatnya itu.“Nah gitu donk! Jadi habis makan kita jadi ke pengadilan agama nih?” “Beso

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 152

    Kedatangan mereka disambut dengan baik oleh keluarga Merry. Bahkan begitu mereka keluar dari dalam mobil, nenek Shakila yang juga merupakan ibu dari Merry itu langsung menyambut cucu-cucunya. “Kila, kamu sudah besar, Nak? Peluk nenek!” pinta wanita itu. Shakila mundur beberapa langkah dan kini bersembunyi di belakang tubuh Anggraini. Wanita itu menatap Anggraini. Tersungging seulas senyum di bibirnya. Entahlah, sekilas Anggraini merasa kalau senyum itu berbeda, menimbulkan kesan sinis. “Maaf, kamu istri pertamanya Teguh?” tanya wanita itu. Anggraini membenarkan meski dalam hati ia cukup terkejut mengetahui bahwa perempuan itu mengetahui bahwa dia adalah istri tua dari Teguh. “Iya, benar. Kenapa ibu tahu?” tanya Anggraini dengan nada sedikit tidak suka. Bagaimana tidak? Anggraini heran dengan kenyataan bahwa ibu ini seperti perempuan tidak tahu malu yang telah menikahkan putrinya pada suami orang lain. Bahkan Anggraini bisa melihat foto figura besar di ruang tamu rumah it

DMCA.com Protection Status