Zaskia mengeluarkan laporan tes DNA untuk mempermalukan Naomi, bukan membantu mereka masuk ke silsilah keluarga. Dia menghela napas dan tidak bisa berkata-kata. Zaskia benar-benar kewalahan.Zaskia hanya memikirkan Caden tiba-tiba mempunyai 3 putra lain. Itu berarti penerus Keluarga Pangestu bertambah 3 anak. Jadi, bagaimana dengan putra Zaskia?Bahkan, mereka tidak berhasil menghabisi Rayden. Bagaimana mereka menghabisi 4 anak? Jika mereka tidak mati, kapan putra Zaskia bisa jadi penerus Keluarga Pangestu? Zaskia yang terlalu emosional langsung pingsan.Terdengar suara teriakan di ruangan. Suasananya sangat kacau sehingga membuat orang pusing. Caden juga tidak buru-buru mengurus silsilah keluarga lagi. Dia menggandeng tangan Naomi dan membawanya beserta kedua anak mereka meninggalkan tempat yang kacau ini.Tak lama kemudian, lingkaran sosial keluarga kaya menjadi gempar. Caden langsung mempunyai 4 putra dan memecahkan kutukan Keluarga Pangestu yang hanya memiliki 1 putra di setiap gen
Di kediaman Keluarga Pangestu terdapat sebuah danau buatan. Banyak bunga teratai ditanam di danau tersebut. Saat ini, bunga teratai memang belum mekar. Namun, danau yang dipenuhi tangkai dan daun teratai juga tampak indah.Di bagian tengah danau terdapat gazebo dengan desain klasik. Caden membawa Naomi meninggalkan ruang tamu yang kacau dan berlari ke gazebo ini. Sekarang, di dalam gazebo hanya ada mereka berdua.Rayden yang bijak langsung menyuruh sopir mengantar mereka ke rumah sakit setelah tugasnya selesai. Dia ingin membiarkan Caden dan Naomi mereka berduaan. Rayden tahu mereka berdua pasti ingin membicarakan banyak hal. Hari ini, seharusnya beberapa masalah sudah selesai.Angin berembus, daun teratai di permukaan danau bergoyang. Caden dan Naomi saling bertatapan. Napas mereka tersengal-sengal.Naomi kelelahan karena berlari. Tadi Caden berlari sangat cepat saat membawa Naomi keluar dari ruangan. Bahkan mereka berlari begitu jauh.Sementara itu, Caden terus menghela napas karena
Caden melanjutkan seraya tertawa, "Naomi, apa kamu tahu kamu nggak melahirkan anak pria lain? Kamu cuma melahirkan anakku!"Naomi membuka matanya dan memandang Caden. Dia merasa sekarang Caden tampak seperti orang bodoh. Ini adalah kabar yang dia ungkapkan, mana mungkin dia tidak tahu? Apa Caden menjadi gila karena terlalu senang?Naomi berucap, "Kamu ... tenangkan diri dulu."Caden membalas, "Aku sangat tenang. Hanya saja, aku nggak bisa menahan tawaku! Aku benar-benar senang! Kenapa aku begitu beruntung?"Caden meneruskan, "Haha! Aku ini orang paling beruntung di dunia! Naomi, menurutmu apa aku ini pria paling bahagia di dunia? Naomi ...."Naomi mulai khawatir saat melihat Caden menyumpah, mengentakkan kakinya, dan memanggil namanya berulang kali. Akhirnya, ketika mata Caden memerah, Naomi merangkul leher Caden dan mencium bibirnya.Naomi berinisiatif mencium Caden. Dia ingin mengungkapkan perasaan cintanya kepada Caden dengan ciuman ini. Jadi, Caden bisa benar-benar merasakan kebera
Mata Caden memerah. Dia membayangkan Naomi yang sedih setelah diusir suaminya karena dinodai dirinya. Naomi menangis sendirian ketika difitnah, dihina, dan dimarahi orang-orang.Caden juga membayangkan Naomi pergi meninggalkan Kota Jawhar sewaktu hamil. Demi menghidupi diri sendiri dan anak-anak, Naomi harus bekerja susah payah dengan perut yang makin membesar. Saat Naomi sakit, tidak ada yang membantunya.Selain itu, Caden malah mengatakan Naomi tidak tahu malu setelah dia kembali. Banyak bayangan terlintas di benak Caden dan semuanya membuat hati Caden sakit.Caden berucap, "Naomi, maaf ... maafkan aku ...."Air mata Caden mengalir, hatinya hancur. Caden ingin mengungkapkan banyak hal kepada Naomi, tetapi akhirnya dia tidak tahu harus berkata apa selain meminta maaf. Memangnya dia pantas bicara? Caden sudah menyakiti Naomi terlalu dalam!Naomi merasakan perubahan emosi Caden. Dia tahu Caden menyalahkan dirinya sendiri. Caden pasti meminta maaf untuk kejadian 6 tahun yang lalu.Dulu,
Setelah selesai berciuman, Naomi tetap merangkul leher Caden dan duduk di kakinya. Mereka saling bertatapan dan tidak berbicara.Tiba-tiba, Naomi membenamkan wajahnya di pelukan Caden karena malu. Kemudian, Naomi segera melepaskan diri dari pelukan Caden saat merasakan ada yang tidak beres. Naomi memandangi Caden dengan wajah memerah.Naomi bisa merasakan Caden bernafsu saat duduk di kakinya. Jadi, Naomi merasa malu dan panik.Caden yang canggung berdeham, lalu menarik Naomi ke dalam pelukannya dan mendudukkan Naomi di kakinya lagi. Caden berujar, "Aku mau peluk kamu."Naomi menceletuk, "Kamu ...."Caden menyela, "Aku cuma peluk kamu."Naomi menelan ludah. Dia tetap menuruti kemauan Caden. Naomi berusaha mencari topik pembicaraan untuk mengalihkan perhatian Caden. Tiba-tiba, dia teringat hal penting!Naomi berucap, "Oh, iya. Aku mau bicarakan masalah Jayden denganmu.""Um? Jayden kenapa?" tanya Caden.Naomi menyahut, "Jayden ... bukan anakmu."Ekspresi Caden berubah drastis. Dia bertan
Naomi tidak tahu masalah putrinya. Dia juga tidak tahu tujuan Caden menanyakan hal ini. Naomi hanya merasa sedih saat mendengar pertanyaan Caden, masa lalunya sangat pahit. Naomi menjawab, "Aku nggak tahu."Caden terkejut. Dia bertanya lagi, "Apa dokter nggak memberitahumu?"Naomi menyahut, "Aku pernah memeriksa kandunganku sekali di rumah sakit waktu baru hamil. Setelah itu, aku nggak pernah periksa lagi. Aku juga nggak tahu aku hamil kembar berapa."Kalau tidak, Naomi pasti tahu Rayden dibawa pergi. Caden bertanya, "Kenapa kamu nggak pernah periksa kandunganmu?"Naomi berkata dengan terbata-bata, "Aku ... waktu itu ... kondisi keuanganku sangat buruk ...."Dulu, Naomi diusir suaminya setelah dinodai. Orang tua angkatnya menganggap Naomi memalukan dan takut dia mengungkap masalah pernikahan, jadi mereka memutuskan hubungan dengan Naomi dan mendesaknya pergi.Cynthia lebih kejam lagi. Dia berencana menjual Naomi ke gunung. Kala itu, Naomi sedang hamil sehingga tidak bisa melawan mereka
Caden berujar, "Nggak usah jawab, akhiri saja panggilan teleponnya.""Siapa tahu ada urusan penting? Aku jawab dulu," timpal Naomi. Dia menjawab panggilan telepon Dylan, "Halo?"Dylan bertanya dengan sungkan, "Nana, apa Cayden bersamamu? Aku cari dia karena ada urusan penting."Naomi memandang Caden. Kemudian, Caden mengambil ponsel Naomi. Dia tetap memeluk Naomi dan berucap dengan ketus, "Ada apa?"Dylan langsung berbicara dengan emosional. Caden berkata, "Aku punya 4 putra."Dylan membalas, "Aku tahu. Maksudku ...."Caden menyela, "Aku punya 4 putra!"Dylan menimpali, "Iya, aku tahu. Maksudku ...."Caden menyergah, "Aku punya 4 putra!"Apa pun yang dikatakan Dylan, Caden hanya membalasnya dengan kalimat itu. Akhirnya, Dylan memaki dan mengakhiri panggilan telepon.Caden mengembalikan ponsel kepada Naomi, lalu tersenyum bangga dan berkomentar, "Dia cemburu padaku."Naomi tidak yakin Dylan cemburu pada Caden. Dia hanya melihat Caden sangat bangga. Naomi menyimpan ponselnya, lalu merang
Naomi mengembuskan napas lega, lalu berkata, "Oke. Kita siap-siap dulu sebelum bertemu anak-anak."Begitu teringat anak-anak, Caden merasa bangga dan senang. Anak-anak yang hebat itu adalah darah dagingnya. Namun, Caden juga merasa gugup. Bagaimanapun, dulu dia menyakiti ibu mereka dan tidak pernah memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ayah.Braden sangat pintar. Dia pasti sudah tahu Caden adalah ayah kandungnya, tetapi dia tidak pernah mengakuinya. Sudah jelas anak-anak kurang menyukai Caden."Apa kamu takut anak-anak nggak menyukaimu?" tanya Naomi yang bisa menebak pemikiran Caden.Caden menyahut dengan ekspresi khawatir, "Aku bukan ayah yang bertanggung jawab."Naomi memegang wajah Caden, lalu menciumnya dan menimpali, "Aku bisa pastikan mereka nggak membencimu. Hari ini, mereka yang menyemangatiku untuk bicara jujur padamu. Kalau mereka membencimu, mereka pasti akan melarang kita bersama dan melarangku bicara jujur padamu.""Kamu nggak usah pedulikan sikap mereka padamu sekarang.
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu