Caden tiba-tiba menatap Naomi dan berkata, “Dengar-dengar, dulu kamu ambil jurusan desain di Universitas Jawhar. Itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan ilmu medis. Kenapa kamu tiba-tiba menguasai ilmu medis?”Naomi merasa sangat terkejut. “Kamu pernah selidiki informasi mengenaiku?”Caden menatapnya lekat-lekat tanpa merasa bersalah. Dia sudah secara tidak langsung mengakuinya.Naomi pun menjadi gelisah dan bertanya, “Apa yang kamu selidiki?”“Apa kamu punya rahasia yang nggak boleh diketahui orang?”Tentu saja ada! Naomi sangat takut pria di hadapannya menemukan Braden dan Hayden. Dia pun bertanya, “Ka ... kamu juga menyelidiki anakku?”Melihat Naomi yang begitu gelisah, Caden tidak berani menggunakan anaknya untuk menyinggungnya. Dia pun menjawab dengan jujur, “Nggak.”“Benar?”Caden terdiam sejenak, lalu bertanya, “Kamu ingin aku menyelidikinya?”“Nggak! Mereka masih kecil, buat apa kamu selidiki mereka? A ... aku takut kamu akan melukai mereka. Bagaimanapun, kamu pernah melak
Naomi menapaki jalan bersalju dan berjalan cukup jauh. Air matanya juga tidak berhenti mengalir. Ketika ditiup angin, air matanya terasa bagaikan pisau yang menyayat wajahnya dan terasa sangat sakit.Naomi benar-benar tidak ingin mengingat masa lalunya lagi. Jika yang mengungkit hal itu adalah orang laini, dia mungkin tidak akan merasa begitu sedih. Namun, malah pria bajingan itu yang mengungkitnya.Naomi berjalan sambil mengomel dalam hati. Atas dasar apa pria itu mengkritiknya? Apa haknya melakukan hal itu? Memangnya ini bukan akibat dari tindakannya?Berhubung masih belum sepenuhnya yakin bahwa ayahnya Rayden adalah pria bajingan malam itu, Naomi pun tidak berani memakinya dengan lepas. Jika dirinya yang salah paham, dia memang salah karena sudah memaki pria itu. Pergulatan emosi ini benar-benar menyiksanya, seolah-olah apa pun yang dilakukannya tetap salah. Hidupnya yang mencapai titik ini sudah cukup mengenaskan. Namun, tragedi ini masih berlanjut sampai sekarang. Selain tidak bi
Setelah kembali bersemangat, Naomi segera teringat Caden. Bertemu dengan pria berengsek hanyalah hal di luar dugaan. Target utamanya tetap adalah Caden.Caden pernah menyuruh Naomi untuk tidak menganggunya. Namun, hanya menelepon untuk bertanya tidak termasuk mengganggu, ‘kan? Setelah menenangkan diri, Naomi pun menelepon ke Vila Uwana dan bertanya dengan nada lemah, “Halo, apa hari ini Pak Caden punya waktu untuk mengurus perceraian?”Sikap orang yang menerima telepon cukup sopan. Dia menjawab, “Nggak. Kalau sudah senggang, Pak Caden akan meneleponmu secara langsung. Kamu tunggu saja telepon darinya. Nggak usah telepon duluan.”Seusai berbicara, orang itu pun memutuskan sambungan telepon.Naomi memanyunkan bibirnya dan mengeluh dalam hati, ‘Mau tunggu sampai kapan? Sampai dunia kiamat?’Setelah memikirkannya lagi, Naomi merasa memanfaatkan Dylan untuk memaksa Caden menceraikannya adalah pilihan terbaik. Namun, Dylan tidaklah bodoh, juga tidak mudah dihadapi. Bagaimana dia harus meman
Sanny yang mengenakan pakaian rumah sakit sedang bersandar di tempat tidur sambil menatap ke luar jendela. Seorang suster duduk di sampingnya dalam diam.Saat melihat Naomi dan Leon, suster itu buru-buru berdiri dan menyapa, “Pak Leon.”Leon mengangguk dan menjawab, “Sus, kamu istirahat saja dulu. Kami akan menjaganya.”“Oke.” Setelah itu, suster itu pun keluar.Sanny menoleh ke arah mereka. Begitu melihat Naomi, ekspresinya langsung berubah seperti sudah melihat musuhnya. Dia menggigit bibir, mengerutkan kening, dan napasnya juga agak memburu.“Sanny!” Saat melihat ekspresinya yang tidak bersahabat, Leon pun menegurnya dengan tidak senang.Setelah itu, Sanny menatap Leon dengan tampang agak sedih.Leon berkata, “Aku yang suruh Naomi kemari. Dia kemari untuk menemanimu.”Kali ini, rasa permusuhan yang dipancarkan Sanny saat menatap Naomi sudah berkurang, tetapi masih tidak termasuk bersahabat. Dia juga hanya melirik Naomi sekilas dan langsung mengalihkan pandangannya lagi.Naomi pun be
Kali ini, giliran Naomi yang menggila. Ucapan Sanny itu sudah sepenuhnya membuatnya ketakutan hingga wajahnya pucat pasi.Dokter dan perawat pun kebingungan. Kenapa ada begitu banyak orang yang tiba-tiba menggila di pagi ini ....Dua orang suster buru-buru menahan Naomi sambil berkata, “Nona, tenang dulu. Dia baru disuntik obat penenang dan sudah nggak sadarkan diri. Kamu nggak akan bisa membangunkannya.”“Buat dia sadar! Dia harus sadar! Ada hal penting yang mau kutanyakan padanya!”“Dia nggak akan bisa langsung sadar. Meski ada pertanyaan, kamu juga harus tunggu. Sekarang, kamu tenangkan diri dulu. Kalau nggak, kami juga hanya bisa menyuntikmu dengan obat penenang.”Setelah mendengar ucapan itu, Naomi baru diam. Dia jatuh terduduk di kursi sambil menatap Sanny dengan wajah pucat.Begitu mendengar kabar ini, Leon buru-buru kembali dengan membawa sarapan yang dibelikannya untuk Naomi. Begitu melihat ekspresi Naomi dan para dokter serta suster di kamar pasien, dia bertanya dengan terkej
“Camila benar-benar baik-baik saja?”Leon mengangguk dengan kuat, lalu menjawab dengan yakin, “Iya. Dia cuma pergi syuting.”“Tapi, kenapa Sanny berkata seperti itu?”Leon mengerutkan kening, lalu menghela napas. “Sebelum pergi ke luar negeri, Camila sempat bertengkar hebat dengan Sanny.”“Hah?”Leon menjawab, “Camila merasa pacarnya Sanny itu bukan pria baik dan menasihati Sanny untuk putus dengannya. Tapi, Sanny sudah bucin sama pacarnya. Jadi, dia pun merasa kesal pada Camila. Setelah itu, demi membuat Sanny melihat jelas sifat asli pacarnya, Camila suruh seseorang untuk bersandiwara dan merayu pacarnya itu.”“Tak disangka, setelah sifat asli pria berengsek itu keluar, Sanny bukannya merasa berterima kasih, malah ribut besar dengan Camila. Dia bilang Camila itu orang berhati sempit dan cemburuan karena tidak suka melihat orang lain bahagia. Dia juga maki Camila dengan bilang Camila itu aktris yang memalukan ....”Naomi bertanya dengan bingung, “Kalau dia begitu keterlaluan, kenapa k
Leon menjawab, “Aku nggak nyangka dia begitu membenci Camila hingga juga membenci orang-orang di sekitar Camila.”“Kalau kamu memang mau menghiburnya, sebaiknya kamu cari temannya. Berhubung pernah kuliah di Jawhar, dia pasti punya teman perempuan. Suruh saja mereka datang untuk menasihatinya. Itu lebih baik daripada menyuruhku yang melakukannya,” ujar Naomi.“Aku sudah mengusulkannya, tapi dia menolak. Dia takut ditertawakan orang dan nggak mau temannya tahu dia hamil, apalagi setelah aborsi.”“Kalau begitu, suruh saja keluarganya datang. Kamu juga nggak bisa lanjut menyembunyikan masalah ini. Saat ini, dia punya kecenderungan untuk bunuh diri. Kalau terjadi sesuatu padanya, bagaimana kamu bisa mempertanggungjawabkannya pada keluarganya?” ujar Naomi.“Nanti, aku akan cari kesempatan untuk beri tahu bibiku,” jawab Leon sambil mengangguk. Setelah itu, dia menatap Naomi dan berkata dengan tampang menyesal, “Naomi, maaf ya. Gara-gara aku minta bantuanmu, kamu jadi harus mengalami hal ini.
Kali ini, Naomi kembali untuk bercerai karena ingin membuatkan akta lahir anak-anaknya. Dia tidak akan membiarkan misinya itu gagal. Lagi pula, jika tidak bercerai dan membuat akta lahir anak-anaknya, dia bisa pergi ke mana? Tanpa akta lahir, anak-anaknya akan kesulitan melakukan apa pun, baik itu bersekolah maupun mendaftarkan asuransi kesehatan.“Emm, kalau ada kesulitan, kasih tahu aku ya. Biarpun aku bukan tokoh hebat, setidaknya aku sudah tinggal cukup lama di Jawhar. Aku pasti beri sedikit bantuan kepadamu. Kamu nggak usah terlalu sungkan denganku. Meski kita nggak berteman, aku juga pasti akan membantumu demi Camila. Kalau nggak, Camila akan menyalahkanku setelah dia pulang nanti,” ujar Leon.Naomi tersenyum sopan dan menjawab, “Oke.”Kebetulan, Caden juga melihat senyuman Naomi itu. Setelah menenangkan Rayden tadi, dia pun menyuruh Yahya pergi menjaga Rayden karena dirinya perlu pergi ke perusahaan.Saat ini, mobil mereka kebetulan melewati rumah sakit dan sedang menunggu lampu
“Aku sudah unggul sejak kecil. Dari masalah pelajaran ataupun kegiatan di luar pelajaran, aku nggak pernah mengizinkan diriku untuk kalah! Asalkan aku menginginkannya, aku pasti akan mendapatkannya! Aku akan mengerahkan seluruh keinginanku untuk mendapatkannya!”“Lebih baik kamu jangan ikut campur dalam masalahku dengan Dylan, kamu mundur saja, jangan paksa aku!” Camila menyipitkan matanya untuk menatap Catherine. Dia pun tertawa sinis. “Kalau aku nggak mau mundur, memangnya apa yang ingin kamu lakukan?”Dari kacamatanya, Catherine menatap Camila. “Kamu pasti akan menyesal. Kamu akan merasa sangat menyesal.”Nada bicara Catherine terdengar datar, tetapi terasa sangat menyeramkan. Ketika Camila menatap Catherine, entah kenapa dia malah kepikiran dengan Leon. Mereka semua adalah manusia bermuka 2!Penampilan Leon kelihatan sangat sopan, tapi hatinya sangat beracun! Sementara itu, mengenai si Catherine, penampilannya kelihatan sangat polos dan lembut, tapi terlihat ekspresi kejam di dal
Camila bertanya pada pengawal, “Ngapain dia cari aku?”“Dia nggak bilang.”Setelah terdiam beberapa saat, Camila berkata, “Suruh dia tunggu aku di ruang istirahat. Aku akan segera ke sana.”Panggilan diakhiri. Camila melihat ke sisi Naomi dan juga Fiona. “Calon istrinya Dylan, si Catherine, cari aku.”Terlintas ekspresi bingung di wajah Naomi. “Ngapain dia cari kamu?”Camila mengangkat-angkat pundaknya. “Aku juga nggak tahu. Dia nggak bilang.”Kening Fiona berkerut. “Pasti karena masalah Dylan. Camila, kamu jangan ke sana. Biar aku saja yang pergi menemuinya.”Sekarang kesan Fiona terhadap Keluarga Suryadi tidaklah bagus! Dari insiden itu, dapat diketahui bahwa Keluarga Suryadi sedang memaksa Dylan untuk menikahi Catherine.Semuanya kelihatan seolah-olah Catherine dirugikan dalam masalah ini, tetapi sebenarnya kali ini Dylan telah difitnah!Masalah Dylan diusir dari rumah itu hanya sandiwara saja. Namun, luka yang dia alami itu nyata. Kevin hampir saja tidak membunuh Dylan!Fiona yang
Baru saja Camila berhasil melarikan diri dari tangan Leon, alhasil ….Kejahatan Leon sudah terbongkar, tetapi Camila tetap tidak bisa menghindari terlepas dari ancaman bunuhan di tangan Leon!Kalau bukan takdir, lantas apa?Berhubung semuanya sudah diatur oleh Tuhan, Camila mesti mati di tangan Leon, Camila juga hanya bisa menerima nasibnya saja.Melihat Naomi yang khawatir, Camila pun tersenyum santai, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.“Jangan khawatir. Yang aku katakan tadi hanya hasil yang paling buruk saja. Tidaklah gampang baginya untuk membunuhku! Aku juga bukan kesemek yang bisa ditekan semena-mena! Sekarang Leon memang lagi melarikan diri, keberadaannya memang sudah mendatangkan bahaya untukku, tapi belum pasti adalah kabar buruk! Mungkin Tuhan ingin beri aku kesempatan untuk menghabisinya?”“Waktu itu, kalau aku menghabisinya, aku pasti harus menebus kesalahanku. Jadi, aku terpaksa menusuknya saja untuk meluapkan amarahku!”“Tapi berbeda dengan kali ini. Sekarang dia
Setelah mengakhiri panggilan Caden, Naomi benar-benar merasa tidak tenang. Dia pun pergi ke Vila Anggara dengan membawa alat pelindung diri buatan tangan kelima kakek, serta beberapa salep penyembuh luka.Alat pelindung diri itu dipersiapkan untuk Camila, sedangkan salep penyembuh luka dipersiapkan untuk Dylan.Ketika mendengar suara bel pintu, Camila pergi membuka pintu. Dia kelihatan sangat syok.“Kenapa kamu bisa kemari? Kenapa kamu nggak beri tahu dulu sebelum ke sini?”Belum sempat Naomi berbicara, dia melihat ada Fiona yang sedang duduk di sofa. Fiona juga sedang melihatnya, lalu segera berdiri. “Naomi!”Naomi merasa kaget. “Kak Fiona, kenapa kamu bisa ada di sini?”Fiona menyeka air matanya. “Aku datang untuk lihat Dylan, sekalian lihat Camila. Aku ingin berterima kasih karena sudah menjaga Dylan selama beberapa hari ini.”Naomi tahu Fiona sedang mengandung anak kedua. Dia segera memapah Fiona untuk duduk. “Kita bicaranya sambil duduk saja. Apa kamu baru pulang dari Kota Lodia?”
“Tutup mulutmu!” sela Naomi lantaran tidak ingin mendengar ucapan Leon lagi.“Saat di rumah sakit waktu itu. Aku sudah ngomong sangat jelas sama kamu. Apa kamu melakukannya demi aku? Kamu melakukannya demi diri kamu sendiri!”“Kamu jangan pakai alasan demi kebaikan orang lain untuk membersihkan semua perilaku kotormu! Kamu selalu mengatakan kamu suka sama aku. Apa yang kamu sukai dari aku?”“Kalau kamu benar-benar memikirkan aku, kamu juga nggak akan melakukan hal buruk, membohongi perasaan cewek, memonopoli kekayaan Keluarga Nandara, melakukan perdagangan manusia, bahkan merencanakan penyebaran virus, lalu menjual obat penawar ….”“Semua masalah ini membuktikan betapa berengseknya kamu! Sekarang aibmu sudah terbongkar. Nggak akan ada yang melihat sandiwaramu lagi. Kamu juga mesti sadar.”“Kamu melakukan semua hal buruk itu juga karena kamu berengsek, kamu itu jahat dan beracun! Nggak ada hubungannya sama orang lain! Aku tegaskan sekali lagi, jangan katakan kamu menyukaiku, aku jijik!”
“Astaga! Aku hampir terlambat. Aku nggak ngobrol lagi sama kamu. Aku mesti segera absensi. Mengenai masalah anak-anak, kamu nggak usah khawatir. Ada aku yang akan menjaga mereka.”Usai berbicara, Tiara menyapa Caden, lalu buru-buru berlari ke dalam taman kanak-kanak.Naomi menghela napas panjang, kemudian mengesampingkan pemikirannya.…Beberapa hari berikutnya, hari-hari dilalui dengan sangat nyaman.Anak-anak sibuk ke sekolah, Joseph dan Maria sibuk merenovasi rumah baru. Caden sibuk bekerja, sedangkan Naomi berusaha untuk meneliti pengetahuan pengobatan tradisional.Beberapa hari kemudian, di bawah kendali Robbin, obat penawar racun berhasil diteliti oleh Anton.Semua orang di dunia pengobatan bersorak kegirangan. Tidak ada yang mencurigai Nenek dan juga Naomi. Hasil akhir seperti ini sangatlah bagus, juga adalah hasil yang diinginkan mereka.Setelah mengantar anak pulang ke rumah, Naomi berencana lanjut meneliti ilmu pengobatan tradisional. Tiba-tiba dia malah menerima panggilan da
Caden takut Naomi akan menyalahkannya!Naomi memiliki prinsip dalam soal mendidik anak. Dia pasti menyayangi anak-anak, tapi tidak memanjakan mereka.Naomi juga sakit hati ketika melihat anak-anaknya menangis. Namun, Naomi tidak akan memanjakan mereka hanya karena mereka menangis.Nantinya anak-anak akan tumbuh menjadi orang berguna atau orang tidak berguna, semua itu tergantung pada pendidikan dan bimbingan orang tua.Caden, Joseph, dan Maria berdiri di samping, menatap Naomi yang sedang menenangkan si kecil. Hanya saja, tidak ada yang berani mengutarakannya.Suara Naomi paling besar dari keluarga mereka, terutama dalam soal pendidikan anak-anak. Naomi memiliki suara yang besar!Untung saja Naomi mempelajari psikologis anak, apalagi dengan bantuan Braden, Hayden, dan Jayden, akhirnya Baby pun menenangkan dirinya.Baby masih terisak-isak. “Kalau begitu … Mama mesti ingat, ya. Jangan lupa untuk jemput aku.”“Emm! Mama nggak bakal lupa. Mama janji!”“Mama … Mama mesti datang awal untuk j
Saat Naomi dan Caden meninggalkan rumah sakit, waktu sudah subuh.Kondisi Anton sudah membaik. Dia hanya pingsan karena emosi tinggi saja. Ada Robbin yang sedang merawatnya.Setelah meninggalkan rumah sakit, Naomi baru membaca pesan dari Camila. Pesan itu dikirim Camila pada setengah jam lalu.Tiara sudah tidur. Camila menyuruh Naomi untuk segera istirahat setelah urusannya selesai. Naomi tidak perlu khawatir. Demi tidak mengganggu waktu istirahat Naomi, juga mempertimbangkan anak-anak akan sekolah besok pagi, Naomi pun tidak kembali ke Vila Anggara. Dia langsung menyuruh Caden untuk mengendarai mobil pulang ke rumah.Saat di perjalanan, Naomi melihat ke luar jendela dengan menghela napas panjang.Caden bertanya, “Apa kamu merasa penat?”“Bukan ….” Naomi menghela napas panjang lagi, lalu melihat ke sisi Caden dan berkata, “Tiba-tiba aku memahami Nenek. Pantas saja Nenek sudah setua itu, tapi masih saja khawatir dengan perkembangan dunia pengobatan. Sekarang boleh dikatakan Pak Anton me
Setelah Naomi ditahan, Salvia akan memanfaatkan hubungan dan kekuatan Keluarga Salvia untuk menjatuhkan kesalahan kepada Naomi!Asalkan Naomi terbukti bersalah, siapa pun tidak bisa menyelamatkannya!Naomi tahu apa yang sedang dipikirkan Salvia. Dia menggigit bibirnya dan menjulingkan bola matanya. Dia memalingkan kepalanya berbicara kepada polisi, “Aku difitnah. Aku juga ada bukti.”Naomi membuka rekaman pembicaraan Salvia dan dirinya. Ada juga rekaman CCTV ruangan rapat sehari sebelum mereka menggunakan ruangan. Rekaman itu adalah pemberian Robbin. Dengan adanya bukti-bukti ini, semuanya akan lebih tepercaya daripada para saksi mata yang dicari Naomi!Saat Anton melihat rekaman mencuri sampel virus, dia merasa syok hingga tidak bisa bernapas dan juga berkata-kata.Begitu pula dengan Salvia, dia juga merasa sangat syok. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, “Palsu! Semua itu palsu! Jelas-jelas CCTV malam itu rusak. Bagaimana mungkin kamu bisa punya rekaman CCTV? Video ini pasti p