Share

She Is Mine! - 05

Author: mgethrin_
last update Last Updated: 2024-02-24 22:30:25

Setengah jam kemudian..

Tok!

Tok!

Tok!

"Ya, masuk." Ucap Allen ketika pintu ruangannya di ketuk kembali.

Masuklah Widya, sekertaris Allen yang sudah membawa beberapa jumlah berkas yang telah disiapkan olehnya tadi untuk meeting mendadak tersebut.

"Permis, mrs. Berkas-berkasnya sudah saya siapkan. Dan meetingnya sebentar lagi akan segera di mulai." Ujar Widya sopan seraya menyerahkan berkas-berkas tersebut pada Allen.

"Ok, sebentar lagi. Saya sedang menunggu sepupu saya untuk menjaga Vani ketika saya meeting nanti."

Tak lama setelah Allen mengatakan hal tersebut, pintu pun akhirnya kembali diketuk oleh seseorang. Yang tak lain adalah Elva, adik sepupu Allen yang baru saja tiba dari ke pulangannya, Los Angeles, USA kemarin malam.

"Ah, maaf kak aku sedikit terlambat. Jakarta sangat macet. And see.. Aku jadinya sekarang terlambat. Sorry.." Ujarnya dengan wajah yang terlihat sedikit merasa bersalah.

"It's okay, intinya kakak titip Vani sebentar sama kamu. Soalnya kakak ada meeting mendadak sekarang." Katanya pada adik sepupunya tersebut.

Allen kemudian melangkahkan kedua kakinya meninggalkan ruangan tersebut.

"Iya kak, aku pasti bakalan jagain Vani kok." Balasnya seraya menghela nafas berat.

Sudah biasa! Ia sudah biasa seperti ini ketika dimintai untuk datang ke kantor kakak sepupunya itu.

Ketika hendak mencapai pintu, Allen kembali membalikkan tubuhnya. Kemudian berkata, "Ya, kakak harap begitu. Dan jangan lupa buat ajak Vani makan siang nanti." Pesannya sebelum benar-benar pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Ck, IYA KAK!!!" Teriaknya sedikit emosi dengan kakak sepupunya tersebut. 

Yang tentu saja masih dapat terdengar oleh Allen yang hanya terkekeh pelan sebagai balasannya.

•••

Tap...

Tap...

Tap...

Terdengar suara derap langkah kaki seorang perempuan dengan high heels tinggi yang terpasang dikaki putih mulus miliknya, memasuki sebuah ruangan.

Berjalan dengan begitu anggun, dan tak lupa akan tatapan dingin dan senyum sinisnya. Semua orang yang berada didalam ruangan tersebut terpaku akan pesona perempuan tersebut.

Hidung mungilnya yang mancung, kulit putihnya yang seperti susu, bibir tipis merah meronanya yang alami, dan juga bentuk tubuhnya yang- err.. sexy.

Oh shit! 

Pesonanya benar-benar sangat sulit untuk di tolak. Di tambah lagi dengan penampilannya yang memakai kemeja putih dengan dua kancing teratas yang sengaja dibiarkan terbuka untuk memperlihatkan sedikit buah dadanya yang terlihat menonjol dan juga rok mini super ketatnya yang berwana merah membuat siapapun yang dapat melihatnya seolah-olah bisa terhipnotis hanya dengan melihatnya saja.

Namun, lain halnya dengan seorang laki-laki yang masih telihat muda itu kini sudah menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"A-Allen..?" Ucapnya tak terpercaya dengan yang dilihat oleh matanya itu.

Tenggorokannya terasa tercekat seperti ada sesuatu yang menjanggal didalam sana, juga bibirnya terasa kelu hanya untuk di gerakkan dan mengatakan sepatah kata pun.

Namun, fokus matanya masih terus tertuju pada perempuan tersebut, seperti ada magnet yang menariknya tanpa berniat untuk mengalihkannya.

Sekelebat bayangan masalalu terlintas di dalam otaknya. Seolah-olah ia kembali tertarik ke dalam pusaran masa lalu.

Masa dimana dirinya dan perempuan tersebut menjalin kasih sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai- ralat, hanya perempuan tersebut.

Karena ia hanya menjadikan perempuan tersebut sebagai pelarian dan mainannya saja.

Hingga terlalu larut dalam permainannya, membuatnya menjadi seorang laki-laki paling brengsek dan bajingan sedunia dengan merenggut mahkota kesucian miliknya, dan membuatnya mengandung benihnya.

Benihnya? Oh astaga, rasanya ia ingin tertawa sekarang. Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan bahwa itu adalah benihnya?!

Dia sendiri bahkan masih meragukannya. Tapi memang ia akui, bahwa memang dia lah laki laki pertama yang menjamah tubuh perempuan tersebut.

Tapi tunggu, mengapa ia harus memikirkannya? Apa pedulinya? Padahal sudah 5 tahun berlalu, dan ia merasa biasa-biasa saja, tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Namun, kali ini hatinya tak dapat di bohongi. Setitik rasa penyesalan mengerogoti relung hatinya.

Tatkala melihat perubahan sikap dan penampilan perempuan tersebut yang benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya.

Senyuman manis dan tatapan penuh cinta yang dulu selalu ia dapatkan kini berubah dengan tatapan datar angkuhnya dan senyuman sinis yang di tampilkan.

Kenapa?!

Kenapa ia baru tau sekarang?!

Kenapa ia baru tahu bahwa perempuan itulah CEO di perusahaan ini?! 

Dan kenapa dia begitu bodoh dengan mengutus orang lain untuk menjadi perwakilan disetiap kali ada meeting dengan perusahaan ini?!

Aarrghhh!!! 

Rasanya kepalanya benar-benar mau pecah sekarang. Dan jika diperbolehkan ingin rasanya ia membunuh semua laki-laki yang ada diruangan ini karena telah menatap gadisnya tersebut dengan tatapan lapar seperti itu.

Tunggu.

Tadi apa dia bilang? 

Gadisnya? 

Oh, Shit! 

Sebenarnya ada apa dengan dirinya?!!

"Baik, jika tidak ada yang ingin ditanyakan mengenai proyek ini. Saya akhiri sampai disini dan saya ucapkan terima kasih banyak atas kerja sama kalian semua dengan perusahaan saya, selamat tinggal." Ujar Allen mengakhiri sesi acara meeting kali ini dan kemudian melenggang pergi meninggalkan ruang tempat meeting itu berlangsung tadi.

"Tunggu!" Interupsi seseorang menghentikan langkah kakinya.

Suara itu.. suara yang sangat ia kenal!

Suara yang sangat ia benci sebelumnya dan juga bahkan hingga sekarang.

Suara seseorang yang sangat ingin ia hindari selamanya. 

Detak jantungnya kembali berpacu dengan cepat, seperti sehabis maraton. Dan tubuhnya pun mendadak kaku di tempat seolah ada sesuatu yang menahannya.

"Allen.."

Bruk!

To Be Continue.

Related chapters

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 06

    Huft! Akhirnya meeting kali ini selesai juga. Rasanya aku ingin cepat-cepat bertemu dengan Vani. Sedang apa ya anak itu..? batin Allen bertanya-tanya.Ibu satu anak itu terus saja merasa gelisah sejak mulai memasuki ruang tempat meeting itu berlangsung tadi. Bukan apa, ia cukup terkejut tadi ketika mengetahui bahwa lelaki itu ada dan hadir dipertemuan meeting kerja sama perusahaan kali ini.Pasalnya, laki-laki tersebut biasanya pasti akan mengutus seseorang untuk menjadi perwakilan kerja sama dari perusahaan besarnya. Tapi kali ini? ia juga belum ada persiapan untuk menghadapinya jikalau nanti seandainya semua tak sesuai rencananya.Maka itu akan merugikannya!Tapi bukan itu yang paling Allen pikirkan, melainkan Vani. Allen jauh lebih khawatir dengan putrinya itu. Bagaimana.. bagaimana jika semuanya terbongkar saat ini juga?!Allen ingat betul bahwa Vani masih ada bersama Elva diperusahaan ini, diruangannya.Astaga.. semoga saja

    Last Updated : 2024-02-24
  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   SHE IS MINE! - 07

    "Calief?!"Elva mematung di tempat kala melihat siapa yang berdiri dihadapannya, ia tahu betul kalau seseorang yang tengah berdiri dihadapannya saat ini adalah sosok yang paling sangat dibenci oleh dirinya dan juga kakaknya.Calief merasa geram dan bahkan ingin memarahi orang yang tadi menabraknya. Tapi begitu ia melihat siapa orang yang menabraknya tadi, seketika itu juga ia mengurungkan niatnya. Ia terkejut kala melihat seorang anak kecil yang terlihat cukup mirip dengannya, dan.. Tunggu!"Kenapa anak ini terlihat mirip.. denganku?" Calief menyadari suatu hal, tapi sebelum itu ia harus memastikannya lebih dulu dengan benar."Ekhem!" Ia berdeham untuk menetralkan suasana yang cukup terasa sedikit tegang. "Elva." Panggilnya dengan suara berat yang menyapa pendengaran Elva. Membuat Elva terlihat bingung sekaligus merasa canggung."I-iya?" jawab Elva gugup. Gadis cantik itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

    Last Updated : 2024-03-01
  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   Pria Antagonis - 01 Biar Aku Yang Merawat.

    “Pa, Ma… Allen hamil.” Alena terkejut melihat sang adik kembar tiba-tiba bersujud dan menangis keras di depan orangtuanya. Setelah hampir dua tahun Allen, adik kembarnya, memutuskan untuk hidup mandiri, ia tiba-tiba saja kembali siang ini dalam keadaan kacau. Alena tidak menyangka kalau Allen mengucapkan pengakuan yang begitu menggegerkan isi rumah. Ponselnya terjatuh lepas dari genggaman tangannya ke lantai. "Apa ..? Hamil ..." gumam Alena tidak percaya. “Kamu… gak bercanda kan?” Allen tidak menjawab, tapi suara tangisannya menjadi lebih keras. Bahkan sampai meraung-raung. Elina, mamanya, jatuh pingsan setelah mendengar pengakuan Allen. Dan ayahnya, Bryan, langsung menarik Allen berdiri. Mata besarnya menatap tajam Allen, lalu dengan geram berseru, "Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?!" Tekannya menuntut penjelasan. Allen tampak ketakutan karena baru kali ini ia melihat sisi ayahnya yang seperti ini, sama seperti Alena. Ia bahkan tidak bisa membela adiknya itu, dan hanya i

    Last Updated : 2024-02-24
  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   Pria Antagonis - 02 Kau Terlalu Kejam.

    Alena pulang cepat dari kantor pada sore hari ini. Sebelum kembali, dia mampir terlebih dahulu ke salah satu restoran milik keluarganya. Ia baru saja keluar dari toilet wanita dengan setelan kantor lengkap, serta masker warna hitam yang menutupi setengah wajahnya. Ketika berjalan keluar menuju pintu masuk restoran dirinya sedang tidak fokus. Sehingga menyebabkan orang lain menabrak tubuhnya dari arah yang berlawanan. Alena terjatuh, seseorang itu merasa panik dan segera membantu dirinya untuk berdiri kembali. "Maaf, maaf. Saya tidak sengaja. Sekali lagi saya minta maaf." Sesal orang tersebut. Alena mendongak, menatap wajah sang pelaku. Rupanya itu adalah dia. Pria yang telah merusak kehidupan saudari kembarnya. Ia mengenali muka Calief dari galeri ponsel Allen. Ya, Calief Atharizz Franklyn. Pria bajingan yang sekaligus merupakan ayah kandung dari putrinya, Alesie. Alena hanya mengangguk pelan, ia kemudian melenggang pergi begitu saja. Tetapi saat langkahnya sudah mencapai pintu, C

    Last Updated : 2024-02-24
  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 03

    "Calief, Dia..""Anak rekan bisnis papah, pak Ariz?" Lanjut Carlina menganga tak percaya dengan pengakuan putrinya tersebut."Iya, mah. Hiks.. maafin Allen." Ucap Allen di sela-sela isak tangisannya."Dengar! papah akan buat perhitungan sama dia, Dan papah akan buat dia bertanggung jawab, atas apa yang telah dia lakukan sama kamu!" Tegas Aldric dengan sedikit membentak, yang kemudian bangkit dari sofa, dan berjalan keluar meninggalkan ruang tamu.Namun langkahnya harus terhenti, ketika sebelah kaki kanannya di peluk erat oleh seseorang. Yang ternyata itu adalah, Allen. Putri kesayangannya. Melihat apa yang di lakukan oleh putrinya, membuat Aldric tak tega dan segera melepaskan pelukan erat Allen pada kakinya lalu membantunya berdiri dan kini bergantian, dialah yang memeluknya dengan erat."Hiks.. pah.. maaf.. tolong maafin Allen pah. Ini semua salah Allen pah... tolong maafin Allen.." histeris Allen di dalam dekapan Aldric yang

    Last Updated : 2024-02-24
  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 04

    Carlina terkejut bukan main ketika mendengar pengakuan dari putrinya tersebut.Bagaimana mungkin, seorang laki laki yang terlihat baik baik saja bisa seperti itu yang tega menyuruh putrinya untuk membunuh darah dagingnya sendiri?!What the hell!Benar-benar lelaki brengsek!"Ja- jadi..." ucap Carlina pelan yang masih dapat di dengar dengan jelas, dengan mulut yang menganga lebar dan mata yang membelalak sempurna.Allen pun lantas menganggukkan kepalanya pelan, membenarkan semua perkataannya barusan yang memang benar adalah fakta."Help me, please....""Tolong, Allen nggak mau menggugurkan janin ini. Allen nggak mau membunuhnya! Bayi ini nggak bersalah.. dia nggak tau apa-apa. Allen nggak mau jadi seorang pembunuh yang tega melenyapkan darah dagingnya sendiri. Kalau mamah sama papah nggak setuju dengan keputusan Allen.. It's okay, Allen akan pergi dari sini. Allen juga nggak mau semakin buat kalian merasa malu karena semu

    Last Updated : 2024-02-24

Latest chapter

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   SHE IS MINE! - 07

    "Calief?!"Elva mematung di tempat kala melihat siapa yang berdiri dihadapannya, ia tahu betul kalau seseorang yang tengah berdiri dihadapannya saat ini adalah sosok yang paling sangat dibenci oleh dirinya dan juga kakaknya.Calief merasa geram dan bahkan ingin memarahi orang yang tadi menabraknya. Tapi begitu ia melihat siapa orang yang menabraknya tadi, seketika itu juga ia mengurungkan niatnya. Ia terkejut kala melihat seorang anak kecil yang terlihat cukup mirip dengannya, dan.. Tunggu!"Kenapa anak ini terlihat mirip.. denganku?" Calief menyadari suatu hal, tapi sebelum itu ia harus memastikannya lebih dulu dengan benar."Ekhem!" Ia berdeham untuk menetralkan suasana yang cukup terasa sedikit tegang. "Elva." Panggilnya dengan suara berat yang menyapa pendengaran Elva. Membuat Elva terlihat bingung sekaligus merasa canggung."I-iya?" jawab Elva gugup. Gadis cantik itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 06

    Huft! Akhirnya meeting kali ini selesai juga. Rasanya aku ingin cepat-cepat bertemu dengan Vani. Sedang apa ya anak itu..? batin Allen bertanya-tanya.Ibu satu anak itu terus saja merasa gelisah sejak mulai memasuki ruang tempat meeting itu berlangsung tadi. Bukan apa, ia cukup terkejut tadi ketika mengetahui bahwa lelaki itu ada dan hadir dipertemuan meeting kerja sama perusahaan kali ini.Pasalnya, laki-laki tersebut biasanya pasti akan mengutus seseorang untuk menjadi perwakilan kerja sama dari perusahaan besarnya. Tapi kali ini? ia juga belum ada persiapan untuk menghadapinya jikalau nanti seandainya semua tak sesuai rencananya.Maka itu akan merugikannya!Tapi bukan itu yang paling Allen pikirkan, melainkan Vani. Allen jauh lebih khawatir dengan putrinya itu. Bagaimana.. bagaimana jika semuanya terbongkar saat ini juga?!Allen ingat betul bahwa Vani masih ada bersama Elva diperusahaan ini, diruangannya.Astaga.. semoga saja

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 05

    Setengah jam kemudian..Tok!Tok!Tok!"Ya, masuk." Ucap Allen ketika pintu ruangannya di ketuk kembali.Masuklah Widya, sekertaris Allen yang sudah membawa beberapa jumlah berkas yang telah disiapkan olehnya tadi untuk meeting mendadak tersebut."Permis, mrs. Berkas-berkasnya sudah saya siapkan. Dan meetingnya sebentar lagi akan segera di mulai." Ujar Widya sopan seraya menyerahkan berkas-berkas tersebut pada Allen."Ok, sebentar lagi. Saya sedang menunggu sepupu saya untuk menjaga Vani ketika saya meeting nanti."Tak lama setelah Allen mengatakan hal tersebut, pintu pun akhirnya kembali diketuk oleh seseorang. Yang tak lain adalah Elva, adik sepupu Allen yang baru saja tiba dari ke pulangannya, Los Angeles, USA kemarin malam."Ah, maaf kak aku sedikit terlambat. Jakarta sangat macet. And see.. Aku jadinya sekarang terlambat. Sorry.." Ujarnya dengan wajah yang terlihat sedikit merasa bersalah.

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 04

    Carlina terkejut bukan main ketika mendengar pengakuan dari putrinya tersebut.Bagaimana mungkin, seorang laki laki yang terlihat baik baik saja bisa seperti itu yang tega menyuruh putrinya untuk membunuh darah dagingnya sendiri?!What the hell!Benar-benar lelaki brengsek!"Ja- jadi..." ucap Carlina pelan yang masih dapat di dengar dengan jelas, dengan mulut yang menganga lebar dan mata yang membelalak sempurna.Allen pun lantas menganggukkan kepalanya pelan, membenarkan semua perkataannya barusan yang memang benar adalah fakta."Help me, please....""Tolong, Allen nggak mau menggugurkan janin ini. Allen nggak mau membunuhnya! Bayi ini nggak bersalah.. dia nggak tau apa-apa. Allen nggak mau jadi seorang pembunuh yang tega melenyapkan darah dagingnya sendiri. Kalau mamah sama papah nggak setuju dengan keputusan Allen.. It's okay, Allen akan pergi dari sini. Allen juga nggak mau semakin buat kalian merasa malu karena semu

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 03

    "Calief, Dia..""Anak rekan bisnis papah, pak Ariz?" Lanjut Carlina menganga tak percaya dengan pengakuan putrinya tersebut."Iya, mah. Hiks.. maafin Allen." Ucap Allen di sela-sela isak tangisannya."Dengar! papah akan buat perhitungan sama dia, Dan papah akan buat dia bertanggung jawab, atas apa yang telah dia lakukan sama kamu!" Tegas Aldric dengan sedikit membentak, yang kemudian bangkit dari sofa, dan berjalan keluar meninggalkan ruang tamu.Namun langkahnya harus terhenti, ketika sebelah kaki kanannya di peluk erat oleh seseorang. Yang ternyata itu adalah, Allen. Putri kesayangannya. Melihat apa yang di lakukan oleh putrinya, membuat Aldric tak tega dan segera melepaskan pelukan erat Allen pada kakinya lalu membantunya berdiri dan kini bergantian, dialah yang memeluknya dengan erat."Hiks.. pah.. maaf.. tolong maafin Allen pah. Ini semua salah Allen pah... tolong maafin Allen.." histeris Allen di dalam dekapan Aldric yang

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   Pria Antagonis - 02 Kau Terlalu Kejam.

    Alena pulang cepat dari kantor pada sore hari ini. Sebelum kembali, dia mampir terlebih dahulu ke salah satu restoran milik keluarganya. Ia baru saja keluar dari toilet wanita dengan setelan kantor lengkap, serta masker warna hitam yang menutupi setengah wajahnya. Ketika berjalan keluar menuju pintu masuk restoran dirinya sedang tidak fokus. Sehingga menyebabkan orang lain menabrak tubuhnya dari arah yang berlawanan. Alena terjatuh, seseorang itu merasa panik dan segera membantu dirinya untuk berdiri kembali. "Maaf, maaf. Saya tidak sengaja. Sekali lagi saya minta maaf." Sesal orang tersebut. Alena mendongak, menatap wajah sang pelaku. Rupanya itu adalah dia. Pria yang telah merusak kehidupan saudari kembarnya. Ia mengenali muka Calief dari galeri ponsel Allen. Ya, Calief Atharizz Franklyn. Pria bajingan yang sekaligus merupakan ayah kandung dari putrinya, Alesie. Alena hanya mengangguk pelan, ia kemudian melenggang pergi begitu saja. Tetapi saat langkahnya sudah mencapai pintu, C

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   Pria Antagonis - 01 Biar Aku Yang Merawat.

    “Pa, Ma… Allen hamil.” Alena terkejut melihat sang adik kembar tiba-tiba bersujud dan menangis keras di depan orangtuanya. Setelah hampir dua tahun Allen, adik kembarnya, memutuskan untuk hidup mandiri, ia tiba-tiba saja kembali siang ini dalam keadaan kacau. Alena tidak menyangka kalau Allen mengucapkan pengakuan yang begitu menggegerkan isi rumah. Ponselnya terjatuh lepas dari genggaman tangannya ke lantai. "Apa ..? Hamil ..." gumam Alena tidak percaya. “Kamu… gak bercanda kan?” Allen tidak menjawab, tapi suara tangisannya menjadi lebih keras. Bahkan sampai meraung-raung. Elina, mamanya, jatuh pingsan setelah mendengar pengakuan Allen. Dan ayahnya, Bryan, langsung menarik Allen berdiri. Mata besarnya menatap tajam Allen, lalu dengan geram berseru, "Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?!" Tekannya menuntut penjelasan. Allen tampak ketakutan karena baru kali ini ia melihat sisi ayahnya yang seperti ini, sama seperti Alena. Ia bahkan tidak bisa membela adiknya itu, dan hanya i

DMCA.com Protection Status