Share

Bab 89

Penulis: Erlina
“Namaku Cayden Pangestu, dia itu Caden Pangestu. Hubungan kami cuma sebatas itu.”

Naomi pun tidak berbicara lagi.

Kemudian, Caden mengeluarkan sebuah kunci untuk membuka pintu. Sebelum masuk, dia memperingati Naomi, “Aku menyuruhmu datang untuk membuatnya gembira. Kalau dia emosi, kamu harus sabar. Jangan memperkeruh suasananya, apalagi mengungkit tentang ibunya.”

‘Atas dasar apa? Kenapa aku harus sabar kalau dia emosi? Haih, ya sudahlah. Untuk sementara, aku masih nggak bisa melawan pria ini. Lagian, putranya baru 5 tahun. Memangnya apa yang bisa kulakukan?’ gumam Naomi dalam hati.

Setelah meyakinkan dirinya, Naomi menekan rasa tidak senangnya dan bertanya, “Ibunya itu orang seperti apa? Kenapa dia meninggalkan kalian? Hubungan kalian nggak bagus?”

Caden menjawab dengan kening berkerut, “Jangan tanyakan pertanyaan yang nggak perlu ditanyakan!”

Naomi pun terdiam. Sebelum mengobati pasien, bukannya wajar kalau dia bertanya jelas mengenai latar belakangnya?

“Aku ....”

“Masuk!”

Naomi pun
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Masriani Simarmata
ceritanya berbelit belit, selalu tidak suka cerita seperti ini, penulis tolol
goodnovel comment avatar
Sumiaty Djafar
Ceritan seru,semakin penasaran
goodnovel comment avatar
Iis Aisyah
udah baca beberapa bab tapi belum ketemu anaknya juga gustii
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 90

    Caden bertanya dengan kesal, “Ada apa?”Naomi pun tertegun, lalu bertanya, “Kamu menyuruhku datang pagi-pagi untuk membuat sarapan, tapi kamu malah tidur?”Caden mengerutkan keningnya, tetapi tidak menyahut. Setelah menemui Naomi semalam, dia langsung membawa Rayden ke rumah ini, lalu duduk di sofa sepanjang malam. Dia memikirkan tentang ibunya, penyakit Rayden, dan wanita dalam hatinya itu hingga tidak tidur semalaman. Oleh karena itu, dia baru pergi menjemput Naomi sepagi itu ....Namun, Naomi tidak mengetahui situasinya. Dia mengira Caden sengaja menyiksanya. Ini adalah hal yang sangat tidak adil.“Mana ada orang sepertimu! Kalau ngantuk, kamu seharusnya datang menjemputku setelah bangun tidur. Tapi, kamu malah membawaku datang kemari sepagi ini, sedangkan kamu sendiri masih mau tidur. Kamu anggap aku itu apa? Aku ....”“Pengutang.”Kata itu langsung membuat Naomi terdiam. Setelah beberapa saat, dia baru berseru, “Iya, iya! Kamu paling hebat! Kamu itu bosnya! Sudah puas?”Caden menj

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 91

    Caden buru-buru berjongkok di hadapan Rayden, lalu menekan kedua pundaknya dan berkata, “Rayden, tenang dulu. Dengar kata Papa ....”“Pergi! Pergi! Pergi ....”“Rayden ....”“Ah!”Baru saja Caden hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba terdengar suara teriakan dalam rumah. Caden dan Rayden pun menoleh ke arah datangnya teriakan itu. Saat ini, Naomi sedang berdiri dengan mata membelalak. Dia terlihat sangat terkejut.Caden khawatir Naomi akan mengejutkan Rayden. Dia pun menegur dengan tidak senang, “Buat apa kamu teriak?”Naomi menatap Rayden lekat-lekat dan segera menghampiri mereka. Dia mendorong Caden, lalu menggendong Rayden ke kamar dan mengunci pintu. Sebelum Rayden sempat mengatakan apa-apa, dia berbisik, “Hayden, kenapa kamu ada di sini?”Rayden pun merasa kebingungan.“Cepat jawab! Kenapa kamu bisa ada di sini? Apa kamu mengikuti Mama datang kemari?”Rayden masih tidak menjawab.“Semalam, bukannya Mama sudah suruh kamu ikut Mama Tiara ke sekolah hari ini? Kenapa kamu malah ikut da

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 92

    Rayden tiba-tiba mengambil sebuah garpu, lalu menodongkannya ke arah lehernya sendiri dan mengancam, “Kamu mau pergi atau nggak?”Naomi langsung ketakutan dan mematung di tempat.Melihat situasi ini, Caden segera berseru ke arah Naomi, “Pergi!”Seruan itu membuat Naomi tersadar kembali. Saat melihat tampang ayah dan anak yang marah itu, dia buru-buru berlari keluar dari rumah tanpa memakai jaket ataupun mengganti sandalnya. Kemudian, dia bersandar di pintu dengan terengah-engah ....Rayden benar-benar terlalu mirip dengan Hayden. Jadi, begitu Rayden marah, dia langsung panik dan kehilangan akal sehat. Dia juga merasa panik dan ketakutan layaknya seorang ibu hingga sepenuhnya lupa bahwa dirinya adalah seorang dokter .... Berhubung tidak berpikir dari sudut pandang seorang dokter, Naomi pun tidak bisa menenangkan Rayden seperti saat dia menenangkan Calvin.Musim dingin di Kota Jawhar sangat dingin. Naomi berdiri di depan pintu dan gemetar hebat, entah itu karena kedinginan atau takut. Na

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 93

    “Aku ....”Naomi tidak bisa menjelaskan bahwa itu karena Rayden sangat mirip dengan Braden dan Hayden. Dalam sekejap, dia merasa sangat khawatir. Kekhawatirannya itu mengacaukan pikirannya dan membuatnya kehilangan akal sehat.“Kamu nggak senang sama aku, makanya kamu mau melampiaskan amarahmu pada anak? Kamu nggak mau peduli padanya dan berharap terjadi sesuatu padanya?”Naomi langsung memaki, “Kamu gila, ya? Mau curiga sama orang juga nggak sampai sebegitunya! Kalau aku nggak peduli sama dia, aku sudah langsung pergi begitu dia mengusirku. Buat apa aku berdiri di luar dan kedinginan?”“Kalau begitu, kenapa kamu bisa tenangkan Calvin, tapi nggak bisa tenangkan dia?”“Aku .... Waktu ketemu Calvin, penyakitnya lagi kambuh. Aku menganggapnya sebagai pasien dan menganggap diriku sendiri sebagai dokter. Tapi, Rayden hanya marah.”“Marah itu suasana hati yang dimiliki siapa pun. Rasa marah bisa menyebabkan orang sakit, tapi perasaan itu sendiri bukan penyakit. Kalau itu bukan penyakit, dokt

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 94

    Caden tiba-tiba menatap Naomi dan berkata, “Dengar-dengar, dulu kamu ambil jurusan desain di Universitas Jawhar. Itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan ilmu medis. Kenapa kamu tiba-tiba menguasai ilmu medis?”Naomi merasa sangat terkejut. “Kamu pernah selidiki informasi mengenaiku?”Caden menatapnya lekat-lekat tanpa merasa bersalah. Dia sudah secara tidak langsung mengakuinya.Naomi pun menjadi gelisah dan bertanya, “Apa yang kamu selidiki?”“Apa kamu punya rahasia yang nggak boleh diketahui orang?”Tentu saja ada! Naomi sangat takut pria di hadapannya menemukan Braden dan Hayden. Dia pun bertanya, “Ka ... kamu juga menyelidiki anakku?”Melihat Naomi yang begitu gelisah, Caden tidak berani menggunakan anaknya untuk menyinggungnya. Dia pun menjawab dengan jujur, “Nggak.”“Benar?”Caden terdiam sejenak, lalu bertanya, “Kamu ingin aku menyelidikinya?”“Nggak! Mereka masih kecil, buat apa kamu selidiki mereka? A ... aku takut kamu akan melukai mereka. Bagaimanapun, kamu pernah melak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 95

    Naomi menapaki jalan bersalju dan berjalan cukup jauh. Air matanya juga tidak berhenti mengalir. Ketika ditiup angin, air matanya terasa bagaikan pisau yang menyayat wajahnya dan terasa sangat sakit.Naomi benar-benar tidak ingin mengingat masa lalunya lagi. Jika yang mengungkit hal itu adalah orang laini, dia mungkin tidak akan merasa begitu sedih. Namun, malah pria bajingan itu yang mengungkitnya.Naomi berjalan sambil mengomel dalam hati. Atas dasar apa pria itu mengkritiknya? Apa haknya melakukan hal itu? Memangnya ini bukan akibat dari tindakannya?Berhubung masih belum sepenuhnya yakin bahwa ayahnya Rayden adalah pria bajingan malam itu, Naomi pun tidak berani memakinya dengan lepas. Jika dirinya yang salah paham, dia memang salah karena sudah memaki pria itu. Pergulatan emosi ini benar-benar menyiksanya, seolah-olah apa pun yang dilakukannya tetap salah. Hidupnya yang mencapai titik ini sudah cukup mengenaskan. Namun, tragedi ini masih berlanjut sampai sekarang. Selain tidak bi

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 96

    Setelah kembali bersemangat, Naomi segera teringat Caden. Bertemu dengan pria berengsek hanyalah hal di luar dugaan. Target utamanya tetap adalah Caden.Caden pernah menyuruh Naomi untuk tidak menganggunya. Namun, hanya menelepon untuk bertanya tidak termasuk mengganggu, ‘kan? Setelah menenangkan diri, Naomi pun menelepon ke Vila Uwana dan bertanya dengan nada lemah, “Halo, apa hari ini Pak Caden punya waktu untuk mengurus perceraian?”Sikap orang yang menerima telepon cukup sopan. Dia menjawab, “Nggak. Kalau sudah senggang, Pak Caden akan meneleponmu secara langsung. Kamu tunggu saja telepon darinya. Nggak usah telepon duluan.”Seusai berbicara, orang itu pun memutuskan sambungan telepon.Naomi memanyunkan bibirnya dan mengeluh dalam hati, ‘Mau tunggu sampai kapan? Sampai dunia kiamat?’Setelah memikirkannya lagi, Naomi merasa memanfaatkan Dylan untuk memaksa Caden menceraikannya adalah pilihan terbaik. Namun, Dylan tidaklah bodoh, juga tidak mudah dihadapi. Bagaimana dia harus meman

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 97

    Sanny yang mengenakan pakaian rumah sakit sedang bersandar di tempat tidur sambil menatap ke luar jendela. Seorang suster duduk di sampingnya dalam diam.Saat melihat Naomi dan Leon, suster itu buru-buru berdiri dan menyapa, “Pak Leon.”Leon mengangguk dan menjawab, “Sus, kamu istirahat saja dulu. Kami akan menjaganya.”“Oke.” Setelah itu, suster itu pun keluar.Sanny menoleh ke arah mereka. Begitu melihat Naomi, ekspresinya langsung berubah seperti sudah melihat musuhnya. Dia menggigit bibir, mengerutkan kening, dan napasnya juga agak memburu.“Sanny!” Saat melihat ekspresinya yang tidak bersahabat, Leon pun menegurnya dengan tidak senang.Setelah itu, Sanny menatap Leon dengan tampang agak sedih.Leon berkata, “Aku yang suruh Naomi kemari. Dia kemari untuk menemanimu.”Kali ini, rasa permusuhan yang dipancarkan Sanny saat menatap Naomi sudah berkurang, tetapi masih tidak termasuk bersahabat. Dia juga hanya melirik Naomi sekilas dan langsung mengalihkan pandangannya lagi.Naomi pun be

Bab terbaru

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1265

    “Ingat! Kekuatan dan kekuasaan menentukan harga diri dan kebenaran!”“Emm. Yang lain?”“Di mana pun kita berada, hati kita akan tetap setia pada tanah air!” Suara Hayden terdengar nyaring dan tegas. Kakek Kelima mengangguk dan memuji, “Anak baik!”Pada saat ini, orang yang menangis paling hebat adalah Jayden. Jayden pada dasarnya memang sentimental dan gampang menangis. Dia memeluk leher Kakek Ketiga dengan kuat dan sangat enggan untuk berpisah.Mata Kakek Ketiga juga berkaca-kaca. “Jayden, Kakek Buyut percaya kamu pasti bisa raih kesuksesan besar dan bersinar di dunia seni dan mode. Ingat kata-kata Kakek Buyut. Seni itu jiwa sebuah negara, dan mencintai tanah air adalah misi seorang seniman! Cintailah tanah airmu di atas segalanya.”Jayden mengangguk. “A ... aku akan mengingatnya. Mencintai tanah air di atas segalanya.”“Emm!” Suara Kakek Ketiga juga terdengar tercekat.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Naomi dan anak-anak, kakek dan nenek mengobrol secara pribadi dengan Cad

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1264

    Hayden langsung berlari ke sisi Kakek Kelima dan bertanya, “Kakek Buyut, kamu sudah siap makan?”“Sudah. Kenapa?”“Ayo jalan! Kita kembali ke markasmu. Aku mau belajar cara meredam suara ledakan ini!”Hayden langsung menyeret Kakek Kelima pergi. Baru berjalan beberapa langkah, dia menoleh dan berpesan pada Kakek Kedua dan master, “Kakek Buyut Kedua, Paman Seperguruan, jangan cari aku besok. Aku mau belajar cara buat bo ....”Melihat Naomi yang sedang menatapnya, Hayden buru-buru mengganti kata-katanya. “Aku mau belajar cara buat kembang api dari Kakek Buyut Kelima!”Kakek Kedua dan master pun terdiam. Murid mereka direbut Kakek Kelima?Naomi tidak tahu apa sebenarnya yang dipelajari Hayden.  Dia hanya berpesan pada Hayden, “Kamu lebih hati-hati, ya!”“Emm! Mama tenang saja, Kakek Buyut Kelima akan melindungiku!”Hayden sudah tidak sabar untuk mulai belajar. Dia segera menarik Kakek Kelima sambil berlari menjauh. Dia pada dasarnya suka berlatih bela diri, juga meneliti berbagai macam ba

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1263

    Pada saat ini, Caden sedang berdiri di samping pagar sambil merokok. Sekarang, dia sudah makin jarang merokok. Namun, dia belum sepenuhnya berhenti. Ketika ada beban pikiran, dia masih bisa memiliki keinginan untuk merokok.Naomi dan anak-anak sedang mempelajari pengetahuan baru, sedangkan Caden sedang memikirkan masalah. Dia ingin menemukan virus generasi ke-8 secepatnya.Caden sudah berulang kali mengenang segala sesuatu yang terjadi ketika orang tuanya masih hidup dan kejadian pada hari mereka meninggal. Dia ingin menemukan sedikit petunjuk dari ingatannya.Ada kenangan yang manis, ada juga kenangan yang pahit. Namun, karena akhir yang tidak sempurna, kenangan manis terasa pahit, sedangkan kenangan pahit terasa makin pahit. Pada akhirnya, semua kepahitan itu berubah menjadi kesedihan.Kesedihan yang melanda Caden membuatnya mengernyit. Dia tidak ingin mengenang masa lalu, tetapi harus memaksakan diri untuk mengenangnya. Sambil merokok, dia memaksakan diri untuk memikirkan kenangan i

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1262

    Hayden buru-buru mencegah mereka. “Tunggu!”Jika dijumlahkan, total usia Kakek Kedua dan master sudah lebih dari 130 tahun. Namun, mereka malah terlihat seperti anak kecil yang bandel. Mereka mengabaikan ucapan Hayden dan langsung melompat ke atas pohon. Kemudian, mereka mulai melompat dari pohon yang satu ke pohon lain. Hanya dalam sekejap, mereka sudah menghilang dari pandangan Hayden.Hayden merasa sangat kewalahan. Setelah memeras otak dan menghabiskan banyak air ludah, dia baru berhasil membujuk Kakek Kedua dan master untuk mengesampingkan dendam mereka, lalu bekerja sama untuk menghadapi musuh. Alhasil, mereka malah berselisih lagi pada saat mengajarinya ilmu bela diri. Mereka merasa ajaran masing-masing lebih baik.Putih sudah memilih posisi terbaik untuk menonton keramaian.Ada seekor ular piton yang melingkar di pohon. Mungkin karena mengira Putih mengambil tempatnya, ia pun menjulurkan lidah ke arah Putih dan hendak menyerang Putih. Putih langsung menoleh dan memancarkan tat

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1261

    Naomi juga ikut mengernyit. Ini memang merupakan masalah serius. Jika tidak ada penerus, meskipun tidak sampai musnah, dunia medis negara ini juga pasti akan mengalami kemunduran.Rambut Baby diikat kepang dua. Dia yang duduk di antara Naomi dan Nenek sedang memilih-milih obat herbal yang dipetik hari ini. Dia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan Nenek dan naomi. Namun, melihat ekspresi mereka yang murung, dia pun ingin menghibur mereka.“Nenek Buyut, Mama, jangan sedih. Aku akan memikulnya!” ucap Baby dengan suara imut.Nenek menoleh ke arah Baby, lalu tersenyum dan menjawab, “Baby paling hebat!”Naomi juga melirik putrinya dengan penuh kasih sayang.Setelah memuji Baby untuk sesaat, Nenek lanjut berbicara dengan Naomi.“Naomi, aku tahu kamu nggak terlalu tertarik dalam bidang kedokteran. Tapi, Baby masih kecil .... Baik itu demi masa depan Baby atau dunia medis, kamu harus dalami ilmu kedokteran dari Nenek. Kalau Nenek meninggal suatu hari nanti, setidaknya kamu masih bisa piku

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1260

    “Achu ....”Naomi sedang meneliti virus bersama Nenek. Dia sudah bersin berkali-kali. Berhubung terlalu sering bersin, da mulai curiga. “Ada yang lagi diam-diam maki aku, ya?”Melihat raut wajah Naomi yang segar, Nenek tahu Naomi bukan sakit. Dia pun bertanya, “Kamu punya musuh?”Naomi berpikir sejenak. Ada begitu banyak wanita yang diam-diam menyukai Caden. Mereka semua pasti membencinya. Setiap hari, mereka akan berdiskusi di internet tentang dendam mereka karena dirinya sudah merebut Caden.Namun, orang-orang yang memiliki dendam paling mendalam dengan Naomi seharusnya adalah Jessica dan ibunya serta Cynthia dan ibunya. Oh iya, masih ada seseorang yang terlupakan. Salvia! Sebelum dia kembali ke hutan, Salvia juga menunjukkan permusuhan yang sangat kuat terhadapnya.“Nenek, kamu pernah dengar soal Keluarga Santana?” tanya Naomi.Saat mengungkit tentang Keluarga Santana, Nenek pun menoleh ke arah Naomi. “Aku tahu soal mereka. Aku lupa tanya sama kamu juga. Memangnya Anton juga nggak m

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1259

    “Pertama-tama, kamu harus belajar dengan giat. Kamu harus pakai kemampuanmu untuk menundukkan semua orang supaya mereka mengangkatmu ke posisi ini. Kedua, kamu harus jalin hubungan baik dengan orang-orang yang berkemampuan, baik itu orang di dunia medis maupun bidang lain. Koneksi yang bagus akan sangat membantumu kelak.”“Kalau bukan terpaksa, sebisa mungkin jangan berkonflik dengan tokoh-tokoh terkemuka. Tentu saja, Kakek juga bukan suruh kamu untuk terus mengalah. Kalau istrinya Caden memang menindasmu, kamu nggak perlu takut sama dia. Meski harus melibatkan pemerintah, Kakek juga pasti akan menegakkan keadilan untukmu!”Salvia bersikeras menjawab, “Aku nggak bohong. Memang dia yang menindasku! Dia bukan cuma berkepribadian buruk, juga nggak tahu diri! Dia menyalin hasil kerja kerasku dan bersikeras bilang itu hasil penelitiannya. Aku sudah bersabar dalam masalah ini.”“Demi hormati Caden, aku meneleponnya dan mengundangnya meneliti obat penawar untuk virus ini bersamaku. Aku juga j

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1258

    Anton mengerutkan keningnya. Setelah terdiam sesaat, dia lanjut bertanya, “Kamu yakin wanita itu nggak berkecimpung di dunia medis?”“Yakin. Dari informasi yang kudapatkan, dia cuma pernah kuliah setahun dan jurusannya juga bukan kedokteran. Keluarganya itu berbisnis dan nggak ada yang belajar kedokteran. Tapi, dia memang ahli dalam psikologi anak.”Seusai menjawab pertanyaan Anton, asisten itu bertanya, “Apa aku perlu telepon Nona Salvia dan cari tahu masalahnya dengan mendetail?”“Nggak usah. Aku akan langsung tanyakan pada Salvia.”Saat ini, Salvia sedang berada di Kota Jawhar. Begitu menerima telepon dari Anton, dia merasa sangat gembira. “Kakek, kamu merindukanku?”Ekspresi Anton agak jelek. Namun, dia juga merasa gembira setelah melihat cucunya. Dia pun menjawab dengan berlagak marah, “Nggak!”Salvia pun berkata dengan manja, “Tapi, aku sudah rindu sama Kakek!”“Kamu rindu sama aku? Cih, yang penting kamu jangan timbulkan masalah untukku. Kamu ribut sama istrinya Caden?”Salvia m

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1257

    Sementara itu, Baby merupakan murid Erha, sosok paling berpengaruh di dunia medis. Kelak, dia mungkin harus memikul tanggung jawab besar di dunia medis.Hal yang terpenting adalah, anak-anak ini sangat mencintai Naomi. Jadi, siapa orang yang paling hebat? Tentu saja Naomi! Dia adalah orang yang paling tidak bisa disinggung dan tidak mampu disinggung oleh siapa pun....Pada saat yang sama, di Kota Jawhar.Setelah menerima pesan dari Caden, Robbin segera memikirkan cara untuk mengajak Anton bertemu. Anton tidaklah mudah diajak bertemu. Keluarga Lukman memang sudah berkecimpung di dunia medis dari generasi ke generasi. Mereka memiliki kekuasaan paling besar dan tinggi di Kota Jawhar, mendirikan rumah sakit swasta paling bergengsi, dan ketiga generasinya memiliki reputasi yang sangat bagus di dunia medis.Namun, kedudukan Keluarga Lukman di dunia medis masih kalah jauh dari Anton. Robbin gagal mengajak Anton bertemu. Setelah menggunakan nama Caden, Anton baru bersedia meluangkan waktu be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status