Saat ini, Braden sedang sekolah di taman kanak-kanak. Tiba-tiba jam tangan pintar di dalam saku celananya bergetar. Dia menurunkan kelopak matanya melirik sekilas, lalu permisi ke toilet.Berhubung Braden sangat mengikuti masalah Caden, otomatis dia juga mengikuti masalah Tony. Braden selalu tahu jika Tony mencari Caden.Braden menerima pesan masuk dari Evano.[ Tuan Peretas, majikanku ingin meminta bantuanmu. Ini sedikit bentuk ketulusan hatinya. Mohon diterima. ]Braden menyipitkan matanya melihat foto itu. Dia spontan merasa kaget!Tony malah ingin menggunakan barang itu untuk melakukan transaksi! Apa Tony tahu seberapa berharganya barang ini? Apa dia tidak tahu sulit untuk bisa mendapatkannya? Bahkan, Braden dan Caden saja tidak memilikinya!Dengar-dengar Caden sedang mencari-cari barang ini, tetapi dia masih belum mendapatkannya. Dengan adanya barang ini, apa yang perlu Braden khawatirkan lagi?Sebenarnya Tony juga bisa memanfaatkan barang ini, kenapa Tony mesti mencari Braden?B
Caden melihat tablet sekilas, lalu berkata dengan serius, “Hubungi dia!”Steven tahu Caden terus mencari barang ini. Dia juga tahu alasan Caden mencarinya. Namun ….“Dilihat dari postingan Tuan Peretas, sepertinya dia sangat menyukai barang itu. Dia pasti nggak rela untuk menyerahkan barang itu kepada kita.”“Terserah dia minta berapa pun!”“Emm, jadi apa yang harus aku lakukan terhadap Tony? Seharusnya dia akan meminta bantuan Tuan Peretas untuk mencari orang yang meretas sistem perusahaan kita. Orang itu kompeten dan kaya. Jika Tony benar-benar menemukannya, hal itu nggak menguntungkan buat kita.”Kening Caden berkerut.“Kamu jangan pikirkan masalah dia dulu. Yang paling penting sekarang, ambil kembali barang ini!”“Baik.” Steven mulai menghubungi “Sandaran Kesayanganku”. Setelah mengirim banyak pesan untuknya, Steven tetap tidak menerima satu pun balasan. Caden merasa sangat tidak senang!Hal yang tidak Caden ketahui adalah “Tuan Peretas” tak lain adalah putra sulungnya.Pada saat
Berita tersebar semakin luas lagi, bahkan ….“Bu Guru, cepat hubungi Kepala Sekolah. Suruh Kepala Sekolah lihat kondisi papanya Braden. Papanya Braden nggak sanggup lagi. Dia nggak bisa melahirkan anak lagi. Huhu ….”Guru baru saja menerima kabar itu. Dia pun merasa sangat syok, segera menyeka air mata anak perempuan itu sembari berkata, “Kamu jangan menangis, ya. Papanya Braden itu laki-laki. Laki-laki memang nggak bisa melahirkan.”“Jangan! Jangan! Papanya Braden mesti melahirkan anak!”“Dia mesti lahirin 9 anak laki-laki! Huhu ….”“Karena kami masih kekurangan 9 suami.”Anak-anak memang sangat lugu. Ketika masalah itu terdengar sampai ke telinga Tiara, Tiara yang sedang minum air itu langsung memuncratkan airnya! Dia memuncratkan airnya ke tubuh guru wanita yang sedang berbagi gosip dengannya.Tiara tidak meminta maaf, malah langsung bergosip dengan gurunya. “Anak-anak perempuan di sekolah malah ingin papanya Braden melahirkan anak?”“Iya! Gara-gara masalah ini, ada banyak anak pere
Aryan terdiam membisu. Dia menunduk untuk menyesap kopi berusaha menyingkirkan rasa canggung yang dirasakannya. Kemudian, dia bertanya pada Naomi, “Dengar-dengar kamu ada urusan ingin mencari Cayden? Kalau kamu percaya sama aku, kamu bisa beri tahu aku. Aku akan sampaikan kepadanya.”Naomi menggerakkan mulutnya. Pada akhirnya, dia pun menggeleng.Masalah pernikahan mereka bersifat sangat rahasia. Bahkan Naomi juga tidak memberi tahu masalah ini kepada Tiara, mana mungkin dia membocorkannya kepada orang lain?“Nanti aku akan cari kesempatan buat sampaikan langsung kepadanya.”“Kalau begitu, mungkin kamu akan kecewa. Untuk sementara ini, dia nggak bermaksud untuk menemuimu.”Kening Naomi berkerut. Dia spontan mengomel, “Aku benar-benar nggak mengerti alasannya. Meskipun dia sibuk, dia juga bisa meluangkan sedikit waktunya untuk menemuiku! Sekarang aku merasa dia lagi menghindariku! Aku juga bukan monster, nggak bakal ngapa-ngapain dia. Kenapa dia malah nggak bersedia untuk menemuiku?”Ar
Setelah berpisah dengan Aryan, Naomi berjalan di pinggir jalan dengan tidak fokus.Masalah Camila terus terlintas di benaknya. Camila tidak ke luar negeri, juga tidak meninggalkan Kota Jawhar. Sekarang, bahkan manajernya juga tidak bisa dihubungi.Semuanya terasa sangat tidak masuk akal. Sepertinya telah terjadi sesuatu dengan Camila!Terlintas gambaran-gambaran menakutkan di dalam pikiran Naomi ….Ruang bawah tanah yang gelap dan kotor itu. Lidah dan kaki orang-orang dipotong dalam pertunjukan sirkus ilegal.Kandang besi besar yang dingin dan tak berperasaan.Tulang di pegunungan yang terpencil.Kepala manusia yang dijadikan spesimen di balik jendela kaca.Bahkan, ada juga gadis-gadis yang diculik dan dibawa ke wilayah perbatasan ....Setiap gambaran itu membuat Naomi ketakutan. Nyali Naomi sangatlah kecil. Biasanya dia bahkan akan ketakutan selama beberapa bulan setelah menonton film horor. Sekarang tiba-tiba muncul banyak gambaran mengerikan di dalam benaknya. Naomi sungguh merasa
Masalah Camila sudah cukup mengejutkan Naomi. Ditambah lagi dengan masalah di depan mata, Naomi pun tidak bisa bersikap tegar lagi. Dia tidak sanggup menerima tekanan bertubi-tubi, spontan jatuh pingsan di tempat.Caden segera memapahnya! Naomi yang jatuh di dalam pelukannya bagai kapas yang tidak memiliki berat saja. Jika Caden melepaskannya, dia pun akan melayang terembus angin.Caden tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung menggendong Naomi, berlari ke rumah sakit!Saat ini, lalu lintas sedang macet total. Jangankan kendaraan roda empat, bahkan kendaraan roda dua juga tidak bisa melewati jalan.Jarak mereka ke rumah sakit juga tidak tergolong jauh. Mereka akan segera sampai dengan jalan kaki.Caden juga tidak berpikir panjang, langsung berlari. Lantaran berlari terlalu cepat, lengan Naomi yang jatuh itu terus bergoyang. Dia sungguh kelihatan bagai patung yang kehilangan semangat hidupnya saja.Urat hijau kelihatan menonjol di kening Caden. Dia sungguh takut Naomi akan kehilang
Steven dan Caden terbengong. Mereka serempak melihat ke sisi Naomi.Naomi baru saja siuman. Dia tidak mendengar nama Bastian, melainkan bertanya, “Apa wanita itu ingin membunuhku? Apa karena Rayden?”Kenyataannya memang seperti itu.Seandainya mereka mengakuinya, apa Naomi tidak berani mengobati Rayden lagi?Steven juga tidak berani berbicara kebanyakan. Dia hanya bisa melihat ke sisi Caden saja.Raut Caden berubah muram. “Emm … benar! Tapi, hanya kali ini saja. Kelak dia nggak akan berani lagi!”Naomi menatapnya dengan raut takut.Berhubung Rayden telah membunuh putranya Sonia, sekarang wanita itu hendak membalas dendamnya terhadap Caden. Hanya saja, Sonia takut dengan Caden, tidak berani turun tangan terhadapnya. Jadi, dia pun melampiaskannya ke diri Naomi?Setelah dipikir-pikir, Naomi hampir saja ditabrak gara-gara Caden!Tadinya Naomi sudah merasa takut terhadap Caden lantaran dia adalah pelaku pembunuhan. Sekarang, rasa takutnya malah semakin memuncak!Naomi melihat ke sisi Caden.
Steven terdiam membisu. Sepertinya Caden sungguh marah kali ini.“Aku tahu kamu juga lagi marah. Kamu dan Bu Naomi nggak bersalah atas masalah kali ini. Semua ini salah keluarganya Sonia! Nyali mereka terlalu besar!”Ketika mengungkit masalah Sonia, Caden mengisap rokoknya dengan kuat. Raut wajahnya kelihatan sangat sinis. “Tangkap Girman ke sirkuit balap!”Girman adalah suaminya Sonia Pangestu sekaligus ayahnya Bastian Pangestu.Tak lama kemudian, terdengar suara tangis histeris di sirkuit balap milik Caden. Girman bagai orang gila saja berlari di dalam sirkuit sembari menoleh. “Tolong! Tolong! Tolong!”Di belakangnya ada sebuah mobil balap yang sedang melaju ke sisinya dengan kecepatan kilat. Girman merasa terkejut hingga jatuh ke lantai. Dia pun menjerit, “Ah, ah ….”Saat ini, Sonia sedang menyaksikan dari area penonton. “Caden! Kamu memang binatang! Dia itu pamanmu! Aku bunuh kamu sekarang!” Sonia langsung menyerbu ke sisi Caden. Hanya saja, pundaknya ditahan oleh 2 orang pengawal
Caden membalas dengan rendah hati, "Pak Joseph nggak usah sungkan. Kami langsung bertemu Keluarga Howie begitu sampai di Kota Haidi. Kelihatannya, kami dan Keluarga Howie memang berjodoh."Joseph mengangguk dan menanggapi, "Benar, kita memang berjodoh. Nanti kamu pasti tahu setelah lihat istriku. Bagian mata Naomi dan anak-anak sangat mirip dengannya."Ketiga kakak Maria juga mengangguk. Ravindra menimpali, "Memang sangat mirip. Paras Naomi berbeda dengan adik kami. Tapi, begitu bertemu Naomi, kami merasa seperti melihat adik kami waktu dia berusia 20-an tahun."Caden membatin, 'Tentu saja mirip. Naomi memang putri kandung Maria.'Caden melirik istrinya lagi. Melihat Naomi tidak berbicara, Caden juga terdiam.Joseph mendesah dan mengeluh, "Hanya saja, sekarang kondisi keluargaku agak kacau. Banyak yang cari masalah. Aku membuat Naomi terlibat."Joseph tahu Keluarga Khoman mencari masalah dengan Naomi dan anaknya bukan hanya karena masalah Lisa makan kotoran kucing. Alasan utamanya adal
Keluarga Khoman tidak bisa berkata-kata saat melihat sikap Caden yang sopan pada Joseph. Apa Joseph pantas diperlakukan seperti ini?Naomi sangat puas melihat sikap Caden. Katanya, sikap menantu pada ayah mertua bisa menunjukkan sikap suami pada istrinya. Caden sangat mencintai istrinya, jadi dia pasti mencintai orang tua istrinya.Naomi bertanya, "Kenapa kamu nggak kabari aku dulu sebelum datang? Tadi pagi kamu bilang hari ini belum tentu bisa datang.""Urusanku sudah selesai. Jadi, aku langsung cari kalian," sahut Caden. Awalnya, dia memang tidak berencana datang hari ini.Namun, sekarang orang misterius sudah tahu Caden berada di Kota Haidi. Jadi, dia tidak perlu bersembunyi lagi.Caden melihat Joseph dan berkata, "Tadi pagi Hayden hilang. Untung saja Pak Joseph bantu aku jaga dia. Terima kasih, Pak Joseph."Steven segera maju dengan membawa hadiah. Dia menunjukkan ketulusan Caden kepada Joseph. Steven menjelaskan, "Pak Joseph, ini hadiah yang dipilih bos kami khusus untukmu. Semoga
Sewaktu melihat Braden dan Hayden, mereka hanya merasa bagian mata kedua anak ini mirip dengan Maria. Ravindra, Danendra, dan Joseph lupa bagian wajah mereka yang lain sangat mirip dengan Caden. Kedua anak ini adalah darah daging Caden.Selain itu, Naomi juga bukan wanita dari keluarga biasa. Dia adalah istri Caden yang berstatus tinggi.Caden sudah menggendong kedua anaknya dan mendekati Naomi. Sementara itu, Naomi tidak berbicara setelah melihat Caden. Matanya memerah.Caden mengernyit. Dia menurunkan Braden dan Hayden, lalu mengamati Naomi seraya berucap, "Sayang, kamu pasti sedih, ya?"Air mata Naomi langsung mengalir. Dia tidak memedulikan orang-orang di sekeliling dan menghambur ke pelukan Caden. Dia menangis tersedu-sedu. Hati Naomi sangat sakit.Namun, Naomi juga sangat antusias begitu melihat Caden. Mereka memang baru berpisah setengah hari, tetapi Naomi merasa seperti berpisah untuk waktu yang lama.Banyak hal yang terjadi selama setengah hari ini. Naomi ingin bercerita pada
Semua orang melihat ke arah suara. Tampak seorang pria yang memakai setelan jas. Dia sangat tampan dan karismatik. Sudah jelas dia bukan orang biasa.Pria itu memakai setelan jas berwarna gelap, dasi, bros, dan jam tangan. Rambutnya juga disisir dengan rapi. Penampilannya sangat formal.Di belakang pria itu, ada seorang pria ramah yang membawa banyak hadiah. Mereka terlihat seperti majikan dan bawahan yang datang bertamu.Ketiga kakak Maria mengenal pria itu. Ravindra berseru, "Ini ... orang terkaya di Kota Jawhar, Caden!"Joseph menceletuk, "Caden? Kenapa dia tiba-tiba datang?"Anggota Keluarga Khoman memelotot. Mereka terkejut dan juga bingung.Yugo berujar, "Ayah, ini ... Caden? Orang terkaya di negara ini? Kenapa dia datang ke kediaman Keluarga Howie? Apa hubungan dia dengan Keluarga Howie?"Abian membalas, "Nggak mungkin! Kalau Joseph punya hubungan dengan Caden, kabar ini pasti sudah tersebar!"Yugo menimpali, "Jadi, kenapa Caden datang? Dia datang pada saat-saat seperti ini, apa
Namun, Naomi juga takut. Dia tidak tahu profesi Ravindra dan kedua saudaranya. Dilihat dari situasinya, jika Keluarga Cempaka memaksa untuk mengurus masalah ini, mereka akan terlibat masalah.Jelas-jelas orang-orang yang bersalah adalah Lisa dan Keenan. Kenapa orang baik malah tersakiti saat membalas dendam? Ini tidak adil! Kalau begitu, lebih baik Keluarga Cempaka tidak ikut campur."Kalian jaga Nenek. Aku turun dulu," ucap Naomi. Dia buru-buru turun ke lantai bawah.Hayden segera mengikuti Naomi seraya berujar, "Aku temani Mama."Braden berpesan pada Jayden, "Jayden, kita nggak boleh tinggalkan Nenek sendirian. Kamu temani Nenek. Aku juga ikut ke lantai bawah."Jayden menimpali, "Lindungi Kakek Joseph dan ketiga kakaknya Nenek Maria.""Oke," sahut Braden. Dia bergegas turun ke lantai bawah.Di lantai bawah, Keluarga Cempaka terkejut saat melihat Naomi dan kedua anaknya. Biarpun Naomi merias wajahnya, bagian matanya sangat mirip dengan Maria. Surendra mengamati Braden dan Hayden, seol
Joseph menyalahkan diri sendiri, begitu pula ketiga kakak Maria. Saat melihat Keluarga Khoman, hati mereka dipenuhi kebencian. Mereka ingin menghabisi Keluarga Khoman!Apabila Lisa tidak disokong Keluarga Khoman, dia tidak akan mampu menyogok bawahan di kediaman Keluarga Howie. Lisa adalah dalangnya, Keenan dan para bawahan adalah kaki tangan Lisa, dan Keluarga Khoman adalah penyokong Lisa.Ravindra berucap, "Keenan memang menyiksa adikku. Biarpun leluhur Keluarga Khoman datang, jangan harap kalian bisa selamatkan Keenan!"Yugo sangat ketakutan begitu melihat ketiga kakak Maria. Setelah dihajar mereka dulu, Yugo menjadi trauma. Dia tidak berani bicara lagi dan bersembunyi di belakang Abian.Abian mengernyit. Dia tahu ketiga kakak Maria sangat membenci Keluarga Khoman. Abian mengancam, "Aku memang nggak tahu profesi kalian, tapi aku tahu kalian bertiga itu pakar siber. Pasti ada hubungannya dengan keamanan siber."Abian melanjutkan, "Kalau kalian berani mencari masalah dengan Keluarga K
Keluarga Cempaka menyerahkan Maria pada Joseph. Namun, Joseph malah tidak menjaga Maria dengan baik. Joseph memang bersalah.Joseph menyahut, "Maria ada di lantai atas. Sekarang dia lagi tidur. Naomi dan anak-anaknya bantu aku jaga dia. Aku ... bersalah pada Maria dan Keluarga Cempaka ...."Ravindra menyela, "Nanti kita baru bicarakan masalah keluarga kita."Kemudian, ketiga kakak Maria melihat anggota Keluarga Khoman. Tatapan mereka sangat dingin.Naomi dan ketiga anaknya sangat antusias. Hayden berseru sambil mengepalkan tangannya, "Mereka memang kakaknya Nenek Maria!"Jayden melompat dan menimpali, "Mereka hebat sekali! Mereka mau membantu Nenek Maria balas dendam!"Mata Braden berbinar-binar. Akhirnya, anggota Keluarga Cempaka datang. Mata Naomi memerah. Ketiga pria ini adalah pamannya!Sementara itu, ekspresi anggota Keluarga Khoman menjadi muram begitu melihat Keluarga Cempaka. Ketiga pria ini adalah saudara kembar. Nama mereka Ravindra, Danendra, dan Surendra.Kemudian, ibu mere
Yugo yang teringat sesuatu terbelalak dan berujar, "Aduh! Joseph, kamu bahkan melindungi Naomi dan anak-anaknya. Apa kamu menganggap Naomi putrimu karena dia mirip dengan Celine?"Yugo tertawa, lalu melanjutkan, "Kamu nggak usah berharap lagi. Kalau Naomi itu putrimu, aku akan jadi pembantumu dan ikut margamu!"Joseph membalas dengan geram, "Keluarga Howie nggak terima orang sepertimu!"Yugo menimpali, "Putrimu sudah mati. Dia nggak akan kembali lagi. Kamu nggak usah berkhayal!""Kamu nggak berhak mengomentari putriku!" tegur Joseph. Dia tidak ingin membicarakan masalah putrinya lagi. Joseph menyindir, "Pria seperti Keenan memang susah dicari. Jadi, sebaiknya kamu segera umumkan Keenan itu menantumu supaya nggak direbut orang lain."Yugo menegaskan, "Aku akan umumkan hari ini agar semua orang tahu anak yang kamu besarkan panggil aku 'ayah'."Abian mengetuk tongkatnya dan membentak, "Diam kamu!"Selama ini, Abian tidak menyukai Keenan. Dia memang tampan, berpendidikan tinggi, dan cukup
Jangankan orang lain, bahkan Abian juga memandang rendah putranya! Yugo tidak pernah serius bekerja dan hanya tahu bersenang-senang setiap hari.Yugo seumuran dengan Joseph, tetapi dia sama sekali tidak bisa menandingi Joseph. Yugo benar-benar anak yang tidak berguna! Bahkan Lisa lebih pintar dari Yugo. Jika Yugo bukan anak sulung, Abian pasti langsung mendepaknya!Saat Abian hendak bicara, Yugo tiba-tiba berlutut di depan Joseph. Abian dan Joseph terkejut. Abian yang merasa malu memukul Yugo dengan tongkat dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"Yugo yang bingung segera berdiri. Alhasil, dia malah berlutut lagi. Bahkan, kali ini dia bersujud kepada Joseph.Ekspresi Joseph sangat muram. Dia mengamati Yugo dengan ekspresi curiga. Joseph tidak tahu apa yang dilakukan Yugo.Abian yang marah langsung memukul Yugo dengan tongkat seraya menegur, "Seharusnya kamu berlutut kepada orang tuamu, kenapa kamu berlutut pada Joseph? Memalukan sekali! Cepat berdiri!"Yugo menanggapi, "Bukan, Ayah. Aku