“Apa kamu lagi mencemaskan keselamatanmu dan anak-anak? Kamu tenang saja. Selama ada aku, mereka nggak akan berani untuk menyinggung kalian,” janji Caden.Naomi membalas dengan tenang, “Kamu biarkan aku pertimbangkan masalah ini dulu.”Caden juga tidak memaksa Naomi lagi. “Emm, kamu beri tahu aku setelah kamu selesai pertimbangkan nanti.”“Oke.” Naomi pun meninggalkan kantor polisi.Caden menyalakan rokok. Dia ingin menenangkan diri sejenak. Kemudian, dia memanggil Gilbert ke ruangannya lagi.“Kamu diam-diam bocorkan masalah aku panggil Naomi ke sini. Bilang saja, aku menyampaikan wasiatku kepadanya.”Gilbert terbengong, lalu memutar bola matanya. Dalam seketika, dia mengerti maksud Caden. “Mengerti!”…Sekarang berhubung telah terjadi sesuatu dengan Caden, dunia ekonomi mulai bergejolak. Bukan hanya dunia ekonomi saja, dunia di luar ekonomi juga ikut bergejolak.Terutama setelah Gilbert membocorkan masalah “menyampaikan wasiat” ke luar, situasi di luar sana semakin tidak stabil lagi.
Tak peduli pria bertemperamen busuk ini adalah anak yatim piatu ataupun anaknya Rayden, dia cukup kasihan. Mengenai Rayden …. Sepertinya dia mengerti kenapa Rayden bisa mengalami gangguan mental.Sebagian besar anak sangat menyukai Tahun Baru. Waktu itu seharusnya adalah waktu paling menggembirakan dalam 1 tahun. Namun, bagi Rayden, hari itu adalah hari paling sengsara baginya.Tidak! Semua itu tidak akan terulang kembali!Setelah Naomi kembali, dia tidak akan mengizinkan Rayden merayakan Tahun Baru sendirian. Kelak setiap Tahun Baru, Naomi akan merayakannya bersama dengan Rayden!Naomi mengisap hidungnya. Nada bicaranya berubah semakin melembut. “Hari ini Tiara mau bawa anak-anak untuk pergi belanja pakaian, sepatu, sekalian beli beberapa camilan. Apa ada yang ingin kamu beli? Biar aku bantu beliin?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Caden. Dia terdiam sejenak, baru berkata, “Apa perlu beli pakaian dan sepatu baru?”Pakaian Caden dan Rayden dirancang khusus untuk mereka. Mereka
Ketika kepikiran bebas belanja sepuasnya, Naomi merasa sangat gembira. Setelah keluar kantor polisi, dia pun menghubungi Tiara.Tiara dan keempat anak-anak sudah di perjalanan ke mal. Beberapa orang sedang janjian untuk berkumpul di depan mal. Rencananya, mereka akan pergi belanja di mal, lalu pergi ke pasar.Tahun ini Giman dan istrinya sedang dinas di luar kota, mereka tidak bisa kembali. Jadi, Tiara pun merayakan Tahun Baru bersama mereka.Setengah jam kemudian, mereka pun berkumpul di depan mal.Begitu melihat Naomi, Tiara langsung berkata, “Kenapa senyum selebar itu? Ketiban rezeki nomplok?”“Emm! Aku dapat rezeki nomplok! Hari ini terserah kalian mau beli apa saja. Aku yang bayar!”Tiara merasa bingung. “Apa kamu benar-benar dapat rezeki nomplok?”Naomi memamerkan kartu putih keemasannya. “Sekarang aku jadi wanita kaya!”“Apa? Diberi cowok liar itu?”Naomi memelototinya. “Jangan sembarangan sebut! Hari ini dia bukan cowok liar lagi, dia itu Pak Caden.”Kelak dia disebut pria liar
Sanak saudara Rayden mencari hingga ke rumah! Mereka bahkan datang bersama dengan banyak pengawal berbadan kokoh! Apa yang ingin mereka lakukan?Dari penampilan mereka, sepertinya mereka datang untuk berkelahi atau untuk merampas!Seharusnya mereka tidak akan berkelahi tanpa sebab. Kalau mereka datang untuk merampas … itu berarti mereka ingin merampas Rayden.Namun, bukannya mereka tidak suka dengan Rayden? Untuk apa mereka datang merampas Rayden?Pemikiran Naomi sangat sederhana. Dia tidak kepikiran siasat buruk yang biasanya dipermainkan oleh keluarga kaya. Jadi, dia masih tidak mengerti maksud kedatangan anggota Keluarga Pangestu kali ini.“Naomi, buka pintu! Kita tahu kamu dan Rayden lagi di rumah. Jangan berlagak nggak lagi di rumah! Kalau kamu nggak bukain pintu, kami akan dobrak pintu!” Orang yang berbicara adalah salah satu anak buah Tony, Hendry.Naomi mengerutkan keningnya. “Aku nggak kenal sama kalian. Ngapain kalian ke sini?”“Kalau aku suruh kamu buka pintu, ya buka pintu
Keempat bocah cilik terbengong di tempat.Braden dan Rayden mulai berkerut. Jayden pun ketakutan.Saat ini, emosi Hayden meluap. “Atas dasar apa mereka bawa Rayden pergi? Mereka juga nggak suka sama Rayden. Mama nggak usah takut. Ada aku di sini. Aku nggak akan izinkan mereka bawa Rayden pergi dari sini! Sekarang, aku akan usir mereka dari sini!”Naomi segera menyeret Hayden. “Jangan! Kalau kamu keluar sekarang, sama saja kamu lagi mengekspos identitasmu!”“Kalau begitu, aku akan pakai masker.”“Nggak boleh juga!”Bagaimana kalau masker itu copot? Bukankah akan sangat berisiko?Naomi berkata, “Mama akan cari cara untuk menghadapi mereka. Kalian dengarkan apa kata Mama. Nanti saat Mama berhubungan sama mereka, apa pun yang terjadi, kalian nggak boleh keluar! Barang siapa yang berani nggak turuti apa kata Mama, Mama akan sangat amat marah!”Braden masih merasa tidak tenang. Dengan IQ Naomi, ide bagus apa yang bisa dipikirkannya?“Mama, coba Mama beri tahu kami rencanamu.”Baru saja Brade
Tanpa menunggu buka mulut dari Tony, Naomi melanjutkan omongannya, “Sebenarnya kalau kalian memperlakukan Rayden dengan tulus, kalian juga nggak usah jemput dia pulang. Aku bisa jaga Rayden di sini. Papanya Rayden juga tenang membiarkannya tinggal di rumahku.”Tony dapat mendengar makna tersirat dari ucapan Naomi. Dia menyipitkan matanya.“Kamu nggak usah ambil nama dia buat takuti kami. Dia nggak akan bisa keluar lagi.”“Nggak akan keluar? Dia akan keluar hari ini. Tadi pagi kami sempat ketemuan. Dia bilang malam ini dia bakal bawa Rayden makan di rumahmu. Dia akan menemani kalian untuk merayakan malam Tahun Baru ini.”Tony mendengus dingin. “Semua itu cuma buat kelabui kamu saja. Bukti dia membunuh sangat kuat. Dia sudah dijatuhkan hukuman mati. Hanya saja, berita itu masih belum dipublikasikan saja. Buktinya dia sudah menyerahkan Rayden kepadamu dan juga menyerahkan surat wasiat kepadamu.”Naomi merasa kaget. “Nggak mungkin!”Tony menyuruh Hendry untuk membuka rekaman suara.“Dia ta
“Boleh, kalau begitu, kamu pergi bersama kami.”“Oke, kamu beri aku sedikit waktu. Aku beres-beres sebentar. Aku seduhkan teh buat kalian dulu.”Naomi langsung pergi ke dapur untuk menyeduh banyak gelas teh. Suhu di dalam ruangan sudah diatur menjadi suhu paling tinggi. Ruangan sangatlah panas. Begitu teh disajikan, semuanya segera meminum teh.“Kalian minum dulu. Aku pergi kemas pakaian Rayden dulu.” Sambil berbicara, Naomi sambil berjalan kembali ke kamarnya.Di dalam kamar anak, anak-anak sedang memantau kondisi dari CCTV. Hayden bertanya, “Apa maksudnya? Sudah terjadi sesuatu sama si Caden berengsek itu? Apa benar Mama akan bawa Rayden pergi bersama mereka?”Braden berkata, “Caden akan baik-baik saja. Aku sudah menyerahkan bukti kepadanya. Seharusnya kabar wasiat itu juga sengaja disebarkan olehnya. Mama pasti sudah menghubungi Paman Steven. Dia sedang mengulur waktu saja. Kalau aku nggak salah tebak, seharusnya Mama taruh obat di dalam minuman mereka.”“Apa Mama ingin membuat mer
Braden langsung menarik Hayden. Bahkan kaki Hayden juga belum menyentuh sisi pintu. “Coba lihat!” Braden membawa mereka buru-buru ke depan meja baca untuk melihat rekaman CCTV.Ternyata ada penyelamat!Caden telah kembali!Hati Braden gemetar ketika melihat sosok Caden dari dalam layar CCTV. Saat ini, Caden bagai seorang pahlawan yang dipenuhi dengan aura membunuh!Salah satu tangannya memeluk Naomi yang sedang terluka. Kemudian, tangan yang satu lagi menahan pergelangan tangan Hendry. Tatapannya tertuju pada diri Tony. Raut wajahnya sangatlah dingin. Aura membunuh terpancar di dalamnya!Para pengawal di lantai juga sudah terluka. Semuanya sedang berbaring di atas lantai dengan kesakitan. Hanya saja, tidak ada yang berani bersuara.Keheningan seketika memenuhi ruang tamu. Satu detik kemudian, terdengar suara derakan tulang.Pergelangan tangan Hendry dipatahkan. Suara jerit kesakitan terdengar di seluruh gedung. Caden menahan belakang kepala Naomi, lalu mendekapkan Naomi ke dalam pelu
Ketika melihat Wanda, Angelo langsung teringat Abigail. Wanda cantik, lembut, dan sering tersenyum manis kepadanya. Wanda menyayangi Angelo seperti Abigail.Hati Angelo yang terluka perlahan pulih. Akhirnya, dia berani bicara dan punya sedikit harapan terhadap masa depan. Angelo bertekad untuk melanjutkan hidupnya. Dia ingin mencari kakak perempuannya.Angelo juga ingin belajar hukum dan menjadi pengacara. Dia ingin membalas dendam orang tua dan kedua kakak laki-lakinya.Wanda memberi tahu Angelo hukum bisa membantunya menegakkan keadilan dan menghukum orang jahat. Jika Angelo disakiti, dia bisa memakai hukum untuk melampiaskan kemarahannya.Angelo memercayai ucapan Wanda sepenuhnya. Semuanya perlahan membaik. Namun, takdir mengubah hidup Angelo. Dia kehilangan kebahagiaan lagi.Darman tiba-tiba muncul. Begitu melihat Darman, Angelo langsung teringat Tony dan semua kejadian di studio.Kemudian, Angelo dibawa Darman ke gunung. Hati Angelo yang sudah perlahan pulih hancur lagi. Bahkan, k
Yamin bertelungkup di lantai. Tubuhnya gemetaran dan matanya memerah. Dia hanya bisa melihat istrinya ditindas.Yamin sangat murka hingga ingin membunuh Tony, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun. Yamin melihat anaknya terluka dan wanita yang dicintainya dinodai. Yamin merasa tidak berdaya dan juga marah. Air matanya mengalir.Tony menodai Abigail sampai tengah malam. Dia memang abnormal. Tony sengaja menodai Abigail dengan berbagai gaya di depan Yamin.Abigail yang awalnya berteriak histeris dan memberontak perlahan terdiam. Akhirnya, dia hanya bisa membiarkan Tony mengendalikan tubuhnya.Yamin yang awalnya memelotot perlahan memejamkan matanya. Air matanya terus mengalir. Pasangan suami istri yang sangat mesra ini mengalami kejadian tragis. Tony menghancurkan kehidupan keluarga mereka.Padahal, hari ini keluarga Yamin sangat gembira. Sekarang yang tersisa hanya keputusasaan. Akhirnya, mereka mati tragis.Abigail mati setelah disiksa Tony. Pakaiannya koyak dan air matanya sudah ker
Lilin di atas kue langsung mati tertiup angin. Tony langsung berjalan masuk. Dia seperti iblis yang tiba-tiba muncul di depan Abigail dan Yamin.Yamin tidak mengenal Tony. Dia bertanya dengan sopan dan juga waswas, "Pak, kamu cari siapa?"Tony mengabaikan Yamin. Dia mengamati Abigail dengan ekspresi mesum. Yamin mengernyit. Sebelum dia sempat bicara, Tony bertanya, "Berapa harga satu malam?"Yamin dan Abigail kebingungan. Tony duduk, lalu memandang Abigail dan berujar seraya menyipitkan matanya, "Aku tertarik padamu, layani aku satu malam. Satu miliar cukup, nggak? Kalau nggak cukup, boleh tambah."Yamin dan Abigail baru tersadar setelah tertegun sejenak. Abigail membalas dengan ekspresi marah, "Kamu gila, ya?"Amarah Yamin memuncak. Tidak ada pria normal yang bisa terima diprovokasi seperti ini. Yamin hendak menghajar Tony, tetapi Abigail menghentikannya.Abigail tidak mengenal Tony. Dia hanya menganggap Tony sebagai orang gila. Bagaimanapun, ini adalah negara hukum. Semua orang tidak
Saat itu, cuaca di Kota Lodia sangat dingin. Angin kencang berembus dan salju lebat turun seharian. Akan tetapi, Yamin dan Abigail sangat bersemangat.Hari ini Yamin berulang tahun dan dia memperoleh pencapaian besar dalam kariernya. Yamin merupakan pelukis yang rajin. Hanya saja, dia tidak terkenal di kalangan pelukis.Tiba-tiba, Yamin menerima undangan dari idolanya pada hari ulang tahunnya. Idola Yamin adalah pelukis senior top. Tekniknya sangat hebat dan gayanya unik. Dia juga sangat berprinsip.Pelukis senior itu memang mengandalkan melukis untuk menghasilkan uang, tetapi dia tidak akan sembarangan menjual lukisannya demi uang. Seorang konglomerat pernah meminta pelukis senior itu untuk melukis kekasihnya dan menawarkan harga tinggi. Namun, dia menolak dengan tegas.Alasan pelukis senior itu sangat sederhana. Dia jijik dengan pelakor dan merasa pelakor tidak pantas menjadi objek lukisannya.Pelukis senior menganggap semua lukisannya seperti anak yang dibesarkannya. Mencari pemilik
Caden melanjutkan, "Aku akan ikut kamu mencintai anak-anak karena kamu mencintai mereka dan aku mencintaimu. Ayah sangat mencintai Ibu. Kalau Ibu menyukai Lucky, Ayah pasti menyukainya. Perasaan suka seperti ini tulus dan muncul tanpa sadar, jadi aku yakin waktu itu yang menyakiti Lucky bukan Ayah."Tentu saja Naomi memercayai Caden. Dia menimpali dengan ekspresi kebingungan, "Sebelumnya aku dengar kamu menceritakan sifat Ayah, jadi aku juga nggak percaya Ayah menyakiti Samuel. Tapi, aku sudah bertanya pada Samuel dan dia sangat yakin malam itu yang menyeretnya ke gunung itu Ayah."Caden merenung. Dia yakin Darman tidak akan melakukan perbuatan kejam seperti itu. Namun, Samuel juga tidak perlu berbohong kepada Naomi. Jadi, apa masalahnya?Jika Samuel bisa menganggap orang itu adalah Darman, berarti orang itu sangat mirip dengan Darman. Setidaknya paras dan postur tubuhnya sangat mirip. Siapa orang itu? Darman tidak punya saudara kandung.Apa mungkin ada orang yang sengaja merias wajahn
Naomi menghela napas, lalu berkata seraya mengernyit, "Aku ini dokter, jadi aku tahu jelas kondisi tubuhku. Aku nggak makan seharian dan mengalami syok sehingga pingsan. Aku nggak apa-apa, kita cari Baby sekarang!"Selesai bicara, Naomi menyingkap selimut dan hendak turun dari tempat tidur. Dia ingin pergi mencari putrinya bersama Caden. Dia tidak ingin menunggu lagi.Caden menghentikan Naomi, "Kamu nggak boleh pergi."Desa Baiza adalah markas Samuel. Keselamatan mereka pasti terancam jika mereka menerobos masuk ke Desa Baiza.Selain itu, Caden baru menyelamatkan Naomi dari tangan Samuel. Dia tidak mungkin mengambil risiko dengan membawa Naomi ke wilayah kekuasaan Samuel. Bagaimana kalau Samuel menculik Naomi lagi saat terjadi kekacauan?Naomi malah berujar, "Aku harus pergi! Samuel menyayangi Baby, dia nggak akan beri tahu Baby kamu itu ayahnya. Kalau Baby lihat kamu, dia pasti cuma menganggap kamu paman dan nggak mau ikut kamu.""Baby dibesarkan Samuel, jadi dia pasti menyukai Samuel
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu