Itu berarti semua tenaga dan uang yang dihabiskan Keluarga Pangestu untuk mencari Cynthia menjadi sia-sia. Bahkan, mereka membantu Keluarga Tandi membayar utang dalam jumlah yang banyak.Keluarga Pangestu berniat mempermalukan Naomi dengan status istri sah Cynthia. Alhasil, mereka yang dipermalukan.Acara yang megah ini khusus diadakan untuk Caden dan Naomi, tetapi akhirnya Keluarga Pangestu malah menjadi pemeran utama. Mereka menjadi bahan tertawaan orang-orang dari kalangan atas. Mereka benar-benar tolol!"Astaga!" teriak Zaskia. Dia pingsan lagi.Anggota Keluarga Pangestu yang lain juga menyadari nasib mereka yang tragis. Mereka menangis histeris. Tadi mereka masih begitu semangat, sekarang mereka benar-benar lemas. Semua anggota Keluarga Pangestu sadar mereka sangat bodoh.Tony juga terperangah. Bahkan dia ingin mati saat mendengar komentar orang-orang. Tony menegaskan, "Ayo, pergi!"Tony menyuruh Melvin untuk membawanya pergi meninggalkan acara. Dia tidak ingin berlama-lama di tem
Staf dari kantor catatan sipil tiba-tiba datang. Dia tampak buru-buru. Kemarin Caden menyuruh kantor catatan sipil membuat akta nikah secepatnya saat tengah malam.Caden juga meminta akta cerainya harus disiapkan pagi ini. Alhasil, ada sedikit masalah di kantor catatan sipil sehingga akta nikah baru selesai dibuat.Atasan terus menunggu Caden datang untuk mengurus prosedur perceraian, tetapi Caden tidak datang. Dia takut menyinggung Caden, jadi dia mengutus bawahan untuk mengantar akta nikah.Dengan begitu, Caden tidak bisa menyalahkan kantor catatan sipil karena tidak mendapatkan akta cerai. Caden sendiri yang tidak datang.Staf yang datang merupakan pemuda berusia 20-an tahun. Dia terlihat sangat polos. Staf itu berucap, "Pak Caden, akta nikah sudah selesai dibuat. Coba lihat, kamu bisa cerai sesegera mungkin."Caden masih belum menenangkan dirinya. Dia bertanya, "Nama istriku Naomi?"Staf tersebut tertegun sejenak, apa Caden tidak tahu nama istrinya? Dia melihat akta nikah dan menya
Semua masalah sudah berlalu. Yang penting selanjutnya Caden menyayangi Naomi selamanya. Naomi sudah banyak mengalami penderitaan, jadi dia pantas menikmati kebahagiaan.Jayden yang sensitif menangis. Hayden segera menyeka air matanya dan bertanya, "Jayden, kenapa kamu menangis?"Jayden menyahut sembari terisak-isak, "Nggak tahu. Aku ... ingin menangis lihat Papa senang."Hayden menghela napas, lalu menimpali, "Kalau aku hajar dia sampai menangis, kamu senang, nggak?""Jangan pukul Papa," balas Jayden.Hayden mencebik sambil memandang Caden yang berdiri di bawah layar. Jelas-jelas dia terharu, tetapi dia tetap mengkritik, "Memalukan, dia seperti orang bodoh. Jangan bilang aku kenal dia."Dylan dan lainnya berdiri di sudut seraya merokok. Saat melihat Caden termenung tadi, mereka masih berniat bercanda dengannya. Saat melihat Caden menggila sekarang, mereka tiba-tiba terdiam.Edward menjepit rokok di jarinya seraya berkomentar, "Aku ingat terakhir kali Caden begitu senang waktu Rayden me
Staf dari kantor catatan sipil tidak pernah melihat kejadian seperti ini. Dia juga terlalu gugup sehingga tidak bisa berpikir jernih. Melihat Caden hendak pergi, staf itu mengejarnya dan bertanya, "Pak Caden, apa kamu jadi cerai? Kita sudah mengurus semuanya, jadi kamu bisa cerai kapan saja."Mendengar ucapan staf, Dylan langsung mematikan rokoknya dan menghampiri staf itu. Dia memarahi, "Sialan, kamu bodoh, ya?"Dylan dan teman-temannya menutup mulut staf, lalu menariknya ke sudut dan mengamatinya. Staf itu bertanya dengan gugup, "Ke ... kenapa?"Dylan bertanya seraya menyipitkan matanya, "Kamu pasti baru lulus kuliah, 'kan?"Staf menjawab, "Iya. Aku baru magang 2 bulan. Bagaimana kamu bisa tahu?"Dylan tersenyum dan menyahut, "Tatapanmu menunjukkan kamu sangat bodoh."Staf tersebut kebingungan. Edward menimpali sambil tersenyum, "Dia puji kamu polos. Kamu belum pernah pacaran, ya?"Staf berucap, "Be ... belum.""Pantas saja," balas Edward."Ha?" sahut staf.Edward menambahkan, "Panta
Jayden sangat menyukai Caden. Dia juga ikut mengungkapkan pemikirannya, "Mama, Papa punya banyak uang. Papa itu milik Mama, begitu pula semua uangnya. Itu berarti sekarang Mama punya banyak uang, akhirnya mimpi Mama menjadi wanita kaya terwujud."Naomi sangat menyukai uang. Dia bermimpi jadi wanita kaya. Sekarang Naomi pasti sangat senang setelah mimpinya terwujud. Dengan begitu, seharusnya Naomi tidak akan marah karena Caden menutupi identitasnya.Naomi tersenyum, dia merasa bahagia. Sebelum Naomi sempat bicara, terdengar Steven berkata, "Bu Naomi ... eh ... Kakak Ipar, kamu dan Kak Caden nikmati liburan saja. Serahkan anak-anak padaku."Steven melanjutkan, "Sekarang aku sudah pandai menjaga anak. Aku jamin bisa mengurus mereka dengan baik. Biarpun kalian pergi selama 3 bulan, juga nggak masalah."Wajah Naomi memerah saat mendengar Steven memanggilnya "kakak ipar". Kemudian, Naomi mendengar Edward berseru, "Naomi, dengarkan nasihatku. Kamu harus bersikap tegas pada pria. Dulu sikap Ca
Caden mengendarai mobilnya ke tepi pantai yang berjarak puluhan kilometer dari kota. Naomi membuka pintu dan turun dari mobil. Angin laut berembus, tubuh mereka tidak terlalu panas lagi.Caden menghampiri Naomi dan menggandeng tangannya dengan lembut. Terdapat sederet kapal nelayan di tepi pantai dan perahu motor yang mencolok.Caden naik ke perahu untuk mengambil baju pelampung dan kacamata renang. Naomi bertanya, "Kamu mau bawa aku main di laut?"Caden tersenyum sembari menyahut, "Bukan. Aku mau bawa kamu ke suatu tempat."Naomi memandang ke laut yang luas, lalu melihat baju pelampung di tangan Caden dan bertanya lagi, "Kamu mau bawa aku ke mana?""Markas rahasiaku," jawab Caden."Ha?" sahut Naomi.Caden menjelaskan, "Hanya istriku yang berhak pergi ke tempat ini."Naomi bertanya, "Apa tempatnya di tengah laut?""Iya," kata Caden.Melihat Naomi ragu-ragu, Caden bertanya, "Kamu takut dengan laut?"Naomi tidak takut dengan laut. Hanya saja, dia pernah dimasukkan ke bak air oleh Cynthia
"Apa itu? Pulau?" tanya Naomi."Iya, punya suamimu," sahut Caden.Naomi bertanya lagi, "Kamu mau bawa aku ke sana?""Benar," jawab Caden.Saat jaraknya makin dekat, Naomi bisa melihat dengan jelas. Pulau terpencil ini memang dipenuhi dengan pepohonan, tetapi sangat sepi. Naomi yang penasaran bertanya, "Ini markas rahasiamu?""Iya," ucap Caden. Dia menghentikan perahu motor di tepi laut, lalu membantu Naomi turun dari perahu. Setelah mengikat perahunya, Caden menggandeng tangan Naomi dan berjalan ke pulau.Tak lama kemudian, tiba-tiba muncul seekor serigala dari pepohonan. Serigala itu menyeringai dan melihat mereka dengan tatapan mengintimidasi.Naomi kaget dan langsung menggenggam lengan Caden dengan erat. Caden tersenyum seraya berujar, "Jangan takut. Ini Snowy."Sebelum Naomi tersadar, Snowy melolong sambil menggoyang ekornya dan menghampiri mereka berdua. Caden memanggil Snowy, lalu Snowy langsung berhenti dan duduk di tanah.Snowy memiringkan kepalanya. Dia terus mengamati Caden d
Caden tiba-tiba berujar, "Sudah sampai."Lamunan Naomi buyar, perhatiannya langsung teralih. Dia melihat sebuah vila bergaya minimalis. Di depan vila terdapat padang rumput yang luas. Bahkan, terdapat meja payung dan kursi rotan di padang rumput.Jika Naomi tiba-tiba mendarat di tempat ini dan tidak memahami lingkungannya, dia pasti tidak akan menyangka ada vila di pulau terpencil ini. Sekelompok serigala yang berjaga di depan vila memandangi mereka. Beberapa anak serigala yang baru lahir langsung menghampiri Caden.Caden menggendong salah satu anak serigala dan berkomentar seraya menyipitkan mata, "Baru nggak bertemu sebentar saja kamu sudah bisa berlari keluar."Naomi melihat serigala betina yang sedang memandangi mereka dengan tatapan lembut. Serigala ini pasti sangat memercayai Caden karena membiarkan Caden menggendong anaknya.Naomi tidak berani menggendong anak serigala itu. Dia hanya mengusap kepalanya dan memikirkan Hayden pasti sangat menyukai tempat ini."Aku bawa kamu masuk
Pada detik selanjutnya, tatapan Camila menjadi dingin. Dia mengambil sebuah hiasan rumah dan melemparnya ke arah foto pernikahan itu.“Prang!” Bingkai itu langsung pecah dan jatuh ke lantai. Serpihan kaca yang beterbangan melukai kaki Anika. Dia pun berteriak kesakitan.Kemudian, Camila mengambil tongkat golf dan memukul foto pernikahan mereka sampai hancur. Dia tidak memukul barang lain, hanya foto pernikahan itu.Mendengar suara hantaman dalam rumah, Anika berseru, “Nak, cepat hentikan wanita jalang ini! Dia mau hancurkan rumah kita!”Leon hanya melirik Camila dengan dingin tanpa bersuara. Menurutnya, Camila bertindak seperti ini karena tidak memiliki tempat untuk meluapkan kegusarannya. Oleh karena itu, dia hanya bisa melampiaskannya pada foto pernikahan mereka.Camila membenci Leon, tetapi juga tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Leon. Meskipun memiliki bantuan Caden dan Dylan, keselamatan Herbert ada di tangan Leon. Camila tidak mungkin berani mencari bantuan dari luar.Camila
Ketika Camila tiba di rumah keesokan harinya, waktu masih belum menunjukkan pukul 7 pagi. Berhubung ini adalah pertama kalinya dia pulang ke rumah setelah setahun lebih, dia merasa sangat emosional. Dia akhirnya sudah pulang!Camila menarik napas, lalu mengembuskannya. Setelah menenangkan diri, dia baru membuka pintu. Alhasil, wajahnya tidak dikenali, sidik jarinya tidak terdaftar, dan kata sandi yang dimasukkannya juga salah.Camila yang mengenakan sepatu hak tinggi belasan sentimeter berdiri di depan pintu dengan kening berkerut. Sangat jelas bahwa Leon sudah menghapus semua informasi log masuknya dan mengubah kata sandi membuka pintu. Leon sama sekali tidak menyangka dia akan kembali.Apa mungkin Camila tidak sedih? Tidak mungkin! Bagaimanapun juga, dia pernah tulus mencintai Leon. Leon adalah cinta pertamanya, juga suaminya yang sah. Sementara itu, rumah ini adalah rumah baru yang dibelikan orang tuanya sebagai hadiah pernikahan mereka.Camila ikut serta dalam semua proses pembangu
Caden melirik Leon secara refleks, lalu berkata pada Naomi, “Kalau kamu memang khawatir, aku akan aturkan semuanya supaya kamu bisa masuk.”Naomi mengangguk. “Oke.”Leon langsung memelototi Caden dan berseru, “Kamu mau celakai dia?”Begitu mendengar jawaban Leon, Caden makin yakin dengan tebakannya tadi. Herbert yang terinfeksi virus pasti berkaitan dengan Leon. Dia pasti tahu seberapa parah virus itu, makanya dia melarang Naomi untuk masuk.Mungkin karena menyadari dirinya sudah keceplosan, Leon menambahkan, “Maksudku, apa saja bisa terjadi di UGD. Kalau benar-benar terjadi sesuatu, rumah sakit pasti akan lempar semua tanggung jawab ke Naomi.”Caden menatap Leon dengan dingin. Dia tentu saja tidak akan membiarkan Naomi masuk. Dia hanya ingin memverifikasi tebakannya. Sekarang, dia sudah mengetahui jawaban pastinya.Setelah menatap Leon beberapa detik, Caden baru mengalihkan pandangannya. Baru saja dia menoleh ke arah Naomi, sekelompok dokter dan perawat berjalan mendekat dari kejauhan
“Cepat suruh Naomi kasih tahu Camila, ayahnya lagi dalam perjalanan dibawa ke rumah sakit,” ujar Leon dengan nada panik.Caden mengerutkan keningnya. “Ada apa dengan Paman Herbert?”“Aku juga nggak tahu. Dia nggak berhenti muntah darah. Dokter bilang keadaannya kurang bagus.”Naomi langsung duduk dan bertanya dengan khawatir, “Ada apa?”Caden menjawab dengan kening berkerut, “Paman Herbert tiba-tiba muntah darah. Leon suruh kita kasih tahu Camila.”Naomi langsung membelalak. Tanpa banyak bertanya, dia langsung berlari keluar dari kamar dan pergi mencari Camila. Caden juga buru-buru turun dari tempat tidur dan mengganti pakaian.Tidak ada yang menyangka akan terjadi sesuatu pada Herbert!Setengah jam kemudian, sekelompok orang tiba di rumah sakit dengan panik. Herbert sedang diselamatkan di UGD, sedangkan Leon duduk menunggu di luar.Camila dan Nancy sudah menangis hingga tidak bisa berkata-kata. Naomi pun bertanya, “Kemarin, Paman Herbert masih baik-baik saja. Kenapa dia tiba-tiba munt
Sampai dini hari, Leon baru sepenuhnya tenang. Dia memiliki banyak beban pikiran. Jadi, dia tetap tidak bisa tidur meskipun sudah minum obat tidur.Setelah memikirkan insiden Sanny hari ini, Leon merasa makin takut. Kenapa Sanny bisa kabur dari rumah sakit jiwa? Siapa yang menunjukkan foto-foto itu padanya? Kenapa Sanny tahu dirinya pergi ke Vila Maison hari ini? Kenapa Dylan bisa bertemu dengan Sanny di tengah jalan dan membawanya ke Vila Maison? Hal ini pasti berkaitan dengan Caden! Caden yang bisa menemukan Sanny. Itu berarti Caden sudah mengetahui masalah di antara Sanny dengan dirinya. Benar! Caden pasti sudah tahu!Leon langsung terduduk di tempat tidur. Jika Caden sudah mengetahui hal ini, apa itu berarti Naomi juga sudah mengetahuinya? Napas Leon mulai memburu. Jika Naomi tahu, apa itu berarti Camila juga sudah tahu?Leon duduk di atas ranjang sambil berpikir untuk sejenak. Kemudian, dia menyingkapkan selimut, berlari ke ruang tamu, dan melirik ke arah CCTV. Dia menggertakkan
Di ruang tamu yang bersih dan terang, terdapat setumpuk abu dari bekas pembakaran kertas, seolah-olah ada yang baru melakukan persembahan di dalam rumah. Tiba-tiba, terdengar suara tangisan seseorang yang menggema di dalam rumah. Suaranya tidak besar, tetapi sangat jelas.Leon pun terkejut dan langsung merinding. Dia bertanya, “Siapa itu!”Namun, suara tangisan itu tiba-tiba berhenti dan suasananya kembali hening. Leon memberanikan diri untuk menyalakan semua lampu di rumah, lalu berjalan ke ruang baca dengan terburu-buru dan memeriksa CCTV rumah.Dari rekaman CCTV, Leon dapat memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang masuk ke rumah setelah dia keluar. Selain itu, dia juga tidak melihat setumpuk abu itu dari CCTV. Apakah dirinya salah lihat? Tidak mungkin! Tadi, dia melihat setumpuk abu itu dengan sangat jelas!Leon berlari ke arah ruang tamu dengan ekspresi muram untuk memeriksanya. Namun, memang tidak ada apa-apa di lantai yang bersih. Mustahil!Setelah mengerutkan kening untuk sej
Caden menjulingkan matanya, tidak ingin menghiraukan Dylan. Dia berjalan ke sisi istrinya.Naomi mengangguk. Dia setuju dengan kata-kata Dylan.Dylan memang kelihatannya nakal, tapi dia tidak jahat. Jika dibandingkan dengan Leon, boleh dikatakan Dylan lebih baik berkali-kali lipat!“Leon itu cuma burung gagak, sedangkan kamu itu naga di atas langit.” Camila sungguh berterima kasih kepada Dylan. Dia pun tidak pelit dalam memberi pujian.Dylan merasa bangga. “Coba kalian lihat bagaimana selera Nona Camila!”Naomi memalingkan kepalanya untuk bertanya pada Caden, “Apa Leon dan Paman Herbert sudah pergi?”“Emm, baru saja.”“Sepertinya Leon pasti akan sangat kesal saat ini karena nggak berhasil membawa Camila pergi dan muncul masalah baru. Sanny bagai bom atom baginya. Sekarang bom itu sudah meledak, dia pasti akan merasa panik.”“Aku memang merasa panik. Saat pergi, ekspresinya kelihatan muram.”“Rasakan!” Semakin Leon merasa kesal, semakin bagus suasana hati mereka.Selesai Naomi mengobat
Setelah Herbert membawa Leon pergi, Dylan berkata, “Ngapain kamu main-main sama pria berengsek itu? Langsung dihabisi saja!”Di mata Dylan, Leon dan Caden tidak berada di 1 level. Dengan siasat dan kemampuan Caden, tidaklah gampang baginya untuk membunuh Leon.Cande menatap ke arah perginya Leon. Matanya spontan disipitkan. “Bukan aku yang ingin main-main sama dia, tapi Camila ingin melampiaskan amarahnya, baru menghabisinya. Kamu sudah menyepelekannya. Dia nggak sesimpel yang kamu kira.”Dylan merasa penasaran. “Dia tokoh besar?”“Emm, dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari separuh warga penduduk kita yang mengalami masalah di Kota Mindi ada hubungannya dengannya.”Dylan merasa terkejut. “Dia berhubungan dengan orang-orang jahat di Kota Mindi?”Tatapan Caden kelihatan sinus. “Dia bekerja sama dengan mereka. Lebih tepatnya, dia adalah anjing yang dibayar mahal oleh mereka.”“Emm? Apa maksudmu?”Caden menjelaskan, “Leon adalah penanggung jawab atas operasi Kota Mindi di dalam negeri.
Pikiran Leon hampir saja meledak!Semalam terjadi hal yang aneh di rumah. Leon tidak istirahat dengan baik. Jadi, pikirannya sangat kacau saat ini. Dia tidak sanggup untuk memutar otaknya. Bibir Leon bergerak. Dia mulai berkata, “Aku nggak tahu masalah Camila. Aku nggak tahu!”“Lapor polisi saja!” Tiba-tiba Caden buka suara. Nada bicaranya sangat tenang.Kata-kata itu sungguh mengagetkan Leon. “Sanny nggak mungkin berhubungan dengan masalah Camila! Nggak usah lapor polisi!”Dylan mengangkat-angkat alisnya. “Kenapa kamu seyakin ini? Kalau nggak berhubungan, apa maksud ucapannya tadi? Lagi pula, kami cuma mau lapor polisi saja, bukan mau melukainya. Kenapa kamu malah panik?”Leon terdiam.Dylan berkata, “Lapor polisi saja! Kalau dia nggak berhubungan dengan masalah Camila, polisi juga nggak bakal persulit dia! Kalau berhubungan, kita bisa melaluinya mencari dalang di balik permasalahan ini!”Dalang di balik permasalahan ini?Leon terbengong melongo. Tanpa menunggu bantahan Leon, Naomi p