Caden sedang dalam perjalanan pulang. Dia merasa gusar saat melihat Jessica meneleponnya. Namun, Caden tetap menjawab panggilan telepon Jessica.Jessica langsung berujar, "Caden, kamu di mana? Aku mau bertemu kamu untuk memberitahumu masalah penting!"Caden berucap dengan dingin, "Bilang saja sekarang."Sudah jelas Caden tidak ingin bertemu Jessica, tetapi Jessica tidak paham. Dia berseru, "Masalah ini sangat penting bagimu, aku harus memberitahumu secara langsung! Cepat kirimkan lokasimu kepadaku, aku cari kamu sekarang! Aku ...."Caden langsung mengakhiri panggilan telepon. Jessica merasa marah dan juga sedih. Dia menceletuk, "Apa yang dia lakukan?"Manajer membujuk, "Mungkin Pak Caden sedang sibuk. Dia nggak sempat bertemu denganmu. Kalau nggak, kamu langsung beri tahu dia di telepon.""Masalah ini begitu penting, kurang jelas kalau dibicarakan di telepon," timpal Jessica.Manajer menanggapi, "Jessica, apa kamu yakin? Kalau nggak, jangan buru-buru beri tahu Pak Caden. Aku takut kamu
Steven meneruskan, "Oh, iya. Ada satu kejadian aneh. Anak Bu Naomi bilang Bu Jessica hamil di depan umum. Entah ucapannya benar atau nggak, tapi kabar ini sangat heboh di internet."Steven menambahkan, "Aku curiga tadi Bu Naomi meneleponmu karena ingin pergi ke TK untuk mengurus masalah ini."Caden membaca berita di internet. Ternyata beberapa berita terpopuler memang berkaitan dengan masalah ini. Tidak ada yang mengungkit tentang anak Naomi dan tidak ada foto mereka. Hanya ada berita tentang kehamilan Jessica.Selain itu, ada yang mengekspos bukti Jessica memesan kamar hotel selama 1 bulan terakhir serta foto dan video yang tidak terlalu jelas.Sebenarnya wajah wanita dalam foto dan video tidak jelas. Hanya saja, postur tubuhnya mirip dengan Jessica.Namun, kebenaran tidak penting bagi media. Yang terpenting adalah banyak yang membaca berita dan mereka bisa menghasilkan uang dari kehebohan berita ini. Kalau tidak, ucapan seorang anak kecil tidak mungkin bisa membuat masalahnya menjadi
Sepuluh menit kemudian, mobil berhenti di depan gerbang kompleks. Caden tidak naik ke lantai atas. Dia menelepon Naomi untuk menyuruhnya membawa Rayden turun.Naomi langsung panik begitu mendengar Caden tetap bersikeras pergi ke TK. Dia bertanya, "Untuk apa kamu pergi?""Turun!" perintah Caden. Dia langsung mengakhiri panggilan telepon. Nada bicaranya sangat tegas sehingga Naomi tidak berani menolaknya.Naomi merasa sangat gugup. Bagaimana kalau Caden melihat Braden dan Hayden setelah pergi ke TK? Namun, Naomi juga tidak bisa menghentikan Caden.Setelah berpikir sejenak, Naomi segera menelepon Tiara. Naomi baru merasa tenang sesudah mereka mendiskusikan jalan keluarnya.Rayden sudah tahu kejadian di TK. Dia juga tahu kenapa Naomi hendak pergi ke TK. Namun, Rayden tidak memberi tahu masalah Jessica kepada Naomi.Bagaimanapun, dulu Jessica yang menemukan Rayden. Jessica berkaitan dengan masalah waktu itu. Rayden takut Braden merencanakan sesuatu. Jadi, dia harus mencari Braden terlebih d
Manajer berusaha membujuk, "Jessica, aku bicara seperti ini demi kamu. Dengarkan nasihatku, kamu sampingkan dulu masalah Naomi. Kita bereskan rumor di internet, sekarang rumornya makin heboh. Cepat hubungi Pak Caden supaya dia bisa bantu kamu bereskan masalah ini."Jessica mengabaikan perkataan manajer. Dia memarahi, "Diam kamu! Jangan bicara lagi!"Wajah manajer terasa sakit. Namun, kepalanya lebih sakit.Manajer menimpali, "Oke, aku turuti kemauanmu. Hari ini kita habisi Naomi, tapi masa kita langsung culik anaknya? Ini melanggar hukum, kita bisa ....""Hentikan mobilnya!" perintah Jessica. Sopir yang diperintah segera menghentikan mobil di tepi jalan.Jessica mengusir manajer turun dari mobil. Sebelum menutup pintu mobil, Jessica sudah menelepon, "Tangkap Braden, Hayden, dan Jayden dari kelas 3 di TK Brighton."Manajer yang berdiri di jalan memandang mobil mewah yang menjauh. Dia segera menelepon Clara, "Bu Clara, cepat hentikan Bu Jessica! Dia mau membuat masalah besar!"Beberapa k
Ketika mendengar kata “memancing”, akhirnya Hayden mengerti. Kedua matanya seketika berkilauan. Dia menatap Braden dengan penuh harapan. “Hari ini?”“Iya.”“Apa bisa terpancing?”Braden berkata, “Seharusnya bisa!”Hayden semakin girang lagi. Sama seperti Braden, dia juga penasaran dengan tokoh misterius itu. Dia ingin sekali mencari tahu siapa monster itu!Jayden juga sudah memahaminya. Dia memang merasa gugup, tapi dia tidak setakut tadi lagi dan tidak menangis lagi.Ketiga bocah cilik duduk di baris belakang dengan tenang. Dia mengikuti pengawal melaju ke Hotel Wanara. Hotel Wanara adalah bisnis dari Keluarga Senjaya. Jessica pun sudah tiba duluan. Begitu dia tiba, dia langsung menyuruh pihak hotel untuk menutup CCTV hotel.Begitu sistem CCTV ditutup, Jessica pun bisa bersikap semena-mena! Dia berencana untuk menggebuki ketiga bocah cilik itu untuk melampiaskan emosinya. Dia sungguh merasa kesal akibat ulah ketiga bocah itu!Setelah selesai melampiaskan amarahnya, Jessica baru akan k
Menggantikan posisi Rayden?Braden menyipitkan matanya lagi. Terlintas senyuman sinis di wajahnya. “Aku sungguh salut dengan IQ-mu.”Jessica berkata, “Tanpa diberi tahu kamu, aku juga tahu. Hari ini tamatlah riwayat kalian semua!”Braden tidak membantah omongannya, lalu bertanya, “Kapan Mama akan sampai?”“Tentu saja aku nggak akan suruh mereka datang sekarang. Mereka masih belum tahu posisi kalian. Sebelum aku membongkar rahasia kalian, aku ingin perhitungan dulu sama kalian!”Braden terdiam. Masih belum mengetahui posisi mereka? Mereka belum datang sekarang? Bagus! Bagus sekali! Ternyata Jessica tidak mengecewakannya! Diam-diam, Braden sungguh menyukai IQ wanita ini.Jessica masih belum tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia pun mengarahkan konflik ke diri Hayden. “Terutama kamu! Malam itu, kamu sudah patahkan tanganku! Selain itu, sewaktu di stasiun kereta api, kamu juga memarahiku tua dan juga jelek.”Hayden menjawab dengan terus terang, “Iya, aku orangnya! Apa yang ingin kam
Saat perjalanan pulang, Braden mengirim pesan kepada Rayden.[ Aku, Hayden, dan Jayden lagi perjalanan membawa Mama Tiara pulang. Kami akan sampai sekitar setengah jam. Kamu usahakan untuk ulur waktu. Biarkan Mama sampainya lebih lambat daripada kami. Nanti kita bicarakan lagi saat bertemu. ]Rayden masih berada di dalam mobil. Setelah mendapat perintah dari Braden, dia memutar bola matanya, lalu berkata, “Aku ingin pergi ke toilet.”Saat Rayden pergi ke toilet, Naomi pun menuruni mobil untuk menghubungi Tiara.Namun, panggilan malah diangkat oleh Braden. “Mama.”Naomi merasa sangat syok. “Braden, kenapa kamu yang angkat telepon? Di mana Mama Tiara?”Braden membalas dengan santai, “Mama Tiara lagi tidur.”Naomi semakin syok lagi. “Bukannya Tiara antar kalian pulang? Kenapa malah tidur?”“Belakangan ini Mama Tiara lagi flu. Dia lagi minum obat flu. Mungkin dia ngantuk gara-gara makan obat.”Naomi mengetahui kabar sakitnya Tiara. Dia juga telah mengambil izin sakit hari ini. Hanya karena
Pada saat yang sama, akhirnya Rayden mengerti kenapa Braden bisa mengirim pesan untuk mengulur waktu. Ternyata demi memberi mereka waktu untuk menyamar!Rayden mengangguk, lalu berkata pada Caden, “Papa, kamu pulang dulu sana. Nanti aku akan pulang bareng Mama.”“Aku akan antar Rayden pulang dengan selamat. Kamu pulang saja.”Usai berbicara, Naomi membawa keempat anak-anak pulang ke rumah.Caden menatap bayangan punggung mereka. Keningnya spontan berkerut.Steven berbisik, “Bukannya ketiga anak Bu Naomi kelihatan normal? Kenapa Bu Jessica ingin kamu menemui anak-anaknya? Tapi, apa juga yang lagi ditakutkan Bu Naomi? Kenapa dia takut kamu ke atas?”Entah apa yang sedang dipikirkan Caden. Tiba-tiba keningnya semakin berkerut lagi ….Di lantai atas.Begitu Naomi tiba di rumah, dia langsung mengunci pintu rapat-rapat. Dia sungguh takut Caden akan menerobos ke dalam rumah dengan tiba-tiba.Braden menghiburnya. “Mama nggak usah khawatir. Kalau Mama nggak ingin dia melihat kami, kami pasti ng