"Ternyata kamu sudah lakukan tes DNA dulu, baguslah! Masalah ini terlalu mendadak, aku nggak sempat lakukan tes DNA. Kamu memang orang yang baik," puji Naomi.Zaskia terdiam. Naomi hendak mengambil laporan tes DNA, tetapi Zaskia tidak ingin memberikannya kepada Naomi.Zaskia takut Caden menolak untuk melihat hasil tes DNA di depan umum. Bagaimana kalau Caden menghancurkan laporan tes DNA ini, lalu membuat laporan tes DNA palsu?Bagaimanapun, nantinya sangat mudah bagi Caden untuk membuat laporan hasil tes DNA yang palsu. Namun, Zaskia yang menyuruh orang untuk membuat laporan hasil tes DNA ini. Jadi, tidak mungkin palsu.Zaskia langsung menyerahkan laporan tes DNA kepada ayahnya Dylan dan berkata, "Kita minta pihak ketiga yang buka amplopnya supaya lebih adil."Tentu saja Kevin membela Caden. Dia mengambil laporan tes DNA dan memandang Caden sembari mengernyit. Bagaimana kalau hasil tes DNA menunjukkan Caden dan Hayden bukan ayah dan anak? Caden pasti celaka!Caden yang gugup menatap N
Zaskia mengeluarkan laporan tes DNA untuk mempermalukan Naomi, bukan membantu mereka masuk ke silsilah keluarga. Dia menghela napas dan tidak bisa berkata-kata. Zaskia benar-benar kewalahan.Zaskia hanya memikirkan Caden tiba-tiba mempunyai 3 putra lain. Itu berarti penerus Keluarga Pangestu bertambah 3 anak. Jadi, bagaimana dengan putra Zaskia?Bahkan, mereka tidak berhasil menghabisi Rayden. Bagaimana mereka menghabisi 4 anak? Jika mereka tidak mati, kapan putra Zaskia bisa jadi penerus Keluarga Pangestu? Zaskia yang terlalu emosional langsung pingsan.Terdengar suara teriakan di ruangan. Suasananya sangat kacau sehingga membuat orang pusing. Caden juga tidak buru-buru mengurus silsilah keluarga lagi. Dia menggandeng tangan Naomi dan membawanya beserta kedua anak mereka meninggalkan tempat yang kacau ini.Tak lama kemudian, lingkaran sosial keluarga kaya menjadi gempar. Caden langsung mempunyai 4 putra dan memecahkan kutukan Keluarga Pangestu yang hanya memiliki 1 putra di setiap gen
Di kediaman Keluarga Pangestu terdapat sebuah danau buatan. Banyak bunga teratai ditanam di danau tersebut. Saat ini, bunga teratai memang belum mekar. Namun, danau yang dipenuhi tangkai dan daun teratai juga tampak indah.Di bagian tengah danau terdapat gazebo dengan desain klasik. Caden membawa Naomi meninggalkan ruang tamu yang kacau dan berlari ke gazebo ini. Sekarang, di dalam gazebo hanya ada mereka berdua.Rayden yang bijak langsung menyuruh sopir mengantar mereka ke rumah sakit setelah tugasnya selesai. Dia ingin membiarkan Caden dan Naomi mereka berduaan. Rayden tahu mereka berdua pasti ingin membicarakan banyak hal. Hari ini, seharusnya beberapa masalah sudah selesai.Angin berembus, daun teratai di permukaan danau bergoyang. Caden dan Naomi saling bertatapan. Napas mereka tersengal-sengal.Naomi kelelahan karena berlari. Tadi Caden berlari sangat cepat saat membawa Naomi keluar dari ruangan. Bahkan mereka berlari begitu jauh.Sementara itu, Caden terus menghela napas karena
Caden melanjutkan seraya tertawa, "Naomi, apa kamu tahu kamu nggak melahirkan anak pria lain? Kamu cuma melahirkan anakku!"Naomi membuka matanya dan memandang Caden. Dia merasa sekarang Caden tampak seperti orang bodoh. Ini adalah kabar yang dia ungkapkan, mana mungkin dia tidak tahu? Apa Caden menjadi gila karena terlalu senang?Naomi berucap, "Kamu ... tenangkan diri dulu."Caden membalas, "Aku sangat tenang. Hanya saja, aku nggak bisa menahan tawaku! Aku benar-benar senang! Kenapa aku begitu beruntung?"Caden meneruskan, "Haha! Aku ini orang paling beruntung di dunia! Naomi, menurutmu apa aku ini pria paling bahagia di dunia? Naomi ...."Naomi mulai khawatir saat melihat Caden menyumpah, mengentakkan kakinya, dan memanggil namanya berulang kali. Akhirnya, ketika mata Caden memerah, Naomi merangkul leher Caden dan mencium bibirnya.Naomi berinisiatif mencium Caden. Dia ingin mengungkapkan perasaan cintanya kepada Caden dengan ciuman ini. Jadi, Caden bisa benar-benar merasakan kebera
Mata Caden memerah. Dia membayangkan Naomi yang sedih setelah diusir suaminya karena dinodai dirinya. Naomi menangis sendirian ketika difitnah, dihina, dan dimarahi orang-orang.Caden juga membayangkan Naomi pergi meninggalkan Kota Jawhar sewaktu hamil. Demi menghidupi diri sendiri dan anak-anak, Naomi harus bekerja susah payah dengan perut yang makin membesar. Saat Naomi sakit, tidak ada yang membantunya.Selain itu, Caden malah mengatakan Naomi tidak tahu malu setelah dia kembali. Banyak bayangan terlintas di benak Caden dan semuanya membuat hati Caden sakit.Caden berucap, "Naomi, maaf ... maafkan aku ...."Air mata Caden mengalir, hatinya hancur. Caden ingin mengungkapkan banyak hal kepada Naomi, tetapi akhirnya dia tidak tahu harus berkata apa selain meminta maaf. Memangnya dia pantas bicara? Caden sudah menyakiti Naomi terlalu dalam!Naomi merasakan perubahan emosi Caden. Dia tahu Caden menyalahkan dirinya sendiri. Caden pasti meminta maaf untuk kejadian 6 tahun yang lalu.Dulu,
Setelah selesai berciuman, Naomi tetap merangkul leher Caden dan duduk di kakinya. Mereka saling bertatapan dan tidak berbicara.Tiba-tiba, Naomi membenamkan wajahnya di pelukan Caden karena malu. Kemudian, Naomi segera melepaskan diri dari pelukan Caden saat merasakan ada yang tidak beres. Naomi memandangi Caden dengan wajah memerah.Naomi bisa merasakan Caden bernafsu saat duduk di kakinya. Jadi, Naomi merasa malu dan panik.Caden yang canggung berdeham, lalu menarik Naomi ke dalam pelukannya dan mendudukkan Naomi di kakinya lagi. Caden berujar, "Aku mau peluk kamu."Naomi menceletuk, "Kamu ...."Caden menyela, "Aku cuma peluk kamu."Naomi menelan ludah. Dia tetap menuruti kemauan Caden. Naomi berusaha mencari topik pembicaraan untuk mengalihkan perhatian Caden. Tiba-tiba, dia teringat hal penting!Naomi berucap, "Oh, iya. Aku mau bicarakan masalah Jayden denganmu.""Um? Jayden kenapa?" tanya Caden.Naomi menyahut, "Jayden ... bukan anakmu."Ekspresi Caden berubah drastis. Dia bertan
Naomi tidak tahu masalah putrinya. Dia juga tidak tahu tujuan Caden menanyakan hal ini. Naomi hanya merasa sedih saat mendengar pertanyaan Caden, masa lalunya sangat pahit. Naomi menjawab, "Aku nggak tahu."Caden terkejut. Dia bertanya lagi, "Apa dokter nggak memberitahumu?"Naomi menyahut, "Aku pernah memeriksa kandunganku sekali di rumah sakit waktu baru hamil. Setelah itu, aku nggak pernah periksa lagi. Aku juga nggak tahu aku hamil kembar berapa."Kalau tidak, Naomi pasti tahu Rayden dibawa pergi. Caden bertanya, "Kenapa kamu nggak pernah periksa kandunganmu?"Naomi berkata dengan terbata-bata, "Aku ... waktu itu ... kondisi keuanganku sangat buruk ...."Dulu, Naomi diusir suaminya setelah dinodai. Orang tua angkatnya menganggap Naomi memalukan dan takut dia mengungkap masalah pernikahan, jadi mereka memutuskan hubungan dengan Naomi dan mendesaknya pergi.Cynthia lebih kejam lagi. Dia berencana menjual Naomi ke gunung. Kala itu, Naomi sedang hamil sehingga tidak bisa melawan mereka
Caden berujar, "Nggak usah jawab, akhiri saja panggilan teleponnya.""Siapa tahu ada urusan penting? Aku jawab dulu," timpal Naomi. Dia menjawab panggilan telepon Dylan, "Halo?"Dylan bertanya dengan sungkan, "Nana, apa Cayden bersamamu? Aku cari dia karena ada urusan penting."Naomi memandang Caden. Kemudian, Caden mengambil ponsel Naomi. Dia tetap memeluk Naomi dan berucap dengan ketus, "Ada apa?"Dylan langsung berbicara dengan emosional. Caden berkata, "Aku punya 4 putra."Dylan membalas, "Aku tahu. Maksudku ...."Caden menyela, "Aku punya 4 putra!"Dylan menimpali, "Iya, aku tahu. Maksudku ...."Caden menyergah, "Aku punya 4 putra!"Apa pun yang dikatakan Dylan, Caden hanya membalasnya dengan kalimat itu. Akhirnya, Dylan memaki dan mengakhiri panggilan telepon.Caden mengembalikan ponsel kepada Naomi, lalu tersenyum bangga dan berkomentar, "Dia cemburu padaku."Naomi tidak yakin Dylan cemburu pada Caden. Dia hanya melihat Caden sangat bangga. Naomi menyimpan ponselnya, lalu merang
Caden terdiam.Wesley berkata, “Caden, apa kamu tahu waktu itu kenapa orang tuamu bisa pergi ke Kota Karl? Dia bekerja di sebuah penerbitan di Kota Karl. Dia yang merekomendasi orang tuamu untuk ke sana.”Caden mengernyitkan keningnya. “Nirman ….”“Apa kamu tahu dia?”“Lumayan akrab.” Wesley membalas, “Yang kamu kenal seharusnya adalah ayahnya. Dia nggak terkenal. Tapi, ayahnya adalah spesialis biologis yang sangat terkenal di Negara Amuriko, Ainsten.”Caden merasa kaget. Pantas saja nama itu kedengaran sangat familier. Saat membahas soal virus dengan Nenek di pegunungan, Nenek pernah memberinya daftar nama. Semua itu berisi nama penelitian virus di luar negeri.Nenek juga sempat membahas dirinya, mengatakan dia adalah anggota inti dari tim penelitian.Wesley berkata lagi, “Aku nggak tahu apa yang terjadi waktu itu. Setahuku, Nirman mengundang orang tuamu untuk tinggal di Kota Karl.”“Beberapa tahun kemudian, Nirman mengambil hasil penelitian ayahnya, lalu menyerahkannya kepada orang
Di lantai atas, Wesley masih belum istirahat. Ketika melihat kedatangan Caden, dia tidak merasa kaget sama sekali. Dia mempersilakan Caden masuk ke rumah, lalu menyeduhkan teh untuknya.“Apa kamu datang karena anak haram Zaskia?” Suara Wesley kedengaran lara. Dia juga kelihatan putus asa.Caden membalas, “Aku baru mengetahuinya. Ternyata dia adalah putramu.”Air mata memburamkan pandangan Wesley. “Benar, dia adalah anakku.”“Tapi, aku nggak pernah dengar kabar kamu pernah jadian sama Zaskia.”Wesley menghela napas panjang, kemudian berkata dengan perlahan, “Anak ini murni adalah kecelakaan! Waktu itu, setelah ayahmu memutuskan hubungan dengan Keluarga Pangestu, hanya Zaskia saja yang masih berhubungan dengannya. Dia sering ke luar negeri untuk mengunjungi ayahmu.”“Anak haram ini adalah kejadian di luar negeri. Waktu itu kamu makan bersama, lalu tidur bersama. Kemudian, dia pun hamil. Aku nggak tahu kabar kehamilannya, sampai ada yang mencariku.”“Orang itu mengancamku dengan anak itu.
Apalagi orang tuanya juga mengumumkan pemutusan hubungan dengan sepihak! Dylan memang … kasihan!Saat hampir tiba di Vila Anggara, sopir dari Keluarga Hermanto yang bertugas mengantar Camila pulang tiba-tiba menangis sembari berkata, “Nona Camila, tadi aku baru dapat kabar kalau Tuan Dylan diusir oleh orang tuanya. Mereka nggak menginginkan Tuan Dylan lagi ….”“Nyonya Lyana dan Tuan Kevin juga sudah berpesan, barang siapa yang mengurusnya, dia pun akan memutuskan hubungan dengan orang itu!”“Sekarang Tuan Dylan lagi luka parah. Kalau dia sendirian di luar sana, bagaimana kalau lukanya infeksi lagi. Huhu ….”“Nona Camila, aku tahu kamu orangnya baik. Biarkan aku antar Tuan ke Vila Anggara, ya?”“Kamu jangan salah paham. Aku bukan antar dia ke rumah kamu. Tuan Dylan juga punya vila sendiri di sana.”“Tuan Dylan kasihan sekali. Kalau kamu nggak bersedia untuk mengulurkan bantuan, bagaimana dengan nasibnya?”Camila percaya dengan omongan Dylan. Bagaimanapun, dia adalah anak semata wayang d
Dylan sungguh terbengong!“Papa, Kakek, Kakek Buyut, dan kakek-kakek lainnya lagi melihat. Apa kamu serius?”Sikap Kevin sangat tegas. “Bawa dia keluar!”Dylan menjerit, “Kamu mesti pikir dengan saksama. Keluarga Hermanto hanya punya anak semata wayang saja. Apa kamu serius?”“Kamu itu anak durhaka Keluarga Hermanto!”“Para leluhur akan bangkit dari kubur untuk beri pelajaran sama Papa! Mama juga! Kamu itu pembantu tindak kriminal. Nanti nenek dan nenek buyutku pasti akan mencarimu!”Raut wajah Kevin dan Lyana menjadi muram. Suara mereka terdengar lebih besar.“Yang cepat! Segera bawa pergi anak itu, buang sejauh mungkin! Jangan sampai aku melihatnya lagi!”“Kelak tanpa persetujuanku, jangan biarkan dia menginjak Kediaman Keluarga Hermanto lagi!” Sekujur tubuh para pengawal gemetar. Mereka segera mengangkat Dylan dan melemparnya ke luar! Mereka melempar Dylan sejauh mungkin!Pada jam sembilan malam, Dylan berbaring di atas bangku panjang tepi jalan sembari menjaga setumpukan koper. A
Sikap Lyana sangat tegas.“Jangan panggil aku Mama! Mulai sekarang, kita sudah putus hubungan! Kapan kamu bawa kekasihmu ke rumah untuk bahas soal pernikahan, kamu baru panggil aku Mama lagi! Nanti kita baru pupuk kembali hubungan kita!”Usai berbicara, Lyana menjerit, “Kenapa malah terbengong? Ayo, cepat.”Para pengawal tidak mengerti sebenarnya apa yang sedang dilakukan Lyana. Hanya saja, mereka juga tidak berani tidak menuruti ucapan Lyana. Mereka terpaksa berjalan ke sisi Dylan. “Maaf, Tuan Dylan. Kami mesti dengar apa kata Nyonya.”“Berhenti!” perintah Kevin.Kevin memang marah, tetapi Dylan adalah satu-satunya penerus Keluarga Hermanto. Sekarang di hadapan para leluhur, Lyana malah ingin mengusir satu-satunya penerus keluarganya. Bukannya dia sedang bikin masalah?Kevin meraih pergelangan tangan Lyana, lalu menariknya keluar. Dia berdiri di halaman, lalu bertanya dengan suara rendah, “Sebenarnya kamu lagi ngapain? Apa yang Camila katakan sama kamu? Kenapa kamu semarah ini?”“Apa
Camila segera menjelaskan, “Kami berdua cuma teman saja. Belakangan ini karena masalah Leon, Dylan sudah banyak membantuku. Aku sungguh berterima kasih sama dia. Tadi dia dipukul sama Paman Kevin, kami sangat khawatir sama kondisi dia.”“Kata Pak Caden, Dylan nggak makan makanan pemberian dia dan Bibi. Jadi, dia suruh aku ke sini. Maksud Pak Caden, seharusnya Dylan bakal segan untuk menolak niat baikku. Aku datang dengan bawa anggur merah. Maksudku, aku ingin bujuk dia untuk makan sedikit. Alhasil, kami malah mengobrol, lalu … minum koleksi alkohol Kakek ….”“Kemudian, kamu dan Paman Kevin ke dalam. Aku lihat ada Bu Dahlia dan Bu Keiza juga. Aku takut mereka akan salah paham dan menyebar gosip nggak benar di luar sana, makanya aku memilih untuk bersembunyi.”Ketika melihat Lyana masih ragu dengan omongannya, Camila pun menegaskan, “Aku dan Dylan cuma teman saja. Kami nggak ada hubungan lain.”Pelayan datang dengan membawa mantel. Lyana pun membungkus tubuh Camila. “Emm, kamu nggak usah
Camila bertukar pandang dengan orang tua Dylan. Jantungnya berdetak kencang ….Inilah yang dinamakan canggung!Canggung sekali!Camila sudah tidak bisa bersembunyi lagi. Dia hanya ingin menggebuki Dylan saja. Hanya saja, sekarang orang tua Dylan sedang berada di tempat!Jelas sekali Dylan mengkhianati Camila demi melindungi pengawalnya! Tadi Dylan sengaja memberi tahu gosip Edward dan Levon demi mengusir orang tua mereka berdua, guna untuk mengkhianati Camila!Amarah di hati Camila seketika membeludak. Sebelum menuruni ranjang, dia menggertakkan giginya sembari mengentakkan kakinya. Dia diam-diam sedang meluapkan rasa penat di hatinya.Barang yang diletakkan di atas nakas pun ditendang Camila hingga jatuh! Suara keras terdengar. Kemudian, barang itu bergelinding ke kolong ranjang.Dylan tahu apa itu. Kedua matanya spontan terbelalak lebar!Saat ini, kepala Camila masih kliyengan. Dia sama sekali tidak tahu apa yang telah ditendangnya. Dia juga tidak peduli, diam-diam membelalaki Dylan
Kevin tidak sepenuhnya percaya. “Siapa yang ambilkan alkohol itu buat kamu?”“Aku sendiri!”“Bohong! Apa kamu masih bisa berdiri! Jujur, siapa orang di luar sana yang ambilkan buat kamu?” Kevin mencurigai pengawal.Dylan tidak ingin pengawal di luar sana terkena hukuman. Dia masih saja bersikeras berkata, “Aku ambil sendiri!”“Kalau begitu, coba kamu ambilkan sebotol lagi sekarang!”“Nggak … nggak ada lagi alkohol di sana.”“Ada lagi di tempat kakek buyutmu! Berdiri! Ambillah!”Dylan masih saja berbohong. “Aku nggak mau berdiri!”Apa Dylan bisa berdiri? Kalau dia berdiri, bukannya keberadaan Camila akan terbongkar?Raut wajah Kevin menjadi muram. “Kamu nggak mau berdiri, ‘kan? Oke! Kamu kira aku nggak punya cara untuk beri pelajaran kepadamu!”“Kalau kamu nggak berdiri, aku akan hukum semua pengawal di luar sana! Aku juga penasaran, kira-kira siapa yang mengabaikan ucapanku!”“Kamu ….” Dylan menggertakkan giginya.Hubungan di dalam Keluarga Hermanto sangat bagus. Majikan sangat sayang
Dylan kesakitan hingga matanya terbelalak lebar. Dia langsung menjerit, “Sakit!”Suasana di dalam aula hening dalam seketika. Amarah di hati Kevin sembari membara lagi.“Sakit kepalamu! Apa aku memukulmu! Kamu masih berjarak beberapa meter dariku! Apa kamu mau fitnah aku? Kalau aku nggak habisi kamu hari ini, aku akan panggil kamu sebagai ayahku!”Tangisan Lyana semakin kencang lagi. “Pukul! Pukul saja! Coba saja kalau kamu pukul dia! Aku akan cerai sama kamu. Huhuhu ….”Dahlia dan Keiza juga segera membujuk, “Kevin, kamu tenangkan dirimu. Sewaktu ayahmu masih hidup dulu, dia paling sayang sama cucunya. Semua alkohol itu memang koleksi kesayangan ayahmu, tapi alkohol itu juga bukan diminum oleh orang luar!”“Iya, dia pasti nggak bakal marah karena alkohol itu dihabiskan cucu kandungnya sendiri.”Namun, amarah di hati Dylan masih belum reda. “Dia masih belum menikah. Dia nggak pantas untuk minum alkohol itu! Semua itu bukan disimpan untuk dia, tapi untuk istrinya!”Semakin gaduh suasana