Share

Anakku Jadi Saksi Perselingkuhan Suamiku sama Sahabatku
Anakku Jadi Saksi Perselingkuhan Suamiku sama Sahabatku
Author: Pramidita

Bab 1

Di malam perayaan pernikahanku yang kelima dengan Lionel, dia meniduri sahabatku, Regina, di ranjang kami.

Terdengar suara anak-anak melalui kamera.

"Tante Regina, aku akan menjaga pintu. Aku nggak akan membiarkan ibuku masuk!"

Regina menghadiahi Lionel sebuah ciuman. "Putramu pintar. Kamu nggak pertimbangkan untuk punya anak lagi dengan Ivana?"

Lionel menutupi wajahnya dengan bantal.

Dia berkata, "Aku mual melihat bekas luka di perutnya."

...

Di hari perceraianku dengan Lionel, hujan hampir turun saat kami berdua berjalan keluar dari kantor sipil.

"Ivana." Lionel membuka pintu mobil untukku. "Aku antar kamu pulang."

Sebelum aku menjawab, putraku, Deon, telah mengeluarkan ponsel dan jam tanganku melalui jendela belakang.

"Ayah, Tante Regina bilang dia akan buatkan iga asam manis buatku malam ini. Dia sudah beli bahan makanan dan menunggu di rumah kita."

Lionel memandang Deon. Kemudian, mengerutkan kening. "Masuklah ke dalam."

Deon memutar bola matanya ke arahku. Dia masuk ke dalam mobil dengan wajah cemberut.

"Nggak perlu," jawabku singkat. "Jangan sampai waktu makan kalian tertunda."

Lionel menunduk dan bergumam sendiri, "Kamu bisa pergi ke restoran hot pot favoritmu malam ini."

"Lionel." Aku mengingatkan dengan lembut. "Kita sudah bercerai."

Dia mengangkat kepalanya. Matanya memerah sejenak, lalu dengan cepat menenangkan suasana hatinya dengan berpura-pura kuat.

"Ya, tapi kita juga berpisah baik-baik. Lagi pula, sudah lama kita sekeluarga nggak ...."

Aku menyelanya, "Toko itu sudah tutup dua bulan yang lalu. Aku sudah pernah bilang sama kamu."

Lionel dan aku suka makan di toko itu sejak kami masih kuliah. Bisa dikatakan, toko itu juga termasuk toko lama di daerah ini.

Bulan lalu, bosnya telah membuat unggahan di Instagram dan mengumumkan dia akan menjual toko ini.

Aku sudah beri tahu Lionel dua kali, tetapi dia tidak punya waktu.

Di saat dia punya waktu, toko sudah tutup. Tanpa sadar, hubungan kami selama sembilan tahun juga akan kandas begitu saja.

Aku berkata, "Lionel, jalani hidup baik-baik dengan Deon. Aku nggak akan ganggu kalian lagi."

Selesai mengatakan itu, aku menghentikan sebuah taksi. Kemudian, meninggalkan Kota Brumen dengan menenteng sedikit barang bawaan dan luka di sekujur tubuhku, tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.

Aku mengetahui Lionel berselingkuh di saat pulang dari reuni kelas.

Lucunya, selingkuhannya bukanlah orang lain, melainkan teman sekamarku sewaktu kuliah dulu, Regina.

Sesampainya di rumah, mereka berdua sudah selesai.

Lionel sedang mandi di kamar mandi. Sementara, Regina tengah bermain Lego dengan putraku.

Saat bagian terakhir dari kapal bajak laut berhasil dipasang, putraku, Deon, langsung mengecup wajah Regina dan menari dengan gembira.

"Tante Regina hebat sekali. Aku paling suka sama Tante Regina!"

Regina tersenyum puas dan ingin memeluk Deon. Namun saat melihatku pulang, lengannya yang terulur langsung membeku di tempat.

"Ivana?" Senyumnya agak dipaksakan. "Bukankah kamu bilang nggak pulang malam ini?"

Aku berbalik, meletakkan tasku, kemudian menarik napas dalam-dalam.

"Awalnya aku masih ingin bermain satu hari lagi, tapi aku masih khawatir sama Deon. Jadi, aku memutuskan untuk pulang."

Benar. Aku khawatir Lionel tidak bisa merawat putranya sendirian, jadi aku meminta Regina datang untuk membantu.

Terakhir, Regina malah tertangkap kamera sedang tidur dengan suamiku. Bahkan, putraku juga membantu mereka berjaga di depan pintu.

Saat ini, Lionel telah selesai mandi. Rambutnya yang basah dibiarkan jatuh di depan dahinya. Tetesan air yang belum kering mengalir di punggungnya dan membasahi handuk mandinya.

Saat melihatku, dia tertegun. Kemudian, mengambil gelas air di atas meja.

"Sudah pulang? Bagaimana acaranya? Menyenangkan?"

Aku tidak menunjukkan betapa tidak pantasnya dia berpakaian seperti itu, apalagi di rumah masih ada sahabatku. Aku hanya menjawab dengan datar, "Lumayan."

Regina buru-buru bangkit. Mungkin karena terlalu panik, dia tidak sengaja menendang tong sampah. Alhasil, beberapa kondom bekas berceceran di lantai.

Wajahnya memucat. Dia buru-buru berjongkok dan memungut sampah itu di tangannya.

"Ivana, karena kamu sudah kembali, aku pamit dulu. Aku bantu kamu buangkan sampah."

Sebelum aku berbicara, Deon sudah memeluk Regina.

"Tante Regina, jangan pergi. Aku masih ingin bermain denganmu."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status