Naomi sensitif dan penakut, tetapi dia tidak sulit dihibur. Naomi mengira polisi sudah menangkap Keluarga Tandi, jadi dia merasa tenang karena sudah terlepas dari masalah.Namun, anak-anak sangat lihai. Mereka tahu ada yang tidak beres. Malam harinya, mereka menanyakan masalah hari ini pada Caden saat Naomi sedang mandi.Sikap Caden sangat tulus pada tim ini. Dia menceritakan kejadian hari ini pada anak-anak. Setelah mendengar cerita Caden, mereka langsung emosi.Hayden yang paling emosional. Dia marah-marah, "Sudah kubilang hari ini ada yang nggak beres dengan Mama. Matanya memerah. Ternyata dia bertemu Keluarga Tandi!"Hayden melanjutkan, "Kita belum cari mereka, tapi mereka sudah cari masalah dulu! Aku harus beri mereka pelajaran! Kak, sudah saatnya balas dendam kepada Keluarga Tandi!'Braden yang berbaring di tempat tidur mengernyit. Dia memang menyimpan dendam kepada Keluarga Tandi. Braden berniat membuat perhitungan dengan Keluarga Tandi setelah menyelesaikan masalah lain. Siapa
Hayden, Rayden, dan Jayden memandang Braden dengan ekspresi kebingungan. Braden menjelaskan dengan tenang, "Keluarga Pangestu hanya memedulikan keuntungan. Menurut mereka, Papa memasukkan kita ke silsilah keluarga demi merebut harta.""Jadi, keberadaan kita memengaruhi keuntungan Keluarga Pangestu. Itulah sebabnya mereka menentang keputusan Papa. Tapi, nggak ada gunanya menentang tanpa alasan jelas. Makanya mereka mempermasalahkan identitas kita," lanjut Braden.Braden meneruskan, "Kalau kita ini anak haram, Keluarga Pangestu bisa menghalangi Papa memasukkan kita ke silsilah keluarga dengan mudah. Sepertinya sekarang Keluarga Pangestu menganggap Mama itu pelakor dan Cynthia itu istri sah Papa."Hayden, Rayden, dan Jayden mengatupkan bibir mereka. Hayden berkomentar, "Anggota Keluarga Pangestu itu tolol, ya?"Braden menanggapi, "Dulu Tony memilih Cynthia untuk menikah dengan Papa, tapi Keluarga Tandi malah memaksa Mama untuk menggantikan Cynthia. Tentu saja Keluarga Tandi harus merahasi
Braden menatap Caden sejenak, lalu berkata dengan sinis, "Orang dewasa nggak usah ikut campur urusan anak-anak."Selesai bicara, Braden langsung memejamkan matanya dan tidur. Caden terdiam, dia merasa seperti diremehkan anaknya sendiri. Namun, Caden tidak tahu alasannya.Malam ini, anak-anak tidur dengan pulas. Bahkan, Hayden juga tidak beraksi. Caden sama sekali tidak mendengar pergerakan mereka.Caden kebingungan. Setelah Braden bangun keesokan paginya, Caden bertanya lagi, "Bukannya kalian mau membuat perhitungan dengan Keluarga Tandi? Kenapa kalian nggak beraksi?"Braden tetap berkata, "Orang dewasa nggak usah ikut campur urusan anak-anak. Kamu urus saja masalahmu sendiri."Braden merasa tidak berdaya saat memikirkan hubungan suami istri Caden dan Naomi. Namun, sekarang Braden tidak boleh memberi tahu Caden agar rencananya tidak terpengaruh.....Beberapa hari ini, anggota Keluarga Pangestu benar-benar frustrasi. Mereka sudah menemukan Cynthia dengan susah payah dan membantu Keluar
Sementara itu, Attar membawa Cynthia dan Sandra bersembunyi di bangunan terbengkalai. Setelah dibawa pergi para preman kemarin, Attar berniat memakai cara terakhir. Dia tidak memedulikan konsekuensinya lagi dan ingin mencari cara menghubungi orang tua Camila untuk menyelamatkan diri.Namun, Attar dan keluarganya malah dicegat di tengah jalan. Orang yang mencegat mereka bukan hanya bersikap sungkan, tetapi juga membantu mereka membayar utang senilai miliaran di dalam negeri.Attar yang masih belum memahami situasinya memanfaatkan kesempatan ini untuk mengatakan dirinya punya utang puluhan miliar di luar negeri. Dia meminta orang itu untuk sekalian melunasi semua utangnya. Alhasil, orang itu benar-benar membantunya!Sudah jelas, orang itu sangat kaya. Malam itu, Attar dan keluarganya dibawa ke sebuah vila mewah. Bahkan, orang itu juga memanggil dokter hebat untuk memeriksa kondisi Cynthia.Pelayan di vila melayani mereka seperti majikan. Hanya saja, para bawahan sama sekali tidak menjawa
Sesudah mengakhiri panggilan telepon, Caden kembali ke kamar dengan perasaan bersalah. Anak-anak dan Naomi sudah tidur. Caden duduk di samping tempat tidur sambil mengamati Naomi. Dia merasa panik.Jika Caden mengaku pada Naomi dia sudah menikah dan tidak punya perasaan apa pun kepada istrinya, Naomi pasti percaya. Caden akan mengatakan dia tidak sengaja menutupi pernikahannya. Dia benar-benar lupa. Naomi pasti tidak akan meragukan ucapan Caden.Caden panik karena merasa dirinya sangat ceroboh. Bisa-bisanya dia membuat Naomi menjadi pelakor! Caden pasti kalah jika Keluarga Pangestu membesar-besarkan masalah ini.Apa pun alasannya, Caden sudah punya istri. Namun, dia malah berpacaran dengan Naomi dan punya anak dengannya. Naomi pasti akan dihujat habis-habisan.Caden mengernyit. Dia benar-benar kesal pada dirinya sendiri. Caden mengatakan dia sangat mencintai Naomi, tetapi kecerobohannya malah membuat Naomi menghadapi masalah yang begitu parah. Untung saja masih ada waktu untuk menyeles
Seharusnya Caden pergi karena urusan pekerjaan. Naomi juga tidak curiga dan mengganggu Caden. Dia berniat memberi tahu Caden setelah bercerai. Naomi ingin memberi kejutan kepada Caden!Di sisi lain, Caden baru merasa tenang sesudah pengurus Vila Uwana mengatakan dia sudah berhasil menghubungi wanita itu dan memastikan wanita itu akan datang ke kantor catatan sipil besok pukul 8.30 pagi.Jika pengurus Vila Uwana tidak berhasil menghubungi wanita itu, Caden akan mengutus bawahannya untuk melakukan pencarian masif. Apa pun caranya, besok mereka harus bercerai.Sesampainya di Vila Uwana, Caden langsung mencari akta nikah. Namun, dia tidak menemukannya. Pengurus Vila Uwana menghubungi Naomi lagi untuk menanyakan tentang akta nikah.Naomi yang kebingungan berucap, "Bukannya dia yang menyimpan akta nikah? Aku nggak pernah lihat akta nikahnya."Selama ini, Naomi mengira akta nikah disimpan suaminya. Saat tinggal di Vila Uwana selama 2 tahun, Naomi tidak pernah melihat akta nikah.Pengurus Vila
Status istri sah Caden sangat tinggi. Siapa pun yang menjadi istrinya adalah wanita paling bermartabat di lingkaran sosial keluarga kaya. Dia adalah istri dari presdir Grup Pangestu dan nyonya dari Keluarga Pangestu yang berpengaruh. Bagaimanapun, Caden adalah orang terkaya di kota ini!Attar, Sandra, dan Cynthia merasa putus asa. Bisa-bisanya mereka menyerahkan posisi ini kepada Naomi! Apa Naomi pantas menjadi istri Caden?Kalau tahu pria yang menikah dengan Cynthia adalah Caden, mereka tidak akan menolak biarpun dia cacat. Namun, jelas-jelas Caden tidak cacat.Beberapa hari yang lalu, mereka baru bertemu. Postur tubuh Caden sangat bagus. Dia juga tampan dan karismatik, banyak wanita yang tergila-gila padanya!Hanya saja, mereka malah menyerahkan pria hebat seperti ini kepada Naomi. Cynthia langsung menangis dan berujar, "Bu, Caden itu milikku! Dia bukan milik Naomi sialan itu ...."Sandra juga merasa sakit hati. Namun, sebelum Cynthia menyelesaikan ucapannya, Sandra langsung menutup
Attar berucap, "Pasti bisa! Bagaimanapun, dulu Keluarga Pangestu nggak mementingkan status keluarga kita waktu pilih kamu. Tapi, karena tanggal lahirmu, itu senjata andalanmu. Kalau rencana kita berhasil, besok kamu juga bisa jadi istri Caden!"Mendengar ucapan Attar, Sandra dan Cynthia sangat antusias, seolah-olah Cynthia sudah benar-benar menjadi istri Caden. Attar menambahkan, "Kalau begitu, besok kita ...."Keluarga Tandi dan Keluarga Pangestu memang terlihat seperti bersekutu, tetapi sebenarnya mereka punya tujuan masing-masing. Kedua belah pihak sangat menantikan acara besok. Keluarga Pangestu dan Keluarga Tandi berharap tujuan mereka bisa tercapai.Banyak orang yang tidak bisa tidur malam ini karena terlalu antusias, begitu pula Naomi dan Caden. Mereka bukan menantikan acara besok, melainkan perceraian besok pagi.Keesokan harinya, Naomi hendak menelepon pengurus Vila Uwana pada pukul 5 subuh. Dia takut suaminya berubah pikiran lagi dan tidak mau bercerai. Jadi, Naomi ingin mene
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu