Naomi berjalan kembali ke rumah dengan marah. Dia masih bisa terima dituduh menyukai Caden, tetapi Caden malah berani mencurigainya menyukai Leon?‘Dasar pria berengsek! Bajingan yang selalu berpikiran kotor!’ umpat Naomi dalam hati. Jika bukan demi Rayden, dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Caden lagi seumur hidupnya. Apa ada yang tahu seberapa benci dia pada Caden? Kebenciannya sudah mencapai tahap di mana begitu dirinya teringat wajah Caden, dia sangat ingin langsung menghabisinya!Setelah tiba di depan rumah, Naomi menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu rumah. Dia tidak ingin pulang dengan suasana hati yang buruk.Saat ini, Tiara dan ketiga bocah juga berada di rumah. Begitu melihat Naomi, ketiga bocah itu langsung menghampirinya dan berseru, “Mama!”Begitu melihat ketiga putranya, suasana hati Naomi langsung menjadi bagus. Dia memeluk dan mencium mereka satu per satu.Hayden bertanya, “Ma, gimana? Apa Putih bisa membantu Rayden?”“Emm, Rayden sangat menyukainya. W
Selama beberapa hari terakhir, Braden tidak berhenti mencari informasi mengenai orang bertopeng hantu, tetapi masih belum menemukan apa-apa. Setelah menyelidiki musuh yang mungkin muncul di sekitar ibunya, dia juga tidak menemukan tersangkanya. Di sisi lain, musuh Caden terlalu banyak sehingga tidak ada seorang pun yang bisa dicurigai.Intinya, orang bertopeng hantu itu masih sangat misterius sampai sekarang.“Berhubung ada psikopat, saat berjalan-jalan di bawah bersama Mama kelak, kalian harus lebih hati-hati dan waspada.”“Emm, jangan khawatir. Selama ada aku, nggak akan ada yang bisa melukai kita. Hmm? Kak, si cowok berengsek kirim pesan kepadamu?” tanya Hayden sambil melirik tablet Braden. Di layar tablet, ada banyak pesan masuk dari bawahan Caden. Braden menyimpan nomor itu dengan nama Caden.Braden menjawab, “Dia tahu aku sudah mendapatkan benda itu dari Tony dan menginginkannya.”“Untuk apa?”“Benda ini sangat berharga. Semua orang juga menginginkannya.”Hayden bertanya dengan
Tiara tahu mengenai perihal Rayden akan pergi menyembah leluhur. Melihat Naomi yang tidak berhenti khawatir, dia pun menghibur, “Meski masih kecil, Braden selalu melakukan segala sesuatu dengan baik. Kamu nggak usah khawatir, nggak akan ada yang terjadi.”Naomi tentu saja percaya pada Braden. Namun, begitu memikirkan risiko yang tersembunyi, dia tetap merasa khawatir.Tiara berkata lagi, “Lagian, kamu sendiri juga nggak yakin dia itu benar-benar ayahnya Braden dan Hayden atau bukan. Mungkin saja mereka memang hanya sekadar mirip. Coba pikirkan tentang Mario dan Hartono. Mario juga mirip banget sama Hartono. Siapa pun yang melihat Mario akan bilang dia itu putra kandung Hartono. Tapi, mereka sama sekali nggak punya hubungan darah.”“Emm ... benar juga.”“Makanya, kamu nggak perlu takut. Ayahnya Rayden belum tentu adalah pria berengsek malam itu. Kalaupun benar, Braden yang begitu pintar juga nggak mungkin ketahuan. Kamu tenang saja.”Naomi diam-diam menghela napas dan menjawab, “Demi ke
“Haih ....”Naomi menghela napas, lalu mencium kening Rayden. Setelah menyelimuti Rayden dengan baik, dia memadamkan lampu di samping tempat tidur dan berjalan keluar dari kamar secara diam-diam.Saat ini, lampu kamar mandi sedang menyala dan terdengar suara air mengalir dari dalam. Caden sedang mandi.Naomi menjulurkan lidahnya ke arah kamar mandi, lalu mendengus sebelum masuk ke ruang baca. Ada sebuah sofa panjang di dalam ruang baca. Selimut dan bantal juga sudah disiapkan dari pagi. Setelah menutup pintu, Naomi tidak lupa untuk menguncinya.Ini adalah kedua kalinya Naomi masuk ke ruang baca ini. Sebelumnya, dia masuk kemari untuk menyuruh Caden memberi tahu orang luar bahwa Rayden sudah sembuh. Namun, saat itu, dia masuk ke ruang baca ini dengan memikul banyak beban pikiran. Seluruh perhatiannya hanya tertuju pada diskusi mereka sehingga dia tidak mengamati ruangan ini dengan baik.Setelah mengamati ruangan ini hari ini, Naomi harus mengakui bahwa ruang baca Caden .... sepertinya k
Naomi membuka pintu ruang baca, lalu berjalan ke luar pintu kamar Caden. Dia pada dasarnya memang tidak begitu pintar dan pemikirannya juga sangat sederhana. Dia merasa ingin membuktikan apakah Caden adalah pria bajingan malam itu sangatlah mudah, yaitu dengan melihat pundak Caden.Saat Caden menindasnya malam itu, Naomi pernah menggigit pundaknya dengan kuat. Jika Caden memang adalah pria bajingan itu, di pundaknya pasti masih tertinggal bekas gigitannya.Untungnya, Caden tidak mengunci pintu. Naomi diam-diam masuk ke kamar, lalu berjalan berjinjit ke sisi tempat tidur.Caden tidur telentang dengan kedua tangan bersilangan di atas badannya. Kedua matanya terpejam dan napasnya juga teratur, seolah-olah sudah tertidur pulas.Melihat wajah itu, Naomi pun tertegun sejenak. Saat tidur, Caden benar-benar tampan! Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Caden adalah pria paling tampan yang pernah ditemuinya.Saat bangun, Caden terlihat dingin. Namun, saat tidur, dia terlihat sangat tampan. Ha
“Hmm? Ternyata kamu masih belum tidur dari tadi?”Caden berkata dengan tatapan tajam, “Jawab dengan jujur!”Hati Naomi berdebar tidak karuan. Saat melihat Caden yang memejamkan mata dan bernapas teratur tadi, dia mengira Caden sudah tertidur pulas. Tak disangka, Caden hanya berpura-pura tidur. Dia benar-benar licik!“Aku nggak berniat untuk merayumu atau membunuhmu! Aku .... Oh iya, aku lagi tidur berjalan! Benar! Aku lagi tidur berjalan!”Caden mencengkeram tangan Naomi dengan lebih kuat lagi. Dia jelas tidak percaya pada ucapan Naomi.“Hk!” Naomi merasa pergelangan tangannya seolah-olah sudah hampir putus akibat cengkeraman Caden. Dia merasa sakit, takut, tetapi juga tidak berdaya. Dalam sekejap, air matanya juga hampir mengalir.“Aku benar-benar nggak berniat untuk merayumu .... Longgarkan sedikit cengkeramanmu, sakit ....”Melihat mata Naomi yang berlinang air mata, Caden mengerutkan keningnya, lalu melonggarkan cengkeramannya sedikit, tetapi tidak langsung melepaskan Naomi. Dia me
Sebelum Naomi sempat berbicara, Caden berkata lagi, “Apa karena aku menciummu sebelumnya, kamu jadi salah paham? Malam ini, aku akan jelaskan semuanya dengan baik. Waktu itu, aku memang tiba-tiba menciummu. Tapi, kamu seharusnya tahu baik aku maupun kamu sudah dewasa dan pasti punya kebutuhan biologis.”“Kadang-kadang, aku memang bisa hilang kendali, tapi itu nggak berarti aku menyukaimu. Malam ini, aku akan tegaskan sekali lagi. Aku hanya mencintai ibunya Rayden. Nggak peduli dia masih hidup atau mati, aku hanya menginginkan dia seorang. Aku akan tetap menunggunya sampai Rayden dewasa, sampai aku tua dan mati.”“Selain dia, aku nggak akan menyukai orang lain, termasuk kamu! Nggak peduli apa pun yang kamu lakukan, aku nggak akan bersamamu. Jadi, aku harap kamu nggak mendekatiku dengan motif tersembunyi. Sebaiknya kamu urungkan semua niatmu malam ini juga. Aku ini bukan orang baik, juga nggak suka mengulangi kata-kataku. Lebih baik kamu nggak menyinggungku.”Setelah mendengar ucapan Cad
“Ceklek!” Terdengar suara pintu dikunci.Caden mengerutkan keningnya, tetapi tidak mengejar Naomi. Dia bertanya pada Steven, “Ada apa ini?”Steven menjawab dengan serius, “Masalah ini aneh banget! Tadi, orang-orang kita menemukan seorang pria aneh yang berdiri di bawah dan nggak berhenti melirik jendela kamar Rayden sambil tertawa. Dia juga ingin melempar seekor mayat kucing ke arah jendela kamar Rayden. Jadi, para pengawal pun buru-buru menghampirinya.”“Tak disangka, dia itu seorang ahli bela diri. Hanya dalam sekejap, dia sudah langsung menghilang dari hadapan semua orang bagaikan hantu. Sebelum menangkapnya, Rayden malah tiba-tiba muncul di lantai bawah. Aku mengkhawatirkannya dan buru-buru membawanya naik.”“Tadi, Rayden nggak ingin bicara denganmu mungkin karena masih ketakutan akibat melihat mayat kucing itu. Waktu melarikan diri, pria itu membuang mayat kucingnya di lantai. Waktu kami menyadari keberadaan Rayden, dia sedang menatap lekat-lekat mayat kucing itu.”Setelah mendeng