Naomi sangat salut dengan keputusan Caden. Dia menatap Caden dan berbicara dengan terisak-isak, “Hidup Samuel sungguh melelahkan. Selama hidup, dia menyaksikan sendiri seluruh anggota keluarganya mati mengenaskan. Setelah meninggal, dia nggak berhasil balas dendam demi anggota keluarganya. Sekarang jasadnya malah hanya bisa diurus oleh orang lain. Gimana kalau kita cari lokasi tanah yang lebih bagus untuk menguburnya? Biar dia bisa tenang di sana.”“Oke.” Caden menenangkannya.“Bagi Samuel, mati itu juga tergolong sebuah pelepasan. Kelak dia nggak perlu hidup dalam siksaan batin lagi. Sudah saatnya dia istirahat. Dia bisa berkumpul dengan anggota keluarganya.”“Di dunia ini, satu-satunya orang yang paling dia pedulikan adalah Baby. Dia bisa tenang dengan menyerahkan Baby kepada kita. Satu-satunya penyesalannya adalah dia nggak berhasil untuk balas dendam. Aku juga sudah janji sama dia, aku akan bantu dia untuk membalas dendamnya.”Naomi menatap Caden dengan khawatir. Caden memahaminya
Tanpa izin dari Caden, tidak ada satu pun dokter yang diperbolehkan untuk mengobati Tony. Bagaimana kalau Tony benar-benar sakit nanti? Apa dia mesti menunggu mati di rumah?Caden tidak menjawab pertanyaannya, melainkan hanya menatap Tony lekat-lekat.Setelah melihat Tony, Caden pun kepikiran dengan Abigail, Yamin, kedua abangnya Samuel, dan juga Samuel. Selain itu, Caden juga kepikiran dengan sosok Wanda dan Darman.Orang yang tidak seharusnya mati malah sudah mati! Sekarang, iblis malah masih bertahan hidup di dunia ini!Apa ini yang namanya keadilan? Ternyata fakta memang sulit untuk diterima.Tony dapat merasakan aura membunuh dari tatapan Caden. Keningnya spontan berkerut. Dia sedang berpikir apakah hari ini dia telah menyinggung Caden?Setelah berpikir beberapa saat, Tony masih tidak kepikiran. Dia pun berkata dengan sinis, “Kamu nggak berhak untuk ikut campur dalam soal pengobatanku. Aku bebas mau diobati dokter mana pun.”Caden menarik napas dalam-dalam, berusaha menekan keingi
Tony bernapas terengah-engah. Pakaiannya sudah dibasahi keringat dingin. Dia merasa murka. Namun, keadaan Caden hari ini agak aneh. Jadi, dia tidak berani melawan.Tony menekan amarahnya dan menatap Melvin, lalu berkata, “Katakan apa yang kamu katakan padaku tadi kepadanya dengan jujur!”Melvin juga takut pada Caden. Dia melangkah maju dengan gemetar dan berujar, “Setelah Pak Tony meninggalkan studio dulu, ada beberapa pengawal yang datang untuk tangani masalah akhirnya. Waktu bersihkan lokasi, mereka temukan kakak adik yang bersembunyi dalam lemari. Adiknya sudah pingsan, tapi kakaknya masih sadar.”“Kakaknya menatap pengawal dengan ketakutan dan memeluk adiknya sambil menangis tersedu-sedu. Karena takut tangisan itu menarik perhatian orang di luar, pengawal pun hendak menghabisi mereka. Alhasil, ada seorang pria yang tiba-tiba masuk.”“Dia pakai nama Pak Darman untuk bawa kakak beradik itu pergi, juga kasih selembar cek dengan nominal yang sangat besar. Pokoknya, dia pakai segala car
Hanya karena Abigail cantik dan tidak sengaja menarik perhatian Tony, seluruh keluarganya harus mati dengan tragis.“Sebaiknya kamu berdoa kamu nggak cepat mati. Anggota Keluarga Sadana lagi menunggumu di alam baka!”Seusai berbicara, Caden berdiri, lalu mencabut pisau buah yang menusuk tangan Tony. Darah segera memuncrat dari luka itu.“Ah!” Tony berteriak kesakitan dan langsung pingsan.Caden berjalan keluar dari ruangan dengan ekspresi dingin. Begitu melihatnya, para pengawal yang sedang berjaga di depan pintu buru-buru menyingkir. Setelah Caden pergi, semua orang baru menghampiri Tony.Tangan Tony sudah bolong, sedangkan ujung pisau juga menembus pahanya sedalam 7-8 cm. Hanya melihatnya saja, semua orang bisa membayangkan betapa sakitnya itu. Setelah lukanya diperban, Tony baru sadar dan berseru dengan marah, “Anak durhaka! Kalau tahu dia begitu kejam, aku seharusnya langsung habisi dia saja dari dulu! Orang nggak tahu berterima kasih! Dia lebih menyebalkan dari ayahnya!”Darman h
Tony menjawab dengan ekspresi muram, “Itu urusannya sendiri. Kita nggak perlu khawatir.”“A ... aku cuma merasa ada yang aneh dalam hal ini. Apa mungkin dia ingin merebut abu Wanda, lalu pergi bertransaksi dengan Caden secara langsung?”Tony menjawab dengan yakin, “Nggak mungkin!”Bagaimanapun juga, Tony tidak mungkin menyangka Braxton sebenarnya adalah cicitnya, Braden. Tony menganalisis, “Kalau kerja sama dengan kita, Braxton bisa dapat sejumlah besar uang, juga bisa tempati posisi sebagai orang terkaya. Kalau kerja sama dengan Caden, dia paling-paling cuma akan dapat sedikit uang dari Caden. Dia masih nggak bisa menekan Caden dan akan jadi nomor 2 selamanya. Dia nggak bodoh dan tentu saja tahu pilihan mana yang lebih menguntungkannya.”Melvin mengangguk dan menjawab, “Masuk akal.”Tony melanjutkan, “Aturkan waktu dan lokasi pertemuan dengannya. Bawa abu Wanda untuk diidentifikasinya. Selama dia bersedia kerja sama, kita pasti bisa jatuhkan Caden! Aku benar-benar sudah nggak tahan s
Caden menelan ludah, lalu menjawab, “Aku juga kurang tahu. Kalau kerjaannya sudah selesai, dia pasti kembali. Baby tunggu saja dia kembali dengan patuh.”“Emm!”Yahya membawa masuk seekor kelinci dan mengatakan kelinci itu kiriman dari keluarganya Samuel. Caden tahu bahwa kelinci itu bukan hadiahnya untuk Baby, melainkan hadiah dari Samuel. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya melepaskan Baby supaya Baby bisa bermain dengan kelinci.Sebelum meninggal, Samuel menyuruh Caden membelikan seekor hewan peliharaan untuk Baby supaya bisa menggantikannya menemani Baby. Kelak, kelinci itu adalah anggota keluarga mereka yang baru.Saat ketiga anak itu bermain dengan kelinci di ruang tamu, Caden berjalan ke dapur. Naomi sedang berdiri di depan pintu dapur dengan berlinang air mata. Dia merasa terharu, tetapi juga tidak berdaya. Dia merasa terharu karena Baby akhirnya memanggil Caden dengan sebutan papa. Namun, begitu mendengar Baby mengungkit tentang Samuel, dia merasa sangat tidak berda
Kabar baiknya adalah, brankas yang ditinggalkan Samuel itu sudah ditemukan dan masih utuh. Berkas-berkas di dalamnya sudah dikeluarkan dan sedang diantar ke Vila Maison.Kabar buruknya adalah, orang misterius itu berhasil melarikan diri. Pesawatnya jatuh ke sebuah hutan yang rindang dan meledak. Namun, tidak ditemukan mayatnya. Sangat jelas bahwa dia sudah terlebih dahulu terjun payung.Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden menatap ke layar komputer Rayden dan bertanya, “Pesawatnya jatuh di sana?”“Emm!” Rayden memperbesar petanya dan menjawab, “Untuk mencegah timbulnya korban jiwa yang nggak diperlukan, polisi nggak ambil tindakan tegas. Mereka mau tunggu sampai dia mendarat baru menangkapnya. Tak disangka, dia malah berhasil kabur! Sinyal di hutan terputus-putus. Aku nggak tahu dari mana dia terjun payung dan nggak bisa lanjut lacak posisinya.”Braden berdiri di samping dan berkata dengan kening berkerut, “Di samping hutan ini ada sungai. Setelah melewati sungai ini, dia bisa s
Caden juga merasa curiga. Setelah terdiam sejenak, dia berkata, “Nanti, kalian selidiki saja semua informasi mengenai kakek kalian. Kita harus temukan siapa saja yang pernah terlibat dengannya, lalu selidiki orang-orang itu satu per satu.”Braden dan Rayden mengangguk, lalu menjawab dengan serentak, “Oke!”Ketiga orang itu lanjut memeriksa data dan ekspresi mereka bertambah muram. Dapat dikatakan bahwa orang misterius ini melakukan kejahatan apa saja. Memproduksi dan menjual narkoba, menyelundupkan senjata api, menjalankan perdagangan organ manusia, dan transaksi ilegal lainnya. Dia benar-benar jahat!Apa yang pernah dilakukannya benar-benar mengerikan dan bisa memicu amarah orang. Selain itu, jaringan koneksinya benar-benar luas hingga bisa membuat orang tercengang. Dia memiliki hubungan dengan banyak kelompok berbahaya di luar negeri dan juga pejabat dalam negeri.Tony adalah sampah masyarakat, tetapi dia masih tidak termasuk apa-apa jika dibandingkan dengan orang misterius ini. Dia
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu