Para guru TK tertegun. Mereka bertanya kepada Braden, "Braden, bagaimana kamu bisa tahu Bu Jessica hamil?"Braden menyahut, "Nggak boleh tahu."Guru bertanya lagi, "Apa ... dia benar-benar hamil?""Rahasia," sahut Braden.Para guru tidak bisa berkata-kata. Tak lama kemudian, kabar ini didengar oleh Naomi. Tiara yang memberitahunya.Naomi terkejut. Dia tidak tahu masalah di antara dirinya dengan Jessica. Dia juga tidak tahu wanita yang mencari Caden semalam adalah Jessica.Jadi, Naomi tidak mengerti kenapa putranya tiba-tiba mengatakan Jessica hamil. Berita ini sangat memengaruhi citra seorang artis.Naomi buru-buru ingin pergi ke TK untuk bertanya kepada Braden. Dia pun menelepon Caden untuk memintanya menjaga Rayden. Jika Caden sibuk, Naomi akan membawa Rayden ke TK.Kala ini, Caden sedang berada di bar. Dia tidak minum anggur, tetapi tidak berhenti merokok. Asbak di atas meja sudah dipenuhi abu rokok.Ponsel Caden diletakkan di atas meja. Saat melihat Naomi meneleponnya, Caden menger
Caden sedang dalam perjalanan pulang. Dia merasa gusar saat melihat Jessica meneleponnya. Namun, Caden tetap menjawab panggilan telepon Jessica.Jessica langsung berujar, "Caden, kamu di mana? Aku mau bertemu kamu untuk memberitahumu masalah penting!"Caden berucap dengan dingin, "Bilang saja sekarang."Sudah jelas Caden tidak ingin bertemu Jessica, tetapi Jessica tidak paham. Dia berseru, "Masalah ini sangat penting bagimu, aku harus memberitahumu secara langsung! Cepat kirimkan lokasimu kepadaku, aku cari kamu sekarang! Aku ...."Caden langsung mengakhiri panggilan telepon. Jessica merasa marah dan juga sedih. Dia menceletuk, "Apa yang dia lakukan?"Manajer membujuk, "Mungkin Pak Caden sedang sibuk. Dia nggak sempat bertemu denganmu. Kalau nggak, kamu langsung beri tahu dia di telepon.""Masalah ini begitu penting, kurang jelas kalau dibicarakan di telepon," timpal Jessica.Manajer menanggapi, "Jessica, apa kamu yakin? Kalau nggak, jangan buru-buru beri tahu Pak Caden. Aku takut kamu
Steven meneruskan, "Oh, iya. Ada satu kejadian aneh. Anak Bu Naomi bilang Bu Jessica hamil di depan umum. Entah ucapannya benar atau nggak, tapi kabar ini sangat heboh di internet."Steven menambahkan, "Aku curiga tadi Bu Naomi meneleponmu karena ingin pergi ke TK untuk mengurus masalah ini."Caden membaca berita di internet. Ternyata beberapa berita terpopuler memang berkaitan dengan masalah ini. Tidak ada yang mengungkit tentang anak Naomi dan tidak ada foto mereka. Hanya ada berita tentang kehamilan Jessica.Selain itu, ada yang mengekspos bukti Jessica memesan kamar hotel selama 1 bulan terakhir serta foto dan video yang tidak terlalu jelas.Sebenarnya wajah wanita dalam foto dan video tidak jelas. Hanya saja, postur tubuhnya mirip dengan Jessica.Namun, kebenaran tidak penting bagi media. Yang terpenting adalah banyak yang membaca berita dan mereka bisa menghasilkan uang dari kehebohan berita ini. Kalau tidak, ucapan seorang anak kecil tidak mungkin bisa membuat masalahnya menjadi
Sepuluh menit kemudian, mobil berhenti di depan gerbang kompleks. Caden tidak naik ke lantai atas. Dia menelepon Naomi untuk menyuruhnya membawa Rayden turun.Naomi langsung panik begitu mendengar Caden tetap bersikeras pergi ke TK. Dia bertanya, "Untuk apa kamu pergi?""Turun!" perintah Caden. Dia langsung mengakhiri panggilan telepon. Nada bicaranya sangat tegas sehingga Naomi tidak berani menolaknya.Naomi merasa sangat gugup. Bagaimana kalau Caden melihat Braden dan Hayden setelah pergi ke TK? Namun, Naomi juga tidak bisa menghentikan Caden.Setelah berpikir sejenak, Naomi segera menelepon Tiara. Naomi baru merasa tenang sesudah mereka mendiskusikan jalan keluarnya.Rayden sudah tahu kejadian di TK. Dia juga tahu kenapa Naomi hendak pergi ke TK. Namun, Rayden tidak memberi tahu masalah Jessica kepada Naomi.Bagaimanapun, dulu Jessica yang menemukan Rayden. Jessica berkaitan dengan masalah waktu itu. Rayden takut Braden merencanakan sesuatu. Jadi, dia harus mencari Braden terlebih d
Manajer berusaha membujuk, "Jessica, aku bicara seperti ini demi kamu. Dengarkan nasihatku, kamu sampingkan dulu masalah Naomi. Kita bereskan rumor di internet, sekarang rumornya makin heboh. Cepat hubungi Pak Caden supaya dia bisa bantu kamu bereskan masalah ini."Jessica mengabaikan perkataan manajer. Dia memarahi, "Diam kamu! Jangan bicara lagi!"Wajah manajer terasa sakit. Namun, kepalanya lebih sakit.Manajer menimpali, "Oke, aku turuti kemauanmu. Hari ini kita habisi Naomi, tapi masa kita langsung culik anaknya? Ini melanggar hukum, kita bisa ....""Hentikan mobilnya!" perintah Jessica. Sopir yang diperintah segera menghentikan mobil di tepi jalan.Jessica mengusir manajer turun dari mobil. Sebelum menutup pintu mobil, Jessica sudah menelepon, "Tangkap Braden, Hayden, dan Jayden dari kelas 3 di TK Brighton."Manajer yang berdiri di jalan memandang mobil mewah yang menjauh. Dia segera menelepon Clara, "Bu Clara, cepat hentikan Bu Jessica! Dia mau membuat masalah besar!"Beberapa k
Ketika mendengar kata “memancing”, akhirnya Hayden mengerti. Kedua matanya seketika berkilauan. Dia menatap Braden dengan penuh harapan. “Hari ini?”“Iya.”“Apa bisa terpancing?”Braden berkata, “Seharusnya bisa!”Hayden semakin girang lagi. Sama seperti Braden, dia juga penasaran dengan tokoh misterius itu. Dia ingin sekali mencari tahu siapa monster itu!Jayden juga sudah memahaminya. Dia memang merasa gugup, tapi dia tidak setakut tadi lagi dan tidak menangis lagi.Ketiga bocah cilik duduk di baris belakang dengan tenang. Dia mengikuti pengawal melaju ke Hotel Wanara. Hotel Wanara adalah bisnis dari Keluarga Senjaya. Jessica pun sudah tiba duluan. Begitu dia tiba, dia langsung menyuruh pihak hotel untuk menutup CCTV hotel.Begitu sistem CCTV ditutup, Jessica pun bisa bersikap semena-mena! Dia berencana untuk menggebuki ketiga bocah cilik itu untuk melampiaskan emosinya. Dia sungguh merasa kesal akibat ulah ketiga bocah itu!Setelah selesai melampiaskan amarahnya, Jessica baru akan k
Menggantikan posisi Rayden?Braden menyipitkan matanya lagi. Terlintas senyuman sinis di wajahnya. “Aku sungguh salut dengan IQ-mu.”Jessica berkata, “Tanpa diberi tahu kamu, aku juga tahu. Hari ini tamatlah riwayat kalian semua!”Braden tidak membantah omongannya, lalu bertanya, “Kapan Mama akan sampai?”“Tentu saja aku nggak akan suruh mereka datang sekarang. Mereka masih belum tahu posisi kalian. Sebelum aku membongkar rahasia kalian, aku ingin perhitungan dulu sama kalian!”Braden terdiam. Masih belum mengetahui posisi mereka? Mereka belum datang sekarang? Bagus! Bagus sekali! Ternyata Jessica tidak mengecewakannya! Diam-diam, Braden sungguh menyukai IQ wanita ini.Jessica masih belum tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia pun mengarahkan konflik ke diri Hayden. “Terutama kamu! Malam itu, kamu sudah patahkan tanganku! Selain itu, sewaktu di stasiun kereta api, kamu juga memarahiku tua dan juga jelek.”Hayden menjawab dengan terus terang, “Iya, aku orangnya! Apa yang ingin kam
Saat perjalanan pulang, Braden mengirim pesan kepada Rayden.[ Aku, Hayden, dan Jayden lagi perjalanan membawa Mama Tiara pulang. Kami akan sampai sekitar setengah jam. Kamu usahakan untuk ulur waktu. Biarkan Mama sampainya lebih lambat daripada kami. Nanti kita bicarakan lagi saat bertemu. ]Rayden masih berada di dalam mobil. Setelah mendapat perintah dari Braden, dia memutar bola matanya, lalu berkata, “Aku ingin pergi ke toilet.”Saat Rayden pergi ke toilet, Naomi pun menuruni mobil untuk menghubungi Tiara.Namun, panggilan malah diangkat oleh Braden. “Mama.”Naomi merasa sangat syok. “Braden, kenapa kamu yang angkat telepon? Di mana Mama Tiara?”Braden membalas dengan santai, “Mama Tiara lagi tidur.”Naomi semakin syok lagi. “Bukannya Tiara antar kalian pulang? Kenapa malah tidur?”“Belakangan ini Mama Tiara lagi flu. Dia lagi minum obat flu. Mungkin dia ngantuk gara-gara makan obat.”Naomi mengetahui kabar sakitnya Tiara. Dia juga telah mengambil izin sakit hari ini. Hanya karena
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu
Tiba-tiba, suara Naomi tidak terdengar lagi. Dia pingsan karena terlalu lelah dan emosional. Caden yang panik segera menggendong Naomi dan berjalan ke mobil.Setelah naik ke mobil, Caden menghidupkan mesin dan penghangat mobil. Kemudian, dia mengambil selimut di bagasi dan menyelubungi tubuh Naomi.Sesudah itu, Caden bergegas kembali ke kursi pengemudi dan pergi ke rumah sakit. Caden tidak mengkhawatirkan Andrew karena Andrew tahu batasan. Dia pasti bisa melindungi dirinya.Caden berencana membuat perhitungan dengan Samuel setelah mengurus Naomi. Dia memang ingin menghabisi Samuel sekarang, tetapi Naomi lebih penting.Caden membawa Naomi ke rumah sakit terdekat. Semuanya baru beres sesudah diurus selama hampir 1 jam. Ketika Andrew datang, Naomi sedang diinfus.Naomi memakai baju pasien dan matanya terpejam. Dia mengernyit, napasnya tidak terlalu stabil. Sudah jelas dia sangat ketakutan.Caden duduk di samping Naomi. Dia menggenggam tangan Naomi dan menempelkannya di bibirnya. Caden mem
Caden berpikir sejenak, lalu berkata, "Suruh mereka tingkatkan kewaspadaan. Nggak usah turun ke laut untuk tangkap orang di perahu. Interogasi orangnya setelah perahu itu menepi."Andrew terkejut. Perahu itu sangat mencurigakan karena muncul di jalur nomor 5 pada saat-saat seperti ini. Kenapa Caden tidak pergi ke tempat itu?Andrew tidak tahu apa yang dipikirkan Caden, dia juga tidak bertanya. Andrew menyampaikan perintah Caden kepada bawahan, lalu mengakhiri panggilan telepon.Hujan lebat belum reda, tetapi Caden tetap berdiri di tempat. Dia juga rela kehujanan dan tidak kembali ke mobil.Andrew menemani Caden di samping. Setelah beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara di sekitar. Mereka melihat 2 orang naik ke tepi laut.Samuel bertanya, "Bagaimana kondisimu? Apa kamu baik-baik saja?"Naomi tidak menjawab pertanyaan Samuel. Dia melepaskan alat selam yang berat dan terbatuk-batuk karena tersedak air.Andrew tertegun, dia benar-benar tidak menyangka Samuel dan Naomi akan datang ke tem
Saat tengah malam, tiba-tiba ombak besar menerjang. Perahu hampir terbalik saat dihempas ombak. Nakhoda mengernyit. Dia menggerakkan tangannya di depan Samuel.Naomi baru tahu ternyata nakhoda itu bisu. Dia memberi tahu Samuel angin makin kencang dengan bahasa isyarat. Mungkin sebentar lagi turun hujan lebat, jadi sangat berbahaya jika mereka melanjutkan perjalanan dengan perahu.Samuel seperti sudah mengecek cuacanya sejak awal. Ekspresinya tetap terlihat tenang. Dia melihat jam tangan dan berucap pada nakhoda, "Jalankan sesuai rencana."Nakhoda mengangguk, lalu lanjut mendayung perahu. Samuel mengambil 2 alat selam, lalu menghampiri Naomi dan bertanya, "Bisa pakai, nggak?"Naomi bertanya balik, "Kita mau turun ke laut?"Samuel menyahut, "Iya, angin makin kencang. Sebentar lagi hujan, jadi nggak aman kalau kita terus berada di perahu."Naomi bertanya lagi, "Apa kita lebih aman kalau turun ke laut?"Samuel menjawab dengan sabar, "Aku bawa kamu ke tempat yang lebih aman. Kita nggak bisa
Perahu terombang-ambing sehingga membuat Naomi gelisah. Dia takut kegelapan dan air. Setiap berdiri di tepi laut, Naomi merasa seperti ada sesuatu yang akan melompat keluar dari dasar laut.Naomi melihat ke luar sesaat, lalu segera mengalihkan pandangannya. Tubuh Naomi gemetaran. Dia takut pada kegelapan dan lautan yang luas ini. Naomi takut pada Samuel yang menggila karena dibutakan dendam.Naomi juga takut terjadi sesuatu pada Caden. Dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Samuel. Dia hanya ingin bersama Caden dan membesarkan anak-anak dengannya.Wajah Caden dan anak-anak saat tertawa muncul di benak Naomi. Dia merasa sedih dan pandangannya menjadi kabur. Naomi sangat merindukan mereka.Naomi berharap Caden bisa langsung muncul di depannya. Dia ingin menghambur ke pelukan Caden dan memberitahunya dia sangat takut.....Pada saat yang sama, di tepi laut. Caden sedang memandangi lautan sembari mengernyit. Auranya sangat dingin.Andrew yang berdiri di samping Caden melapor, "
Naomi menimpali dengan ketus, "Mana ada kehidupan selanjutnya lagi? Kamu nggak usah bohongi diri sendiri! Samuel, seharusnya kamu nggak melawan Caden. Jelas-jelas kamu tahu Caden nggak melakukan apa pun dan Wanda sangat mencintai Caden."Naomi menambahkan, "Kalau kamu menyakiti Caden, kamu nggak akan merasa senang. Kamu akan makin menderita!"Samuel menanggapi, "Mana mungkin aku menderita? Caden memang nggak terlibat dalam perbuatan keji Keluarga Pangestu, tapi aku mau menghancurkan seluruh Keluarga Pangestu. Jadi, aku nggak akan melepaskan Caden!"Samuel meneruskan, "Lagi pula, Caden itu satu-satunya darah daging Darman. Kalau aku melepaskannya, bagaimana dengan aku? Kalau dia mati, aku baru bisa terlepas dari penderitaan!"Ekspresi Samuel berubah menjadi sangat mengerikan. Dia melanjutkan, "Kamu nggak tahu aku sangat takut dan putus asa saat diseret Darman di gunung waktu itu. Aku nggak akan pernah melupakan mimpi buruk itu seumur hidup! Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku, tapi
Samuel sudah menghasut Naomi beberapa kali, tetapi dia tidak pernah berhasil. Naomi tidak ingin balas dendam. Dia hanya ingin hidup tenang bersama anak-anaknya. Entah Naomi memang terlalu murah hati atau memang polos.Yang lebih memusingkan adalah Naomi tidak tertarik pada Samuel. Dia malah menyukai Caden. Itulah sebabnya Samuel terpaksa mengubah rencananya dan membawa Naomi pergi secara paksa.Samuel akan membawa Naomi menemui Baby dan menyembunyikan mereka. Setelah itu, Samuel baru kembali untuk membuat perhitungan dengan Caden.Samuel mengembuskan napas. Setelah menenangkan diri sejenak, Samuel berkata lagi, "Naomi, perasaan cinta bisa dipupuk. Nggak masalah sekarang kamu nggak menyukaiku, waktu kita masih panjang.""Setelah aku memasukkan semua anggota Keluarga Pangestu ke neraka, aku akan bawa kamu dan anak-anak ke tempat yang indah. Kita akan hidup di lingkungan yang baru. Kita menyelamatkan satu sama lain dan menghabiskan sisa hidup bersama," lanjut Samuel.Naomi memandang Samue