Share

Bab 3

Malam harinya, Alisia mengetuk pintu kamarku sambil memegang bantal. Dia bertanya, apa dia boleh tidur bersamaku.

Saat mengendongnya ke atas ranjang, aku merasa tubuhnya gemetar.

"Ada apa?"

Alisia membuka sedikit celah dari selimutnya dan berkata, "Aku nonton film yang kamu sebut barusan. Aku agak takut."

Aku tertegun sejenak. Saat menyadari apa yang terjadi, aku langsung tertawa terbahak-bahak.

Alisia menarik selimut menutupi wajahnya.

"Jangan tertawa, Bu."

Sejak hari itu, dia sering memanggilku 'ibu'.

Tidak terasa, kini sudah waktunya Alisia masuk bangku Sekolah Dasar.

Hari itu, aku menerima telepon dari guru, yang mengatakan Alisia sedang berkelahi dengan orang lain.

Dalam perjalanan ke sekolah, aku memikirkan banyak kemungkinan, tetapi aku masih belum menemukan jawabannya.

Alisia merupakan anak yang sangat dewasa, bahkan sebelum waktunya. Apalagi, kemampuannya dalam mengendalikan emosi sudah melampaui usianya.

Setelah tinggal bersamanya, hanya kejadian film horor yang membuatnya emosinya tidak stabil. Di lain waktu, dia selalu terlihat kalem. Bagaimana dia bisa mendadak berkelahi dengan orang lain?

Sesampainya di kelas, guru sudah memisahkan kedua anak tersebut.

Guru menjelaskan kejadian itu secara singkat kepadaku. Seorang murid pindahan secara tidak sengaja melihat layar kunci di jam tangan Alisia dan bersikeras mengatakan orang di layar jam Alisia adalah ibunya.

Lantaran kalah berdebat, murid pindahan ingin mengambil jam tangan Alisia. Terakhir, mereka malah jadi berkelahi.

Begitu melihatku datang, Alisia berhenti menulis, lalu mengemasi tas sekolahnya dan berjalan ke arahku.

Saat melihat Alisia baik-baik saja dan suasana hatinya stabil, aku baru menghela napas lega.

Tepat di saat ini, sesosok tubuh melompat ke arahku dan terus memanggilku 'Ibu'.

Jarang sekali, Alisia mengerutkan kening. Dia langsung menarik kerah murid itu.

"Cih. Ingusmu sudah mengotori rok ibuku."

Saat inilah, aku baru melihat wajah anak laki-laki yang barusan memanggilku 'ibu'. Meski gigi depannya tanggal dan badannya bertambah tinggi, aku masih mengenalinya. Dia adalah putra sulungku, Deon.

Saat ini, dia menunjuk ke arahku. Matanya membelalak, tetapi wajahnya begitu tegas.

"Dia ibuku. Kembalikan ibuku!"

"Dia bukan ibumu." Alisia tidak mau kalah. "Ibuku suka makan mi instan sambil nonton film horor. Dia bukan orang yang sama dengan ibumu."

Deon menatapku dengan tampang sedih. Dia memegang jari telunjukku.

"Ibu paling suka makan sayur. Dia juga nggak pernah nonton film horor. Benar, 'kan?"

Aku melepaskan tangan Deon, kemudian menggantungkan tali tas sekolah di bahu Alisia dan mencium pipinya.

"Sayang, bisakah kamu pulang sendiri hari ini?"

Alisia mengangguk. Dia mengayunkan tas sekolahnya dan berjalan pergi.

Begitu menyaksikan aku yang mengantar Alisia, cahaya di mata Deon mulai meredup sedikit demi sedikit.

Namun, saat melihat mataku tertuju padanya, dia masih berusaha sekuat tenaga untuk memperlihatkan senyuman ceria dan terlihat cuek.

"Bu, kapan kita pulang ke rumah?"

Deon bermulut keras. Sifatnya yang satu ini sama persis dengan Lionel.

"Ayahmu mana?"

Deon menundukkan kepalanya dan menatap ujung sepatunya.

"Aku ingin bersama dengan Ibu."

Saat ini, guru masuk dengan membawa ponsel.

"Tuan Lionel telah tiba. Bagaimana kalau kedua orang tua bertemu lebih dulu?"

Jantungku tiba-tiba berdegup kencang.

Deon dibawa oleh gurunya. Dia terus menoleh ke belakang untuk melihatku.

Aku duduk di kursi barisan pertama. Tiba-tiba aku tergerak untuk berbicara.

"Kamu tahu kenapa aku makan banyak sayur saat di rumah dulu?"

Deon menoleh. Dia tampak kebingungan.

"Itu karena kamu nggak mau makan sesuap pun. Aku khawatir gizimu nggak seimbang, jadi aku harus menemanimu makan. Aku harus makan sepuluh suap dulu, barulah kamu mau makan sesuap."

"Itu sebabnya, kamu bisa mengira aku suka makan sayur."

"Sebenarnya, aku sangat suka nonton film horor, tapi kamu dan ayahmu nggak suka. Jadi, aku hanya bisa menemani kalian nonton film lainnya."

Mata Deon sedikit memerah, tetapi dia masih menahan air matanya.

"Bu, mulai sekarang, aku akan makan sayur. Aku juga akan nonton film horor bersamamu, ya?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status