Namun ....Baru saja Leon masuk ke kamar pasien, kepalanya tiba-tiba dihantam oleh sesuatu dengan kuat. Dia pun meringis kesakitan dan buru-buru menoleh. Saat ini, Camila sedang memeluk sebuah pajangan yang terbuat dari porselen dan bersembunyi di belakang pintu. Dia menatap Leon dengan penuh waspada.Leon menutupi bagian belakang kepalanya dan bertanya dengan kening berkerut, “Ada apa, Camila? Buat apa kamu pukul aku?”Camila menjawab dengan linglung, “Kok jadi kamu? Tadi, aku dengar suara di luar dan kira orang jahat yang datang. Sayang, kamu baik-baik saja?”Camila berbicara sambil melangkah maju dan membuang hiasan yang dipegangnya. Hiasan itu pun menimpa kaki Leon yang terluka. Leon merasa kakinya bagaikan dipukul dengan palu. Ekspresinya langsung berubah drastis saking sakitnya.Camila berseru dengan terkejut, “Sayang, kamu kenapa? Kamu baik-baik saja? Dokter! Dokter ....”“Aku nggak apa-apa. Jangan teriak!”Camila berkata sambil berlinang air mata, “Maaf, Sayang. Aku nggak senga
Leon mengambil napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan diri. Kemudian, dia menghibur Camila sambil menahan rasa sakitnya, “Jangan takut. Ada aku di sini. Nggak akan ada yang bisa melukaimu.”Camila masih bersandar dalam pelukan Leon dan bersikap sangat patuh. Dia terlihat sepenuhnya berbeda dengan wanita barbar sebelumnya.Leon menyuruh dokter dan perawat untuk keluar, lalu menemani Camila sesaat. Setelah keadaan Camila stabil, dia baru berjalan ke pintu sambil menyeret kakinya yang berdarah dan berkata, “Lukaku terbuka dan perlu diperban ulang secepatnya.”Dokter ingin membawanya ke klinik, tetapi Leon menolak. “Di sini saja. Istriku nggak bisa ditinggal sendiri. Kalau nggak melihatku, dia akan kehilangan kendali.”Dokter mengingatkannya, “Keadaannya sekarang sangat nggak stabil. Aku sarankan sebaiknya kamu jangan tinggal sekamar dengannya.”Leon menjawab sambil mengernyit, “Nggak masalah.”“Kalau begitu, tunggu sebentar ya. Kami akan segera tangani luka kakimu.”“Oke.”Cami
Awalnya, suasana hati Naomi sangat bagus. Begitu tiba di rumah sakit, dia pun kembali menjadi tegang.Leon berkata padanya, “Naomi, aku mau bawa Camila pulang hari ini.”Naomi bertanya dengan terkejut, “Pulang? Sudah mau keluar dari rumah sakit?”“Emm. Camila baik-baik saja, cuma mentalnya yang terganggu. Dokter juga bilang di rumah sakit ada banyak orang asing. Hal ini nggak akan berdampak baik baginya. Lebih baik dia pulihkan diri di rumah.”Setelah dikerjai semalaman, Leon sudah takut. Biar bagaimanapun, dia tidak ingin tinggal di rumah sakit lagi. Jika tidak pulang hari ini juga, dia akan terlebih dahulu gila sebelum Camila sepenuhnya gila.Naomi pun mengernyit. Meskipun ada CCTV di rumah sakit dan para pengawal Caden juga mengawasi Camila di sekitar, dia tetap merasa kurang tenang, apalagi harus membiarkan Camila pulang. Bagaimanapun juga, itu adalah daerah kekuasaan Leon. Bagaimana jika Camila terluka lagi karena tidak terlindungi dengan baik? Pada saat itu, menyesal juga tidak
Satu jam kemudian, Anika, ibunya Leon pun tiba di rumah sakit.Leon diam-diam mengirim pesan pada Anika untuk datang membantunya mengawasi Camila. Dia harus keluar karena urusan penting, tetapi juga tidak tenang membiarkan Camila menghabiskan waktu berdua dengan Naomi. Jadi, dia sengaja menyuruh Anika untuk datang.Begitu melihat Anika, Naomi langsung mengernyit secara refleks. Di sisi lain, Camila hanya menatapnya dengan ekspresi datar.Leon memperkenalkan mereka. “Camila, ini ibuku, juga ibu mertuamu.”“Ibu mertuaku?” tanya Camila sambil berlagak tidak kenal.Leon menjawab dengan lembut, “Emm. Hubungan kalian selama ini sangat bagus, seperti ibu dan anak kandung.”Anika buru-buru melangkah maju dan menggenggam tangan Camila. Dia berlagak sedih, tetapi tidak bisa meneteskan air mata. “Camila! Kamu benar-benar buat Ibu khawatir. Sejak tahu kamu ketimpa masalah, Ibu nggak bisa makan dan tidur. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu pasti nggak bisa lanjut hidup! Huhuhu ....”Setelah melihat
Naomi menyimpan ponselnya dalam saku, lalu berujar dengan dingin, “Jangan ngomong sama aku! Aku malas bicara sama kamu!”Ketika Naomi hendak berjalan masuk ke kamar pasien, Anika tiba-tiba menariknya sambil berseru, “Naomi! Apa-apaan kamu! INi sikapmu waktu bicara sama seorang senior!”Berhubung Anika bertindak semena-mena, Naomi pun berseru marah, “Senior? Kamu itu senior siapa? Di mataku, kamu itu nggak ada bedanya sama nenek sihir!”“Kamu .... Beraninya kamu bicara begitu padaku! Aku ini ibu kandung Leon!”Anika mengira Naomi memiliki hubungan tidak senonoh dengan putranya dan merupakan salah satu selingkuhan putranya. Sekarang, Naomi malah tidak berniat untuk menyanjungnya. Apa wanita jalang ini sudah tidak berniat untuk menikahi putranya?Naomi langsung menjulingkan matanya dan mengempaskan tangan Anika. “Kuperingati kamu, aku lagi berusaha bersabar. Aku bukan cuma bisa tampar putramu, juga bisa tampar kamu! Jangan paksa aku bertindak!”“Kamu ....” Anika merasa sangat murka. Keka
Keadaan di kamar pasien sangat kacau.Naomi tahu Camila hanya sedang bersandiwara. Dia pun tidak merasa panik. Namun, para dokter dan suster sangat panil. Mereka buru-buru menghubungi Leon.“Pak Leon, cepat kembali ke rumah sakit! Camila dan ibumu berkelahi. Keadaannya saat ini sangat buruk.”Sebelum dokter selesai berbicara, Camila sudah merebut ponselnya dan berseru, “Sayang, cepat kembali! Ada nenek sihir yang mau celakai aku. Dia juga bilang mau suruh kamu ceraikan aku. Huhuhu .... Sayang, cepat kembali! Aku takut .... Huhuhu ....”Begitu mendengar Camila mengadukannya setelah memukulnya, Anika segera berteriak, “Leon, cepat kembali! Ibu sudah hampir mati dipukuli wanita jalang itu! Dia mau habisi Ibu! Putraku ....”Leon sedang menyetir dan merasa kewalahan. Dia pun memutuskan sambungan telepon itu dan menelepon Naomi. “Naomi, ada apa? Kenapa Camila bisa berkelahi dengan ibuku? Waktu aku pergi, bukannya mereka masih baik-baik saja?”Naomi menjawab dengan kesal, “Habis kamu pergi, e
Camila adalah orang yang cerdas. Sikap Leon terhadap Naomi tidaklah wajar. Dia sudah berkelahi dengan Anika, tetapi Leon hanya mengkhawatirkan perasaan Naomi.Naomi juga tidak berencana untuk menutupi hal ini dari Camila. Hanya saja, dia merasa agak kasihan pada Camila. Bagaimanapun juga, Camila pernah tulus menyukai Leon. Dia pun menggunakan tatapannya untuk memberi tahu Camila, ‘Aku akan kasih tahu kamu nanti.’...Di sisi lain, Leon memukul kemudinya beberapa kali dengan keras. Dia menyuruh Anika pergi ke rumah sakit untuk mengawasi Camila. Tak disangka, ibunya malah membuat keributan sebesar ini. Jika tahu ibunya begitu tidak bisa diandalkan, dia tidak mungkin menyuruhnya datang.Leon merasa sangat kesal dan ingin kembali ke rumah sakit untuk menghibur Naomi. Namun, ada urusan lebih mendesak yang harus ditanganinya. Perselingkuhannya sudah diketahui orang dan ada orang yang meneleponnya untuk mengancamnya. Dia harus menangani urusan ini sampai tuntas.Jika tidak, citra “pria baik”
Setelah kembali ke rumah sakit dengan terburu-buru, Leon melihat Camila yang sedang berbaring di ranjang pasien sambil menangis. Naomi duduk di sisi tempat tidur untuk menghiburnya, sedangkan Anika yang wajahnya babak belur duduk di kursi sambil menatap mereka dengan tidak senang.Leon berjalan ke sisi tempat tidur sambil menyapa, “Naomi, Camila.”Naomi langsung memelototi Leon dan menamparnya tanpa mengatakan apa-apa.“Leon, kamu benar-benar nggak manusiawi!”Leon pun melongo. “A ... aku kenapa?”“Camila begitu baik terhadapmu, tapi kamu malah mengkhianatinya! Dasar pria berengsek! Pantas saja kamu nggak langsung kembali meski Camila berkelahi sama ibumu! Ternyata kamu lagi temani selingkuhanmu! Kalau sudah nggak cinta sama Camila, buat apa kamu berlagak peduli padanya? Aku kira kamu itu orang baik, ternyata kamu itu pria berengsek! Leon, aku benar-benar salah menilaimu!”Kalimat terakhir yang dilontarkan Naomi benar-benar mematikan. Leon menatap Naomi dengan terkejut dan merasa hatin
“Nanti malam kalian mesti patuh, mesti dengar apa kata Kakek dan Nenek.”Baby yang sedang menggendong Angel pun terus mengangguk. “Mama tenang saja, nanti malam kami pasti nggak tagih donat dari Kakek. Kalaupun dikasih ayam goreng dan kentang goreng, kami juga nggak bakal minum soda.”Joseph segera menutup mulut Baby sembari menatap Naomi dengan tersenyum canggung.Keempat kakak beradik pun menepuk keningnya. Dasar adik bodoh! Semuanya jadi terbongkar, deh.Naomi berlagak tidak menyadarinya. Dia berkata dengan tersenyum, “Iya, pergilah.”Biasanya Naomi tidak mengizinkan anak-anak makan makanan seperti itu, tetapi sesekali juga bukan masalah.Setelah Joseph dan Maria membawa anak-anak pergi, Naomi pun memasang celemek, lalu pergi ke dapur, membuat kue tar untuk Caden. Sambil membuat kue, Naomi sambil melakukan panggilan video dengan Camila dan Tiara.Camila bertanya, “Apa rencanamu untuk ulang tahun Pak Caden besok?”Naomi berkata, “Besok siang kami rayakan bersama orang tuaku dan juga
Caden bertanya, “Siapa yang kasih tahu kamu?”Naomi membalas, “Dylan kasih tahu Camila. Camila kasih tahu kami …. Apa kamu sudah tahu dari awal?”Caden sangat pintar dalam membela diri. Dia pun menjelaskan, “Aku baru tahu semalam. Aku lupa beri tahu kamu.”Naomi merasa kesal. “Lain kali kalau ada masalah yang berhubungan dengan Camila dan Tiara, kamu mesti beri tahu aku di awal!”“Iya! Aku akan perhatikan.”Naomi bertanya lagi, “Oh, ya, dengar-dengar Dylan lagi pacaran secara diam-diam. Apa kamu tahu siapa orangnya?”Caden berkata, “Dia lagi pacaran secara diam-diam? Mana mungkin dia akan diam-diam? Setiap kali punya pacar, dia selalu memublikasikannya. Kamu dengar dari siapa?”Begitu mendengar jawaban Caden, Naomi juga tahu bahkan Caden juga tidak jelas dengan masalah ini.“Aku dengar dari Kak Fiona ….”Usai mendengar, Caden menggigit bibirnya. Sepertinya Dylan telah mengelabui Lyana dan Kevin! Dia tidak membongkar kebohongan Dylan, melainkan bertanya, “Apa masalah ini ada hubungannya
“Bagaimana sekolah kalian hari ini? Apa menyenangkan?”Anak-anak menjawab dengan serempak, “Senang!”Baby berkata dengan suara gemasnya, “Mama, kata kakak-kakak, besok hari ulang tahun Papa. Kita nggak usah sekolah, dong.”Naomi tersenyum tidak berdaya. “Iya, besok aku sudah minta izin buat kalian. Kalian temani Papa untuk merayakan ulang tahunnya, ya?”“Oke, oke, oke! Nggak usah sekolah. Besok nggak usah sekolah. Kakek, Nenek, kata Mama, besok nggak usah sekolah.” Baby merasa sangat gembira seolah-olah sedang merayakan Tahun Baru saja.Di antara anak-anak, Baby paling tidak suka ke sekolah. Maria dan Joseph juga turut senang ketika melihat Baby. Mereka berlagak kaget.“Oh, ya? Besok Baby nggak usah sekolah?”“Em, Mama sudah bilang! Kalau nggak percaya, coba tanya Mama! Mama, Mama, cepat beri tahu Kakek dan Nenek. Besok aku nggak usak ke sekolah, ‘kan?”Naomi menunjukkan ekspresi penuh kasih sayang. “Iya, iya.”Baby memalingkan kepalanya melihat Joseph dan juga Maria. “Kakek, Nenek, s
Catherine tidak setenang tadi lagi. Napasnya juga mulai terengah-engah. “Dengar-dengar dia diam-diam sudah punya pacar? Kamu orangnya?”Camila tidak mengaku dan juga tidak menyangkal. Dia hanya tersenyum dengan makna tersirat. “Maaf, kamu nggak pantas untuk mengetahuinya.”Begitu ucapan dilontarkan, Camila melepaskan kacamata hitamnya. Dia menyipitkan mata indahnya untuk menatap Catherine.Beberapa detik kemudian, terlintas senyuman menyindir di ujung bibir Camila. Dia kelihatannya sangat meremehkan Catherine.Camila tidak berbicara panjang lebar lagi. Dia meletakkan kacamata hitamnya, lalu merangkul lengan Naomi berjalan ke klinik. Dia bersikap arogan bagai seekor angsa hitam yang elegan dan tidak gampang disinggung.Catherine mengepal erat tangannya. Detak jantungnya berdebar kencang. Dia menatap bayangan punggung Camila dengan emosi. Dia sungguh membenci Camila!Naomi dapat merasakan rasa benci di diri Catherine. Dia pun bertanya pada Camila, “Aku mengerti kalau kamu ingin membalasn
Naomi berkata, “Kak Fiona juga merasa bingung, tapi Bibi Lyana dan Paman Kevin malah sangat yakin.”Camila bertanya, “Apa mereka dikelabui sama Dylan?”Naomi berkata, “Tapi aku merasa Bibi Lyana dan Paman Kevin bukan tipe orang yang gampang untuk dikelabui.”Camila bertanya lagi, “Jangan-jangan karena Catherine?”“Emm?”Camila berkata, “Semalam Dylan bilang sama aku, Angeline bisa pukul aku karena Catherine ….”Camila menceritakan masalah Angeline dan Catherine kepada mereka. Naomi dan Tiara spontan mengernyit. Tiara berucap, “Memang orang itu nggak boleh dilihat dari luar saja. Dengan penampilan luar Catherine, siapa pun nggak akan menyangka kalau hatinya kotor sekali!”Lantaran kepikiran sesuatu, tiba-tiba Tiara berkata, “Menurut kalian, apa mungkin Pak Dylan pacaran secara diam-diam. Kekasihnya juga nggak bersedia untuk memublikasikan hubungan mereka. Pak Dylan menghormati keputusannya. Jadi, demi melindunginya, Pak Dylan baru pacaran secara diam-diam?”“Atau Pak Dylan berencana me
Nada bicara Kevin sangat serius. “Alkohol di dalam gudang itu adalah koleksi dari para leluhur Keluarga Hermanto. Hanya orang yang sudah berkeluarga baru diperbolehkan untuk mendapatkan kunci. Sekarang Papa duluan menyerahkan kunci kepadamu supaya kamu bisa mengejar Camila. Kamu mesti berusaha. Jangan sia-siakan jerih payah ayahku!”Dylan merasa agak bersalah. Demi mengejar Camila, Kevin malah mengeluarkan barang berharga seperti ini!Iya, Dylan merasa agak bersalah, tapi tidak tergolong banyak juga. Dia lebih merasa gembira! Hanya dengan berbohong, dia bahkan mendapatkan kunci gudang koleksi alkohol!Saat ini, Dylan masih tidak tahu apa yang akan dia korbankan akibat kebohongan ini. Dia tidak berhenti mengangguk. “Kamu tenang saja. Dengan adanya dukungan kamu dan Mama, aku pasti akan mendapatkan Camila, menjadikan Camila sebagai bagian dari keluargaku!”Kevin langsung menepuk pahanya. Dia merasa lebih gembira daripada menandatangani kontrak triliunan. “Bagus! Papa yakin kamu bisa!”D
“Iya! Iya!” Kevin dan Lyana saling menimpali satu sama lain. Kepala Dylan pun berdengung ketika mendengarnya. Padahal Dylan mengatakan hubungan mereka belum apa-apa, sekarang orang tuanya malah sudah membahas soal anak!Lyana yang gembira itu lanjut bertanya, “Tapi tadi saat aku sudah bilang ingin menjadikan Camila sebagai putri angkatku, Camila langsung setuju. Dia sangat bersedia untuk menjadi adikmu.”Dylan lanjut mengarang indah. “Dengan dia setuju untuk menjadi putri angkat kalian, dia baru memiliki alasan untuk mendekati kalian. Kalau nggak, dia mesti menghindar dari kalian. Kalau dia nggak menghindar, orang luar akan mencurigai hubungan aku sama dia. Namanya kami nggak ada hubungan apa-apa, kenapa bisa sedekat itu dengan Mama?”“Coba kalian lihat rambutku. Semua ini digunting Camila! Aku melakukannya juga demi menyenangkannya. Aku saja nggak peduli lagi dengan penampilanku! Apa kalian pernah melihat aku memperlakukan cewek seperti ini?”“Selain itu, saat giok kesayanganku itu d
Dari sekian banyak ucapan putranya, Kevin hanya kedengaran kata “mengumumkan kabar pernikahan”!Kevin langsung meneteskan air mata bahagia. Air mata itu pun mengaburkan pandangannya. “Nak, akhirnya kamu melakukan hal yang bermanusiawi! Kita sudah menjadi ayah dan anak selama 30 tahun. Ini pertama kalinya kamu membuatku terharu! Akhirnya kamu bersedia untuk menikah juga. Akhirnya Keluarga Hermanto bisa diselamatkan. Leluhur juga nggak usah marah hingga bangkit dari kubur!”Ekspresi Lyana kelihatan berkerut. Dia tidak tahu harus gembira atau marah. Beberapa saat kemudian, Lyana baru berkata, “Camila unggul sekali. Seleranya pasti tinggi. Kenapa dia bisa menyukaimu?”Kevin tidak terima dengan pertanyaan Lyana. Dia membela putranya, “Kenapa kamu berbicara seperti ini? Meski dia bukan anak baik, dia juga anakku. Dia memang nggak bisa diandalkan, tapi bukan berarti dia nggak bisa apa-apa. Setidaknya dia cukup tampan, ‘kan?”Dylan terdiam membisu. Maksudnya, selain memiliki wajah yang tergolo
“Emm!” Lyana sungguh kehabisan kata-kata. Dia mewakili putranya untuk menjelaskan, “Dia mencuri alkohol kakek buyutnya untuk Camila karena dia tahu kita suka sama Camila. Jadi, demi Camila, kita jangan salahin dia!”“Kalau dia diam-diam ke kamar Camila …. Eits, Dylan, ngapain kamu diam-diam ke kamar Camila?” Saat mengungkit soal Camila, Lyana tiba-tiba bersemangat. “Dia itu cewek. Kalau kamu nggak takut digosip, bukan berarti dia nggak takut! Pantas saja papamu mengatakan kalau kalian nggak bersama, dia bakal patahin kakimu. Kalau kamu nggak jelaskan hari ini, sebelum papamu turun tangan, aku akan turun tangan duluan!”Dylan sungguh tidak berdaya. Dia pun berkata, “Pemikiran kalian berdua terlalu konservatif. Kamar cewek apaan? Sudah zaman apa sekarang. Teman juga boleh masuk ….”Lyana langsung menampar wajah Dylan. “Apa kamu boleh keluar masuk kamar seorang wanita?”Kevin menimpali, “Malah diam-diam!”Lyana mengangguk. “Iya, kamu dan Camila hanyalah teman biasa. Kenapa kamu mencariny