Share

Bab 1139

Author: Erlina
Leon mengambil napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan diri. Kemudian, dia menghibur Camila sambil menahan rasa sakitnya, “Jangan takut. Ada aku di sini. Nggak akan ada yang bisa melukaimu.”

Camila masih bersandar dalam pelukan Leon dan bersikap sangat patuh. Dia terlihat sepenuhnya berbeda dengan wanita barbar sebelumnya.

Leon menyuruh dokter dan perawat untuk keluar, lalu menemani Camila sesaat. Setelah keadaan Camila stabil, dia baru berjalan ke pintu sambil menyeret kakinya yang berdarah dan berkata, “Lukaku terbuka dan perlu diperban ulang secepatnya.”

Dokter ingin membawanya ke klinik, tetapi Leon menolak. “Di sini saja. Istriku nggak bisa ditinggal sendiri. Kalau nggak melihatku, dia akan kehilangan kendali.”

Dokter mengingatkannya, “Keadaannya sekarang sangat nggak stabil. Aku sarankan sebaiknya kamu jangan tinggal sekamar dengannya.”

Leon menjawab sambil mengernyit, “Nggak masalah.”

“Kalau begitu, tunggu sebentar ya. Kami akan segera tangani luka kakimu.”

“Oke.”

Cami
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1140

    Awalnya, suasana hati Naomi sangat bagus. Begitu tiba di rumah sakit, dia pun kembali menjadi tegang.Leon berkata padanya, “Naomi, aku mau bawa Camila pulang hari ini.”Naomi bertanya dengan terkejut, “Pulang? Sudah mau keluar dari rumah sakit?”“Emm. Camila baik-baik saja, cuma mentalnya yang terganggu. Dokter juga bilang di rumah sakit ada banyak orang asing. Hal ini nggak akan berdampak baik baginya. Lebih baik dia pulihkan diri di rumah.”Setelah dikerjai semalaman, Leon sudah takut. Biar bagaimanapun, dia tidak ingin tinggal di rumah sakit lagi. Jika tidak pulang hari ini juga, dia akan terlebih dahulu gila sebelum Camila sepenuhnya gila.Naomi pun mengernyit. Meskipun ada CCTV di rumah sakit dan para pengawal Caden juga mengawasi Camila di sekitar, dia tetap merasa kurang tenang, apalagi harus membiarkan Camila pulang. Bagaimanapun juga, itu adalah daerah kekuasaan Leon. Bagaimana jika Camila terluka lagi karena tidak terlindungi dengan baik? Pada saat itu, menyesal juga tidak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1141

    Satu jam kemudian, Anika, ibunya Leon pun tiba di rumah sakit.Leon diam-diam mengirim pesan pada Anika untuk datang membantunya mengawasi Camila. Dia harus keluar karena urusan penting, tetapi juga tidak tenang membiarkan Camila menghabiskan waktu berdua dengan Naomi. Jadi, dia sengaja menyuruh Anika untuk datang.Begitu melihat Anika, Naomi langsung mengernyit secara refleks. Di sisi lain, Camila hanya menatapnya dengan ekspresi datar.Leon memperkenalkan mereka. “Camila, ini ibuku, juga ibu mertuamu.”“Ibu mertuaku?” tanya Camila sambil berlagak tidak kenal.Leon menjawab dengan lembut, “Emm. Hubungan kalian selama ini sangat bagus, seperti ibu dan anak kandung.”Anika buru-buru melangkah maju dan menggenggam tangan Camila. Dia berlagak sedih, tetapi tidak bisa meneteskan air mata. “Camila! Kamu benar-benar buat Ibu khawatir. Sejak tahu kamu ketimpa masalah, Ibu nggak bisa makan dan tidur. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu pasti nggak bisa lanjut hidup! Huhuhu ....”Setelah melihat

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1142

    Naomi menyimpan ponselnya dalam saku, lalu berujar dengan dingin, “Jangan ngomong sama aku! Aku malas bicara sama kamu!”Ketika Naomi hendak berjalan masuk ke kamar pasien, Anika tiba-tiba menariknya sambil berseru, “Naomi! Apa-apaan kamu! INi sikapmu waktu bicara sama seorang senior!”Berhubung Anika bertindak semena-mena, Naomi pun berseru marah, “Senior? Kamu itu senior siapa? Di mataku, kamu itu nggak ada bedanya sama nenek sihir!”“Kamu .... Beraninya kamu bicara begitu padaku! Aku ini ibu kandung Leon!”Anika mengira Naomi memiliki hubungan tidak senonoh dengan putranya dan merupakan salah satu selingkuhan putranya. Sekarang, Naomi malah tidak berniat untuk menyanjungnya. Apa wanita jalang ini sudah tidak berniat untuk menikahi putranya?Naomi langsung menjulingkan matanya dan mengempaskan tangan Anika. “Kuperingati kamu, aku lagi berusaha bersabar. Aku bukan cuma bisa tampar putramu, juga bisa tampar kamu! Jangan paksa aku bertindak!”“Kamu ....” Anika merasa sangat murka. Keka

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1143

    Keadaan di kamar pasien sangat kacau.Naomi tahu Camila hanya sedang bersandiwara. Dia pun tidak merasa panik. Namun, para dokter dan suster sangat panil. Mereka buru-buru menghubungi Leon.“Pak Leon, cepat kembali ke rumah sakit! Camila dan ibumu berkelahi. Keadaannya saat ini sangat buruk.”Sebelum dokter selesai berbicara, Camila sudah merebut ponselnya dan berseru, “Sayang, cepat kembali! Ada nenek sihir yang mau celakai aku. Dia juga bilang mau suruh kamu ceraikan aku. Huhuhu .... Sayang, cepat kembali! Aku takut .... Huhuhu ....”Begitu mendengar Camila mengadukannya setelah memukulnya, Anika segera berteriak, “Leon, cepat kembali! Ibu sudah hampir mati dipukuli wanita jalang itu! Dia mau habisi Ibu! Putraku ....”Leon sedang menyetir dan merasa kewalahan. Dia pun memutuskan sambungan telepon itu dan menelepon Naomi. “Naomi, ada apa? Kenapa Camila bisa berkelahi dengan ibuku? Waktu aku pergi, bukannya mereka masih baik-baik saja?”Naomi menjawab dengan kesal, “Habis kamu pergi, e

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1144

    Camila adalah orang yang cerdas. Sikap Leon terhadap Naomi tidaklah wajar. Dia sudah berkelahi dengan Anika, tetapi Leon hanya mengkhawatirkan perasaan Naomi.Naomi juga tidak berencana untuk menutupi hal ini dari Camila. Hanya saja, dia merasa agak kasihan pada Camila. Bagaimanapun juga, Camila pernah tulus menyukai Leon. Dia pun menggunakan tatapannya untuk memberi tahu Camila, ‘Aku akan kasih tahu kamu nanti.’...Di sisi lain, Leon memukul kemudinya beberapa kali dengan keras. Dia menyuruh Anika pergi ke rumah sakit untuk mengawasi Camila. Tak disangka, ibunya malah membuat keributan sebesar ini. Jika tahu ibunya begitu tidak bisa diandalkan, dia tidak mungkin menyuruhnya datang.Leon merasa sangat kesal dan ingin kembali ke rumah sakit untuk menghibur Naomi. Namun, ada urusan lebih mendesak yang harus ditanganinya. Perselingkuhannya sudah diketahui orang dan ada orang yang meneleponnya untuk mengancamnya. Dia harus menangani urusan ini sampai tuntas.Jika tidak, citra “pria baik”

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1145

    Setelah kembali ke rumah sakit dengan terburu-buru, Leon melihat Camila yang sedang berbaring di ranjang pasien sambil menangis. Naomi duduk di sisi tempat tidur untuk menghiburnya, sedangkan Anika yang wajahnya babak belur duduk di kursi sambil menatap mereka dengan tidak senang.Leon berjalan ke sisi tempat tidur sambil menyapa, “Naomi, Camila.”Naomi langsung memelototi Leon dan menamparnya tanpa mengatakan apa-apa.“Leon, kamu benar-benar nggak manusiawi!”Leon pun melongo. “A ... aku kenapa?”“Camila begitu baik terhadapmu, tapi kamu malah mengkhianatinya! Dasar pria berengsek! Pantas saja kamu nggak langsung kembali meski Camila berkelahi sama ibumu! Ternyata kamu lagi temani selingkuhanmu! Kalau sudah nggak cinta sama Camila, buat apa kamu berlagak peduli padanya? Aku kira kamu itu orang baik, ternyata kamu itu pria berengsek! Leon, aku benar-benar salah menilaimu!”Kalimat terakhir yang dilontarkan Naomi benar-benar mematikan. Leon menatap Naomi dengan terkejut dan merasa hatin

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1146

    Berhubung Leon tidak menjawab, Naomi sengaja memprovokasi, “Asal kamu tahu, kalau bukan karena ibumu, aku nggak akan tahu kamu ternyata sudah mengkhianati Camila dari dulu! Berkat dia, aku baru tahu sifat aslimu!”Anika pun melongo. Apa yang dikatakan wanita ini? Apa dia sengaja ingin menimbulkan pertikaian?“Nak, aku nggak bilang apa-apa. Aku ....” “Diam!” bentak Leon.Anika pun merasa sangat terpukul. Sementara itu, Camila menangis dengan makin sedih.Naomi buru-buru menghampiri Camila dan mulai menjalankan aksinya. Semua yang dilakukan Dylan hari ini adalah untuk memberikan Naomi alasan membawa Camila pulang. Dengan begitu, Camila juga tidak perlu mengekspos semua kejahatan Leon.Bagaimanapun juga, hanya dengan mengandalkan beberapa lembar foto itu, pihak Naomi masih tidak bisa sepenuhnya menuduh Leon atas perselingkuhan. Foto-foto itu tidak termasuk bukti kuat. Begitu diselidiki, orang-orang pasti bisa menemukan bahwa Leon tidak berselingkuh dengan wanita di foto.Dengan cara ini,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1147

    Camila akhirnya dibawa pergi oleh Naomi. Baru saja mereka pergi, Leon langsung membanting ponsel yang baru dibelinya itu hingga hancur. Apa dia peduli pada Camila? Bukan! Dia peduli pada Naomi.Leon merasa sangat terpukul saat mendengar Naomi mengatakan bahwa dirinya salah menilainya. Selain itu, dia juga harus menunduk di depan Caden. Dia yang tidak dapat menandingi suami Naomi saat ini benar-benar membuatnya merasa sangat sedih.Leon sudah menyukai Naomi selama 10 tahun penuh. Sejak pertama kali melihat Naomi, dia sudah sepenuhnya terjerumus. Baginya, Naomi memenuhi semua kriteria istri impiannya. Naomi sangat cantik, lembut, baik hati, bersahabat, mandiri, juga rajin dan termotivasi untuk maju. Tidak peduli seberapa sulit pun kehidupannya, dia tetap bisa melewatinya dengan tegar. Dia juga selalu memiliki pandangan yang optimis terhadap kehidupan.Jika bukan karena Leon dan Naomi sama-sama miskin pada saat itu, Leon tidak mungkin menyembunyikan perasaannya dan malah mengejar Camila.

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1564

    “Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1563

    “Apa uang bisa menyingkirkannya?” tanya Caden.Dylan menggeleng. “Dia cuma mau status sebagai istriku.”Caden mengernyit. “Aku dan dia nggak punya hubungan apa pun. Kalau kamu nggak bisa bertindak, apa perlu aku yang cari dia untuk membicarakannya?”Dylan mengerutkan keningnya dan menggeleng. “Aku nggak bisa melukainya.”Caden berujar, “Tapi, kamu mau punya persiapan mental. Kalau kamu nggak bisa tangani hal ini dengan baik, Bibi dan Paman mungkin akan tertimpa masalah besar.”Hanya setelah mengetahui faktanya saja, Lyana sudah langsung pingsan. Jika dia melihat jasad janin itu, mungkin saja dia akan langsung meninggal.Dylan menjentikkan abu rokok dengan kuat. “Haih ....”Kali ini, Dylan benar-benar bertemu kesulitan. Hal ini jauh lebih serius daripada isu kehamilan beberapa hari lalu. Dia benar-benar tidak menemukan cara penyelesaiannya.Entah karena terlalu cemas atau apa, sebelum menghabiskan sebatang rokok ini, Dylan mulai muntah-muntah lagi. Berhubung lambungnya kosong, dia hanya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1562

    “Dia nggak bersedia keluar. Dia cuma kasih waktu seminggu kepada kami untuk mempertimbangkannya. Seminggu lagi, kalau aku nggak bawa dia daftarkan pernikahan kami, dia akan kirim jasad janin itu ke rumah!”Caden juga merasa sangat kesal setelah mendengar ancaman itu. Dia bertanya dengan ekspresi muram, “Kalau dia merasa itu anakmu, kenapa dia nggak bersedia lakukan tes DNA?”Dylan menjawab dengan kesal, “Aku sudah tanya, tapi dia nggak mau kasih penjelasan. Dia cuma bilang, kami boleh nggak percaya dan langsung menolak, lalu tinggal tunggu terima jasad janin itu.”Catherine tahu jelas kelemahan Kevin dan Lyana. Berhubung mereka sangat menginginkan cucu, mereka pasti tidak berani mengambil risiko. Sementara itu, Dylan adalah anak yang berbakti dan juga tidak akan berani mengambil risiko. Bagaimanapun juga, apabila Kevin dan Lyana melihat jasad janin itu, mereka pasti tidak akan bisa menerimanya. Mungkin saja, hal ini juga akan menimbulkan korban jiwa.Caden bertanya dengan nada dingin,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1561

    Ketika Caden tiba di rumah sakit, Lyana baru keluar dari UGD. Dia berbaring di atas ranjang pasien dengan tenang dan masih belum sadarkan diri.Kevin duduk di samping ranjang pasien dengan ekspresi yang sangat suram, entah karena terlalu khawatir atau terlalu marah. Di sisi lain, Dylan menyeret tubuhnya yang masih lemah dan berlutut di samping dengan tampang bersalah.Melihat situasi ini, Caden sangat terkejut. Ketika di telepon tadi, Dylan hanya mengatakan sudah terjadi masalah, tetapi tidak mengatakan apa yang terjadi.Caden berjalan masuk ke kamar rawat dan bertanya dengan pelan, “Paman, gimana keadaan Bibi?”Kevin mendongak dan menjawab dengan sepasang mata yang merah, “Dia terlalu marah sampai terkena serangan jantung dan pingsan.”Caden pun terkejut. “Waktu aku pergi, dia masih baik-baik saja. Kenapa dia bisa tiba-tiba begitu marah?”Kevin memelototi Dylan dengan dingin, lalu berseru marah, “Tanyakan saja sama anak durhaka ini! Semua ini gara-gara dia! Perbuatannya benar-benar te

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1560

    Naomi tiba-tiba berlinang air mata. Sebenarnya, dia tahu apa alasan anak-anak memamerkan sertifikat penghargaan mereka, dan Rayden memberitahunya bahwa dia berinisiatif mencari teman baru. Itu karena mereka ingin menghiburnya. Sebagai seorang ibu, dia malah dihibur oleh anak-anaknya.Naomi merasa terharu, tetapi juga bersalah. “Senang. Mama senang banget. Malam ini, Mama akan masak sendiri dan buatkan makanan enak buat kalian. Akhir-akhir ini, keadaan Mama kurang baik karena khawatir sama Braden dan Hayden. Maaf sudah buat kalian khawatir.”Jayden bertanya, “Sekarang, Mama sudah baikan?”Naomi tersenyum. “Sudah.”Baby bertanya, “Mama, kapan Kak Braden dan Kak Hayden pulang? Aku sudah kangen sama mereka.”Naomi menjawab, “Mereka akan segera pulang. Mereka juga kangen banget sama Baby.”Naomi mengobrol sejenak dengan anak-anak, lalu berkata pada Steven, “Terima kasih kamu sudah pergi jemput anak-anak. Malam ini, kamu makan saja di sini. Aku akan masak lebih banyak.”Steven buru-buru menj

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1559

    Caden mengangkat bahunya dengan tidak berdaya. “Aku juga nggak tahu jelas. Dia bilang nggak. Oh iya, hari ini, Braden menelepon.”Naomi langsung bertanya dengan buru-buru, “Apa katanya? Semuanya baik-baik saja?”Caden tidak mengungkit masalah Kakek Kedua. Dia hanya menjawab, “Dua hari lalu, Hayden demam.”Ekspresi Naomi langsung berubah. “Demam?”“Emm. Tapi, Braden suruh kita nggak usah khawatir. Itu cuma demam biasa. Kalau sudah benar-benar sembuh, mereka akan pulang. Nanti, kamu minta izin beberapa hari lagi saja untuk mereka.”Naomi merasa cemas. “Kenapa bisa demam?”“Katanya, di sana hujan beberapa hari yang lalu. Hayden kehujanan.”“Demamnya tinggi?”“Nggak.”Naomi berkata dengan sedih, “Pantas saja aku nggak berhenti mimpi buruk akhir-akhir ini. Sudah kubilang, selain Camila, pasti masih ada hal buruk lain yang terjadi. Ternyata Hayden sakit! Jangan lihat Hayden biasanya nakal dan suka berkelahi. Dia sebenarnya paling takut disuntik sama minum obat. Dulu, setiap sakit, aku harus

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1558

    Naomi bertanya, “Setiap … kalinya kamu tambah makan sebanyak ini?”“Emm!”“Tapi, kulihat-lihat sepertinya kamu nggak gendutan?”Camila tersenyum bangga. “Ajaib, ‘kan? Tuhan sayang sama aku! Meski aku makan banyak, aku nggak gemuk-gemuk! Orang-orang di perusahaan kami juga iri banget sama aku!”Naomi bertanya, “Apa ada perubahan dalam tubuhmu? Kamu makan sebanyak ini, apa lambungmu sanggup?”Camila makan sembari menjawab, “Sanggup, kok. Aku nggak merasakan ada yang nggak nyaman. Lagi pula, aku merasa sekarang aku pasti lebih sehat daripada sebelumnya. Dulu hidupku nggak sehat banget, tidurku nggak nyenyak, selera makan biasa-biasa saja, juga banyak pikiran.”“Sekarang aku punya nafsu makan. Selain itu, aku bisa langsung tidur setelah berbaring setengah jam. Keesokan paginya aku juga sangat energik. Aku merasa aku sudah kembali ke umur 18 tahun saja!”Usai berbicara, Camila menyantap mienya. “Mie kuah pedas kedai ini enak sekali, apalagi mie mereka buatan tangan. Kalau kamu dan Tiara ber

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1557

    Gisela segera mengangguk dan melanjutkan, “Aku tahu masalah itu! Dengar-dengar gara-gara masalah ini, Bu Joana pernah beberapa kali coba untuk bunuh diri!”“Haih, pemikiran anak zaman sekarang sangat terbuka. Mereka semua nggak bersedia punya anak. Ada banyak yang keguguran tanpa sengaja atau dengan sengaja!”“Jadi, hamil itu nggak tergolong kabar bahagia. Bisa melahirkan baru dinamakan kabar gembira. Jangan gembira terlalu cepat!”Begitu Lyana mendengar, dia semakin kesal lagi. Bukannya mereka sedang mengutuk Keluarga Hermanto?Ekspresi Lyana langsung berubah. Dia langsung menyindir, “Kenapa mengandung bukan kabar gembira? Keluarga mana yang nggak senang kalau ada yang hamil? Nggak semua keluarga berkesempatan untuk menggendong cucu!”“Lebih baik kalian berdua gunakan waktu kalian menyindirku untuk berbincang dengan putra kalian. Suruh mereka cepat punya anak!”“Oh, ya, sebelum kalian ngobrol sama anak kalian, kalian mesti ngobrol sama suami kalian dulu. Jangan sampai duluan ada anak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1556

    Ketika melihat mereka berdua berbicara dengan semakin gembira, hati Dylan pun terasa penat. Dia memang tidak ingin melukai mereka, tetapi tidak mungkin masalah dibiarkan seperti ini!Konon katanya, semakin besar harapan, semakin besar rasa kecewanya!Kalau tidak kepikiran ide bagus, lebih baik beri tahu kenyataan kepada mereka.Dylan berpikir sejenak, lalu menyantap sesuap buah kiwi. Dia mengangkat kepalanya menatap Lyana dan Kevin, kemudian langsung berterus terang. “Papa, Mama, kalian berdua berhenti dulu. Dengar apa kataku ….”Belum selesai Dylan berbicara, tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu. Pintu kamar pun dibuka.Ada dua ibu-ibu kaya berdiri di depan pintu. Mereka sedang mengintip ke dalam kamar. Saat melihat mereka berdua, Lyana langsung merasa tidak gembira. Orang yang berdiri di depan pintu adalah Brenda dan Gisela. Mereka adalah teman satu lingkaran yang sering bertemu di acara kumpul bersama. Hanya saja, Lyana sangat tidak menyukai mereka!Sebab, mereka selalu suka bergo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status