Home / CEO / Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis / Pria Antagonis - 01 Biar Aku Yang Merawat.

Share

Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis
Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis
Author: mgethrin_

Pria Antagonis - 01 Biar Aku Yang Merawat.

Author: mgethrin_
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Pa, Ma… Allen hamil.”

Alena terkejut melihat sang adik kembar tiba-tiba bersujud dan menangis keras di depan orangtuanya. Setelah hampir dua tahun Allen, adik kembarnya, memutuskan untuk hidup mandiri, ia tiba-tiba saja kembali siang ini dalam keadaan kacau.

Alena tidak menyangka kalau Allen mengucapkan pengakuan yang begitu menggegerkan isi rumah.

Ponselnya terjatuh lepas dari genggaman tangannya ke lantai. "Apa ..? Hamil ..." gumam Alena tidak percaya. “Kamu… gak bercanda kan?”

Allen tidak menjawab, tapi suara tangisannya menjadi lebih keras. Bahkan sampai meraung-raung.

Elina, mamanya, jatuh pingsan setelah mendengar pengakuan Allen. Dan ayahnya, Bryan, langsung menarik Allen berdiri.

Mata besarnya menatap tajam Allen, lalu dengan geram berseru, "Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?!" Tekannya menuntut penjelasan.

Allen tampak ketakutan karena baru kali ini ia melihat sisi ayahnya yang seperti ini, sama seperti Alena. Ia bahkan tidak bisa membela adiknya itu, dan hanya ikut gemetar sambil menangis.

Namun, kebungkaman Allen justru menjadikan Bryan semakin marah. "Jawab, Allenda!"

Allen tambah terisak, tetapi akhirnya pun mengatakan, "Orang itu ... dia, itu … Dia adalah Calief. Putra dari keluarga Frankly, Pa."

Alena melotot, begitu juga dengan Bryan. Nama itu tentu tidak asing bagi keluarganya. Calief, putra dari keluarga Franklyn adalah pria yang sudah dijodohkan pada Alena. Keputusan ini telah dibuat oleh kakek mereka sejak dulu.

Alena dijodohkan dengan Calief, tetapi ia tidak pernah bertemu atau sekedar melihat pria tersebut lewat foto. Ia hanya mendengarnya lewat wasiat yang ditinggalkan sang kakek. Dan kejadian hari ini telah membuatnya sadar, jika Calief bukanlah pria yang baik untuk dirinya. Ia tidak pantas untuk menjadi menantu keluarga Achilles.

Detak mengepalkan tangan. Aura yang terpancar dalam pria paruh baya tersebut seolah ingin membunuh.

"Akan Papa bunuh bajingan itu!"

Allen mencegah Bryan yang sudah siap beranjak dari sana. Ia memeluk kaki papanya, sambil bersimpuh.

Allen memohon lirih, "Tidak, Papa. Jangan! Allen mohon. Jangan ... tolong jangan lakukan itu."

"Kamu masih membelanya, Allenda?! Papa tidak percaya ini! Atau kamu takut dengan dia?! Jawab, Papa!" Bryan sedikit hilang kendali, ia berteriak membentak Allen.

Ini pertama kalinya Alena melihat keluarganya begitu kacau. Mamanya sudah tidak bisa berkata-kata, hanya duduk lemas dengan wajah pucat. Papanya sudah tidak bisa menahan emosi, dan Allen yang tampak sangat kacau.

Ia pun sama saja. Alena tidak tahu harus berkata apa, baik itu soal Calief atau Allen. Terlebih ketika Allen bilang kalau Calief tidak bisa ditemukan lagi keberadaannya.

‘Benar-benar pria berengsek!’ umpat Alena dalam hati. Tangannya terkepal kuat.

“Allenda sudah berjanji ... akan melenyapkan janin ini." Allen mengatakan dengan nada suara pelan saat akhir kalimat.

Ucapan Allen menjadi bom waktu untuk Alena. Wanita 18 tahun itu berdiri, lalu langsung menampar keras wajah Allen.

PLAK!

"Gila! Kamu benar-benar berpikir untuk jadi pembunuh dari darah daging kamu sendiri?! Sadar Allenda! Anak itu tidak bersalah!" Seru ia murka seraya menunjuk-nunjuk ke arah Allen.

Masih memegangi pipinya, Allen mengangkat kepala, dan berteriak dengan wajah penuh air mata. "Lalu aku harus apa, Alena?!”

Suaranya terdengar penuh rasa frustasi dan putus asa. Alena pun harus menggenggam tangannya kuat agar tidak kembali menampar Allen.

Semua ini gara-gara pria tak bertanggung jawab itu. Ia harus membayar karena telah membuat Allen seperti ini dan keluarganya kacau.

Alena menghapus air matanya, dia membawa Allen untuk berdiri lagi. Sebelum berucap, dia menarik nafas serta memejamkan mata terlebih dahulu.

"Biarkan aku yang merawatnya," ucap Alena tegas.

▪▪▪

Enam tahun kemudian ...

Alena menatap seorang gadis kecil berusia lima tahun yang terus melihat lurus ke arah jalanan. Alena menyadari jika gadis kecil itu terlihat murung sejak tadi.

Alena yang sedang menyetir pun akhirnya bertanya, "Ada apa, Alesie?"

Margaret Ecclesie Achilles, atau lebih akrab dipanggil Alesie, sudah memasuki usia lima tahun. Mereka juga baru saja kembali dari menyelesaikan pendaftaran sekolah Alesie di taman kanak-kanak.

Namun, gadis bermata hijau tua itu tampak tidak bersemangat seperti biasanya. Sepertinya, ada yang sedang ia pikirkan.

Alesie menoleh, menatap Alena. Dengan menggigit bibir bawahnya, dan menjawab, "Hum? Tidak apa-apa, Bunda."

Alena tahu kalau putrinya berbohong. Anak itu sama persis dengan sang ibu yang tidak pandai menyembunyikan sesuatu.

Alena tersenyum, dirinya membalas, “Coba cerita sama Bunda. Bukankah Alesie sudah janji tidak akan berbohong? Bunda juga tidak akan marah kalau kamu jujur."

Kedua mata Alesie berkaca-kaca. Ujung bibirnya menurun ke bawah.

"Bunda ... apa Alesie punya ayah?" Air mata keluar dari kedua kelopak matanya. "Tadi ada yang bertanya pada Alesie, apakah Alesie anak haram? Karena Alesie datang tidak bersama ayah."

Deg!

Hati Alena merasakan sakit, siapa yang berani mengatakan kalimat seperti itu pada putrinya? Anak kecil polos tanpa tahu apa pun.

Pertanyaan itu paling Alena hindari sejak dulu. Ia tidak pernah memberitahu jawaban atas pertanyaan ini pada putrinya.

Tepat setelah saudari kembarnya melahirkan Alesie, Allen mengalami koma. Hal terakhir yang ia pinta adalah agar Alena merawat sang anak dan menyembunyikan keberadaannya dari sang ayah kandungnya—Calief.

"Alesie punya ayah." Akhirnya, Alena menjawab. Ia menarik nafas lebih dulu sebelum melanjutkan. "Tetapi, Alesie milik Bunda selamanya."

Alena khawatir, sorot matanya pun ketakutan ketika Alesie memandang tidak percaya.

"Siapa ayah Alesie, Bunda?"

▪︎ To Be Continue ▪︎

Related chapters

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   Pria Antagonis - 02 Kau Terlalu Kejam.

    Alena pulang cepat dari kantor pada sore hari ini. Sebelum kembali, dia mampir terlebih dahulu ke salah satu restoran milik keluarganya. Ia baru saja keluar dari toilet wanita dengan setelan kantor lengkap, serta masker warna hitam yang menutupi setengah wajahnya. Ketika berjalan keluar menuju pintu masuk restoran dirinya sedang tidak fokus. Sehingga menyebabkan orang lain menabrak tubuhnya dari arah yang berlawanan. Alena terjatuh, seseorang itu merasa panik dan segera membantu dirinya untuk berdiri kembali. "Maaf, maaf. Saya tidak sengaja. Sekali lagi saya minta maaf." Sesal orang tersebut. Alena mendongak, menatap wajah sang pelaku. Rupanya itu adalah dia. Pria yang telah merusak kehidupan saudari kembarnya. Ia mengenali muka Calief dari galeri ponsel Allen. Ya, Calief Atharizz Franklyn. Pria bajingan yang sekaligus merupakan ayah kandung dari putrinya, Alesie. Alena hanya mengangguk pelan, ia kemudian melenggang pergi begitu saja. Tetapi saat langkahnya sudah mencapai pintu, C

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 03

    "Calief, Dia..""Anak rekan bisnis papah, pak Ariz?" Lanjut Carlina menganga tak percaya dengan pengakuan putrinya tersebut."Iya, mah. Hiks.. maafin Allen." Ucap Allen di sela-sela isak tangisannya."Dengar! papah akan buat perhitungan sama dia, Dan papah akan buat dia bertanggung jawab, atas apa yang telah dia lakukan sama kamu!" Tegas Aldric dengan sedikit membentak, yang kemudian bangkit dari sofa, dan berjalan keluar meninggalkan ruang tamu.Namun langkahnya harus terhenti, ketika sebelah kaki kanannya di peluk erat oleh seseorang. Yang ternyata itu adalah, Allen. Putri kesayangannya. Melihat apa yang di lakukan oleh putrinya, membuat Aldric tak tega dan segera melepaskan pelukan erat Allen pada kakinya lalu membantunya berdiri dan kini bergantian, dialah yang memeluknya dengan erat."Hiks.. pah.. maaf.. tolong maafin Allen pah. Ini semua salah Allen pah... tolong maafin Allen.." histeris Allen di dalam dekapan Aldric yang

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 04

    Carlina terkejut bukan main ketika mendengar pengakuan dari putrinya tersebut.Bagaimana mungkin, seorang laki laki yang terlihat baik baik saja bisa seperti itu yang tega menyuruh putrinya untuk membunuh darah dagingnya sendiri?!What the hell!Benar-benar lelaki brengsek!"Ja- jadi..." ucap Carlina pelan yang masih dapat di dengar dengan jelas, dengan mulut yang menganga lebar dan mata yang membelalak sempurna.Allen pun lantas menganggukkan kepalanya pelan, membenarkan semua perkataannya barusan yang memang benar adalah fakta."Help me, please....""Tolong, Allen nggak mau menggugurkan janin ini. Allen nggak mau membunuhnya! Bayi ini nggak bersalah.. dia nggak tau apa-apa. Allen nggak mau jadi seorang pembunuh yang tega melenyapkan darah dagingnya sendiri. Kalau mamah sama papah nggak setuju dengan keputusan Allen.. It's okay, Allen akan pergi dari sini. Allen juga nggak mau semakin buat kalian merasa malu karena semu

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 05

    Setengah jam kemudian..Tok!Tok!Tok!"Ya, masuk." Ucap Allen ketika pintu ruangannya di ketuk kembali.Masuklah Widya, sekertaris Allen yang sudah membawa beberapa jumlah berkas yang telah disiapkan olehnya tadi untuk meeting mendadak tersebut."Permis, mrs. Berkas-berkasnya sudah saya siapkan. Dan meetingnya sebentar lagi akan segera di mulai." Ujar Widya sopan seraya menyerahkan berkas-berkas tersebut pada Allen."Ok, sebentar lagi. Saya sedang menunggu sepupu saya untuk menjaga Vani ketika saya meeting nanti."Tak lama setelah Allen mengatakan hal tersebut, pintu pun akhirnya kembali diketuk oleh seseorang. Yang tak lain adalah Elva, adik sepupu Allen yang baru saja tiba dari ke pulangannya, Los Angeles, USA kemarin malam."Ah, maaf kak aku sedikit terlambat. Jakarta sangat macet. And see.. Aku jadinya sekarang terlambat. Sorry.." Ujarnya dengan wajah yang terlihat sedikit merasa bersalah.

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 06

    Huft! Akhirnya meeting kali ini selesai juga. Rasanya aku ingin cepat-cepat bertemu dengan Vani. Sedang apa ya anak itu..? batin Allen bertanya-tanya.Ibu satu anak itu terus saja merasa gelisah sejak mulai memasuki ruang tempat meeting itu berlangsung tadi. Bukan apa, ia cukup terkejut tadi ketika mengetahui bahwa lelaki itu ada dan hadir dipertemuan meeting kerja sama perusahaan kali ini.Pasalnya, laki-laki tersebut biasanya pasti akan mengutus seseorang untuk menjadi perwakilan kerja sama dari perusahaan besarnya. Tapi kali ini? ia juga belum ada persiapan untuk menghadapinya jikalau nanti seandainya semua tak sesuai rencananya.Maka itu akan merugikannya!Tapi bukan itu yang paling Allen pikirkan, melainkan Vani. Allen jauh lebih khawatir dengan putrinya itu. Bagaimana.. bagaimana jika semuanya terbongkar saat ini juga?!Allen ingat betul bahwa Vani masih ada bersama Elva diperusahaan ini, diruangannya.Astaga.. semoga saja

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   SHE IS MINE! - 07

    "Calief?!"Elva mematung di tempat kala melihat siapa yang berdiri dihadapannya, ia tahu betul kalau seseorang yang tengah berdiri dihadapannya saat ini adalah sosok yang paling sangat dibenci oleh dirinya dan juga kakaknya.Calief merasa geram dan bahkan ingin memarahi orang yang tadi menabraknya. Tapi begitu ia melihat siapa orang yang menabraknya tadi, seketika itu juga ia mengurungkan niatnya. Ia terkejut kala melihat seorang anak kecil yang terlihat cukup mirip dengannya, dan.. Tunggu!"Kenapa anak ini terlihat mirip.. denganku?" Calief menyadari suatu hal, tapi sebelum itu ia harus memastikannya lebih dulu dengan benar."Ekhem!" Ia berdeham untuk menetralkan suasana yang cukup terasa sedikit tegang. "Elva." Panggilnya dengan suara berat yang menyapa pendengaran Elva. Membuat Elva terlihat bingung sekaligus merasa canggung."I-iya?" jawab Elva gugup. Gadis cantik itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Latest chapter

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   SHE IS MINE! - 07

    "Calief?!"Elva mematung di tempat kala melihat siapa yang berdiri dihadapannya, ia tahu betul kalau seseorang yang tengah berdiri dihadapannya saat ini adalah sosok yang paling sangat dibenci oleh dirinya dan juga kakaknya.Calief merasa geram dan bahkan ingin memarahi orang yang tadi menabraknya. Tapi begitu ia melihat siapa orang yang menabraknya tadi, seketika itu juga ia mengurungkan niatnya. Ia terkejut kala melihat seorang anak kecil yang terlihat cukup mirip dengannya, dan.. Tunggu!"Kenapa anak ini terlihat mirip.. denganku?" Calief menyadari suatu hal, tapi sebelum itu ia harus memastikannya lebih dulu dengan benar."Ekhem!" Ia berdeham untuk menetralkan suasana yang cukup terasa sedikit tegang. "Elva." Panggilnya dengan suara berat yang menyapa pendengaran Elva. Membuat Elva terlihat bingung sekaligus merasa canggung."I-iya?" jawab Elva gugup. Gadis cantik itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 06

    Huft! Akhirnya meeting kali ini selesai juga. Rasanya aku ingin cepat-cepat bertemu dengan Vani. Sedang apa ya anak itu..? batin Allen bertanya-tanya.Ibu satu anak itu terus saja merasa gelisah sejak mulai memasuki ruang tempat meeting itu berlangsung tadi. Bukan apa, ia cukup terkejut tadi ketika mengetahui bahwa lelaki itu ada dan hadir dipertemuan meeting kerja sama perusahaan kali ini.Pasalnya, laki-laki tersebut biasanya pasti akan mengutus seseorang untuk menjadi perwakilan kerja sama dari perusahaan besarnya. Tapi kali ini? ia juga belum ada persiapan untuk menghadapinya jikalau nanti seandainya semua tak sesuai rencananya.Maka itu akan merugikannya!Tapi bukan itu yang paling Allen pikirkan, melainkan Vani. Allen jauh lebih khawatir dengan putrinya itu. Bagaimana.. bagaimana jika semuanya terbongkar saat ini juga?!Allen ingat betul bahwa Vani masih ada bersama Elva diperusahaan ini, diruangannya.Astaga.. semoga saja

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 05

    Setengah jam kemudian..Tok!Tok!Tok!"Ya, masuk." Ucap Allen ketika pintu ruangannya di ketuk kembali.Masuklah Widya, sekertaris Allen yang sudah membawa beberapa jumlah berkas yang telah disiapkan olehnya tadi untuk meeting mendadak tersebut."Permis, mrs. Berkas-berkasnya sudah saya siapkan. Dan meetingnya sebentar lagi akan segera di mulai." Ujar Widya sopan seraya menyerahkan berkas-berkas tersebut pada Allen."Ok, sebentar lagi. Saya sedang menunggu sepupu saya untuk menjaga Vani ketika saya meeting nanti."Tak lama setelah Allen mengatakan hal tersebut, pintu pun akhirnya kembali diketuk oleh seseorang. Yang tak lain adalah Elva, adik sepupu Allen yang baru saja tiba dari ke pulangannya, Los Angeles, USA kemarin malam."Ah, maaf kak aku sedikit terlambat. Jakarta sangat macet. And see.. Aku jadinya sekarang terlambat. Sorry.." Ujarnya dengan wajah yang terlihat sedikit merasa bersalah.

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 04

    Carlina terkejut bukan main ketika mendengar pengakuan dari putrinya tersebut.Bagaimana mungkin, seorang laki laki yang terlihat baik baik saja bisa seperti itu yang tega menyuruh putrinya untuk membunuh darah dagingnya sendiri?!What the hell!Benar-benar lelaki brengsek!"Ja- jadi..." ucap Carlina pelan yang masih dapat di dengar dengan jelas, dengan mulut yang menganga lebar dan mata yang membelalak sempurna.Allen pun lantas menganggukkan kepalanya pelan, membenarkan semua perkataannya barusan yang memang benar adalah fakta."Help me, please....""Tolong, Allen nggak mau menggugurkan janin ini. Allen nggak mau membunuhnya! Bayi ini nggak bersalah.. dia nggak tau apa-apa. Allen nggak mau jadi seorang pembunuh yang tega melenyapkan darah dagingnya sendiri. Kalau mamah sama papah nggak setuju dengan keputusan Allen.. It's okay, Allen akan pergi dari sini. Allen juga nggak mau semakin buat kalian merasa malu karena semu

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   She Is Mine! - 03

    "Calief, Dia..""Anak rekan bisnis papah, pak Ariz?" Lanjut Carlina menganga tak percaya dengan pengakuan putrinya tersebut."Iya, mah. Hiks.. maafin Allen." Ucap Allen di sela-sela isak tangisannya."Dengar! papah akan buat perhitungan sama dia, Dan papah akan buat dia bertanggung jawab, atas apa yang telah dia lakukan sama kamu!" Tegas Aldric dengan sedikit membentak, yang kemudian bangkit dari sofa, dan berjalan keluar meninggalkan ruang tamu.Namun langkahnya harus terhenti, ketika sebelah kaki kanannya di peluk erat oleh seseorang. Yang ternyata itu adalah, Allen. Putri kesayangannya. Melihat apa yang di lakukan oleh putrinya, membuat Aldric tak tega dan segera melepaskan pelukan erat Allen pada kakinya lalu membantunya berdiri dan kini bergantian, dialah yang memeluknya dengan erat."Hiks.. pah.. maaf.. tolong maafin Allen pah. Ini semua salah Allen pah... tolong maafin Allen.." histeris Allen di dalam dekapan Aldric yang

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   Pria Antagonis - 02 Kau Terlalu Kejam.

    Alena pulang cepat dari kantor pada sore hari ini. Sebelum kembali, dia mampir terlebih dahulu ke salah satu restoran milik keluarganya. Ia baru saja keluar dari toilet wanita dengan setelan kantor lengkap, serta masker warna hitam yang menutupi setengah wajahnya. Ketika berjalan keluar menuju pintu masuk restoran dirinya sedang tidak fokus. Sehingga menyebabkan orang lain menabrak tubuhnya dari arah yang berlawanan. Alena terjatuh, seseorang itu merasa panik dan segera membantu dirinya untuk berdiri kembali. "Maaf, maaf. Saya tidak sengaja. Sekali lagi saya minta maaf." Sesal orang tersebut. Alena mendongak, menatap wajah sang pelaku. Rupanya itu adalah dia. Pria yang telah merusak kehidupan saudari kembarnya. Ia mengenali muka Calief dari galeri ponsel Allen. Ya, Calief Atharizz Franklyn. Pria bajingan yang sekaligus merupakan ayah kandung dari putrinya, Alesie. Alena hanya mengangguk pelan, ia kemudian melenggang pergi begitu saja. Tetapi saat langkahnya sudah mencapai pintu, C

  • Anak Tersembunyi Sang Pria Antagonis   Pria Antagonis - 01 Biar Aku Yang Merawat.

    “Pa, Ma… Allen hamil.” Alena terkejut melihat sang adik kembar tiba-tiba bersujud dan menangis keras di depan orangtuanya. Setelah hampir dua tahun Allen, adik kembarnya, memutuskan untuk hidup mandiri, ia tiba-tiba saja kembali siang ini dalam keadaan kacau. Alena tidak menyangka kalau Allen mengucapkan pengakuan yang begitu menggegerkan isi rumah. Ponselnya terjatuh lepas dari genggaman tangannya ke lantai. "Apa ..? Hamil ..." gumam Alena tidak percaya. “Kamu… gak bercanda kan?” Allen tidak menjawab, tapi suara tangisannya menjadi lebih keras. Bahkan sampai meraung-raung. Elina, mamanya, jatuh pingsan setelah mendengar pengakuan Allen. Dan ayahnya, Bryan, langsung menarik Allen berdiri. Mata besarnya menatap tajam Allen, lalu dengan geram berseru, "Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?!" Tekannya menuntut penjelasan. Allen tampak ketakutan karena baru kali ini ia melihat sisi ayahnya yang seperti ini, sama seperti Alena. Ia bahkan tidak bisa membela adiknya itu, dan hanya i

DMCA.com Protection Status