Usai mendengar, Gilbert segera menghela napas panjang. Dulu dia tidak pernah bertemu dengan Caden, tapi dia tahu Caden adalah seorang tokoh hebat. Jika orang itu dibunuh oleh Caden, masalah ini akan sulit untuk diatasi. Bisa jadi, nanti Gilbert juga akan dijebloskan ke penjara!Jadi, alangkah baiknya tidak berhubungan dengan tokoh hebat seperti ini. Hanya saja, sekarang malah ada kasus seperti ini. Masalah ini tidak bisa diabaikan. Jadi, dia terpaksa menangani masalah ini.Untung saja ada ucapan Caden yang menenangkan hati Gilbert! Jika korban itu bukan meninggal akibat turun tangan Caden, semuanya pun gampang untuk diatasi! Dia hanya perlu segera menyelidiki kasus ini, mencari barang bukti, lalu melepaskan Caden saja.Gilbert menyeka keringat dingin di atas keningnya, lalu berkata, “Gimana kalau malam ini kamu ….”“Kamu nggak usah memperlakukanku dengan istimewa. Aku bisa tinggal di sini.”Sikap pengertian Caden membuat Gilbert terharu hingga ingin meneteskan air mata!Dengan kondisi
Beberapa jam kemudian, langit mulai menggelap. Naomi sudah terbangun dari mabuknya.Ketika mengetahui berita kematian di kompleks, Naomi merasa syok. Apalagi ketika mendengar Braden menceritakan kronologis kejadian, mengetahui Hayden dan Braden berada di lokasi kejadian, Naomi hampir saja jatuh pingsan lagi karena merasa syok!“Sekarang Hayden lagi di mana? Apa dia kaget?”Braden segera menjelaskan, “Sekarang Hayden lagi di rumah Mama Tiara. Mama tahu sendiri, nyali Hayden sangat besar. Dia nggak kaget, kok.”Naomi menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Kenapa Hayden bisa bersama dengan Caden? Untuk apa mereka malam-malam ke Kompleks Futuria?”Berhubung masalah ini tidak bisa dirahasiakan lagi, keempat bocah cilik sudah bersekongkol untuk mengarang kebohongan semalam. Braden pun mengulangi apa yang sudah mereka diskusikannya.“Semalam, Mama lagi mabuk. Jadi, kita mesti menginap di sini. Hayden nggak suka sama papa murahan itu. Dia ingin pulang ke rumah.
Jayden terbata-bata. “Selain … selain itu, melakukan tindak pembunuhan akan diberi hukuman berat!”Suasana di dalam ruangan menjadi hening dalam seketika.Keempat bocah cilik kelihatan sangat khawatir.Beberapa saat kemudian, Braden duluan bersuara, “Kita mesti cari cara untuk membersihkan namanya!”…Saat ini, Caden masih berada di kantor polisi.Analisis Braden tidaklah salah. Memang ada dalang di balik permasalahan ini. Masalah penangkapan Caden telah menghebohkan Keluarga Pangestu dan juga musuhnya.Semua orang berusaha keras untuk mendapatkan informasi terkini. Kemudian, mereka semua memutar otak memikirkan strategi ingin menjebloskan Caden ke penjara! Mereka tidak peduli apakah Caden telah membunuh atau tidak. Mereka hanya ingin Caden ditetapkan sebagai pelaku pembunuhan!Meskipun Caden tidak menerima hukuman tembak, setidaknya dia akan diberi hukuman penjara seumur hidup!Pagi harinya, Tony pergi ke kantor polisi untuk “mengunjungi” Caden. Dia kelihatan sangat khawatir.“Caden,
Setelah Tony pergi, Caden memanggil Gilbert ke ruangannya untuk menanyakan progres perkara.Gilbert menjawab dengan waswas, “Masih … dalam penyelidikan.”Caden menatapnya dengan sangat tenang. “Aku tahu apa aku membunuh atau nggak. Semalam aku sudah bilang sama kamu, kamu bisa menjalankannya sesuai dengan prosedur. Kalau ada yang sulit untuk diatasi, kamu bisa cerita sama aku.”Jantung Gilbert hampir copot saja. Keringat dingin tak berhenti bercucuran di keningnya. “Oke, oke, oke!”Setelah kembali ke ruang kerjanya, Gilbert baru menyadari kemejanya sudah dibasahi dengan keringat dingin. Dia mengerti maksud ucapan Caden tadi.Caden sadar ada yang ingin menjebaknya. Jadi, dia pun memberi petunjuk kepada Gilbert.Dengan kondisi saat ini, ada yang berharap Caden dijatuhkan hukuman. Hanya saja, Caden juga bukanlah orang yang bisa ditekan semena-mena. Sialnya, sekarang Gilbert yang menangani kasus ini!Sekarang Gilbert sungguh merasa serbasalah. Di satu sisi, ada Caden yang tidak boleh untuk
Tidak! Tidak!Kali ini masalah bersangkutan dengan soal nyawa. Jika Caden difitnah telah melakukan pembunuhan, dia akan dijatuhkan hukuman mati!Tiba-tiba terbayang gambaran Caden sedang ditembak. Jantung Naomi spontan berdebar kencang! Tidak! Naomi mesti mencari tahu masalah ini!Naomi meletakkan pisau dapur, lalu mengelap tangannya di atas celemek. Dia segera menghubungi Steven.“Steven, apa kamu tahu bagaimana kondisi di kantor polisi? Orang itu juga bukan dibunuh Caden. Kenapa dia masih belum dilepaskan? Apa dia masih dicurigai sebagai tersangka?”“Sementara ini masih belum.”Kening Naomi berkerut. “Apa ada yang ingin memanfaatkan masalah ini untuk mencelakainya?”Dalam seketika, Steven juga tidak tahu harus berkata apa. Dia takut jika dirinya bercerita kebanyakan, Naomi akan merasa kaget dan identitas asli Caden malah akan terekspos.Bagaimanapun, di mata Naomi sekarang, Caden bukanlah Caden, melainkan adalah Cayden. Dia bukanlah presdir dari Grup Pangestu, hanyalah seorang pria
Gilbert semakin kaget lagi. Kekasihnya Caden?Namun … wanita ini memang cantik, tetapi tidak ada satu pun barang berharga di tubuhnya. Biasanya, dengan identitas Caden, seharusnya kekasih Caden akan mengenakan perhiasan mahal dan barang bermerek, ‘kan?Meski wanita ini merendah, seharusnya dia tidak perlu merendah hingga tahap seperti ini?Gilbert curiga dengan identitas Naomi. Dia pun berkata dengan ragu, “Kamu tunggu sebentar.”Gilbert segera pergi menemui Caden. Dia tidak berani langsung membawa wanita itu untuk menemui Caden. Jika wanita itu hanyalah penggemar Caden yang datang karena mengetahui kabar idolanya sedang di kantor polisi, bukannya hanya akan menambah masalah untuk Caden?Atau … bagaimana kalau wanita itu diutus musuh Caden untuk membunuhnya? Bisa jadi tersimpan siasat buruk di dalam wajah lembut dan lugu itu.Gilbert sangat sensitif. Jadi, demi keamanan bersama, dia mesti meminta pendapat Caden dulu.Caden sungguh asing dengan kata “kekasih”! Ketika mendengar kekasihny
Satu detik kemudian, ada orang mengetuk pintu untuk mengantar sarapan.Ketika melihat ada susu, telur, dan beberapa sajian lainnya, Naomi merasa semakin syok lagi. “Apa makanan di dalam penjara enak-enak?”“Aku bukan lagi di penjara. Dasar bodoh!” Caden menyindir, lalu melihat kotak makan yang dibawa Naomi. “Kamu bawain sarapan buat aku?”“Emm. Aku kira kamu masih belum makan atau cuma diberi makan roti saja. Kalau aku tahu sarapanmu semewah ini, aku juga nggak bakal bawain sarapan buat kamu.”“Coba buka, biar aku lihat apa saja yang kamu bawa.”Naomi bergumam, “Nggak seenak yang mereka sediakan. Nggak usah lihat lagi.”Caden menyuruh orang untuk membawa pergi sarapan yang disediakan, lalu mengambil kotak makan yang dibawa Naomi dan membukanya. Satu per satu hidangan disajikan di hadapan Naomi.Ada kue yang dibuat Naomi dengan bumbu racikan keluarganya, ada juga tumis sayur hijau, 2 butir telur ayam, dan semangkuk bubur.Ketika melihat Caden tidak bergerak sama sekali, Naomi mengira Ca
Belum sempat Naomi memarahi Caden, Caden pun bertanya, “Memangnya kamu bisa melakukan autopsi?”Naomi menjawab dengan kesal, “Aku mengerti ilmu pengobatan. Tentu saja aku bisa melakukan autopsi.”Meski Naomi tidak pernah mempraktikkannya di tubuh manusia, dia sangat pintar dalam ilmu pengobatan tradisional. Dia sangat paham dengan struktur tubuh manusia. Masalah autopsi bukanlah masalah baginya.Caden merasa agak syok. “Aku kira kamu hanya pintar dalam soal psikologis anak saja. Ternyata kamu juga paham ilmu pengobatan.”Tiba-tiba Naomi merasa bangga. “Hmph! Ada banyak yang aku pahami!”Ketika melihat sikap arogan Naomi, Caden pun tersenyum lagi. “Kamu cukup hebat. Dulu, aku sudah meremehkanmu.”“Sekarang kamu sudah tahu kehebatanku, mohon bersikap lebih sungkan terhadapku! Jangan pancing emosiku! Aku cukup mengerikan ketika lagi marah!”Caden mengangkat-angkat alisnya. Tiba-tiba dia bisa melihat bayangan tubuh Hayden dan Jayden dari diri Naomi. Pantas saja Hayden selalu merasa sangat
Camila juga tidak bodoh. Saat mendengar nada bicara Caden, dia tahu Caden sedang cemburu. Camila sungguh bingung. Kenapa seorang presdir malah gampang cemburu?Pria ini jarang berpacaran. Ketika berpacaran, dia malah begitu menakutkan, cemburu terhadap segala hal!Ketika kepikiran Camila yang mengajak Naomi untuk melihat video bersama, Camila segera berkata, “Naomi, aku temani Bibi Lyana dulu, ya. Kamu jalannya yang pelan. Jangan buru-buru.”Baru saja Camila menyelesaikan omongannya, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi segera berlari ke sisi Lyana untuk bersembunyi sejauh mungkin.Naomi tidak mengejar Camila, melainkan bertanya pada Caden, “Apa kamu belum melihat?”Raut wajah Caden kelihatan muram. Dia bagai telah dihadapkan oleh masalah besar saja. “Belum!”Kali ini, Naomi dapat merasakan ada yang aneh dengan suasana hati Caden. Dia mengejapkan matanya dengan bingung. “Belum ya belum, kenapa kamu kelihatan kesal sekali? Kalau kamu ingin lihat, kamu bisa minta sama Paman Kevin.”“Aku
Pelayan Keluarga Hermanto masih tidak tahu apa yang terjadi. Hanya saja, mereka semua tahu diri. Mereka menyadari bahwa hari ini Kevin sangat emosi! Usai mendengar, Lyana segera berlari ke sisi aula. “Aku pergi lihat dia. Biarkan aku masuk.”“Kamu juga nggak boleh ke dalam!” jerit Kevin.Lyana menangis. “Apa kamu ingin dia mati di dalam sana!”“Kalau dia ingin mati di dalam sana, aku juga nggak akan beri dia kesempatan! Selama ini, semua generasi Keluarga Hermanto nggak pernah melakukan hal kotor seperti ini. Entah kenapa kami bisa memiliki anak kurang ajar seperti dia!”“Kalau dia nggak bersedia untuk menikahi Catherine, lapor polisi saja. Biar polisi saja yang menangkapnya!”Begitu mendengar, Lyana hampir saja terjatuh. Untung saja ada Naomi dan Camila yang memapahnya.Hati Lyana sungguh terasa sakit. “Kamu nggak boleh berbuat seperti itu. Dia itu putra kandungmu. Kalau sampai polisi menangkapnya, seumur hidupnya dia akan celaka. Huhuhu ….”Wajah Kevin kelihatan merona. “Dia bahkan
Camila hendak mengatakan sesuatu. Bibirnya mulai bergerak, tetapi pada akhirnya dia memilih untuk bungkam.Lyana menggeleng. “Dengar-dengar ada yang sengaja memasangnya demi mengintip. Alhasil, malah kedapatan video Dylan dan Catherine. Orang itu mengirim video ini kepada keluarga kami dan juga Keluarga Suryadi. Dia sekaligus memeras 2 keluarga.”“Seandainya kami nggak setuju, mereka akan memviralkan video ini tanpa sensor. Kalau sampai video itu diekspos, Dylan pasti akan ditangkap. Nama Catherine juga akan menjadi buah bibir orang-orang. Semua itu nggak bagus bagi keluarga kami.”“Sekarang, masalah pemerasan sudah diatasi, hanya tersisa masalah internal 2 keluarga saja. Kalau masalah ini bisa diselesaikan dengan melaksanakan pernikahan, masalah ini tergolong selesai. Tapi sekarang masalah ada di diri Dylan, dia nggak bersedia untuk menikah ….”Camila berkata, “Kalau dia nggak bersedia, itu berarti dia nggak suka. Kalau mereka berdua dipaksa untuk menikah, mereka juga nggak bakal baha
Masalah ini sudah bersangkutan dengan hukum. Jika Keluarga Suryadi menggugatnya, Dylan pun bisa dijatuhkan hukuman penjara!Camila bertanya dengan kening berkerut, “Apa Bibi yakin Dylan sudah melecehkannya?”Lyana mengangguk. “Dia sudah mengeluarkan videonya! Si berengsek itu … dia … memang mengesalkan sekali. Huhuhu ….”Lyana sungguh merasa marah, khawatir, dan juga tidak berdaya! Dia marah karena putranya malah melakukan hal biadab seperti ini! Namun, dia juga khawatir Keluarga Suryadi benar-benar menggugat putranya!Lyana ingin mencari ide yang lebih bagus untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi Lyana tidak menemukannya! Itulah sebabnya Lyana merasa sangat kesal ….Naomi menarik selembar tisu, lalu menyeka air mata Lyana. “Sekarang apa kata Keluarga Suryadi?”Lyana berkata dengan terisak-isak, “Keluarga Suryadi berharap mereka berdua bisa segera menikah. Sekarang masalah seperti ini sudah terjadi, entah si Catherine akan hamil atau nggak. Mereka juga nggak ingin putri mereka dicap h
Sebab dalam beberapa kali kumpul bersama, Anika sering berbicara dengan arogan, mirip dengan orang kaya baru saja. Dia selalu memuji putranya, lalu mengutuk menantunya!Sepertinya Anika tidak sadar bahwa putranya yang beruntung telah menikah dengan wanita dari keluarga kaya. Semua yang dimiliki Leon juga adalah pemberian Keluarga Nandara. Dia malah merasa Keluarga Nandara telah beruntung memiliki putranya? Dia bahkan merasa Camila tidak pantas untuk bersama putranya!Sebelumnya Anika pernah mengatakan bahwa Camila hanyalah seorang wanita cantik yang tidak berguna. Dia selalu menghamburkan uang, tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, juga tidak pintar dalam melayani orang tua.‘Cewek murahan itu pasti akan jadi janda nantinya. Tunggu saja! Dia nggak cuci kaki aku, juga nggak pijat pundakku. Cepat atau lambat putraku pasti akan menceraikannya!’Konyol, ‘kan?Anika kira siapa dirinya? Malah harus mencuci kaki dan memijat pundaknya? Bahkan berharap putranya bercerai. Apa Anika kira
Naomi spontan menyela, “Apa mereka nggak minta Paman Kevin untuk mengampuni Dylan?”“Nona Catherine sudah meminta pengampunan, tapi nggak dengan orang tuanya. Hari ini mereka kelihatan marah sekali.”Naomi tidak mengerti. Bukannya konon katanya menantu itu separuh anak sendiri? Meski marah, kenapa mereka malah membiarkan Dylan dipukul habis-habisan? Sebenarnya kesalahan apa yang diperbuat Dylan?“Tuan Caden, Tuan dan Nyonya lagi di aula persembahan. Kalau anggota Keluarga Suryadi, mereka ada di ruang tamu. Kalian ….”“Kami langsung ke aula persembahan saja,” balas Caden.“Oke, oke.” Pengurus rumah segera membawa Caden dan yang lain ke aula persembahan.Aula persembahan di Keluarga Hermanto sama dengan Keluarga Pangestu, gedungnya terletak di bagian paling belakang halaman. Dari kejauhan, mereka bisa mendengar suara pukulan yang keras. Bahkan ketika mendengar saja, mereka pun bisa merasa betapa sakitnya pukulan itu!Ekspresi Caden, Naomi, dan Camila kelihatan sangat serius!Tidaklah be
Caden mengendarai mobil menuju ke Vila Maison sembari membalas, “Meski sudah dewasa, dia tetap adalah anak kecil di mata papanya. Kalau memang mesti dipukul, papanya juga akan memukulnya!”“Hanya saja, sudah lama Paman Kevin nggak semarah ini. Sepertinya kesalahan yang diperbuat Dylan kali ini sudah menyentuh batas kesabaran Paman Kevin.”Naomi bertanya, “Menurutmu, masalah apa?”Caden berpikir sejenak. “Kata Kak Fiona, masalah ini ada hubungannya sama Catherine. Seharusnya masalah asmara.”“Pemikiran Paman Kevin sangat konservatif, terbalik sama Dylan yang berpikiran terbuka. Bisa jadi pemikiran mereka nggak sama, jadi berantem.”Camila bertanya, “Siapa si Catherine?”Naomi menjawab, “Aku pernah ketemu dia sebelumnya. Dia itu calon istrinya Dylan. Mereka berdua berencana untuk tunangan di akhir tahun. Tapi aku dengar dari Kak Fiona, sepertinya Dylan nggak suka sama dia. Dia bisa setuju untuk bertunangan juga demi menghadapi orang tuanya.”“Apa Catherine suka sama dia?” tanya Camila.N
[ Suamiku, apa kamu lagi sibuk? ]Naomi mengirim pesan kepada Caden.Satu detik kemudian, Caden tidak lagi mengerutkan keningnya. Raut wajah yang tadinya dingin berubah hangat. Dia pun mulai melembut.Bukan hanya bersikap lembut saja, Caden juga segera meletakkan pena di tangannya, lalu mengesampingkan pekerjaannya. Dia mengambil ponselnya untuk menghubungi istrinya.Sebelum menerima pesan singkat dari istri, pekerjaan paling penting! Setelah menerima pesan singkat dari sang istri, apa pun tidak bisa dibandingkan dengan istri!Caden berjalan ke depan jendela. Suaranya terdengar sangat lembut. “Sudah bangun?”Steven yang tahu diri segera melangkah mundur. Begitu keluar, dia pun berkata, “Selamat semuanya, kalian sudah dibebaskan. Kalian sudah boleh pergi makan siang.”Semua orang merasa syok. “Bos sudah istirahat?”“Emm, kalian terlalu kasihan, jadi ada yang menyelamatkan kalian.”Orang-orang bertanya, “Pahlawan yang mana?”“Aku tahu! Aku tahu! Pasti istrinya Bos! Aku baca di internet,
Saat ini, Salvia sudah tidak menjerit lagi. Dia berbaring di atas ranjang dengan menekan bagian perut dan meringkuk. Keningnya kelihatan berkerut. Wajahnya memucat. Keringat dingin membasahi keningnya.“Ayo, cepat … cepat suntikan obat pereda rasa sakit …. Cepat! Aku nggak bisa bertahan lagi …. Huhuhu ….”Keringat dingin tidak berhenti menetes. Dia juga tidak berani menangis terlalu keras, juga tidak berani untuk menjerit. Jika Salvia bergerak, tubuhnya akan terasa semakin sakit.Robbin sungguh kasihan ketika melihat apa yang dialami Salvia. Hanya saja, orang seperti itu tidak pantas untuk dikasihani. Robbin tidak menatapnya lagi. Dia mencari tempat kosong untuk menelepon Caden.Saat ini, Caden sedang berada di perusahaan. Setelah Naomi dan anak-anak tidur, dia langsung berangkat ke perusahaan.Berhubung Caden sudah pergi lama, memang ada Steven yang membantunya, tetap saja ada banyak pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan sendiri oleh Caden.Begitu mengangkat panggilan, Robbin lan