[ Saat Baby senang, Papa juga akan merasa senang. Saat Baby sedih, Papa juga akan ikut merasa sedih. Jadi, demi Papa, Baby mesti selalu gembira, ya? ][ Baby, selama Papa nggak ada di sisimu, kamu mesti hidup bersama Mama dan kakak-kakakmu. Selain itu, Baby juga mesti hidup bersama … papa baru Baby. Papa sudah mengujinya. Dia sama seperti Papa, sama-sama sangat mencintai Baby. Dia adalah seorang ayah yang baik! ][ Lagi pula, dia dan Papa juga sangat mencintai Baby. Baby bisa memperlakukannya seperti memperlakukan Papa. Baby juga nggak usah merasa kaku di hadapannya. Kamu bisa manja-manja, merengek, merajuk, bahkan memberi tahu rahasiamu kepadanya. ][ Mulai hari ini, dia bukan lagi pamannya Baby. Dia akan menjadi papa baru Baby. Baby bisa memanggilnya “Papa”. Baby, Papa sangat mencintaimu, sangat amat mencintaimu! ][ Baby, kamu mesti hidup dengan gembira dan sehat. Kamu mesti menjadi orang baik yang hidup dengan gembira. ][ Baby, Papa doakan kamu terbebas dari penyakit dan orang jah
Naomi sangat salut dengan keputusan Caden. Dia menatap Caden dan berbicara dengan terisak-isak, “Hidup Samuel sungguh melelahkan. Selama hidup, dia menyaksikan sendiri seluruh anggota keluarganya mati mengenaskan. Setelah meninggal, dia nggak berhasil balas dendam demi anggota keluarganya. Sekarang jasadnya malah hanya bisa diurus oleh orang lain. Gimana kalau kita cari lokasi tanah yang lebih bagus untuk menguburnya? Biar dia bisa tenang di sana.”“Oke.” Caden menenangkannya.“Bagi Samuel, mati itu juga tergolong sebuah pelepasan. Kelak dia nggak perlu hidup dalam siksaan batin lagi. Sudah saatnya dia istirahat. Dia bisa berkumpul dengan anggota keluarganya.”“Di dunia ini, satu-satunya orang yang paling dia pedulikan adalah Baby. Dia bisa tenang dengan menyerahkan Baby kepada kita. Satu-satunya penyesalannya adalah dia nggak berhasil untuk balas dendam. Aku juga sudah janji sama dia, aku akan bantu dia untuk membalas dendamnya.”Naomi menatap Caden dengan khawatir. Caden memahaminya
Tanpa izin dari Caden, tidak ada satu pun dokter yang diperbolehkan untuk mengobati Tony. Bagaimana kalau Tony benar-benar sakit nanti? Apa dia mesti menunggu mati di rumah?Caden tidak menjawab pertanyaannya, melainkan hanya menatap Tony lekat-lekat.Setelah melihat Tony, Caden pun kepikiran dengan Abigail, Yamin, kedua abangnya Samuel, dan juga Samuel. Selain itu, Caden juga kepikiran dengan sosok Wanda dan Darman.Orang yang tidak seharusnya mati malah sudah mati! Sekarang, iblis malah masih bertahan hidup di dunia ini!Apa ini yang namanya keadilan? Ternyata fakta memang sulit untuk diterima.Tony dapat merasakan aura membunuh dari tatapan Caden. Keningnya spontan berkerut. Dia sedang berpikir apakah hari ini dia telah menyinggung Caden?Setelah berpikir beberapa saat, Tony masih tidak kepikiran. Dia pun berkata dengan sinis, “Kamu nggak berhak untuk ikut campur dalam soal pengobatanku. Aku bebas mau diobati dokter mana pun.”Caden menarik napas dalam-dalam, berusaha menekan keingi
Tony bernapas terengah-engah. Pakaiannya sudah dibasahi keringat dingin. Dia merasa murka. Namun, keadaan Caden hari ini agak aneh. Jadi, dia tidak berani melawan.Tony menekan amarahnya dan menatap Melvin, lalu berkata, “Katakan apa yang kamu katakan padaku tadi kepadanya dengan jujur!”Melvin juga takut pada Caden. Dia melangkah maju dengan gemetar dan berujar, “Setelah Pak Tony meninggalkan studio dulu, ada beberapa pengawal yang datang untuk tangani masalah akhirnya. Waktu bersihkan lokasi, mereka temukan kakak adik yang bersembunyi dalam lemari. Adiknya sudah pingsan, tapi kakaknya masih sadar.”“Kakaknya menatap pengawal dengan ketakutan dan memeluk adiknya sambil menangis tersedu-sedu. Karena takut tangisan itu menarik perhatian orang di luar, pengawal pun hendak menghabisi mereka. Alhasil, ada seorang pria yang tiba-tiba masuk.”“Dia pakai nama Pak Darman untuk bawa kakak beradik itu pergi, juga kasih selembar cek dengan nominal yang sangat besar. Pokoknya, dia pakai segala car
Hanya karena Abigail cantik dan tidak sengaja menarik perhatian Tony, seluruh keluarganya harus mati dengan tragis.“Sebaiknya kamu berdoa kamu nggak cepat mati. Anggota Keluarga Sadana lagi menunggumu di alam baka!”Seusai berbicara, Caden berdiri, lalu mencabut pisau buah yang menusuk tangan Tony. Darah segera memuncrat dari luka itu.“Ah!” Tony berteriak kesakitan dan langsung pingsan.Caden berjalan keluar dari ruangan dengan ekspresi dingin. Begitu melihatnya, para pengawal yang sedang berjaga di depan pintu buru-buru menyingkir. Setelah Caden pergi, semua orang baru menghampiri Tony.Tangan Tony sudah bolong, sedangkan ujung pisau juga menembus pahanya sedalam 7-8 cm. Hanya melihatnya saja, semua orang bisa membayangkan betapa sakitnya itu. Setelah lukanya diperban, Tony baru sadar dan berseru dengan marah, “Anak durhaka! Kalau tahu dia begitu kejam, aku seharusnya langsung habisi dia saja dari dulu! Orang nggak tahu berterima kasih! Dia lebih menyebalkan dari ayahnya!”Darman h
Tony menjawab dengan ekspresi muram, “Itu urusannya sendiri. Kita nggak perlu khawatir.”“A ... aku cuma merasa ada yang aneh dalam hal ini. Apa mungkin dia ingin merebut abu Wanda, lalu pergi bertransaksi dengan Caden secara langsung?”Tony menjawab dengan yakin, “Nggak mungkin!”Bagaimanapun juga, Tony tidak mungkin menyangka Braxton sebenarnya adalah cicitnya, Braden. Tony menganalisis, “Kalau kerja sama dengan kita, Braxton bisa dapat sejumlah besar uang, juga bisa tempati posisi sebagai orang terkaya. Kalau kerja sama dengan Caden, dia paling-paling cuma akan dapat sedikit uang dari Caden. Dia masih nggak bisa menekan Caden dan akan jadi nomor 2 selamanya. Dia nggak bodoh dan tentu saja tahu pilihan mana yang lebih menguntungkannya.”Melvin mengangguk dan menjawab, “Masuk akal.”Tony melanjutkan, “Aturkan waktu dan lokasi pertemuan dengannya. Bawa abu Wanda untuk diidentifikasinya. Selama dia bersedia kerja sama, kita pasti bisa jatuhkan Caden! Aku benar-benar sudah nggak tahan s
Caden menelan ludah, lalu menjawab, “Aku juga kurang tahu. Kalau kerjaannya sudah selesai, dia pasti kembali. Baby tunggu saja dia kembali dengan patuh.”“Emm!”Yahya membawa masuk seekor kelinci dan mengatakan kelinci itu kiriman dari keluarganya Samuel. Caden tahu bahwa kelinci itu bukan hadiahnya untuk Baby, melainkan hadiah dari Samuel. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya melepaskan Baby supaya Baby bisa bermain dengan kelinci.Sebelum meninggal, Samuel menyuruh Caden membelikan seekor hewan peliharaan untuk Baby supaya bisa menggantikannya menemani Baby. Kelak, kelinci itu adalah anggota keluarga mereka yang baru.Saat ketiga anak itu bermain dengan kelinci di ruang tamu, Caden berjalan ke dapur. Naomi sedang berdiri di depan pintu dapur dengan berlinang air mata. Dia merasa terharu, tetapi juga tidak berdaya. Dia merasa terharu karena Baby akhirnya memanggil Caden dengan sebutan papa. Namun, begitu mendengar Baby mengungkit tentang Samuel, dia merasa sangat tidak berda
Kabar baiknya adalah, brankas yang ditinggalkan Samuel itu sudah ditemukan dan masih utuh. Berkas-berkas di dalamnya sudah dikeluarkan dan sedang diantar ke Vila Maison.Kabar buruknya adalah, orang misterius itu berhasil melarikan diri. Pesawatnya jatuh ke sebuah hutan yang rindang dan meledak. Namun, tidak ditemukan mayatnya. Sangat jelas bahwa dia sudah terlebih dahulu terjun payung.Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden menatap ke layar komputer Rayden dan bertanya, “Pesawatnya jatuh di sana?”“Emm!” Rayden memperbesar petanya dan menjawab, “Untuk mencegah timbulnya korban jiwa yang nggak diperlukan, polisi nggak ambil tindakan tegas. Mereka mau tunggu sampai dia mendarat baru menangkapnya. Tak disangka, dia malah berhasil kabur! Sinyal di hutan terputus-putus. Aku nggak tahu dari mana dia terjun payung dan nggak bisa lanjut lacak posisinya.”Braden berdiri di samping dan berkata dengan kening berkerut, “Di samping hutan ini ada sungai. Setelah melewati sungai ini, dia bisa s
“Atasan sudah berulang kali berpesan pada kita untuk nggak bocorkan informasi ini, tapi kamu malah kasih data-datanya ke orang luar. Dari mana datangnya nyalimu itu! Kalau dia beberkan hal ini, kamu bisa tanggung jawab? Memangnya kamu nggak tahu akan betapa mengerikan situasinya kalau masyarakat panik?”Robbin menjelaskan dengan sabar, “Aku suruh dia datang kemari untuk minta bantuannya. Dia sangat hebat dalam pengobatan tradisional, juga adalah temanku yang bisa dipercaya. Dia nggak akan bocorkan informasi ini.”Salvia mengejek, “Bisa dipercaya? Dari mana kamu tahu dia bisa dipercaya? Dari tampangnya yang cantik?”Hari ini, suasana hati Salvia pada dasarnya sudah buruk. Berhubung dipermalukan Caden lagi, dia pun murka dan meluapkan amarahnya pada Robbin.“Dia hebat? Memangnya dia lulusan universitas mana? Dia kerja di rumah sakit mana? Kalau dia sehebat itu, kenapa dia nggak bergabung sama Asosiasi Medika? Dia bahkan nggak direkrut Asosiasi Medika, tapi kamu malah bilang dia hebat. Ap
Robbin mendekati Naomi dan berbisik, “Dia itu cucu kandung Pak Anton. Menurutku, dia datang untuk numpang dapat pujian. Kalau kita berhasil kendalikan virus ini, dia bisa rebut jasanya. Kalau gagal, dia juga nggak perlu takut disalahkan karena masih ada banyak pakar senior yang akan disalahkan.”Naomi bertanya dengan kening berkerut, “Siapa itu Pak Anton?”“Ketua Asosiasi Medika.”Naomi pun terdiam. Pantas saja Salvia begitu arogan. Ternyata dia diutus kemari dengan mengandalkan koneksi. Cucu kandung Ketua Asosiasi Medika setara dengan putri bangsawan di dunia medis.Asosiasi Medika adalah organisasi yang memiliki wewenang di dunia medis. Semua ahli medis terkenal di dalam negeri merupakan anggota dari Asosiasi Medika. Asosiasi ini sangat terkenal dan mempunyai koneksi luas. Siapa pun yang menduduki posisi sebagai ketua asosiasi, siapa pula yang akan menjadi bosnya.Bagaimanapun juga, yang namanya manusia pasti harus menjalani siklus hidup. Tidak peduli apa pekerjaannya, bagaimana lata
Caden sudah tidak tahan mendengar kearoganan Salvia. Dia muncul di samping Naomi dengan ekspresi dingin dan berujar, “Aku nggak peduli kamu itu siapa. Coba saja kalau kamu berani lanjut memarahi istriku!”Caden sebenarnya tidak ingin ikut campur dalam percakapan wanita. Namun, Salvia sudah keterlaluan dan jelas perlu ditegur.Salvia langsung menoleh ke arah Caden dan hendak memakinya. Akan tetapi, begitu melihat tampang Caden, dia langsung tercengang. Pria di hadapannya benar-benar tampan! Selain tampan, tubuhnya juga sangat bagus. Apa dia itu seorang artis?Salvia menenangkan diri, lalu berkata dengan lembut, “Aku nggak marah kok, cuma lagi jalankan pekerjaanku. Kamu itu siapa?”“Kamu nggak layak tahu!” jawab Caden dengan dingin. Dia sama sekali tidak peduli pada harga diri Salvia.Salvia baru berumur sekitar 20-an tahun. Ini adalah masa-masa seorang wanita suka melihat cowok tampan dan sangat mementingkan harga diri. Berhubung sudah terbiasa dimanjakan di rumah, dia yang tiba-tiba di
Baru saja Naomi hendak menjawab, tiba-tiba terdengar seruan tajam seorang wanita di luar pintu.“Sudah kubilang kalian nggak boleh menjenguknya! Mau kalian nangis juga nggak guna! Ini peraturan rumah sakit! Aku benar-benar nggak pernah ketemu keluarga pasien yang begitu nggak pengertian kayak kalian. Sudah kubilang, dia cuma dikarantina, belum mati. Buat apa kalian nangis? Kalau kalian tunda waktu kami temukan obat penawarnya dan orangnya benar-benar mati, itu salah kalian sendiri!”Di sisi lain, terdengar suara tercekat wanita lain yang memohon, “Ini hari ulang tahun anak kami. Dia sudah rindu sama ayahnya. Kami nggak boleh melihatnya dari jauh?”“Nggak boleh! Aku sudah bilang berulang kali. Nggak boleh, ya nggak boleh! Kalau kalian ganggu aku lagi, aku akan suruh satpam usir kalian! Nyebelin banget sih!”Wanita yang tiba-tiba marah itu membuat anak kecil ketakutan dan menangis.Naomi pun mengerutkan kening, lalu berjalan keluar ruangan. Di koridor, terdapat total 3 orang yang terdiri
Leon melangkah maju dengan garang. Alhasil ....Sebelum Leon sempat mendekati Caden, Caden sudah menendangnya hingga dia terpental sangat jauh. Setelah berkelahi secara langsung, Leon baru menyadari seberapa besar perbedaannya dengan Caden.Gerakan Caden sangat lincah, juga bertenaga dan tepat sasaran. Jangankan memukul Caden, Leon bahkan tidak sempat menghindari serangan Caden. Setelah meninju wajah Leon beberapa kali, Caden menendang lututnya sehingga Leon langsung jatuh berlutut di lantai. Kemudian, Caden yang berekspresi dingin berdiri di belakang Leon dan membidik tepat pergelangan kakinya sebelum menginjaknya dengan kuat.Seiring dengan suara tulang patah yang nyaring, Leon pun berteriak kesakitan, “Ah!”Namun, Caden masih belum mengampuni Leon. Dia menendang tulang rusuk Leon sehingga Leon terpental sangat jauh. Tulang rusuk Leon pun patah akibat tendangan itu.Caden berjalan mendekati Leon dengan ekspresi suram. Kali ini, tidak ada lagi kearoganan dan ejekan dalam mata Leon sa
Leon berseru dengan marah, “Aku orang picik, sedangkan dia pria sejati? Kalau dia itu pria sejati, dia nggak akan bilang mencintaimu, tapi malah bawa kamu datang untuk meneliti virus baru dan obat penawarnya!”“Kamu tahu seberapa berbahaya virus ini? Begitu nggak hati-hati, kamu akan langsung terinfeksi! Setelah terinfeksi, kamu akan sangat menderita! Ini nggak ada bedanya dengan mau celakai kamu, juga nggak peduli sama hidup dan matimu!”Begitu mendengar ucapan Leon, Naomi makin murka dan menyahut sambil menggertakkan gigi, “Caden nggak membujukku untuk meneliti virus ini! Aku sendiri yang mau melakukannya! Dia setuju aku datang kemari bukan karena nggak peduli sama hidup dan matiku, tapi karena tahu dia nggak akan bisa menghentikanku!”“Sebaliknya kamu. Kamu juga tahu seberapa berbahaya virus ini? Kamu tahu betapa menderitanya orang yang terinfeksi virus ini? Tapi, kamu malah mau gunakan virus ini untuk celakai orang? Kenapa kamu bisa sekejam itu!”Leon berseru, “Ini semua demi kamu!
Leon awalnya mengira Naomi tidak akan peduli padanya dalam waktu dekat. Jadi, saat melihat Naomi berjalan mendekatinya, dia merasa sangat gembira. Setelah berjarak dekat dengan Naomi, dia menyapa, “Naomi.”“Plak!” Begitu mendengar sahutan Leon, Naomi langsung menamparnya. Kepala Leon terkulai ke samping akibat tamparan itu. Di pipinya, terlihat bekas telapak tangan yang sangat jelas.Leon menoleh ke arah Naomi dan menatapnya dengan perasaan campur aduk. “Naomi ....”Naomi menggertakkan gigi dan berseru dengan tubuh gemetar, “Aku bukan cuma salah menilaimu, juga terlalu meremehkanmu. Leon, kamu benar-benar hebat! Kamu sudah sepenuhnya mengubah pengertianku terhadap sampah masyarakat!”“Aku pernah ketemu banyak sampah masyarakat, tapi nggak pernah ketemu sama yang separah kamu! Selain mau celakai Camila, Paman Herbert, dan Keluarga Nandara, kamu juga berniat untuk celakai rakyat jelata? Leon, kamu benar-benar nggak layak jadi manusia!”Leon yang ditampar tidak sedih, malah berkata dengan
Setelah menerima data-data yang bersangkutan dengan virus itu, Naomi pun memusatkan semua perhatiannya pada hal ini hingga lupa makan dan tidur. Meskipun sudah membaca sampai jam 3 dini hari, dia masih menolak untuk tidur. Jika bukan karena dipaksa Caden, dia mungkin akan bergadang.Setelah tidur tidak sampai 4 jam, Naomi bangun pagi-pagi keesokan harinya dan lanjut meneliti hal ini seharian. Saat menjelang malam, dia tiba-tiba berkata, “Aku mau pergi ke rumah sakit.”Melihat ekspresi Naomi yang serius, Caden bertanya, “Nggak bisa ditunda?”“Nggak bisa! Aku harus pergi sekarang!”Caden tahu tidak ada gunanya dia menghentikan Naomi. Jadi, dia pun menemani Naomi. Joseph dan anak-anak tahu Naomi sedang menyibukkan hal serius. Mereka menyuruhnya untuk bekerja dengan tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan urusan rumah.Selama perjalanan, Naomi tidak berhenti mengerutkan keningnya. Caden menggenggam tangannya dan berkata, “Yang penting kamu sudah berusaha yang terbaik. Untuk sisanya, kita se
Caden pulang di malam hari. Begitu dia mendekati Naomi, Naomi langsung berkata, “Kamu sudah merokok, juga pergi ke rumah sakit. Ada apa? Apa ada masalah?”Indera penciuman Naomi sangat sensitif, terutama dalam mencium bau obat dan rokok. Caden pun tertegun setelah mendengar ucapan Naomi.Naomi lanjut berkata, “Jujurlah padaku. Kalau kamu menutupinya dariku, aku akan makin khawatir.”Caden akhirnya menjawab jujur, “Aku pergi ke rumah sakit untuk ketemu Robbin.”“Karena masalah obat penawar?”“Emm.”“Ada apa dengan obat penawarnya? Hari ini, Camila juga meneleponku untuk tanya masalah obat penawar dan virus itu. Leon sudah menghubunginya.”Caden bertanya dengan kening berkerut, “Apa yang dikatakan Leon?”“Dia masih mau pakai Paman Herbert buat ancam Camila supaya bisa rebut harta Keluarga Nandara. Dia bilang cuma dia yang bisa tolong Paman Herbert.”“Suruh Camila abaikan dia.”“Emm. Apa yang kamu dan Robbin gusarkan? Bukannya Paman Herbert nggak terinfeksi virus?”Naomi tidak mengetahui