Samuel membalas, “Bukan, Papa suka nama pemberian Baby.”“Emm, lain kali kalau Papa dinas nggak bisa menemani aku, ada Angel yang akan menemaniku.”Usai mendengar, hati Samuel tiba-tiba terasa sakit. Dia menatap kelinci kecil itu dengan kening berkerut. Dia sungguh tidak menyukai kelinci itu!Samuel tidak suka dengan keberadaan kelinci itu, juga tidak suka dengan nama kelinci itu! Sebab, semua itu adalah pemberian Caden. Hanya saja, Samuel tidak ingin Baby merasa tidak senang, dia terpaksa mengangguk.Baby mengusap kepala kelinci sembari berkata, “Angel, ingat, ya, dia itu papaku. Dia sama saja dengan Mama, kakak-kakak, dan Paman. Mereka itu anggota keluarga kita.”Kali ini, hati Samuel spontan merasa gugup. Sekarang Baby sudah menganggap Caden sebagai keluarganya? Samuel sungguh tidak terima! Dia mulai merasa terancam!Samuel berusaha untuk menahan amarahnya, kemudian berkata pada Baby, “Ayo pamitan sama Mama dan kakak-kakakmu. Sudah saatnya kita pulang.”Sebenarnya Baby masih tidak i
Orang itu telah menyusun rencana selama 20-an tahun, bahkan mungkin lebih lama lagi. Sebenarnya apa tujuannya? Apa dia ingin melenyapkan Keluarga Pangestu?Seberapa besar dendam, seberapa dalam kebencian, atau seberapa kuat ikatan yang membuatnya termotivasi untuk merencanakan strategi sebesar ini?Kalau dia hanya ingin menghancurkan Keluarga Pangestu, kenapa tidak bertindak dari dulu?Waktu itu, Caden juga masih tidak memiliki kemampuan apa-apa atau ada alasan lain?Lagi pula ….Caden juga sudah menyelidiki sebelumnya. Pesan yang diterima Naomi sebelumnya ada yang dikirim oleh Samuel dan ada juga yang dikirim langsung oleh orang misterius. Masih masuk akal jika Samuel begitu memperhatikan gerak-gerik Naomi. Semua itu juga karena Baby. Jadi, dia ingin menculik Naomi. Namun, bagaimana dengan orang misterius itu?Orang misterius itu memang ingin memanfaatkan Naomi untuk melukai Caden. Dia terus menghasut Naomi untuk membunuhnya. Namun, dia tidak memanfaatkan anak-anak untuk mengancam Na
Mereka berdua terdiam beberapa saat. Naomi pun mengeluarkan jurus jitunya, langsung menginjak ujung kaki Caden dengan kuat!Caden merintih kesakitan. “Jari kakiku patah.”Naomi segera mengambil kesempatan untuk melarikan diri dari pelukan Caden. Dia berkata dengan suara dingin, “Rasain! Dasar nggak tahu malu!”Usai berbicara, Naomi berjalan keluar dapur.Caden mengikat celemek di tubuhnya, berdiri di depan meja. Ketika melihat bayangan punggung Naomi, dia pun tersenyum. “Apa kamu nggak berencana untuk membantuku?”“Nggak mau! Hmph!”Naomi berjalan keluar dapur, pergi mencari anak-anak.Caden pun tersenyum.Saat Yahya masuk ke dapur, Caden masih sedang tersenyum. Yahya otomatis ikut tersenyum. “Semua jamur ini baru aku petik. Masih segar, cocok untuk dimasak sup.”Caden mengalihkan pandangannya. “Paman Yahya, aku merasa sangat bahagia sekarang.”Yahya terbengong sejenak. Satu detik kemudian, matanya terasa memanas. Dia terus mengangguk. “Aku tahu! Aku tahu!”Tentu saja Yahya mengetahuin
Sudah cukup lama Caden tidak bermesra-mesraan dengan Naomi. Setelah mengetahui keberadaan Baby, Naomi juga tidak memiliki suasana hati, begitu pula dengan Caden.Hari ini, suasana hati Naomi sangat bagus. Caden juga tidak bisa menahan gairah di dalam dirinya lagi. Jika tidak dilampiaskan, sepertinya Caden akan merasa terbakar.Naomi tahu apa yang ingin dilakukan Caden malam ini. Namun, dia tidak menyangka Caden akan begitu buru-buru. Dia saja masih belum mempersiapkan dirinya!“Hei, sebentar. Uhm ….”Caden menunduk untuk menggigit leher Naomi. Dia sedang menghukum Naomi yang tidak fokus dalam berciuman. Naomi mendesah. Satu detik kemudian, bibirnya disumpal oleh Caden. Tenaga Caden semakin kuat lagi. Dia bahkan lebih menggila dari sebelumnya. Seolah-olah dia ingin menelan Naomi ke dalam perutnya saja!Caden bagai seekor binatang buas saja. Sementara, Naomi bagai seekor domba cilik saja. Satunya sangat dominan, sedangkan satunya lagi sangat jinak!Tenaga Caden sangat kuat. Baru dicium
Sekarang, Caden malah masih memiliki sisa tenaga untuk memasak dan menyanyi!Nyanyilah! Jika Caden tidak kenal lelah, teruskan saja nyanyiannya. Lagi pula, suara Caden cukup merdu. Naomi juga sudah hampir ketiduran.Setelah melihat Naomi tidur dengan pulasnya, Caden pun menatap Naomi beberapa saat, lalu mencium keningnya. Dia menarik lengan yang disandarkan kepala Naomi, kemudian berdiri dengan perlahan.Malam hari ini terasa sangat menyenangkan. Caden tidak bisa tidur. Dia pergi ke kamar Baby, lalu mengusap wajah si kecil. Tidak lupa dia memeriksa suhu ruangan dan tingkat kelembaban ruangan. Setelah itu, dia duduk di samping ranjang untuk melihat putrinya.Baby kelihatan mirip dengan Naomi. Sekarang dia masih kecil. Seiring bertambahnya usia, dia pasti akan semakin mirip dengan Naomi lagi.“Kenapa kamu nggak mirip sama Papa?”“Bagus juga kalau nggak mirip sama Papa. Mamamu cantik. Setelah kamu besar nanti, kamu pasti akan secantik mamamu.”“Wajah dan karaktermu akan mirip sama mamamu.
Pasti ada alasannya!Tidak mungkin orang misterius sedang menakuti Samuel, apalagi sedang bercanda dengannya.Caden bertanya, “Apa kata polisi?”“Ahli forensik awalnya menyimpulkan bahwa pemilik Vila Nobi tewas akibat dipukuli hingga mati. Saat ini ada saksi dan bukti yang menyatakan Caden terlibat dalam konflik fisik dengan pemilik vila itu. Jadi, kondisi sekarang sangat nggak menguntungkan bagi Samuel.”“Bagaimana dengan sikap Samuel?”“Dia sangat tenang, nggak marah, dan kesal sama sekali. Dia juga nggak membela diri, hanya diam saja, nggak berbicara sama sekali.”Caden semakin bingung. Tidak marah? Tidak kesal? Tidak membela diri? Samuel bahkan tidak marah karena difitnah?Apa Caden dan orang misterius itu sedang sandiwara?Tiba-tiba Caden kepikiran sesuatu, keningnya pun berkerut. Dia memutuskan panggilan Andrew, lalu segera menghubungi penanggung jawab dari kasus Vila Nobi.Caden menyarankan mereka untuk jangan bubar dulu, untuk lanjut mengawasi Vila Nobi.Vila Nobi adalah kandan
Jayden berkata, “Biasanya Mama selalu bangun pagi. Ada apa dengan hari ini? Jangan-jangan Mama sakit?”Hayden merasa tidak tenang. Dia segera berdiri. “Aku pergi lihat dulu.”Caden menghalanginya. “Kalian nggak usah khawatir. Tadi aku sudah lihat. Mama kalian baik-baik saja. Cuma dia tidurnya akan malam semalam. Jadi, dia masih belum bangun. Biarkan dia melanjutkan tidurnya. Jangan ganggu dia.”Caden hanya bisa menjelaskan seperti ini saja. Tidak mungkin Caden memberi tahu anak-anak, Naomi ditindas Caden hingga kecapekan!Kelima anak-anak juga tidak berpikir kebanyakan. Mereka melanjutkan makan mereka dengan tenang.Caden pun menemani mereka untuk makan bersama.Baby sangat patuh, juga tidak pemilih soal makanan. Dia makan semua yang diambilkan Caden. Bibirnya diselimuti oleh minyak. Caden pun menarik selembar tisu untuk menyeka mulut si kecil. Saat ini, Caden bertanya, “Apa masakan Papa enak?”Tadinya Caden mengira dia akan mendapatkan pujian dari putrinya. Siapa sangka, Baby malah b
Setelah Samuel membawa pulang Baby, Hayden merasa sangat tidak gembira! Hayden mengerutkan keningnya bertanya pada Caden, “Kenapa kamu biarkan dia bawa Baby pergi? Padahal kita bisa gunakan cara semalam untuk menahan Baby, ‘kan?”Caden menjelaskan, “Sekarang orang yang paling Baby cintai itu Samuel. Semalam saja dia sudah sangat merindukan Samuel. Kamu bisa gunakan cara kelinci itu untuk menahannya semalam. Tapi kalau terus-terus menahannya di rumah, bisa jadi Baby akan merasa nggak senang.”Jika Baby pulang bersama Samuel, dia akan tidak tenang dengan kelinci peliharaannya. Jika dia tidak pergi, dia pun akan mencemaskan Samuel.Jadi, lebih baik membiarkan Baby hidup gembira saja. Biarkan Baby pergi menggendong Angel-nya, lalu pergi bersama Samuel.Apalagi beberapa hari ini, Caden dan Naomi juga tidak bisa menjaga Baby selama 24 jam. Pasti ada rencana besar yang sudah direncanakan orang misterius dan Samuel. Jadi, Caden mesti memikirkan cara untuk menghadapi mereka.Sementara itu, Nao
Leon melangkah maju dengan garang. Alhasil ....Sebelum Leon sempat mendekati Caden, Caden sudah menendangnya hingga dia terpental sangat jauh. Setelah berkelahi secara langsung, Leon baru menyadari seberapa besar perbedaannya dengan Caden.Gerakan Caden sangat lincah, juga bertenaga dan tepat sasaran. Jangankan memukul Caden, Leon bahkan tidak sempat menghindari serangan Caden. Setelah meninju wajah Leon beberapa kali, Caden menendang lututnya sehingga Leon langsung jatuh berlutut di lantai. Kemudian, Caden yang berekspresi dingin berdiri di belakang Leon dan membidik tepat pergelangan kakinya sebelum menginjaknya dengan kuat.Seiring dengan suara tulang patah yang nyaring, Leon pun berteriak kesakitan, “Ah!”Namun, Caden masih belum mengampuni Leon. Dia menendang tulang rusuk Leon sehingga Leon terpental sangat jauh. Tulang rusuk Leon pun patah akibat tendangan itu.Caden berjalan mendekati Leon dengan ekspresi suram. Kali ini, tidak ada lagi kearoganan dan ejekan dalam mata Leon sa
Leon berseru dengan marah, “Aku orang picik, sedangkan dia pria sejati? Kalau dia itu pria sejati, dia nggak akan bilang mencintaimu, tapi malah bawa kamu datang untuk meneliti virus baru dan obat penawarnya!”“Kamu tahu seberapa berbahaya virus ini? Begitu nggak hati-hati, kamu akan langsung terinfeksi! Setelah terinfeksi, kamu akan sangat menderita! Ini nggak ada bedanya dengan mau celakai kamu, juga nggak peduli sama hidup dan matimu!”Begitu mendengar ucapan Leon, Naomi makin murka dan menyahut sambil menggertakkan gigi, “Caden nggak membujukku untuk meneliti virus ini! Aku sendiri yang mau melakukannya! Dia setuju aku datang kemari bukan karena nggak peduli sama hidup dan matiku, tapi karena tahu dia nggak akan bisa menghentikanku!”“Sebaliknya kamu. Kamu juga tahu seberapa berbahaya virus ini? Kamu tahu betapa menderitanya orang yang terinfeksi virus ini? Tapi, kamu malah mau gunakan virus ini untuk celakai orang? Kenapa kamu bisa sekejam itu!”Leon berseru, “Ini semua demi kamu!
Leon awalnya mengira Naomi tidak akan peduli padanya dalam waktu dekat. Jadi, saat melihat Naomi berjalan mendekatinya, dia merasa sangat gembira. Setelah berjarak dekat dengan Naomi, dia menyapa, “Naomi.”“Plak!” Begitu mendengar sahutan Leon, Naomi langsung menamparnya. Kepala Leon terkulai ke samping akibat tamparan itu. Di pipinya, terlihat bekas telapak tangan yang sangat jelas.Leon menoleh ke arah Naomi dan menatapnya dengan perasaan campur aduk. “Naomi ....”Naomi menggertakkan gigi dan berseru dengan tubuh gemetar, “Aku bukan cuma salah menilaimu, juga terlalu meremehkanmu. Leon, kamu benar-benar hebat! Kamu sudah sepenuhnya mengubah pengertianku terhadap sampah masyarakat!”“Aku pernah ketemu banyak sampah masyarakat, tapi nggak pernah ketemu sama yang separah kamu! Selain mau celakai Camila, Paman Herbert, dan Keluarga Nandara, kamu juga berniat untuk celakai rakyat jelata? Leon, kamu benar-benar nggak layak jadi manusia!”Leon yang ditampar tidak sedih, malah berkata dengan
Setelah menerima data-data yang bersangkutan dengan virus itu, Naomi pun memusatkan semua perhatiannya pada hal ini hingga lupa makan dan tidur. Meskipun sudah membaca sampai jam 3 dini hari, dia masih menolak untuk tidur. Jika bukan karena dipaksa Caden, dia mungkin akan bergadang.Setelah tidur tidak sampai 4 jam, Naomi bangun pagi-pagi keesokan harinya dan lanjut meneliti hal ini seharian. Saat menjelang malam, dia tiba-tiba berkata, “Aku mau pergi ke rumah sakit.”Melihat ekspresi Naomi yang serius, Caden bertanya, “Nggak bisa ditunda?”“Nggak bisa! Aku harus pergi sekarang!”Caden tahu tidak ada gunanya dia menghentikan Naomi. Jadi, dia pun menemani Naomi. Joseph dan anak-anak tahu Naomi sedang menyibukkan hal serius. Mereka menyuruhnya untuk bekerja dengan tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan urusan rumah.Selama perjalanan, Naomi tidak berhenti mengerutkan keningnya. Caden menggenggam tangannya dan berkata, “Yang penting kamu sudah berusaha yang terbaik. Untuk sisanya, kita se
Caden pulang di malam hari. Begitu dia mendekati Naomi, Naomi langsung berkata, “Kamu sudah merokok, juga pergi ke rumah sakit. Ada apa? Apa ada masalah?”Indera penciuman Naomi sangat sensitif, terutama dalam mencium bau obat dan rokok. Caden pun tertegun setelah mendengar ucapan Naomi.Naomi lanjut berkata, “Jujurlah padaku. Kalau kamu menutupinya dariku, aku akan makin khawatir.”Caden akhirnya menjawab jujur, “Aku pergi ke rumah sakit untuk ketemu Robbin.”“Karena masalah obat penawar?”“Emm.”“Ada apa dengan obat penawarnya? Hari ini, Camila juga meneleponku untuk tanya masalah obat penawar dan virus itu. Leon sudah menghubunginya.”Caden bertanya dengan kening berkerut, “Apa yang dikatakan Leon?”“Dia masih mau pakai Paman Herbert buat ancam Camila supaya bisa rebut harta Keluarga Nandara. Dia bilang cuma dia yang bisa tolong Paman Herbert.”“Suruh Camila abaikan dia.”“Emm. Apa yang kamu dan Robbin gusarkan? Bukannya Paman Herbert nggak terinfeksi virus?”Naomi tidak mengetahui
Seusai sarapan, Caden tiba-tiba menerima telepon dari Robbin. Keadaan putra haram Zaskia sudah bertambah parah dan nyawanya juga terancam. Ini adalah kabar buruk. Jika virus ini bukan hanya membuat orang sakit, tetapi juga bisa merenggut nyawa, itu berarti masalahnya jauh lebih serius dari yang diperkirakan mereka.Caden mengernyit dan menyimpan kembali ponselnya. Kemudian, dia berpesan pada Naomi, “Kamu istirahat saja yang baik di rumah. Kalau ada apa-apa, telepon aku. Aku mau keluar dulu.”Naomi yang menyadari keanehan caden bertanya, “Ada masalah apa?”“Masalah kerja. Kamu nggak usah khawatir soal aku maupun Ayah. Aku akan tangani semuanya. Kamu cuma perlu istirahat yang tenang.”Seusai berbicara, Caden mengecup dahi Naomi dan menyelimutinya sebelum berjalan keluar. Setelah turun ke lantai bawah, dia menanyakan rencana Joseph untuk hari ini. Joseph khawatir mereka akan mengganggu istirahat Naomi. Jadi, dia ingin membawa Maria dan anak-anak jalan-jalan. Caden langsung mengaturkan or
“Dia mau buka studio yang khusus menangani anak-anak dengan gangguan psikologis,” jawab Caden.Joseph bertanya dengan heran, “Dia kan bukan belajar psikologi waktu kuliah. Kenapa dia bisa berpikir untuk kerja di bidang itu?”“Dia pernah hidup di daerah pegunungan selama beberapa tahun dan belajar ilmu medis waktu senggang. Sekarang, dia sangat tertarik dalam bidang ini.”Begitu mengungkit tentang kehidupan Naomi di gunung, Joseph menyahut dengan bersemangat, “Aku baru mau tanya sama kamu. Waktu Celine kena masalah sebelumnya, dengar-dengar ada yang menolongnya, lalu bawa dia dan anak-anak hidup di gunung selama 5 tahun. Kamu tahu siapa yang menolongnya?”“Nggak tahu.”Joseph bertanya dengan terkejut, “Bahkan kamu juga nggak tahu?”“Emm. Naomi bilang, sebelum turun gunung, dia sudah pernah janji pada penyelamatnya untuk nggak cerita soal kehidupan mereka selama di gunung atau ungkapkan informasi tentang penyelamatnya.”Joseph merasa makin terkejut. “Hal ini perlu dirahasiakan sampai seg
Sebelum masuk ke kamar mandi, Naomi berusaha untuk mencari kembali sedikit akal sehatnya. Dia memperingati Caden, “Cu ... cuma boleh sekali, ya!”Caden menarik napas berat dan buru-buru menyetujuinya. “Oke!”Malam ini, Naomi dan Caden melewati malam penuh gairah. Sesuai dugaan, Caden sudah berjanji hanya akan melakukannya sekali, tetapi akhirnya malah melakukannya berulang kali.Keesokan harinya, Naomi pun merasa sangat lemas. Dia berusaha untuk turun dari tempat tidur beberapa kali, tetapi malah gagal. Kedua kakinya sangat lemas hingga tidak sanggup menahan berat tubuhnya, sedangkan tubuhnya juga terasa sangat berat seperti ditimpa oleh batu yang besar.Naomi sama sekali tidak bisa turun dari tempat tidur. Begitu berdiri, kakinya langsung gemetar. Dia pun memelototi pria yang tidur di sampingnya dan mengumpat, “Caden! Dasar bajingan!”Caden tahu dirinya yang tidak dapat mengendalikan diri dan sudah menyiksa Naomi semalaman. Dia pun tidak berani melawan karena khawatir istrinya marah d
Naomi langsung merinding, lalu hendak mendorong Caden. “Siapa yang mau mandi bareng kamu!”“Aku sudah mabuk, nggak bisa mandi sendiri, cuma bisa mandi bareng kamu.”Naomi tahu apa yang ingin dilakukan Caden. Dia pun membalas dengan malu, “Kalau nggak bisa mandi, kamu nggak usah mandi malam ini!”“Nggak bisa, kotor!”“Aku nggak merasa kamu kotor. Cepat pergi tidur sana!”Naomi hendak mendorong Caden, tetapi Caden malah berjalan mendekat dan menekan tubuh Naomi ke arah pintu. Tubuh mereka menempel dengan erat tanpa ada sedikit celah pun.Meskipun terhalang pakaian, Naomi bisa merasakan detak jantung Caden yang kuat dan seluruh tubuhnya yang panas. Jantung Naomi pun secara refleks berdetak makin kencang dan napasnya mulai memburu. Suasana di dalam kamar langsung berubah dan terasa sangat intim. Naomi diam-diam menelan ludah, lalu mengancam dengan suara rendah, “Caden! Cepat minggir! Kalau nggak, aku akan mulai maki orang, lho!”Naomi menolak permintaan Caden karena memiliki alasan kuat.