‘Ariana? Apa mungkin Ariana yang itu?’ batin Saka terkejut. Hanya ada satu nama Ariana yang terpikirkan olehnya saat ini, yaitu ibu dari anaknya, Felix.“Tunjukkan kami di mana tempatnya,” perintah Saka tanpa pikir panjang. Kru itu pun segera menunjukkan lokasi di mana Ariana terjatuh. Banyak orang yang berdiri di ujung tebing itu. Mereka berteriak seolah sedang mencoba berbicara dengan orang yang ada di dasar tebing. Beberapa saling berbincang satu sama lain, seolah sedang berusaha mencari ide yang tepat dan berpikir bagaimana caranya agar mereka bisa menyelamatkan Ariana.Bersamaan dengan itu, Sutradara yang juga tidak kalah paniknya dengan para kru itu kini semakin memucat saat melihat kedatangan sang pemilik agency.“Ya, ampun, Presdir. Saya benar-benar lupa jika Anda akan datang hari ini,” ucap Sutradara itu dengan gugup. “Jelaskan apa yang sedang terjadi. Aku dengar terjadi kecelakaan di sini,” perintah Saka dengan tegas.Sutradara sudah tidak bisa mengelak lagi. “Itu ... bena
Tak lama, dokter yang dikirimkan oleh Harry pun datang bersamaan dengan tim penyelamat yang tadi mereka telepon. Saka sempat memprotes tentang keterlambatan mereka saat dokter melihat kondisi Ariana.Beruntungnya, Ariana tidak terluka parah, bahkan kakinya hanya terkilir ringan dan tidak mengalami keretakan di tulangnya. Namun, ada baiknya untuk diperiksakan lebih lanjut. Dokter juga memberikan beberapa resep obat untuk Ariana.“Tuan, terima kasih sudah menyelamatkan saya,” ucap Ariana ketika yang lainnya pergi meninggalkan tenda. Saka menoleh pada Ariana dan berdeham. “Tidak masalah. Cepatlah sembuh,” ucap Saka dan langsung pergi meninggalkan Ariana. Jika terlalu lama berada di dekatnya, entah mengapa jantung Saka jadi berdetak tidak beraturan.“Nichole, ayo kita kembali,” perintah Saka setelah Nichole mengurus kedatangan tim penyelamat.“Baik, Tuan!” Ketika Saka dan Nichole sudah berada di dalam mobil dan sedang dalam perjalanan ke perusahaan mereka, Nichole tidak bisa berhenti me
“Apa? Nichole, kau ini benar-benar—”“Tuan-Tuan! Makanannya sudah siap, mari kita makan bersama,” ucap Ariana yang baru saja muncul dan tanpa sengaja memotong ucapan Saka.“Wah, terima kasih banyak, Nona Ariana!” Nichole segera kabur dari pandangan Saka sebelum atasannya itu memarahinya lebih lanjut.Saka mendengkus kesal dan memutuskan untuk diam dan mengikuti langkah Felix ke meja makan. Mereka duduk berempat di sana dan bersiap untuk makan. Masakan Ariana malam itu sederhana, hanya sebuah pasta. Namun, mereka memakannya habis tanpa bersisa.Felix yang duduk di sebelah Saka terus memperhatikan Saka tanpa henti. Bahkan, Felix juga mengikuti gerak-gerik Saka ketika ia makan dan menirunya. Ketika selesai makan, ia masih saja tidak mengalihkan tatapannya.“Paman Tampan,” panggil Felix, “Bagaimana masakan mamaku? Enakkan? Paman suka, ‘kan?” Saka yang tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Felix menjadi gugup. Ia tidak pernah dekat dengan anak kecil, maka dari itu k
Proses pemulihan Ariana ternyata berjalan cukup cepat dan hanya dalam waktu seminggu saja, Ariana sudah bisa kembali untuk melakukan aktivitas syuting. Ia datang dengan langkah tegap seolah ia tidak pernah mengalami kecelakaan yang membuatnya mendapatkan luka di sana-sini sebelumnya.Itu semua berkat orang-orang yang ada di sekitar Ariana. Wanita itu mungkin memang tidak memiliki keluarga yang lengkap—tidak ada ayah maupun ibu yang memperhatikannya, tetapi Ariana punya teman-teman yang setia dan perhatian padanya. Baik Alano, Alice, maupun Jake, mereka benar-benar memperhatikan Ariana dan tidak membiarkan Ariana bergerak sedikit pun. Rasanya, Ariana mendapatkan perlakuan layaknya seorang putri raja dari mereka.Tak hanya itu, selama sakit pula, Felix selalu menurut pada Ariana. Tidak pernah Felix rewel maupun merengek padanya. Yang ada justru Felix malah merasa kasihan dan menangis jika melihat Ariana kesakitan.Yang terakhir adalah perlakuan dari Saka. Meski Ariana memandang Saka seb
Bunyi gebrakan pintu yang amat keras membuat Felix terlonjak. Melihat adanya seorang wanita paruh baya yang Ariana kenal dan berdiri di depan pintu apartemennya, Ariana langsung menutup pintu dengan membantingnya.Akan tetapi, sebelum Ariana sempat mengunci pintu, pintunya kembali terbuka dengan paksa. Kekuatan pria yang berdiri di sebelah wanita paruh baya itu membuat Ariana tidak bisa menahan pintu. Hingga akhirnya pintu itu pun terbuka dengan lebar.“Dasar anak tidak tahu diuntung! Bisa-bisanya kamu menutup pintu dengan keras di depan orang tuamu!” suara wanita itu meninggi setelah ia berhasil masuk satu langkah ke dalam apartemen Ariana.Wanita yang bernama Maria itu menoleh ke sana-kemari, matanya memperhatikan apa yang ada di depannya. Tidak terlihat adanya sikap ramah di wajahnya itu. Ariana sendiri tidak bisa berkutik. Ia yang tadi terdorong ke belakang karena kalah kekuatan itu tidak bisa menahan mereka untuk masuk.Mata Maria kini menatap nyalang ke arah Ariana. Ia pun melan
“Ayah kandung Felix ....”Saka mengangguk sebagai balasan dari gumaman Ariana. “Tidak peduli kamu lupa atau tidak tahu, tetapi isi dari perjanjian itu mengatakan kalau anak yang akan kamu lahirkan adalah sepenuhnya milikku. Bayaran tinggi yang aku berikan itu adalah sebagai upah rahimmu yang aku sewa, bukan karena aku butuh pasangan tidur saja.”Ariana menunduk dan termenung. Ia berusaha menyerap baik-baik perkataan Saka. Semua informasi yang diberikan Saka rasanya terlalu banyak dan mendadak bagi Ariana. Namun, Saka nampaknya tidak peduli dan terus melanjutkan ucapannya.“Aku butuh pewaris, dan Felix adalah pewarisku.”Wanita di hadapan Saka itu masih diam dan tidak merespon. Kepalanya terlalu pusing untuk memutuskan sesuatu.“Apa itu artinya … Anda akan membawa Felix?”“Tentu saja,” jawab Saka mantap.Ariana mendongak dan menatap mata kelam Saka yang tidak kenal ampun. Namun, tidak ada ketakutan dari tatapan Ariana. Justru, ada kekuatan di dalam sana ketika ia sadar jika kini mereka
“Presdir, apa Anda yakin ingin membawa Felix ke mansion Anda?” tanya Nichole sembari mengikuti langkah Saka. Mereka baru saja kembali dari ruang rapat dan akan menuju ruang kerja Saka.Nichole sebenarnya tidak tahu seperti apa perbincangan yang sudah Saka lakukan dengan Ariana kemarin. Nichole hanya mendengarkan beberapa poinnya saja dari Saka setelahnya. Namun, Nichole masih tidak nyaman ketika mengingat bagaimana ekspresi Ariana setelah ia datang membawa Felix.Setelah mereka hanya berdua saja, Saka berkata jika ia punya niat untuk membawa Felix secepatnya.“Tentu saja,” jawab Saka singkat. Ia tidak mengubah keputusannya meski Nichole terus bertanya akan hal yang sama berulang kali. Langkah pria itu sempat terhenti saat ia berada di depan pintu dan menunggu Nichole untuk membukakan pintunya. Setelah terbuka, ia pun masuk ke ruangannya.“Bagaimana kalau dia tidak mau? Memangnya ada anak yang mau dipisahkan dengan ibunya? Apalagi Felix terlihat sangat dekat dengan Nona Ariana,” komen
Alice yang menyadari bahwa Diana tidak menanggapi ucapannya itu mendadak panik. Ia lalu mengintip ke arah Diana, tetapi ia justru melihat Diana memasang ekspresi yang sulit Alice baca.‘Jangan-jangan Nyonya Diana marah padaku karena datang terlalu pas?!’ batin Alice panik. Bisa-bisa nasib butiknya akan berada di ujung tanduk jika ia tidak memuaskan salah satu orang berpengaruh di negaranya ini.“Nyonya Diana, saya minta maaf. Tolong jangan marah. Untuk ke depannya, saya tidak akan datang terlambat lagi dan akan datang sepuluh menit lebih awal dari janji temu. Tolong beri saya kesempatan lagi!” ucap Alice berusaha merebut hati Diana.Wanita itu tersadar setelah mendengar seruan dari Alice. Matanya pun beralih pada Alice yang sudah ia abaikan selama beberapa menit.“Ah! Emm … tidak, aku tidak marah, kok. Kamu juga tidak terlambat dan justru datang tepat waktu,” ucap Diana yang sadar akan lamunannya.Mendengar hal itu, Alice tersenyum sumringah. Ia bersyukur tidak membuat Diana kecewa. “