“Emm.”“Kamu sendiri yang bilang, ya! Kalau kamu ingkar janji, itu berarti kamu bukan manusia!” seru Naomi.Caden merasa kesal, tetapi tidak menjawab.Namun, Naomi masih merasa tidak tenang. Dia bertanya lagi, “Kalau dibayar tunai, berarti kamu langsung kasih aku uangnya? Uang itu nggak harus dipakai untuk bayar utang?”“Iya.”“Haha!” Naomi langsung tertawa.Caden pun melirik Naomi dengan tatapan sinis. Waktu baru naik ke mobil, Naomi masih begitu kesal. Begitu mengungkit tentang uang, dia malah langsung gembira. Dia memang adalah wanita materialistik.Naomi juga merasa dirinya sudah menunjukkan kegembiraannya dengan terlalu jelas. Dia pun berdeham lagi, lalu menatap Caden dengan tatapan yang jauh lebih lembut.Namun, Caden malah mengerutkan kening dan berkata, “Aku mencarimu untuk jaga Rayden, bukan untuk mendekatiku. Aku paling nggak suka sama wanita yang nggak tahu diri.”Naomi pun bertanya dengan bingung, “Apa maksudmu?”Caden meliriknya dari kaca spion tengah dan menjawab, “Jangan
Naomi bertanya dengan bingung, “Bukannya kamu lumayan kaya, makanya bisa punya mobil yang harganya ratusan miliar? Kamu seharusnya juga tinggal di rumah yang bagus. Tapi, kenapa lingkungan di sekitar sini begitu buruk?”Caden menjawab dengan acuh tak acuh, “Aku sudah bangkrut.”“Hah? Kamu sudah bangkrut?” tanya Naomi dengan terkejut.“Kamu keberatan?”“Bukan begitu. Tapi, kenapa kamu bisa tiba-tiba bangkrut? Kapan kamu bangkrut?”“Semalam.”Naomi pun terdiam setelah mendengar jawaban itu.Demi menyembunyikan identitasnya, Caden langsung membawa Rayden ke tempat ini setelah pulang dari rumah sakit. Ini adalah kediaman lama ibunya Caden. Sebelum ke luar negeri, ibunya selalu tinggal di sini.“Kenapa kamu nggak kelihatan sedih?” tanya Naomi dengan hati-hati. Biasanya, orang yang mengalami kebangkrutan pasti terlihat tidak bersemangat. Bahkan ada juga orang yang berlarut dalam kesedihan selamanya. Namun, Caden sama sekali tidak terlihat sedih.“Bagaimana kamu tahu aku nggak sedih?” tanya b
“Namaku Cayden Pangestu, dia itu Caden Pangestu. Hubungan kami cuma sebatas itu.”Naomi pun tidak berbicara lagi.Kemudian, Caden mengeluarkan sebuah kunci untuk membuka pintu. Sebelum masuk, dia memperingati Naomi, “Aku menyuruhmu datang untuk membuatnya gembira. Kalau dia emosi, kamu harus sabar. Jangan memperkeruh suasananya, apalagi mengungkit tentang ibunya.”‘Atas dasar apa? Kenapa aku harus sabar kalau dia emosi? Haih, ya sudahlah. Untuk sementara, aku masih nggak bisa melawan pria ini. Lagian, putranya baru 5 tahun. Memangnya apa yang bisa kulakukan?’ gumam Naomi dalam hati.Setelah meyakinkan dirinya, Naomi menekan rasa tidak senangnya dan bertanya, “Ibunya itu orang seperti apa? Kenapa dia meninggalkan kalian? Hubungan kalian nggak bagus?”Caden menjawab dengan kening berkerut, “Jangan tanyakan pertanyaan yang nggak perlu ditanyakan!”Naomi pun terdiam. Sebelum mengobati pasien, bukannya wajar kalau dia bertanya jelas mengenai latar belakangnya?“Aku ....”“Masuk!”Naomi pun
Caden bertanya dengan kesal, “Ada apa?”Naomi pun tertegun, lalu bertanya, “Kamu menyuruhku datang pagi-pagi untuk membuat sarapan, tapi kamu malah tidur?”Caden mengerutkan keningnya, tetapi tidak menyahut. Setelah menemui Naomi semalam, dia langsung membawa Rayden ke rumah ini, lalu duduk di sofa sepanjang malam. Dia memikirkan tentang ibunya, penyakit Rayden, dan wanita dalam hatinya itu hingga tidak tidur semalaman. Oleh karena itu, dia baru pergi menjemput Naomi sepagi itu ....Namun, Naomi tidak mengetahui situasinya. Dia mengira Caden sengaja menyiksanya. Ini adalah hal yang sangat tidak adil.“Mana ada orang sepertimu! Kalau ngantuk, kamu seharusnya datang menjemputku setelah bangun tidur. Tapi, kamu malah membawaku datang kemari sepagi ini, sedangkan kamu sendiri masih mau tidur. Kamu anggap aku itu apa? Aku ....”“Pengutang.”Kata itu langsung membuat Naomi terdiam. Setelah beberapa saat, dia baru berseru, “Iya, iya! Kamu paling hebat! Kamu itu bosnya! Sudah puas?”Caden menj
Caden buru-buru berjongkok di hadapan Rayden, lalu menekan kedua pundaknya dan berkata, “Rayden, tenang dulu. Dengar kata Papa ....”“Pergi! Pergi! Pergi ....”“Rayden ....”“Ah!”Baru saja Caden hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara teriakan dalam rumah. Caden dan Rayden pun menoleh ke arah datangnya teriakan itu. Saat ini, Naomi sedang berdiri dengan mata membelalak. Dia terlihat sangat terkejut.Caden khawatir Naomi akan mengejutkan Rayden. Dia pun menegur dengan tidak senang, “Buat apa kamu teriak?”Naomi menatap Rayden lekat-lekat dan segera menghampiri mereka. Dia mendorong Caden, lalu menggendong Rayden ke kamar dan mengunci pintu. Sebelum Rayden sempat mengatakan apa-apa, dia berbisik, “Hayden, kenapa kamu ada di sini?”Rayden pun merasa kebingungan.“Cepat jawab! Kenapa kamu bisa ada di sini? Apa kamu mengikuti Mama datang kemari?”Rayden masih tidak menjawab.“Semalam, bukannya Mama sudah suruh kamu ikut Mama Tiara ke sekolah hari ini? Kenapa kamu malah ikut da
Rayden tiba-tiba mengambil sebuah garpu, lalu menodongkannya ke arah lehernya sendiri dan mengancam, “Kamu mau pergi atau nggak?”Naomi langsung ketakutan dan mematung di tempat.Melihat situasi ini, Caden segera berseru ke arah Naomi, “Pergi!”Seruan itu membuat Naomi tersadar kembali. Saat melihat tampang ayah dan anak yang marah itu, dia buru-buru berlari keluar dari rumah tanpa memakai jaket ataupun mengganti sandalnya. Kemudian, dia bersandar di pintu dengan terengah-engah ....Rayden benar-benar terlalu mirip dengan Hayden. Jadi, begitu Rayden marah, dia langsung panik dan kehilangan akal sehat. Dia juga merasa panik dan ketakutan layaknya seorang ibu hingga sepenuhnya lupa bahwa dirinya adalah seorang dokter .... Berhubung tidak berpikir dari sudut pandang seorang dokter, Naomi pun tidak bisa menenangkan Rayden seperti saat dia menenangkan Calvin.Musim dingin di Kota Jawhar sangat dingin. Naomi berdiri di depan pintu dan gemetar hebat, entah itu karena kedinginan atau takut. Na
“Aku ....”Naomi tidak bisa menjelaskan bahwa itu karena Rayden sangat mirip dengan Braden dan Hayden. Dalam sekejap, dia merasa sangat khawatir. Kekhawatirannya itu mengacaukan pikirannya dan membuatnya kehilangan akal sehat.“Kamu nggak senang sama aku, makanya kamu mau melampiaskan amarahmu pada anak? Kamu nggak mau peduli padanya dan berharap terjadi sesuatu padanya?”Naomi langsung memaki, “Kamu gila, ya? Mau curiga sama orang juga nggak sampai sebegitunya! Kalau aku nggak peduli sama dia, aku sudah langsung pergi begitu dia mengusirku. Buat apa aku berdiri di luar dan kedinginan?”“Kalau begitu, kenapa kamu bisa tenangkan Calvin, tapi nggak bisa tenangkan dia?”“Aku .... Waktu ketemu Calvin, penyakitnya lagi kambuh. Aku menganggapnya sebagai pasien dan menganggap diriku sendiri sebagai dokter. Tapi, Rayden hanya marah.”“Marah itu suasana hati yang dimiliki siapa pun. Rasa marah bisa menyebabkan orang sakit, tapi perasaan itu sendiri bukan penyakit. Kalau itu bukan penyakit, dokt
Caden tiba-tiba menatap Naomi dan berkata, “Dengar-dengar, dulu kamu ambil jurusan desain di Universitas Jawhar. Itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan ilmu medis. Kenapa kamu tiba-tiba menguasai ilmu medis?”Naomi merasa sangat terkejut. “Kamu pernah selidiki informasi mengenaiku?”Caden menatapnya lekat-lekat tanpa merasa bersalah. Dia sudah secara tidak langsung mengakuinya.Naomi pun menjadi gelisah dan bertanya, “Apa yang kamu selidiki?”“Apa kamu punya rahasia yang nggak boleh diketahui orang?”Tentu saja ada! Naomi sangat takut pria di hadapannya menemukan Braden dan Hayden. Dia pun bertanya, “Ka ... kamu juga menyelidiki anakku?”Melihat Naomi yang begitu gelisah, Caden tidak berani menggunakan anaknya untuk menyinggungnya. Dia pun menjawab dengan jujur, “Nggak.”“Benar?”Caden terdiam sejenak, lalu bertanya, “Kamu ingin aku menyelidikinya?”“Nggak! Mereka masih kecil, buat apa kamu selidiki mereka? A ... aku takut kamu akan melukai mereka. Bagaimanapun, kamu pernah melak
Joseph sangat gelisah. Jayden yang sensitif ikut menangis saat melihat Naomi meneteskan air mata. Dia melepaskan diri dari pelukan Joseph dan menghampiri Naomi. Jayden memanggil, "Mama ...."Naomi berjongkok, lalu memeluk Jayden dengan erat seraya menangis tersedu-sedu. Braden memandangi mereka dengan mata memerah. Dia sangat sedih.Braden bisa memahami perasaan Naomi. Setelah telantar selama 20 tahun lebih, akhirnya Naomi bertemu dengan orang tuanya. Dia pasti sangat emosional. Hanya saja, sekarang Naomi tidak bisa mengungkap identitasnya.Menurut kabar tepercaya, 15 persen saham perusahaan Keluarga Howie ada di tangan Naomi. Joseph memiliki saham 40 persen. Jadi, total saham mereka adalah 55 persen. Joseph pasti akan menang di rapat pemegang saham.Namun, rapat itu baru diadakan 3 hari lagi. Jika sekarang Naomi mengungkap identitasnya, orang-orang yang berniat jahat pasti akan menyembunyikan kelicikan mereka setelah memahami situasinya. Mereka akan terus mendekati Joseph dan menunggu
Joseph terbelalak saat melihat kedua mata yang familier itu. Dia mengira penglihatannya bermasalah. Joseph terpaku di tempat sembari berkata terbata-bata saking emosionalnya, "Kamu ... kamu ...."Joseph melihat putrinya. Ini adalah Celine! Joseph ingin segera mengakui putrinya, tetapi dia takut salah mengenali orang dan menakuti Naomi.Joseph gemetaran. Dia berusaha mengendalikan dirinya dan berucap dengan hati-hati, "Kamu itu ...."Naomi memandang Joseph sambil berlinang air mata. Ini adalah ayah kandung yang mencarinya dengan susah payah selama 20 tahun lebih!Jelas-jelas Naomi tidak mengingat sosok Joseph. Namun, sekarang dia merasa sangat familier begitu melihat Joseph. Naomi juga merasa sedih melihat sikap Joseph yang hati-hati.Joseph pasti terlalu antusias sampai-sampai begitu gugup begitu melihat Naomi. Dia pasti sering kecewa setelah mencari Naomi selama bertahun-tahun. Joseph sangat berharap bisa bertemu putrinya.Jadi, Joseph baru bersikap hati-hati serta meragukan penglihat
Joseph belum memperhatikan Naomi. Dia yang menggendong Jayden menegur Lisa, "Ada apa ini?"Lisa menyahut dengan ekspresi sedih, "Kenapa kamu tegur aku? Jelas-jelas aku ini korban. Aku nggak sengaja bertemu mereka dan aku menyapa mereka dengan sopan. Tapi, mereka tiba-tiba memarahi dan menghinaku."Braden berusaha menahan antusiasmenya karena baru pertama kali bertemu kakeknya. Dia menenangkan dirinya, lalu menimpali, "Dia berbohong. Tadi dia mengaku sebagai nyonya besar di rumah ini."Braden melanjutkan, "Mamaku mengira dia itu Nenek Maria. Hanya karena salah paham, dia langsung membentak mamaku dan berniat memukul kami."Tentu saja, Lisa tidak ingin mengaku. Dia menyangkal, "Nggak, mereka fitnah aku!"Joseph menimpali dengan ekspresi dingin, "Fitnah kamu? Kalau kamu nggak bilang begitu, apa anak kecil bisa tahu? Kalau kamu itu nyonya besar di kediaman Keluarga Howie, jadi Maria itu apa? Maria cuma sakit, dia belum mati!"Lisa membantah, "Kak Joseph, aku nggak bilang begitu. Aku ...."
Pelayan memandang Naomi dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka Naomi berani menegurnya. Ini adalah kediaman Keluarga Howie, beraninya dia bertindak semena-mena! Bagaimanapun, dia merupakan pelayan Keluarga Howie.Pelayan ingin membalas Naomi, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Ucapan Naomi memang benar. Nyonya besar di rumah ini adalah Maria.Namun, Maria sudah menjadi gila selama bertahun-tahun. Lisa juga mengeklaim dirinya sebagai nyonya besar di rumah ini. Jadi, mereka selalu memperkenalkan Lisa sebagai nyonya besar kepada orang luar demi menyanjung Lisa.Naomi sudah tahu bagaimana sikap pelayan Keluarga Howie kepada Maria. Itulah sebabnya dia langsung menegur pelayan.Naomi menyindir Lisa, "Kamu itu nyonya kedua, tapi menganggap dirimu sebagai nyonya besar. Kalau di zaman kerajaan kuno, orang yang lancang sepertimu akan dipenjara!""Kurang ajar! Kamu ...," ucap Lisa dengan ekspresi muram. Dia tidak menyangka wanita dari keluarga biasa berani menyindirnya.Selain Joseph, Jo
"Jadi, bagaimana caranya temui ibunya anak itu?" tanya pelayan."Gampang," sahut Lisa.Setengah jam kemudian, Naomi sampai di kediaman Keluarga Howie bersama Braden dan Jayden. Caden, Rayden, dan Baby tidak datang.Rayden sedang meneliti sistem kamera pengawas Keluarga Howie di hotel. Baby langsung tidur setelah sampai di hotel. Sementara itu, Caden belum bisa muncul sekarang.Selain itu, Caden harus mengurus masalah penting yang berkaitan dengan Keluarga Howie. Setelah berdiskusi, mereka memutuskan Naomi, Braden, dan Jayden yang pergi ke kediaman Keluarga Howie.Pelayan Keluarga Howie membawa Naomi dan kedua anaknya ke gedung utama. Saat ini, Lisa sedang berada di jalan yang harus dilewati saat pergi ke gedung utama. Dia ingin berpura-pura tidak sengaja bertemu Naomi.Melihat pelayan membawa Naomi dan kedua anaknya dari kejauhan, pelayan pribadi Lisa melapor, "Nyonya, itu mereka."Jaraknya agak jauh sehingga Lisa tidak bisa melihat wajah Naomi dengan jelas. Namun, dia bisa melihat pen
Saat Keenan berbalik, Hayden memelototinya. Dia sudah tidak sabar untuk membalas orang yang tidak tahu berterima kasih ini!Hayden memandang Joseph, lalu sengaja bertanya, "Kakek, siapa paman yang memakai kacamata itu?"Joseph menjelaskan dengan ekspresi lembut, "Dia itu termasuk keluargaku. Selama ini, aku nggak bisa sering-sering temani istriku karena ada urusan. Aku hanya bisa andalkan dia untuk menjaga istriku. Aku menganggapnya sebagai anak angkatku, selama ini aku sudah merepotkannya."Joseph sudah membuat surat warisan untuk Keenan. Dia sangat menyayangi putra angkatnya ini. Selain itu, Joseph juga berterima kasih kepada Keenan yang sudah menjaga Maria.Hayden mengernyit sembari memandang Joseph. Dia merasa Joseph kurang rasional sehingga menganggap Keenan sebagai orang baik. Ada orang yang mempunyai sifat jahat, jadi tidak ada gunanya memperlakukan mereka dengan baik.Hayden harus menahan emosinya. Sekarang belum saatnya mengungkap sifat asli Keenan. Dia harus menghibur Maria t
Jika bukan Joseph yang terus berusaha membujuk Maria makan, mungkin Maria sudah mati kelaparan. Joseph berkata sembari terisak, "Oke. Kita makan."Hayden merasa kasihan pada Joseph. Dia menggandeng tangan Joseph sambil berujar, "Kakek juga belum makan, ya? Nanti kita makan sama-sama.""Oke. Kita makan sama-sama," balas Joseph. Dia segera memerintah pelayan untuk menyiapkan sarapan, lalu menambahkan, "Kalian masak lebih banyak, keluarga Hayden pasti belum makan. Siapkan pelayanan sesuai standar untuk menyambut tamu terhormat."Joseph tidak memedulikan status keluarga Hayden. Orang yang bisa menghibur Maria adalah penyelamat dan tamu terhormat Joseph.Keenan masih berdiri di ruang tamu. Melihat ekspresi Joseph dan Maria yang gembira, ekspresinya menjadi dingin. Tadi Keenan mendengar mereka menyukai Hayden karena teringat pada putri mereka.Apa pun yang berkaitan dengan putri mereka pasti bisa membuat mereka senang. Namun, Joseph dan Maria malah mengatakan mereka menganggap Keenan sebagai
"Kakek, apa aku boleh telepon mamaku supaya dia bisa jemput aku? Aku nggak mau pergi ke kantor polisi. Aku takut bertemu penculik itu lagi di jalan," ucap Hayden sambil memandang Joseph."Oke," sahut Joseph sembari mengangguk. Permintaan Hayden memang sesuai dengan keinginannya.Maria tidak menangis lagi karena Hayden. Bahkan, Maria sangat gembira. Tentu saja, Joseph berharap Hayden tidak pergi agar bisa menemani Maria.Joseph bertanya dengan ekspresi lembut, "Apa kamu tahu nomor telepon orang tuamu?""Tahu. Aku telepon mamaku sekarang," jawab Hayden.Tiba-tiba, Braden menelepon. Hayden tidak bisa pergi, jadi dia terpaksa menjawab panggilan telepon di depan Joseph. Hayden segera menjelaskan kondisinya terlebih dahulu untuk mencegah Braden mengungkapkan rencana mereka.Hayden berkata, "Kak, aku dibawa penculik ke tempat asing. Tapi, kalian nggak usah khawatir. Aku aman. Di sini ada kakek yang baik dan nenek yang cantik, mereka sangat ramah. Beri tahu Mama, jadi dia bisa jemput aku."Bra
Ketika melihat sosok sang nenek yang begitu malang, Hayden sungguh merasa sakit hati. Betapa inginnya dia memberi tahu kenyataan kepada Maria. Hayden ingin memberitahunya bahwa Naomi masih hidup. Sekarang Naomi pun sedang berada di Kota Haidi! Namun, demi melangsungkan rencananya, Hayden terpaksa menahan! Hayden hanya bisa berkata dalam hatinya, ‘Nek, kamu yang sabar, ya. Mamaku sudah kembali. Bisa jadi saat ini dia sedang perjalanan kemari. Dia akan segera menemuimu.’Hayden mengusap ingusnya. Baru saja dia berencana ke lantai atas untuk menghibur Maria, seorang pelayan wanita datang dengan menyuguhkan semangkuk.“Tuan, ini sup buat Nyonya.”Kening Hayden berkerut. Jadi, ini sup beracun itu?Keenan juga kemari. Ketika melihat Maria sedang menangis, dia berbicara dengan berlagak kasihan, “Ada apa dengan Bibi? Apa dia jatuh?”Sambil berbicara, Hayden sambil hendak berjalan ke lantai atas. Raut wajah Hayden menjadi muram. Dia sengaja menjulurkan kakinya, lalu “gedebum”!Keenan terjatuh