Setelah tiba di rumah sakit, Caden terlebih dahulu mencari Robbin untuk menanyakan keadaan putra haram Zaskia itu. Namun, Robbin sedang tidak bisa menemuinya dan hanya bisa berkomunikasi dengannya melalui telepon.“Situasinya sangat buruk dan makin parah dari hari ke hari. Ada virus jenis baru dalam tubuhnya yang nggak pernah kami temui. Selain itu, mutasi virus ini sangat cepat. Untuk sementara, kami masih belum berhasil kembangkan vaksinnya. Yang bisa dipastikan, virus ini bisa menular dan proses penularannya lumayan cepat. Tapi, nggak semua orang akan terinfeksi.”“Untuk saat ini, sudah ada beberapa suster yang terinfeksi karena pernah berinteraksi dengannya. Mereka semua menunjukkan gejala yang sama dengannya. Sampai sekarang, aku masih belum terinfeksi. Tapi, untuk jaga-jaga, semua orang yang pernah berinteraksi dengannya lagi dikarantina.”Caden mengerutkan keningnya dan teringat tentang pandemi 2 tahun lalu. Kemudian, dia bertanya, “Dia memang sudah terinfeksi sebelum pulang ata
Putra haram Zaskia itu menatap Caden dengan ekspresi muram untuk beberapa saat, lalu bertanya, “Jadi, buat apa kamu datang mencariku?”“Untuk bertransaksi denganmu. Kalau kamu beri tahu aku semua yang kamu ketahui, aku akan suruh orang untuk berusaha menolongmu. Kamu bisa selamat atau nggak tergantung keberuntunganmu sendiri.”Putra haram itu bertanya lagi, “Kalau aku nggak mau ngomong?”“Gampang saja. Aku pergi, kamu tinggal menunggu mati.”“Kenapa aku harus percaya padamu?” tanya putra haram itu.“Kamu juga boleh nggak percaya.”Melihat ekspresi acuh tak acuh Caden, putra haram itu merasa sangat kesal. Dia tahu Caden akan datang mencarinya, tetapi tidak menyangka Caden akan bersikap setenang dan sedingin ini. Awalnya, dia mengira Caden akan melakukan apa saja demi mengorek informasi darinya. Di luar dugaan, Caden sama sekali tidak peduli padanya. Putra haram Zaskia itu tidak dapat menebak isi hati Caden. Oleh karena itu, dia juga tidak berani bersikap terlalu keras kepala. Bagaimana
Setelah sekian lama, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Itu telepon dari Dylan. Caden tidak menjawab. Dia menyalakan mesin mobil dan pergi ke Happy Bar.Begitu melihat Caden, Dylan pun terkejut dan bertanya, “Kenapa kamu nggak angkat telepon?”Caden tidak memedulikannya dan langsung duduk di sofa. Kemudian, dia menyalakan sebatang rokok lagi. Dia terlihat memiliki banyak beban pikiran.Dylan pun bertanya dengan bingung, “Ada apa?”“Aku mau gali makam ayahku.”Dylan pun membelalak. “Apa katamu?”Caden lanjut merokok dengan ekspresi muram, tetapi tidak menjawab pertanyaan Dylan.Dylan sangat terkejut dan menelan ludah sebelum bertanya lagi, “Aku nggak salah dengar? Kamu mau gali makam ayahmu?”Caden mengerutkan keningnya. Dia memang berniat untuk berbuat begitu.Dylan langsung duduk di sampingnya. “Kenapa kamu bisa berpikir begitu?”Caden tidak menjawab, jadi Dylan bertanya lagi, “Apa sebenarnya yang sudah terjadi?”Dylan merasa ada yang tidak beres. Tidak peduli apa pun yang terjadi, mas
Caden tidak menutupi hal ini dari Naomi. “Dylan bilang, Aryan sudah nggak bisa dihubungi sebulan lebih.”Naomi pun menjawab dengan terkejut, “Nggak mungkin. Lihat saja, dia masih balas pesanku beberapa hari lalu.”Benar .... Caden berpikir sejenak, lalu menyerahkan ponselnya kembali kepada Naomi dan berkata, “Coba kamu telepon Aryan dan pura-pura bilang mau tanya soal Camila.”“Oke.”Naomi pun menelepon ke nomor Aryan. Teleponnya tersambung, tetapi tidak ada yang mengangkatnya. Hanya saja, sama seperti sebelumnya, Aryan segera mengirim pesan pada Naomi.[ Kebetulan banget, aku sibuk lagi. Ada urusan apa kamu cari aku? ]Caden mengerutkan keningnya dan menyuruh Naomi membalas.[ Ada urusan mendesak. ][ Kalau begitu, kamu kirim pesan saja. Aku benar-benar lagi nggak bisa angkat telepon. Tapi, aku bisa balas pesanmu. ]Kerutan di kening Caden bertambah dalam. Setelah mengajari Naomi cara membalas pesan Aryan, dia menemukan masalah yang sangat besar. Orang yang membalas pesan sama sekali
Aryan kehilangan kontak karena menyelidiki manajer Camila.Pelaku pasti tidak ingin Aryan mengetahui masalah Camila dari manajernya. Orang itu menyamar menjadi Aryan untuk berhubungan dengan Naomi. Seharusnya orang itu juga tidak ingin Naomi terus memikirkan masalah Camila.Pasti telah terjadi sesuatu dengan Camila!Caden diam-diam menghela napas. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Naomi. Dia tidak peduli dengan Camila, dia hanya sedang mencemaskan Naomi.Camila adalah sahabat terbaik Naomi. Keberadaannya sama pentingnya dengan Tiara, yang bagai kakak beradik.Naomi sungguh berharap sosok Camila yang dirindukannya bisa kembali pada malam Tahun Baru. Jika terjadi sesuatu dengan Camila, Caden tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi dengan Naomi.Caden mengerutkan keningnya, lalu berkata pada Dylan, “Kamu bantu aku selidiki kehidupan asmara suaminya Camila.”Dylan bertanya, “Apa kamu curiga semua ini ada hubungannya dengan suaminya Camila?”“Dia cukup mencurigakan.”“Oke, a
Belum sempat Caden menyelesaikan omongannya, tiba-tiba tidak terdengar suara Naomi lagi.Tatapan Caden menjadi dingin. Dia merasa panik. “Naomi ….”…Di dalam kamar pasien. Naomi yang sedang diinfus itu berbaring di atas ranjang. Kondisinya baik-baik saja. Dia bisa kehilangan kesadarannya juga karena terlalu emosional.Maria dan anak-anak sedang berdiri di samping ranjang sembari menangis histeris. Caden pun berdiri di samping dengan mata memerah. Keningnya sangat berkerut!Beberapa saat kemudian, Caden baru memanggil Steven untuk mengantar pulang Maria dan anak-anak.Saat mereka tidak bersedia untuk pergi, Caden pun berkata, “Sebentar lagi Naomi pasti akan bangun. Dia pasti akan kelaparan. Kalau kalian semua di sini, siapa yang masakin makanan lezat buat dia? Kamu pulang untuk siapin makan malam sana, nanti kalian antar ke sini lagi.”Mereka bertiga segera mengangguk, kemudian pergi bersama Steven. Mereka pergi memasak untuk Naomi. Setelah mereka pergi, Braden baru menyeka air matanya
Nada bicara Dylan bagai dia telah menemukan harta karun saja.“Pasti ada masalah dengan Leon. Kalau kamu mau menyelidiki masalah Camila, kamu mesti menyelidiki Leon!”Kening Caden berkerut. “Katakan intinya!”Dylan berkata, “Aku sudah cari tahu. Leon suka sama istrimu!”Raut wajah Caden berubah dalam seketika. Dylan berkata dengan sangat pasti, “Saat kuliah, Leon diam-diam suka sama Naomi, tapi Naomi nggak tahu masalah ini. Tapi dia malah jadian sama Camila, aku curiga semuanya karena uang! Karena saat kuliah dulu, Camila terkenal sebagai putri orang kaya, tapi saat itu Naomi masih sangat miskin.”“Leon menyembunyikan perasaannya terhadap Naomi dengan sangat dalam. Tapi, tetap saja ketahuan sama aku. Apa kamu masih ingat dengan masalah Brian? Semua itu ulah Leon.”Caden kelihatan serius. Tentu saja dia masih ingat dengan masalah Brian. Brian adalah paman Jessica. Dia ingin menodai Naomi. Namun pada akhirnya, dia pun telah diberi pelajaran.“Apa kamu yakin semua itu ulah Leon?” “Yakin.
Caden segera bertanya, “Kamu mau ke kamar mandi?”Naomi menggertakkan giginya. “Aku mau cari Sanny!”“Sanny?”“Emm! Dia pasti tahu di mana Camila! Waktu aku baru pulang ke Kota Jawhar, dia kelihatan sangat aneh, bahkan pernah mengungkit masalah Camila!”Waktu itu, Sanny terus mengatakan Naomi adalah seorang pembunuh. Kemudian, dia mengatakan Camila tidak bisa kembali lagi! Naomi memang sempat merasa curiga, lalu bertanya pada Tiara, bahkan bertanya pada Leon dan Aryan. Namun, Naomi tidak menyadari telah terjadi sesuatu dengan Camila. Dia mengira Sanny tidak akur dengan Camila, sengaja mengutuk Camila!Setelah dipikir-pikir, ternyata masalah bukan seperti itu. Sanny pasti mengetahui sesuatu.Caden khawatir dengan kondisi tubuh Naomi. Dia tidak ingin Naomi pergi sekarang. Namun, Naomi sangat keras kepala. “Aku mesti cari dia! Sekarang!”Caden juga tidak sanggup untuk menghentikannya. Pada akhirnya, Caden menemani Naomi pergi mencari Sanny.Saat di perjalanan, Caden tidak memberi tahu Nao
Mata Naomi kembali basah. “Iya, setidaknya dia masih hidup!”…Setelah meninggalkan rumah sakit jiwa, mereka berdua langsung pulang ke rumah. Demi mengawasi Sanny, Rayden pun telah mengutak-atik kamera CCTV rumah sakit jiwa. Jadi, mereka tidak perlu khawatir kedatangan mereka mencari Sanny akan menjadi heboh.Paling-paling Leon hanya akan tahu mereka pergi mencari Sanny. Dia tidak akan tahu alasan mereka mencari Sanny. Jika Leon bertanya, mereka bisa memberi tahu Leon bahwa mereka kesulitan dalam menghubungi Leon dan juga Camila, itulah sebabnya mereka bisa mencari adik sepupunya.Di Vila Maison.Ketika melihat Naomi sudah kembali, Maria dan Baby langsung berlari ke sisinya. “Celine!”“Mama!”Selagi mereka sedang menemani Naomi, Caden pun pergi ke ruang baca lantai atas untuk rapat kecil dengan Braden dan Rayden.Braden bertanya, “Apa ucapan Sanny bisa dipercaya? Apa benar Mama Camila belum mati?”Caden mengangguk. “Kesadarannya memang bermasalah. Tapi, seharusnya yang dikatakannya i
Hati Naomi terasa gugup.Tanpa menunggu pertanyaan dari Naomi, Sanny langsung tertawa terbahak-bahak. “Aku tahu, tapi aku nggak mau beri tahu kamu! Hahaha …. Aku mau pancing emosimu! Aku nggak mau kasih tahu kamu! Seumur hidupmu, jangan harap kamu bisa menemukannya! Kamu sama saja dengan dia, sama-sama menyebalkan! Kalian semua pantas mati!”Kening Naomi berkerut. Dia berusaha menahan amarah di hatinya, lalu bertanya, “Apa Camila … dia masih hidup?”Sanny menggeleng dengan arogan. “Aku nggak akan beri tahu kamu! Haha! Aku nggak mau kasih tahu kamu.”Caden berkata dengan dingin, “Terkadang mati lebih bahagia daripada hidup. Kalau Camila mati, dia juga tergolong beruntung. Dia nggak usah menderita lagi.”Sanny tidak tahu Caden sedang menjebaknya. Dia langsung memalingkan kepalanya, lalu memelototi Caden dengan sangat marah.“Kata siapa dia sudah mati? Dia belum mati! Dia nggak pantas buat mati! Dia mesti hidup untuk disiksa!”Caden dan Naomi terdiam.Baguslah kalau Camila tidak mati! Bag
Caden segera bertanya, “Kamu mau ke kamar mandi?”Naomi menggertakkan giginya. “Aku mau cari Sanny!”“Sanny?”“Emm! Dia pasti tahu di mana Camila! Waktu aku baru pulang ke Kota Jawhar, dia kelihatan sangat aneh, bahkan pernah mengungkit masalah Camila!”Waktu itu, Sanny terus mengatakan Naomi adalah seorang pembunuh. Kemudian, dia mengatakan Camila tidak bisa kembali lagi! Naomi memang sempat merasa curiga, lalu bertanya pada Tiara, bahkan bertanya pada Leon dan Aryan. Namun, Naomi tidak menyadari telah terjadi sesuatu dengan Camila. Dia mengira Sanny tidak akur dengan Camila, sengaja mengutuk Camila!Setelah dipikir-pikir, ternyata masalah bukan seperti itu. Sanny pasti mengetahui sesuatu.Caden khawatir dengan kondisi tubuh Naomi. Dia tidak ingin Naomi pergi sekarang. Namun, Naomi sangat keras kepala. “Aku mesti cari dia! Sekarang!”Caden juga tidak sanggup untuk menghentikannya. Pada akhirnya, Caden menemani Naomi pergi mencari Sanny.Saat di perjalanan, Caden tidak memberi tahu Nao
Nada bicara Dylan bagai dia telah menemukan harta karun saja.“Pasti ada masalah dengan Leon. Kalau kamu mau menyelidiki masalah Camila, kamu mesti menyelidiki Leon!”Kening Caden berkerut. “Katakan intinya!”Dylan berkata, “Aku sudah cari tahu. Leon suka sama istrimu!”Raut wajah Caden berubah dalam seketika. Dylan berkata dengan sangat pasti, “Saat kuliah, Leon diam-diam suka sama Naomi, tapi Naomi nggak tahu masalah ini. Tapi dia malah jadian sama Camila, aku curiga semuanya karena uang! Karena saat kuliah dulu, Camila terkenal sebagai putri orang kaya, tapi saat itu Naomi masih sangat miskin.”“Leon menyembunyikan perasaannya terhadap Naomi dengan sangat dalam. Tapi, tetap saja ketahuan sama aku. Apa kamu masih ingat dengan masalah Brian? Semua itu ulah Leon.”Caden kelihatan serius. Tentu saja dia masih ingat dengan masalah Brian. Brian adalah paman Jessica. Dia ingin menodai Naomi. Namun pada akhirnya, dia pun telah diberi pelajaran.“Apa kamu yakin semua itu ulah Leon?” “Yakin.
Belum sempat Caden menyelesaikan omongannya, tiba-tiba tidak terdengar suara Naomi lagi.Tatapan Caden menjadi dingin. Dia merasa panik. “Naomi ….”…Di dalam kamar pasien. Naomi yang sedang diinfus itu berbaring di atas ranjang. Kondisinya baik-baik saja. Dia bisa kehilangan kesadarannya juga karena terlalu emosional.Maria dan anak-anak sedang berdiri di samping ranjang sembari menangis histeris. Caden pun berdiri di samping dengan mata memerah. Keningnya sangat berkerut!Beberapa saat kemudian, Caden baru memanggil Steven untuk mengantar pulang Maria dan anak-anak.Saat mereka tidak bersedia untuk pergi, Caden pun berkata, “Sebentar lagi Naomi pasti akan bangun. Dia pasti akan kelaparan. Kalau kalian semua di sini, siapa yang masakin makanan lezat buat dia? Kamu pulang untuk siapin makan malam sana, nanti kalian antar ke sini lagi.”Mereka bertiga segera mengangguk, kemudian pergi bersama Steven. Mereka pergi memasak untuk Naomi. Setelah mereka pergi, Braden baru menyeka air matanya
Aryan kehilangan kontak karena menyelidiki manajer Camila.Pelaku pasti tidak ingin Aryan mengetahui masalah Camila dari manajernya. Orang itu menyamar menjadi Aryan untuk berhubungan dengan Naomi. Seharusnya orang itu juga tidak ingin Naomi terus memikirkan masalah Camila.Pasti telah terjadi sesuatu dengan Camila!Caden diam-diam menghela napas. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Naomi. Dia tidak peduli dengan Camila, dia hanya sedang mencemaskan Naomi.Camila adalah sahabat terbaik Naomi. Keberadaannya sama pentingnya dengan Tiara, yang bagai kakak beradik.Naomi sungguh berharap sosok Camila yang dirindukannya bisa kembali pada malam Tahun Baru. Jika terjadi sesuatu dengan Camila, Caden tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi dengan Naomi.Caden mengerutkan keningnya, lalu berkata pada Dylan, “Kamu bantu aku selidiki kehidupan asmara suaminya Camila.”Dylan bertanya, “Apa kamu curiga semua ini ada hubungannya dengan suaminya Camila?”“Dia cukup mencurigakan.”“Oke, a
Caden tidak menutupi hal ini dari Naomi. “Dylan bilang, Aryan sudah nggak bisa dihubungi sebulan lebih.”Naomi pun menjawab dengan terkejut, “Nggak mungkin. Lihat saja, dia masih balas pesanku beberapa hari lalu.”Benar .... Caden berpikir sejenak, lalu menyerahkan ponselnya kembali kepada Naomi dan berkata, “Coba kamu telepon Aryan dan pura-pura bilang mau tanya soal Camila.”“Oke.”Naomi pun menelepon ke nomor Aryan. Teleponnya tersambung, tetapi tidak ada yang mengangkatnya. Hanya saja, sama seperti sebelumnya, Aryan segera mengirim pesan pada Naomi.[ Kebetulan banget, aku sibuk lagi. Ada urusan apa kamu cari aku? ]Caden mengerutkan keningnya dan menyuruh Naomi membalas.[ Ada urusan mendesak. ][ Kalau begitu, kamu kirim pesan saja. Aku benar-benar lagi nggak bisa angkat telepon. Tapi, aku bisa balas pesanmu. ]Kerutan di kening Caden bertambah dalam. Setelah mengajari Naomi cara membalas pesan Aryan, dia menemukan masalah yang sangat besar. Orang yang membalas pesan sama sekali
Setelah sekian lama, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Itu telepon dari Dylan. Caden tidak menjawab. Dia menyalakan mesin mobil dan pergi ke Happy Bar.Begitu melihat Caden, Dylan pun terkejut dan bertanya, “Kenapa kamu nggak angkat telepon?”Caden tidak memedulikannya dan langsung duduk di sofa. Kemudian, dia menyalakan sebatang rokok lagi. Dia terlihat memiliki banyak beban pikiran.Dylan pun bertanya dengan bingung, “Ada apa?”“Aku mau gali makam ayahku.”Dylan pun membelalak. “Apa katamu?”Caden lanjut merokok dengan ekspresi muram, tetapi tidak menjawab pertanyaan Dylan.Dylan sangat terkejut dan menelan ludah sebelum bertanya lagi, “Aku nggak salah dengar? Kamu mau gali makam ayahmu?”Caden mengerutkan keningnya. Dia memang berniat untuk berbuat begitu.Dylan langsung duduk di sampingnya. “Kenapa kamu bisa berpikir begitu?”Caden tidak menjawab, jadi Dylan bertanya lagi, “Apa sebenarnya yang sudah terjadi?”Dylan merasa ada yang tidak beres. Tidak peduli apa pun yang terjadi, mas
Putra haram Zaskia itu menatap Caden dengan ekspresi muram untuk beberapa saat, lalu bertanya, “Jadi, buat apa kamu datang mencariku?”“Untuk bertransaksi denganmu. Kalau kamu beri tahu aku semua yang kamu ketahui, aku akan suruh orang untuk berusaha menolongmu. Kamu bisa selamat atau nggak tergantung keberuntunganmu sendiri.”Putra haram itu bertanya lagi, “Kalau aku nggak mau ngomong?”“Gampang saja. Aku pergi, kamu tinggal menunggu mati.”“Kenapa aku harus percaya padamu?” tanya putra haram itu.“Kamu juga boleh nggak percaya.”Melihat ekspresi acuh tak acuh Caden, putra haram itu merasa sangat kesal. Dia tahu Caden akan datang mencarinya, tetapi tidak menyangka Caden akan bersikap setenang dan sedingin ini. Awalnya, dia mengira Caden akan melakukan apa saja demi mengorek informasi darinya. Di luar dugaan, Caden sama sekali tidak peduli padanya. Putra haram Zaskia itu tidak dapat menebak isi hati Caden. Oleh karena itu, dia juga tidak berani bersikap terlalu keras kepala. Bagaimana