Braden berpikir sejenak, lalu memandang Hayden dan bertanya, "Mana Putih?"Hayden melihat pergelangan tangannya dan memeriksa sakunya. Dia menyahut seraya memelotot, "Dia hilang!""Putih pergi ke mana?" tanya Braden.Hayden merenung sesaat. Dia berujar dengan ekspresi muram, "Aku tahu!"Hayden berjalan ke luar. Braden dan Rayden juga mengikutinya. Mereka masuk ke kamar Baby dan menemukan Putih di tempat tidur Baby. Putih sedang tidur di bantal Baby.Hayden memutar bola matanya, lalu menangkap Putih dan menegur, "Kamu mau menakuti Baby, ya?"Hayden tidak yakin Baby takut ular, jadi hari ini dia tidak memperkenalkan Putih pada Baby. Namun, Putih malah tidur di samping Baby. Bagaimana kalau Baby takut ular? Baby pasti menangis begitu melihat Putih.Putih membuka mata dan menjulurkan lidahnya. Dia memelototi Hayden dan berusaha melepaskan diri dari tangan Hayden.Hayden makin kesal melihat Putih memberontak. Dia langsung menekan titik vital Putih untuk memberinya pelajaran. Sementara itu,
Mata Rayden berbinar-binar. Ucapan Braden memang benar. Setelah mencari tahu dendam di antara Keluarga Pangestu dan Samuel, mereka terus menyelidiki dendam di antara Darman dan Samuel. Mereka hanya fokus pada apa yang terjadi di gunung waktu itu.Mereka lupa memikirkan masalah ini dari sudut pandang lain. Sebenarnya mereka hanya perlu membuktikan orang yang membawa Samuel ke gunung waktu itu bukan Darman.Apa pun yang terjadi di gunung, kalau Darman yang mengabaikan nasib Samuel dan menyeretnya ke gunung, itu berarti Darman memang bermasalah. Jadi, wajar saja kalau Samuel menyimpan dendam kepada Darman. Kalau orang itu bukan Darman, berarti Samuel salah paham."Aku selidiki sekarang," ucap Rayden. Dia langsung membuka laptop setelah mendapatkan pencerahan."Beri tahu aku kalau sudah ada kabar," pesan Braden. Dia menepuk bahu Rayden, lalu keluar untuk mencari Steven.Kebetulan Steven sudah bangun. Dia baru tahu Baby sudah dijemput. Steven sangat kaget. Braden membiarkan Steven meluapkan
Baby sama sekali tidak melihat Caden. Dia merangkul leher Samuel dengan erat, lalu berucap dengan manja, "Papa, Baby mimpi buruk. Baby takut ...."Samuel memeluk Baby dengan erat sembari menghibur, "Baby, jangan takut. Papa sudah pulang. Papa akan melindungi Baby."Suara Samuel bergetar saking sedihnya. Hubungan Samuel dan Baby sangat dekat. Sementara itu, Caden terpaku di tempat. Dia merasa sakit hati ketika melihat kedekatan Samuel dan Baby.Braden dan ketiga adiknya sudah memperkirakan hal ini. Hanya saja, mereka tidak menyangka Caden dan Samuel akan masuk bersama. Awalnya, mereka mengira Caden akan masuk bersama Naomi terlebih dahulu. Setelah itu, dia baru mengizinkan Samuel menemui Baby.Siapa sangka, Caden malah masuk bersama Samuel. Bukannya ini sama saja dengan mencari masalah sendiri? Baby pasti lebih mencintai Samuel. Bagi Caden, ini adalah malapetaka.Braden dan ketiga adiknya merasa tidak berdaya. Jayden merasa kasihan pada Caden. Dia menggandeng tangan Caden, lalu berusaha
"Iya, aku pasti ingat," ucap Baby.Samuel mencubit pipi Baby dan berujar dengan lembut, "Papa bawa kamu pulang."Baby menanggapi, "Ha? Bukannya ini rumah kita? Mama dan Kakak tinggal di sini. Oh, iya. Mana Mama?"Samuel tidak bisa berkata-kata. Naomi segera menyeka air matanya, lalu menyahut, "Baby, Mama di sini."Baby baru melihat Naomi. Dia memanggil dengan mata berbinar-binar, "Mama!"Naomi langsung menggendong Baby. Sekarang Naomi baru merasa tenang. Baby juga melihat Caden. Dia memiringkan kepalanya, ekspresinya terlihat bingung.Caden merasa gugup. Dia memanggil dengan hati-hati, "Baby."Baby bertanya, "Apa kamu kenal aku?"Caden terdiam. Baby melihat Samuel dan bertanya lagi, "Papa, kenapa Paman yang tampan ini sangat mirip sama kakak-kakakku?"Hati Caden hancur. Baby memanggilnya "paman" dan memanggil Samuel "papa". Suasana di ruang tamu menjadi canggung. Nasib Caden sangat menyedihkan.Braden langsung mengabaikan pertanyaan Baby, lalu berkata kepada Naomi, "Mama, kamu bicara d
Setelah beberapa saat, Braden baru berujar, "Jangan berkelahi lagi. Baby pasti takut kalau lihat kalian berkelahi."Mendengar ucapan Braden, Caden dan Samuel langsung berhenti. Ucapan Braden berhasil mengendalikan mereka berdua. Berkelahi adalah masalah sepele, tetapi membuat Baby ketakutan adalah masalah serius.Caden dan Samuel menyayangi Baby. Mereka tidak lanjut berkelahi lagi. Keduanya duduk berseberangan di sofa dan dipisahkan meja. Mereka berdua yang berkeringat memelototi satu sama lain sambil menghela napas.Braden mengatupkan bibirnya setelah melihat ayah kandungnya dan Samuel. Dia merasa mereka berdua adalah pria licik.Caden dan Samuel menghajar satu sama lain, tetapi wajah mereka sama sekali tidak terluka. Keduanya pasti takut Baby akan khawatir melihat salah satu dari mereka yang wajahnya terluka. Mungkin Baby akan membenci pemukulnya.Jadi, Caden dan Samuel sama-sama menghindari wajah saat melayangkan pukulan. Mereka hanya fokus pada bagian-bagian yang tidak terlihat. Si
Braden bertanya, "Apa mereka itu diutus oleh penyokongmu?"Samuel terkejut. Braden lanjut bertanya, "Kamu begitu menyukai Baby dan anak-anak. Kamu pasti nggak tega melukaiku. Seharusnya penyokongmu yang melukaiku waktu rekreasi sebelumnya, 'kan?"Samuel mengernyit. Dia menatap Braden lekat-lekat. Waktu itu Samuel memang menyiapkan rencana cadangan, tetapi bukan melukai Braden. Jadi, bukan Samuel yang merencanakan untuk mencelakai Braden.Hanya saja, Samuel tidak menyangka Braden bisa menyadari ada yang tidak beres. Bahkan, Braden langsung menanyakannya.Samuel memang tidak boleh menyamakan kepintaran Braden dengan Baby. Braden jauh lebih pintar dari anak seumurannya.Samuel tidak langsung menjawab pertanyaan Braden. Dia hanya berkata, "Tolong kalian jaga Baby untuk beberapa hari. Setelah selesaikan masalah pribadiku, aku akan jemput dia."Selesai bicara, Samuel hendak pergi. Braden memanggilnya, "Pak Samuel, aku mengerti kamu membenci Keluarga Pangestu. Tony dan Keluarga Pangestu sudah
Samuel tidak menanggapi perkataan Braden, lalu Braden melanjutkan, "Selain itu, setelah Paman Yamin dan Bibi Abigail meninggal, bagaimana caranya kamu bisa hidup dan jatuh ke tangan penculik? Berdasarkan sifat Tony yang kejam, dia nggak mungkin membiarkan kamu hidup.""Penculik itu juga nggak hanya menghasilkan uang dengan memperdagangkan anak-anak. Perbuatan mereka lebih kejam. Dalam situasi seperti itu, kenapa mereka malah menjualmu dan membiarkanmu hidup?" lanjut Braden.Braden meneruskan, "Mengenai Kakek, kalau dia nggak ingin Nenek mengadopsimu, nggak mungkin dia pergi ke Desa Silas untuk bicara dengan orang tua asuhmu. Kalau perhatiannya cuma akting dan dia cuma ingin menunjukkan ketulusannya di depan Nenek, kenapa dia nggak langsung membunuhmu di gunung?"Samuel tertegun. Braden menatap Samuel lekat-lekat sembari lanjut bicara, "Bukannya lebih baik kalau dia langsung membunuhmu? Kalau membiarkanmu hidup, Kakek pasti takut kamu mencari Nenek dan menceritakan hal itu padanya."Bra
Caden langsung melihat Hayden. Dia tahu Hayden berpesan seperti itu karena melihat para pengawal sangat setia kepada Baby. Biarpun tidak dibawa ke rumah sakit, mereka akan tetap dihabisi."Bagaimana dengan anak buah yang diutus pihak lain?" tanya Caden.Bawahan menyahut, "Mereka masih hidup dan nggak ada yang menyelamatkan mereka."Caden memandang Samuel. Kala ini, Samuel terlihat emosional. Dia mengatupkan bibirnya dan menghela napas. Samuel yang murka memerintah, "Oke, jangan bertindak tanpa izinku."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Samuel melihat Caden dan menjelaskan, "Beberapa orang itu sudah menjaga Baby bertahun-tahun dan sangat setia pada Baby. Kali ini, mereka membawa Baby ke Kota Jawhar tanpa sepengetahuanku karena nggak tega lihat Baby menangis. Mereka juga nggak mau melawan perintah Baby ...."Mata Samuel memerah. Caden berkata, "Itu bukan perbuatan bawahanku.""Aku tahu. Jangan beri tahu Baby. Selain itu, tolong makamkan mereka," timpal Samuel.Selesai bicara, Samuel
Jika bukan Joseph yang terus berusaha membujuk Maria makan, mungkin Maria sudah mati kelaparan. Joseph berkata sembari terisak, "Oke. Kita makan."Hayden merasa kasihan pada Joseph. Dia menggandeng tangan Joseph sambil berujar, "Kakek juga belum makan, ya? Nanti kita makan sama-sama.""Oke. Kita makan sama-sama," balas Joseph. Dia segera memerintah pelayan untuk menyiapkan sarapan, lalu menambahkan, "Kalian masak lebih banyak, keluarga Hayden pasti belum makan. Siapkan pelayanan sesuai standar untuk menyambut tamu terhormat."Joseph tidak memedulikan status keluarga Hayden. Orang yang bisa menghibur Maria adalah penyelamat dan tamu terhormat Joseph.Keenan masih berdiri di ruang tamu. Melihat ekspresi Joseph dan Maria yang gembira, ekspresinya menjadi dingin. Tadi Keenan mendengar mereka menyukai Hayden karena teringat pada putri mereka.Apa pun yang berkaitan dengan putri mereka pasti bisa membuat mereka senang. Namun, Joseph dan Maria malah mengatakan mereka menganggap Keenan sebagai
"Kakek, apa aku boleh telepon mamaku supaya dia bisa jemput aku? Aku nggak mau pergi ke kantor polisi. Aku takut bertemu penculik itu lagi di jalan," ucap Hayden sambil memandang Joseph."Oke," sahut Joseph sembari mengangguk. Permintaan Hayden memang sesuai dengan keinginannya.Maria tidak menangis lagi karena Hayden. Bahkan, Maria sangat gembira. Tentu saja, Joseph berharap Hayden tidak pergi agar bisa menemani Maria.Joseph bertanya dengan ekspresi lembut, "Apa kamu tahu nomor telepon orang tuamu?""Tahu. Aku telepon mamaku sekarang," jawab Hayden.Tiba-tiba, Braden menelepon. Hayden tidak bisa pergi, jadi dia terpaksa menjawab panggilan telepon di depan Joseph. Hayden segera menjelaskan kondisinya terlebih dahulu untuk mencegah Braden mengungkapkan rencana mereka.Hayden berkata, "Kak, aku dibawa penculik ke tempat asing. Tapi, kalian nggak usah khawatir. Aku aman. Di sini ada kakek yang baik dan nenek yang cantik, mereka sangat ramah. Beri tahu Mama, jadi dia bisa jemput aku."Bra
Ketika melihat sosok sang nenek yang begitu malang, Hayden sungguh merasa sakit hati. Betapa inginnya dia memberi tahu kenyataan kepada Maria. Hayden ingin memberitahunya bahwa Naomi masih hidup. Sekarang Naomi pun sedang berada di Kota Haidi! Namun, demi melangsungkan rencananya, Hayden terpaksa menahan! Hayden hanya bisa berkata dalam hatinya, ‘Nek, kamu yang sabar, ya. Mamaku sudah kembali. Bisa jadi saat ini dia sedang perjalanan kemari. Dia akan segera menemuimu.’Hayden mengusap ingusnya. Baru saja dia berencana ke lantai atas untuk menghibur Maria, seorang pelayan wanita datang dengan menyuguhkan semangkuk.“Tuan, ini sup buat Nyonya.”Kening Hayden berkerut. Jadi, ini sup beracun itu?Keenan juga kemari. Ketika melihat Maria sedang menangis, dia berbicara dengan berlagak kasihan, “Ada apa dengan Bibi? Apa dia jatuh?”Sambil berbicara, Hayden sambil hendak berjalan ke lantai atas. Raut wajah Hayden menjadi muram. Dia sengaja menjulurkan kakinya, lalu “gedebum”!Keenan terjatuh
Di dalam gedung utama, Maria masih sedang menangis dan merengek ingin mencari putrinya di dermaga.Saat ini, Joseph sedang membujuk Maria. Dia telah terluka, jadi dia tidak boleh ke dermaga.Usai mendengar ucapan Hayden, dia menenangkan Maria terlebih dahulu, kemudian baru meninggalkan kamar untuk mencari tahu situasi.Ketika melihat Hayden, hati Joseph langsung berdegup kencang! Dalam sekilas mata, wajah anak ini sungguh mirip dengan putrinya! Wajah Hayden sungguh mirip dengan Caden, tetapi ada sedikit kemiripan dengan Naomi. Bagaimanapun, dia itu dilahirkan oleh Naomi.Joseph spontan teringat Naomi ketika masih kecil dulu. Rasa familier itu tumbuh di hatinya. Saat dia belum sempat bertanya, Hayden langsung menangis histeris. Dia berlari pergi memeluk paha Joseph!“Kakek, selamatkan aku! Ada orang jahat yang ingin menangkapku. Huhuhu ….”Joseph merasa kaget. Ketika melihat gambaran ini, asisten langsung maju hendak menarik Hayden. Ingus dan air mata bocah ini telah mengotori celana
“Ini adalah cara teraman yang kepikiran olehku.”Kening Lisa berkerut. Dia terdiam sejenak, lalu berkata, “Kalau begitu, ikut apa katamu saja. Aku akan menyiksanya selama 3 sampai 5 bulan lagi! Apa racunnya sudah dipersiapkan?”“Sudah dipersiapkan semuanya.”“Kalau begitu, kamu turun tangan hari ini. Aku nggak ingin menunda sehari pun lagi!”Semalam sikap Joseph sungguh membuat Lisa terasa sedih. Sekarang dia ingin segera menghabisi Maria!Begitu Maria meninggal, perhatian Joseph otomatis akan beralih ke dirinya!Si pria muda mengangguk. “Oke, aku akan segera atur. Kebetulan Joseph menyuruh orang memasak sup untuknya. Ini adalah kesempatan bagus untuk menaruh racun.”“Kalau begitu, ayo, cepat ke sana!”“Emm!”Si pemuda membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi. Lisa menghentikannya. “Keenan, setelah semuanya berhasil nanti, aku pasti akan beri kamu keuntungan.”Keenan adalah tamatan kedokteran yang disubsidi oleh Joseph sejak kecil. Joseph menganggap Keenan sebagai putra angkatnya. Si
Majikan dan pelayan ini tidak menyadari ada orang di atas pohon.Lisa mendengus dingin. “Padahal tubuhnya sudah ditusuk ratusan jarum, dia masih saja mau keluar lagi. Sepertinya semalam aku terlalu lembut sama dia! Seharusnya kutusuk sampai tulang kakinya patah. Dengan begitu, seumur hidupnya dia nggak bisa berdiri lagi. Dia hanya bisa merangkak bagai anjing yang kehilangan kakinya saja!”Pelayan menimpali, “Aku dengar-dengar kalau ingin membuat seseorang merasa sakit setengah mati, kita bisa menabur garam di atas luka tusukan itu. Biar rasa sakit di tubuhnya bertambah berkali-kali lipat!”“Ide bagus! Lain kali kita coba, ya. Biar wanita murahan itu rasakan! Siapa suruh dia berani menggoda Joseph! Dasar siluman rubah! Sudah gila, tapi tetap saja genit!”Ketika kepikiran sikap Joseph terhadap Maria semalam, amarah Lisa langsung membara! Gara-gara masalah ini, semalam dia tidak bisa tidur hingga tengah malam. Hatinya benar-benar terasa sakit! Dia melampiaskan api di hatinya ke diri Maria
Saat hampir tiba di dermaga, Braden berpikir sejenak, lalu bertanya, “Ayah, setelah kita bertemu Nenek, apa kita akan langsung mengakuinya?”Caden tahu apa yang sedang dipikirkan Braden. Mereka perlu menyelidiki latar belakang Keluarga Howie lagi. Akan lebih bagus jika mereka tidak berterus terang terlebih dahulu. Dengan tidak terbongkarnya identitas mereka, mereka pun akan lebih gampang dalam beraksi.Hanya saja, Caden tidak langsung mengungkapkan pendapatnya, melainkan menoleh untuk melihat Naomi, membiarkan dia membuat keputusan sendiri.Naomi berkata dengan mengerutkan keningnya, “Aku lihat kondisinya dulu.”Satu-satunya hal yang menjadi pertimbangan Naomi adalah masalah kesehatan Maria. Ibunya sudah mencarinya selama bertahun-tahun. Ketika melihatnya, dia pasti akan sangat emosional.Bagi pasien yang memiliki penyakit mental, tidaklah bagus untuk terlalu emosional. Nantinya kondisi mereka malah akan semakin buruk lagi.Caden mengangguk. “Kita lihat sikon saja.”Tidak masalah juga
Amarah Joseph meledak. “Apa kamu lupa semua ajaran Papa dan Mama? Dasar berengsek!”Raut wajah Joshua berubah muram. Dia kelihatan sangat marah.“Kamu memang nggak tahu diri. Intinya, sekarang aku sudah membujukmu, ke depannya kamu jangan menangis untuk minta bantuanku lagi! Aku pasti nggak akan membantumu!” Usai berbicara, Joshua mendengus dingin, lalu berjalan pergi.Anggota Keluarga Howie lainnya juga meninggalkan tempat.“Kalau kamu nggak bisa diajak kompromi, sampai ketemu di rapat umum pemegang saham 3 hari kemudian!”Mereka semua meninggalkan tempat dengan rasa benci dan arogan. Sepertinya mereka semua lupa, siapa yang sudah membesarkan mereka selama beberapa tahun ini? Mereka juga lupa siapa yang merintis Perusahaan Pelayaran Howie. Padahal mereka sudah menikmati hasilnya, sekarang mereka masih merasa tidak puas, ingin meminta lebih banyak keuntungan lagi! Dasar serakah dan berhati dingin! Mereka memang sekelompok orang yang tidak punya hati!Joseph duduk di tempat dengan mengg
“Kalian ini namanya sedang mempertaruhkan masa depan Keluarga Howie dan juga rasa percaya negara! Kalau kalian bertransaksi dengan iblis, kalian pun akan berada di bawah kendali mereka. Kemudian, Perusahaan Pelayaran Howie bukan lagi milik Keluarga Howie! Kalian pasti mengerti, tapi kalian masih saja bersikeras ingin melakukannya!”“Demi keuntungan sendiri, kalian bahkan nggak memedulikan keturunan kalian lagi. Kalian sungguh memalukan!”Senior dan anggota Keluarga Howie lainnya merasa malu ketika mendengar ucapan Joseph. Salah satu dari mereka berkata dengan gusar, “Kamu nggak usah omong kosong sama kami. Hari ini kami mencarimu karena ingin memberimu kesempatan, bukan datang untuk memelasmu! Kalau kamu mendengar apa kata kami, hubungan kita juga nggak akan menjadi tegang. Kamu masih bisa melindungi harga dirimu!”“Kalau kamu masih bersikeras, kamu bukan hanya nggak bisa mempertahankan Perusahaan Pelayaran Howie saja, kamu juga nggak bisa menjaga reputasimu lagi! Bisa jadi kamu juga a