Semua orang di dalam ruangan tertegun, termasuk anggota Keluarga Caden, para tokoh hebat, dan Caden. Mereka semua mengamati Naomi. Tidak ada yang berbicara, sudah jelas mereka tidak memercayai ucapan Naomi.Bahkan, Caden mengira Naomi sengaja berkata seperti itu untuk membantunya. Dia segera berdiri dan menghampiri Naomi. Ekspresinya sangat lembut.Begitu melihat Naomi, sikap Caden langsung melunak. Dia terlihat berbeda dengan pria yang bersikap arogan tadi.Caden menggenggam tangan Naomi di depan umum, lalu bertanya dengan sangat lembut, "Kenapa kamu tiba-tiba datang? Kamu mengkhawatirkanku, ya?"Naomi mengkhawatirkan uang. Dia mengamati semua orang di dalam ruangan. Selain beberapa anggota Keluarga Pangestu yang pernah dia temui, Naomi tidak mengenal yang lainnya.Naomi mengira mereka semua adalah anggota Keluarga Pangestu dan musuh Caden, jadi dia sama sekali tidak menyapa. Naomi memelototi mereka, lalu menarik Caden ke depan pintu dan berbisik, "Kamu memberikan uang kepada mereka?"
Tony bertanya, "Kamu bilang anak-anakmu itu anggota Keluarga Pangestu, apa maksudnya? Aku nggak pernah dengar cucuku bilang."Caden sudah memberi perintah. Dia akan membuat perhitungan dengan siapa pun yang berani mengungkapkan identitasnya di depan Naomi. Jadi, Tony tidak berani menyebutkan nama Caden. Ucapan Tony berhasil mengalihkan perhatian anggota Keluarga Pangestu yang lain kepada Naomi.Naomi menjelaskan seraya mengernyit, "Karena berbagai alasan, sebelumnya aku menyembunyikan identitas anak-anak darinya. Jadi, dia baru berniat menghabiskan uang untuk memasukkan anak-anak ke silsilah keluarga.""Sekarang aku tegaskan sekali lagi, anak-anakku memang anggota Keluarga Pangestu. Mereka punya hubungan darah dengan kalian. Sudah seharusnya mereka masuk ke silsilah keluarga kalian, jadi kalian nggak boleh meminta uang," lanjut Naomi.Naomi sudah berbicara begitu tegas, tetapi semua orang masih tidak memercayainya. Sonia mencibir, lalu menyindir, "Aku rasa kamu terobsesi untuk menaikka
Senior Keluarga Pangestu langsung berdiri, begitu pula para tokoh hebat. Tony juga berusaha untuk berdiri dari kursi rodanya. Anggota Keluarga Pangestu yang lain terbelalak seraya berseru, "Mana mungkin?"Naomi mencibir dan membalas, "Kenapa nggak mungkin? Kenyataannya sudah begitu jelas."Sonia yang panik menimpali, "Nggak mungkin! Kalian pasti mengubah wajah anak ini! Jelas-jelas tadi wajahnya nggak begini! Apa anak ini memakai topeng kulit? Coba aku lihat!"Sonia hendak menarik Hayden dengan kasar, tetapi Caden langsung mendorong Sonia. Alhasil, Sonia terhuyung dan jatuh ke lantai. Caden sama sekali tidak memedulikannya.Caden menghampiri Hayden, lalu berjongkok dan mengamati Hayden dari dekat. Jantung Caden berdegup kencang. Dia terus menghela napas seraya memandang Hayden dengan ekspresi tidak percaya.Zaskia yang dari tadi diam tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Dia benar-benar kaget! Suasana di ruangan hening untuk beberapa saat.Tiba-tiba, seseorang berkomentar, "Di dunia i
"Ternyata kamu sudah lakukan tes DNA dulu, baguslah! Masalah ini terlalu mendadak, aku nggak sempat lakukan tes DNA. Kamu memang orang yang baik," puji Naomi.Zaskia terdiam. Naomi hendak mengambil laporan tes DNA, tetapi Zaskia tidak ingin memberikannya kepada Naomi.Zaskia takut Caden menolak untuk melihat hasil tes DNA di depan umum. Bagaimana kalau Caden menghancurkan laporan tes DNA ini, lalu membuat laporan tes DNA palsu?Bagaimanapun, nantinya sangat mudah bagi Caden untuk membuat laporan hasil tes DNA yang palsu. Namun, Zaskia yang menyuruh orang untuk membuat laporan hasil tes DNA ini. Jadi, tidak mungkin palsu.Zaskia langsung menyerahkan laporan tes DNA kepada ayahnya Dylan dan berkata, "Kita minta pihak ketiga yang buka amplopnya supaya lebih adil."Tentu saja Kevin membela Caden. Dia mengambil laporan tes DNA dan memandang Caden sembari mengernyit. Bagaimana kalau hasil tes DNA menunjukkan Caden dan Hayden bukan ayah dan anak? Caden pasti celaka!Caden yang gugup menatap N
Zaskia mengeluarkan laporan tes DNA untuk mempermalukan Naomi, bukan membantu mereka masuk ke silsilah keluarga. Dia menghela napas dan tidak bisa berkata-kata. Zaskia benar-benar kewalahan.Zaskia hanya memikirkan Caden tiba-tiba mempunyai 3 putra lain. Itu berarti penerus Keluarga Pangestu bertambah 3 anak. Jadi, bagaimana dengan putra Zaskia?Bahkan, mereka tidak berhasil menghabisi Rayden. Bagaimana mereka menghabisi 4 anak? Jika mereka tidak mati, kapan putra Zaskia bisa jadi penerus Keluarga Pangestu? Zaskia yang terlalu emosional langsung pingsan.Terdengar suara teriakan di ruangan. Suasananya sangat kacau sehingga membuat orang pusing. Caden juga tidak buru-buru mengurus silsilah keluarga lagi. Dia menggandeng tangan Naomi dan membawanya beserta kedua anak mereka meninggalkan tempat yang kacau ini.Tak lama kemudian, lingkaran sosial keluarga kaya menjadi gempar. Caden langsung mempunyai 4 putra dan memecahkan kutukan Keluarga Pangestu yang hanya memiliki 1 putra di setiap gen
Di kediaman Keluarga Pangestu terdapat sebuah danau buatan. Banyak bunga teratai ditanam di danau tersebut. Saat ini, bunga teratai memang belum mekar. Namun, danau yang dipenuhi tangkai dan daun teratai juga tampak indah.Di bagian tengah danau terdapat gazebo dengan desain klasik. Caden membawa Naomi meninggalkan ruang tamu yang kacau dan berlari ke gazebo ini. Sekarang, di dalam gazebo hanya ada mereka berdua.Rayden yang bijak langsung menyuruh sopir mengantar mereka ke rumah sakit setelah tugasnya selesai. Dia ingin membiarkan Caden dan Naomi mereka berduaan. Rayden tahu mereka berdua pasti ingin membicarakan banyak hal. Hari ini, seharusnya beberapa masalah sudah selesai.Angin berembus, daun teratai di permukaan danau bergoyang. Caden dan Naomi saling bertatapan. Napas mereka tersengal-sengal.Naomi kelelahan karena berlari. Tadi Caden berlari sangat cepat saat membawa Naomi keluar dari ruangan. Bahkan mereka berlari begitu jauh.Sementara itu, Caden terus menghela napas karena
Caden melanjutkan seraya tertawa, "Naomi, apa kamu tahu kamu nggak melahirkan anak pria lain? Kamu cuma melahirkan anakku!"Naomi membuka matanya dan memandang Caden. Dia merasa sekarang Caden tampak seperti orang bodoh. Ini adalah kabar yang dia ungkapkan, mana mungkin dia tidak tahu? Apa Caden menjadi gila karena terlalu senang?Naomi berucap, "Kamu ... tenangkan diri dulu."Caden membalas, "Aku sangat tenang. Hanya saja, aku nggak bisa menahan tawaku! Aku benar-benar senang! Kenapa aku begitu beruntung?"Caden meneruskan, "Haha! Aku ini orang paling beruntung di dunia! Naomi, menurutmu apa aku ini pria paling bahagia di dunia? Naomi ...."Naomi mulai khawatir saat melihat Caden menyumpah, mengentakkan kakinya, dan memanggil namanya berulang kali. Akhirnya, ketika mata Caden memerah, Naomi merangkul leher Caden dan mencium bibirnya.Naomi berinisiatif mencium Caden. Dia ingin mengungkapkan perasaan cintanya kepada Caden dengan ciuman ini. Jadi, Caden bisa benar-benar merasakan kebera
Mata Caden memerah. Dia membayangkan Naomi yang sedih setelah diusir suaminya karena dinodai dirinya. Naomi menangis sendirian ketika difitnah, dihina, dan dimarahi orang-orang.Caden juga membayangkan Naomi pergi meninggalkan Kota Jawhar sewaktu hamil. Demi menghidupi diri sendiri dan anak-anak, Naomi harus bekerja susah payah dengan perut yang makin membesar. Saat Naomi sakit, tidak ada yang membantunya.Selain itu, Caden malah mengatakan Naomi tidak tahu malu setelah dia kembali. Banyak bayangan terlintas di benak Caden dan semuanya membuat hati Caden sakit.Caden berucap, "Naomi, maaf ... maafkan aku ...."Air mata Caden mengalir, hatinya hancur. Caden ingin mengungkapkan banyak hal kepada Naomi, tetapi akhirnya dia tidak tahu harus berkata apa selain meminta maaf. Memangnya dia pantas bicara? Caden sudah menyakiti Naomi terlalu dalam!Naomi merasakan perubahan emosi Caden. Dia tahu Caden menyalahkan dirinya sendiri. Caden pasti meminta maaf untuk kejadian 6 tahun yang lalu.Dulu,
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu