Apabila Leon berani main tangan, master akan mematahkan tangannya. Jika Leon berani main kaki, master akan mematahkan kakinya.Braden juga menghibur, “Leon itu orang yang pintar. Sekarang, Mama Camila sudah kembali. Dia pasti akan berlagak jadi suami yang baik. Dia nggak mungkin melukai Mama Camila.Caden juga menimpali dengan lembut, “Tenang saja. Ada aku di sisimu. Selama kamu mau lindungi Camila, nggak akan ada seorang pun yang bisa melukai Camila.”Setelah mendengar ucapan Caden dan anak-anak, Naomi akhirnya merasa jauh lebih tenang. Dia mengelus kepala Braden dan Hayden, lalu menggenggam tangan Caden. Dia merasa sangat berterima kasih pada mereka.Setelah meninggalkan kamar pasien, Naomi pergi menemui dokter untuk memeriksa hasil pemeriksaan Camila. Ada beberapa hasil yang baru akan keluar besok. Namun, dinilai dari hasil yang sudah keluar saat ini, keadaan tubuh Camila termasuk bagus. Meskipun ada bekas luka di tubuhnya, dia tidak memiliki luka internal.Satu-satunya hasil yang k
Naomi berseru marah, “Mereka sama-sama berengsek! Di mana dia sekarang?”“Sudah ditangkap polisi.”Naomi bertanya lagi sambil menggertakkan gigi, “Kenapa dia cuma kurung Camila, tapi nggak mengirimnya ke Kota Mindi?”“Camila punya status yang istimewa, juga merupakan artis terkenal. Mau mengirimnya ke luar perbatasan jauh lebih sulit dari mengirim gadis biasa. Lagian, Camila termasuk beruntung. Ada seorang tokoh terkemuka di Kota Mindi yang tertarik padanya dan membelinya dengan harga selangit. Makanya, Camila baru nggak dinodai preman-preman lain.”Setelah mengetahui hal ini, Naomi merasa marah dan juga takut. Untung saja Camila tidak dinodai pria-pria bajingan. Jika tidak, berdasarkan sifat Camila, dia pasti tidak akan bisa melanjutkan hidup setelah membalaskan dendamnya.“Leon juga terlibat dengan perusahaan penipuan itu?”“Dia lebih parah lagi. Sherly termasuk bekerja untuknya.”Naomi merasa sangat terkejut.Caden menjelaskan, “Leon itu penanggung jawab perusahaan penipuan ini. Dia
Namun ....Baru saja Leon masuk ke kamar pasien, kepalanya tiba-tiba dihantam oleh sesuatu dengan kuat. Dia pun meringis kesakitan dan buru-buru menoleh. Saat ini, Camila sedang memeluk sebuah pajangan yang terbuat dari porselen dan bersembunyi di belakang pintu. Dia menatap Leon dengan penuh waspada.Leon menutupi bagian belakang kepalanya dan bertanya dengan kening berkerut, “Ada apa, Camila? Buat apa kamu pukul aku?”Camila menjawab dengan linglung, “Kok jadi kamu? Tadi, aku dengar suara di luar dan kira orang jahat yang datang. Sayang, kamu baik-baik saja?”Camila berbicara sambil melangkah maju dan membuang hiasan yang dipegangnya. Hiasan itu pun menimpa kaki Leon yang terluka. Leon merasa kakinya bagaikan dipukul dengan palu. Ekspresinya langsung berubah drastis saking sakitnya.Camila berseru dengan terkejut, “Sayang, kamu kenapa? Kamu baik-baik saja? Dokter! Dokter ....”“Aku nggak apa-apa. Jangan teriak!”Camila berkata sambil berlinang air mata, “Maaf, Sayang. Aku nggak senga
Leon mengambil napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan diri. Kemudian, dia menghibur Camila sambil menahan rasa sakitnya, “Jangan takut. Ada aku di sini. Nggak akan ada yang bisa melukaimu.”Camila masih bersandar dalam pelukan Leon dan bersikap sangat patuh. Dia terlihat sepenuhnya berbeda dengan wanita barbar sebelumnya.Leon menyuruh dokter dan perawat untuk keluar, lalu menemani Camila sesaat. Setelah keadaan Camila stabil, dia baru berjalan ke pintu sambil menyeret kakinya yang berdarah dan berkata, “Lukaku terbuka dan perlu diperban ulang secepatnya.”Dokter ingin membawanya ke klinik, tetapi Leon menolak. “Di sini saja. Istriku nggak bisa ditinggal sendiri. Kalau nggak melihatku, dia akan kehilangan kendali.”Dokter mengingatkannya, “Keadaannya sekarang sangat nggak stabil. Aku sarankan sebaiknya kamu jangan tinggal sekamar dengannya.”Leon menjawab sambil mengernyit, “Nggak masalah.”“Kalau begitu, tunggu sebentar ya. Kami akan segera tangani luka kakimu.”“Oke.”Cami
Awalnya, suasana hati Naomi sangat bagus. Begitu tiba di rumah sakit, dia pun kembali menjadi tegang.Leon berkata padanya, “Naomi, aku mau bawa Camila pulang hari ini.”Naomi bertanya dengan terkejut, “Pulang? Sudah mau keluar dari rumah sakit?”“Emm. Camila baik-baik saja, cuma mentalnya yang terganggu. Dokter juga bilang di rumah sakit ada banyak orang asing. Hal ini nggak akan berdampak baik baginya. Lebih baik dia pulihkan diri di rumah.”Setelah dikerjai semalaman, Leon sudah takut. Biar bagaimanapun, dia tidak ingin tinggal di rumah sakit lagi. Jika tidak pulang hari ini juga, dia akan terlebih dahulu gila sebelum Camila sepenuhnya gila.Naomi pun mengernyit. Meskipun ada CCTV di rumah sakit dan para pengawal Caden juga mengawasi Camila di sekitar, dia tetap merasa kurang tenang, apalagi harus membiarkan Camila pulang. Bagaimanapun juga, itu adalah daerah kekuasaan Leon. Bagaimana jika Camila terluka lagi karena tidak terlindungi dengan baik? Pada saat itu, menyesal juga tidak
Satu jam kemudian, Anika, ibunya Leon pun tiba di rumah sakit.Leon diam-diam mengirim pesan pada Anika untuk datang membantunya mengawasi Camila. Dia harus keluar karena urusan penting, tetapi juga tidak tenang membiarkan Camila menghabiskan waktu berdua dengan Naomi. Jadi, dia sengaja menyuruh Anika untuk datang.Begitu melihat Anika, Naomi langsung mengernyit secara refleks. Di sisi lain, Camila hanya menatapnya dengan ekspresi datar.Leon memperkenalkan mereka. “Camila, ini ibuku, juga ibu mertuamu.”“Ibu mertuaku?” tanya Camila sambil berlagak tidak kenal.Leon menjawab dengan lembut, “Emm. Hubungan kalian selama ini sangat bagus, seperti ibu dan anak kandung.”Anika buru-buru melangkah maju dan menggenggam tangan Camila. Dia berlagak sedih, tetapi tidak bisa meneteskan air mata. “Camila! Kamu benar-benar buat Ibu khawatir. Sejak tahu kamu ketimpa masalah, Ibu nggak bisa makan dan tidur. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu pasti nggak bisa lanjut hidup! Huhuhu ....”Setelah melihat
Naomi menyimpan ponselnya dalam saku, lalu berujar dengan dingin, “Jangan ngomong sama aku! Aku malas bicara sama kamu!”Ketika Naomi hendak berjalan masuk ke kamar pasien, Anika tiba-tiba menariknya sambil berseru, “Naomi! Apa-apaan kamu! INi sikapmu waktu bicara sama seorang senior!”Berhubung Anika bertindak semena-mena, Naomi pun berseru marah, “Senior? Kamu itu senior siapa? Di mataku, kamu itu nggak ada bedanya sama nenek sihir!”“Kamu .... Beraninya kamu bicara begitu padaku! Aku ini ibu kandung Leon!”Anika mengira Naomi memiliki hubungan tidak senonoh dengan putranya dan merupakan salah satu selingkuhan putranya. Sekarang, Naomi malah tidak berniat untuk menyanjungnya. Apa wanita jalang ini sudah tidak berniat untuk menikahi putranya?Naomi langsung menjulingkan matanya dan mengempaskan tangan Anika. “Kuperingati kamu, aku lagi berusaha bersabar. Aku bukan cuma bisa tampar putramu, juga bisa tampar kamu! Jangan paksa aku bertindak!”“Kamu ....” Anika merasa sangat murka. Keka
Keadaan di kamar pasien sangat kacau.Naomi tahu Camila hanya sedang bersandiwara. Dia pun tidak merasa panik. Namun, para dokter dan suster sangat panil. Mereka buru-buru menghubungi Leon.“Pak Leon, cepat kembali ke rumah sakit! Camila dan ibumu berkelahi. Keadaannya saat ini sangat buruk.”Sebelum dokter selesai berbicara, Camila sudah merebut ponselnya dan berseru, “Sayang, cepat kembali! Ada nenek sihir yang mau celakai aku. Dia juga bilang mau suruh kamu ceraikan aku. Huhuhu .... Sayang, cepat kembali! Aku takut .... Huhuhu ....”Begitu mendengar Camila mengadukannya setelah memukulnya, Anika segera berteriak, “Leon, cepat kembali! Ibu sudah hampir mati dipukuli wanita jalang itu! Dia mau habisi Ibu! Putraku ....”Leon sedang menyetir dan merasa kewalahan. Dia pun memutuskan sambungan telepon itu dan menelepon Naomi. “Naomi, ada apa? Kenapa Camila bisa berkelahi dengan ibuku? Waktu aku pergi, bukannya mereka masih baik-baik saja?”Naomi menjawab dengan kesal, “Habis kamu pergi, e
Naomi menatap Caden dengan ragu, lalu berkata lagi, “Kalau kamu senggang, ikutlah bersama kami. Kalau sibuk, kamu selesaikan saja pekerjaanmu. Lagian, kami juga nggak akan pergi lama. Begitu liburan berakhir, kami akan kembali.”Caden mengangguk. “Aku coba periksa kerjaanku lagi nanti. Kapan Ayah mau berangkat?”“Besok.”“Aku akan siapkan pesawat pribadinya.”“Oke.”Sambil mengobrol, sepasang suami istri ini pun tiba di Happy Bar. Begitu masuk, mereka bagaikan sudah datang di dunia yang baru. Keadaan di luar dan dalam bar terasa bagaikan 2 dunia yang berbeda. Di luar, suasananya sangat tenang. Tempatnya juga terkesan sederhana dan misterius. Di dalam, para pria tampan serta wanita cantik sedang menari dan bersenang-senang. Hari ini, Happy Bar tidak dibuka untuk umum. Jadi, semua orang yang sedang bersenang-senang di dalam adalah teman-teman Caden dan Dylan atau teman dari teman mereka.Demi merayakan ulang tahun Caden, Dylan sangat royal dan menanggung semua pengeluaran hari ini. Dia
Caden bertanya dengan penasaran, “Kok kamu bisa bilang begitu?”Naomi menjelaskan, “Waktu di Lokin, Bibi Intan pernah bilang, Shane ambil jurusan arkeologi untuk menyenangkan mereka. Paman dan Bibi selalu berharap Tiara bisa ambil jurusan arkeologi. Tapi, nilai Tiara terlalu parah dan dia juga nggak tertarik dalam bidang arkeologi. Shane yang ambil jurusan arkeologi untuk menghibur mereka pasti melakukannya demi Tiara.”Caden memicingkan matanya. “Dia mau duluan ambil hati calon mertuanya?”Naomi menjawab, “Seharusnya begitu. Dalam beberapa tahun terakhir, dia selalu ikuti Paman dan Bibi ke mana saja seperti putra kandung mereka. Dengar-dengar, Paman dan Bibi pernah masuk ke sebuah makam yang berbahaya, lalu hampir meninggal di dalam.”“Waktu itu, Shane nggak peduli sama larangan semua orang dan bersikeras menerjang masuk untuk selamatkan mereka yang sudah pingsan. Dia sendiri hampir berkorban waktu melakukannya.”Caden pun terdiam. Jika hubungan Shane dengan orang tua Tiara begitu era
Dalam perjalanan ke Happy Bar, Naomi tiba-tiba menerima telepon dari Shane.“Halo, Naomi. Ini aku, Shane, teman masa kecil Tiara.”Naomi merasa sangat terkejut. Dia tahu mengenai Shane, tetapi tidak menyangka Shane akan meneleponnya. Mereka tidak pernah berinteraksi dan bahkan tidak memiliki kontak satu sama lain. Terakhir kali mereka bertemu juga ketika mereka berada di Kota Lokin.Pada saat itu, Tiara diculik. Demi menolong Tiara, Shane juga dibawa pergi oleh penculik dan dihajar habis-habisan. Ketika Naomi sekeluarga meninggalkan Kota Lokin, Shane bahkan masih tidak sadarkan diri.Naomi pun menjawab, “Halo, apa kamu mau cari Tiara?”Shane menjawab dengan nada bersahabat, “Bukan, kami baru berpisah. Aku lagi di depan Happy Bar. Aku yang mengantarnya kemari. Dengar-dengar, ini hari ulang tahun suamimu. Tolong sampaikan salamku kepadanya.”Naomi menjawab dengan bingung, “Emm, oke. Terima kasih. Kapan kamu datang ke Jawhar?”Shane menjawab, “Aku baru kembali awal bulan ini. Habis pulang
“Makasih, Ayah.”Joseph menjawab sambil tersenyum hangat, “Ya sudah, makanannya sudah mau dingin. Kita biarkan Caden buat permohonan dan tiup lilin dulu baru makan, ya?”Semua orang segera menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Caden. Setelah Caden membuat permohonan dan meniup lilin, mereka baru memakan kuenya.Semua orang langsung memuji, “Kue ini enak banget! Jayden benar-benar hebat!!”Jayden sangat gembira hingga wajahnya memerah dan matanya berbinar. “Kalau begitu, mulai sekarang, serahkan kue ulang tahun kalian semua padaku!”“Emm! Waktu aku ulang tahun nanti, aku mau kue bentuk kelinci!”“Waktu aku ulang tahun, aku mau yang modelnya pesawat tempur!”Kemudian, Hayden tiba-tiba menoleh ke arah Naomi dan bertanya, “Mama, kado apa yang kamu kasih ke Papa?”Naomi pun tertegun, lalu teringat hal memalukan yang dilakukannya semalam. Wajahnya sontak memerah. Setelah menggigit bibir untuk sesaat, dia baru menjawab, “Rahasia. Hadiahku rahasia.”Berhubung khawatir putranya lanjut memp
Hayden memberi Caden sebuah model pesawat tempur.“Ini pesawat tempur pertama yang kukembangkan. Pesawat tempur ini bisa melaju di darat, terbang di langit, dan menyelam! Ini juga model yang paling kusuka. Kata Kakek Buyut Kelima, pesawat ini pasti bisa jadi dewa tempur di masa depan. Aku kasih ke Papa karena berharap Papa bisa hadapi apa saja dan meraih kemenangan.”Ketika berbicara, Hayden melontarkan kata-kata penuh semangat dan ambisi. Sementara itu, Rayden mengucapkan kata-kata yang penuh kasih sayang.“Papa, ini hadiah dariku. Kelak, kamu harus sama kayak Kakek Darman dan temani kami main puzzle.”Puzzle yang gambarnya adalah peta dunia itu adalah buatan Rayden sendiri. Warna dan bahan yang digunakan sama persis dengan puzzle yang dikeluarkan Caden dari peti mati Darman. Hadiah ini dipenuhi dengan memori dan kasih sayang.Caden melihat model pesawat tempur dan puzzle itu, lalu memeluk Hayden dan Rayden.“Makasih, Hayden, Rayden. Papa suka banget sama hadiah-hadiah ini! Benar-bena
Caden mengecup dahi putrinya dan berkata, “Makasih, Baby.”Hayden menyela, “Kami juga mau ucapkan selamat ulang tahun buat Papa!”Caden mengelus kepala Hayden sambil tersenyum. “Makasih, Braden, Hayden, Jayden, Rayden. Ayah, Ibu, makasih.”Joseph menjawab dengan gembira, “Jangan berdiri di depan pintu lagi. Ayo masuk! Cucilah tangan kalian. Habis itu, kita makan.”Caden sekeluarga berjalan masuk ke rumah, lalu pergi ke ruang makan. Di atas meja, sudah terletak berbagai makanan lezat yang dimasak oleh Joseph secara pribadi. Demi merayakan ulang tahun Caden, Joseph sudah membuat daftar makanan yang akan dimasaknya dari beberapa hari lalu. Dia juga mempertimbangkan keseimbangan daging dan sayur. Setiap jenis makanan yang disiapkannya menunjukkan perhatian dan usaha yang dicurahkannya.Joseph menyayangi putrinya, sedangkan Caden juga sangat baik terhadap putrinya. Jadi, dia juga bersedia bersikap baik terhadap Caden. Seorang ayah yang menyayangi menantu laki-lakinya biasanya karena demi
Setelah mendengar ucapan Caden, Naomi baru merasa lega. Dia membenamkan kepala ke pelukan Caden dan bertanya, “Kalau makan malamnya bareng Ayah, Ibu, dan anak-anak, kamu mana bisa temani teman-temanmu?”Caden menjawab, “Mereka nggak perlu ditemani. Habis makan malam, aku akan mampir ke tempat Dylan. Kalau nggak pengen pergi, aku tinggal video call sama mereka.”Naomi segera membantah, “Mana boleh begitu! Kamu itu tokoh utama hari ini. Mana bisa kamu nggak hadir ke pesta ulang tahunmu sendiri!”Caden pun tertawa. “Nggak apa-apa. Aku juga nggak pernah rayakan ulang tahunku selama ini. Mereka sudah terbiasa.”“Tahun ini beda,” ujar Naomi sambil menyentuh wajah Caden. Kemudian, dia melanjutkan dengan tampang sedih, “Dulu, kamu nggak rayakan ulang tahunmu karena Rayden. Tahun ini, kita sudah bersatu lagi. Kelak, kamu harus rayakan ulang tahunmu.”Dulu, Rayden hanya merindukan ibunya dan tidak bersedia merayakan ulang tahun. Setiap berulang tahun, dia selalu merasa sangat sedih. Berhubung Ra
Begitu mendengar suara musik yang menggoda, ada keterkejutan yang melintasi mata Caden. Dia merasa sangat penasaran dan diam-diam membuka mata untuk mengintip melalui celah jarinya.Kamar yang remang ini dipenuhi dengan titik-titik cahaya yang warna-warni sehingga menciptakan suasana misterius. Naomi mengenakan gaun tidur berwarna merah yang terbuat dari sutra asli. Dia berdiri di depan tempat tidur dan sedang menyalakan aromaterapi. Wangi aromaterapi langsung menyerbak di seluruh kamar dan menambah sentuhan harum dalam suasana misterius ini.Kemudian, Naomi berbalik dan berjalan ke arah Caden dengan gugup. Setelah berjarak kira-kira 2 meter dari Caden, dia melambaikan tangannya ke arah Caden, seperti sedang menguji apakah Caden sedang mengintip atau tidak.Di kepala Naomi, terdapat bando berbentuk telinga kucing. Begitu memiringkan kepala, telinga kucing itu juga ikut bergerak. Dia terlihat teramat sangat imut!Naomi juga mengenakan topeng bergaya kucing yang hanya menutupi matanya. H
Musiknya berhenti dan Naomi berkata, “Aku mau gantikan Ayah dan Ibu untuk ucapkan selamat ulang tahun padamu dulu. Sekarang, kamu boleh buat permohonan dan tiup lilinnya.”Caden pun tercengang. Naomi memutar lagu kebangsaan ternyata karena orang tuanya .... Caden yang sangat terharu pun memejamkan, lalu membuat permohonan dan meniup lilin. Baru saja Caden meniup lilinnya, Naomi menyalakannya lagi.“Selanjutnya, aku, orang tuaku, dan anak-anak juga mau ucapkan selamat ulang tahun padamu.”Kemudian, terdengar lantunan musik lagi. Kali ini, itu adalah lagu ulang tahun yang sebenarnya. Selain itu, itu juga merupakan lagu ulang tahun yang dinyanyikan Naomi, Joseph, Maria, dan anak-anak bersama.“Selamat ulang tahun, kami ucapkan ....”Setelah mendengar lagu itu, Caden pun tidak dapat menahan tawanya. Suasana hatinya sangat berbeda dengan sebelumnya. Lagu kebangsaan terkesan sangat khidmat dan serius, sedangkan lagu ulang tahun yang dinyanyikan Naomi dan yang lain terkesan sangat riang, jug